Jumat, 21 Maret 2014

Arah Kebijakan NKRI


photo: aktual.co

Saya tetap melihat tidak ada sesuatu yang benar-benar luar biasa dalam pengembangan alutsista TNI saat ini, dibandingkan dengan potensi ancaman dan segala dinamikanya ke depan. Karena penguatan kekuatan pertahanan NKRI tidak dimulai dari pangkal persoalannya, tetapi dengan cara potong Kompas, pasca lepasnya Sipadan-Ligitan & kasus Ambalat, yang berakibat dengan kurang jelasnya arah dari pengembangan pertahanan NKRI, terutama untuk jangka panjang.
Lalu apa yang menjadi pokok permasalahan dari arah kebijakan NKRI saat ini dan ke depan? Sudah banyak lembaga think tank dan maupun hasil kajian studi dari pemerhati pertahanan di negeri ini yg menghasilkan rekomendasi sebagai berikut:
  • Membuat ambang batas terendah, medium & maksimum terhadap anggaran pertahanan nasional. Saat ini untuk tahun 2014 menganggarkan Rp 86,376 triliun, atau 0,8 persen dari persentase ideal GDP. Padahal sudah banyak studi pertahanan yang menjelaskan, Indonesia minimal harus menganggarkan 2% dari GDP, 5% dari GDP untuk kondisi ideal & 10% dari GDP untuk kondisi maksimum. Tetapi hingga kini untuk peningkatan 1% dari GDP untuk anggaran pertahanan pun Indonesia belum bisa menyisihkannya. Argumen klasik selalu menjadi alasan, pemerataan, pendidikan, dll. Padahal kalau RI punya platform pertahanan jangka panjang, itu semua bisa diatasi. Kita bisa belajar dari China, setelah 35 tahun secara konsisten terus meningkatkan anggaran militer mereka perlahan2, baru pada tahun 2010 lah dunia mulai memperhatikan militer mereka, padahal kondisi ekonomi mereka pada dekade 80 hingga 90 an tidak lebih baik dari negara kita, dan sekarang hasil dari kerja keras mereka berhasil, bukan hanya bisa menjadi salah satu yg terkuat secara militer, tetapi juga bisa menghasilkan uang dari hasil kerja keras tsb, atau kalau perbandingannya terlalu tinggi, kita bisa contoh India, berapa persen rakyat mereka yg miskin dan lebih miskin dari kita, tetapi negara mereka tetap konsisten untuk memperkuat negara mereka.
  • Meninjau ulang dan memperbaikinya buku putih pertahanan NKRI. Buku putih pertahanan NKRIyang pasca orde lama hingga kini lebih menekankan kepada sistem bertahan, yang oleh petinggi TNI dianggap hanya membatasi ruang gerak dan mengebiri potensi maupun kemampuan TNI dalam mempertahankan NKRI. Sudah saatnya Indonesia kembali mengembangkan jangkauan pertahanan TNI kita, tidak ada salahnya TNI memukul terlebih dahulu, daripada Harus terpukul duluan. Pada zaman Orde lama, NKRI bisa membuat sebuah hegemoni dan Geopolitik, dan mampu mempengaruhi negara2 dunia, tetapi sekarang tidak, apa yg terjadi??
  • Penguatan kembali sistem pertahanan semesta. Pembentukan Kogabwilhan sebenarnya adalah buah dari rencana pemekaran Komanda Armada, yang saat ini dari 2 komando Armada, yakni komando Armada timur (Koarmatim) dan komando Armada barat (Koarmabar), dengan penambahan komando Armada utara (Koarmata) dan komando Armada selatan (koarmala). Tetapi ini tidak juga terbentuk, dengan alasan anggaran, kemudian diputuskan dibentuk 3 komando Armada, yakni penambahan komando Armada tengah, tetapi tidak juga terbentuk dengan alasan lagi2 masalah anggaran pertahanan. TNI & kemenhan sudah menjelaskan, & jauh-jauh dekade mengatakan, pembentukan 4 komando Armada adalah wajib hukumnya untuk meng-cover seluruh NKRI dalam kondisi darurat perang. Tetapi hingga kini belum juga terbentuk. Pembentukan Kogabwilhan diharapkan bisa menjadi embrio dari pembentukan 4 komando Armada tersebut. Tapi Ini pun masih ada berdebatan tentang struktur dan lain sebagainya.Sekadar informasi, sebentar lagi pasukan komando Cadangan (PasKomcad), akan segera terbentuk, rencananya akan sedikit dipercepat, karena paskomcad diperuntukkan juga untuk Kogabwilhan. Saat ini Pemerintah untuk gelombang pertama menargetkan 2 juta pasukan paramiliter Paskomcad, yang akan diambil dari kalangan PNS, swasta, dll, dari usia 18 tahun hingga 45 tahun. Paskomcad adalah sistem pertahanan yang bersifat sel-sel, dari tingkat RT, RW, Kelurahan Kabupaten, kota, provinsi dan negara. Dengan sistem pergerakan/mobilisasi 3 jam, 6 jam, 12 jam, 1 x 24 jam, 3 hari dan 1 minggu, sesuai kondisi darurat perang yang terjadi.Kalangan pemerhati pertahanan & studi, meyakini kalau sistem pertahanan semesta bisa kembali diperbaiki, akan mampu membuat Indonesia menjadi negara terkuat sistem pertahanannya. Tapi apakah ini semua berjalan mulus?? Kita akan perhatikan.
  • 4. Meningkatkan riset teknologi tingkat tinggi terutama untuk alutsista. Indonesia, India, China, Korea, pada tahun 60-an memulai Start yang sama dalam pengembangan riset pertahanan, tetapi kenapa hingga kini Indonesia masih jauh tertinggal dari negara2 tersebut? Saat ini, Walaupun terlambat, daripada tidak sama sekali, mulai sadarnya negara kita untuk kembali memperkuat riset pertahanan patut kita hargai, sekarang yang tinggal dipertahankan tingkat konsistensinya, apakah hanya bersifat proyek rezim, seperti selama ini sudah terjadi, atau benar2 lahir dari kesadaran Indonesia untuk membangun sistem pertahanan dari akarnya?? Dan masih ada beberapa rekomendasi hasil kajian studi lainnya terhadap sistem pertahanan negara kita. Jadi tidak ada yang perlu dieuforia-kan terhadap perkembangan TNI saat ini, selama struktur pertahanan tersebut belum menyentuh pangkal persoalannya, yakni, anggaran, riset, dll. Saat ini moncong senjata mulai mengarah ke Asia Pasifik, pastinya kita tidak mengharapkan Indonesia menjadi pecundang di kawasan sendiri. Ada yang perlu dipahami juga bahwa inspirasi pembentukan MEF adalah bertujuan mengembalikan kekuatan tempur TNI seperti pada zaman Trikora & Dwikora, dan hal ini sudah sering kali disampaikan oleh MenHan maupun TNI, bahkan Kapuspen TNI, pak Iskandar Sitompul dalam sebuah wawancara Televisi juga sudah menjelaskan hal tersebut.

Kekuatan Tempur TNI pada era tahun 60 an, adalah kekuatan ideal TNI, dan bukanlah kekuatan maksimumnya. Karena dengan kekuatan tersebut mampu meng-cover wilayah NKRI secara baik, dengan adanya kapal penjelajah, kapal destroyer, kapal pemburu, dan kapal selam terbaik di eranya pada Matra laut, dan pesawat pemburu maupun bomber pada matra udara. Kekuatan TNI pada masa itu adalah “maksimum defensif”, belumlah lagi maksimum ofensif, oleh karena itulah dianggap sebagai kekuatan ideal TNI, sehingga mampu membuat sekutu & Belanda mundur teratur.
Pembentukan MEF bertujuan untuk mengembalikan kekuatan TNI pada taraf maksimum defensif, seperti pada era 60 an, karena ini sesuai dengan doktrin politik maupun doktrin pertahanan NKRI. Terkait kekuatan TNI, Kan banyak selorohan dari beberapa perwira TNI kita, “kalau belum bisa seperti jamannya pak Karno, gak usah sok kuat deh”. Jadi ini bukanlah proyek mercusuar.
Saya juga ingin mengoreksi, diatas saya tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa hasil yg telah dilakukan oleh Pemerintah selama ini untuk memperkuat pertahanan NKRI sebagai omong kosong. Tapi saya hanya mengatakan kita harus realistis. Misalkan, anggaran pertahanan untuk 2014 ini, secara angka memang terlihat besar, tetapi ketika dialokasikan baru diketahui bahwa sebagian besar habis hanya untuk dana peningkatan kesejahteraan prajurit TNI, yg memang jauh dari kata sejahtera. Lalu berapa porsinya untuk pembelian alutsista? Berapa porsinya untuk pengembangan riset? Apa yg sudah kita miliki saat ini? Seberapa besar kekurangan/gapnya? Dll. Kalau ini semua dibuka & ditelaah, akan terlihat tidak ada yang terlalu istimewa disini. Padahal ancaman terhadap keutuhan NKRI kedepannya “semakin istimewa”
Saya akan merasa lebih jumawa kalau Pemerintah kita berani meningkatkan anggaran pertahanan hingga 2% saja dari ideal GDP, karena dari situlah bisa menilai tingkat keseriusan Pemerintah untuk memperkuat otot-otot pertahanan NKRI. Kalau alasannya pendidikan, kita bisa meniru China & Korea yg mengintegrasikan Riset dengan pendidikan bangsa mereka. Pendidikan naik, keberhasilan riset juga naik, begitu juga sebaliknya. Itulah makanya saya katakan, langkah2 yg dilakukan Pemerintah kita untuk memperkuat TNI selama ini masih sebatas “menebus dosa”. Umpama seorang anak yg sudah lama tidak pernah dipakaikan baju, sering masuk angin & sakit2an, sekarang mulai dipakaikan baju beberapa stel, yang mungkin hanya cukup untuk 2 atau 3 hari saja, habis itu telanjang lagi… Ehhhmm…..
Skandal Ambalat telah membukakan mata Pemerintah & petinggi negara ini, bahwa betapa lemahnya sistem pertahanan Indonesia. Bahkan baru pada era itulah Mahatir Muhammad & Badawi, berani berbicara kata “perang”, kata yg sebelumnya begitu mereka hindari. Kita patut berterima kasih kepada para prajurit TNI kita pada saat konflik Ambalat terjadi, karena TNI dengan kapal perang yg sudah berkarat disana sini, berhasil mengusir Armada laut malaysia dengan teknologi terbaru mereka. keberhasilan tersebut terjadi karena “nyali & aksi nekat” prajurit kita, sehingga bangsa kita tidak sampai dipermalukan dalam kasus tersebut dimata internasional. Tapi, realistis saja, dalam perang modern, sampai kapan nyali yg selalu menjadi tumpuan??
Satu hal lagi yang juga perlu dipahami adalah, awal terbentuknya Indonesia, negara ini langsung bisa memiliki hegemoni & geopolitik yg kuat. Bagaimana mungkin Indonesia, yg masih seumur jagung mampu mempecundangi Jagoan2 perang dunia ke II, seperti Jepang & gerombolan Sekutu?? Mengusir mereka semua dari benua nusantara dengan kepala tertunduk. Berapa banyak negara-negara di dunia saat itu yang mencapai kemerdekaannya karena terinspirasi & terbantukan oleh Indonesia. KAA, GNB, dll. Hanya Indonesia satu2nya negara yang pernah keluar dari PBB, hanya Indonesia satu2nya negara yg pernah menantang PBB dengan membentuk lembaga tandingan (The New Emerging Forces). Kekuatan hegemoni Indonesia ketika itu mampu membuat negara2 jajahan di seluruh dunia berani mengangkat kepala mereka untuk menantang tuan-tuan penjajah mereka sebelumnya.
Oleh karena itu, mau kita berteriak2 dengan slogan “million friends, Zero enemy” sekalipun, negara2 kuat seperti US, Sekutu/NATO, dll, hanya menganggapnya sebagai lelucon. Karena mereka tahu apa yang bisa diperbuat oleh Indonesia dulu & di masa depan. Itulah makanya negara kita disebut “Raksasa tidur”. Ada beberapa kajian studi Pentagon tentang hal ini, saya harap suatu saat nanti saya bisa mengangkatnya di blog ini.
Soekarno adalah seorang Visioner & bukan seorang megalomaniak. Apa yg dianggap proyek mercusuar pada masa itu, baru bisa dinikmati & dirasakan kebanggaannya pada saat ini. Sulit kita menemukan pemimpin yang memiliki visi begitu jauh ke depan, di saat bangsanya sendiri masih meng-olok olok nya.
Bicara kondisi ekonomi pada masa orde lama juga harus membuka diskusi yg lebih luas. Harus dibuka juga dengan gamblang bagaimana kondisi ekonomi dunia ketika itu? Bagaimana kondisi geopolitik ketika itu? Salah satu senjata orde baru untuk menghantam Soekarno adalah dengan isu ekonomi, dengan janji2 kemakmuran dan kesejahteraan. Padahal itu semua tidak lebih dari hasil penjualan sumber daya alam dengan harga “Obral”, pinjaman-pinjaman internasional yang selalu membengkak setiap dekadenya, yang bahkan “dosanya” masih bisa kita rasakan hingga era reformasi saat ini.
Berpikirlah realistis, di masa depan musuh potensial kita bukan Malaysia, Singapura atau Australia, terlalu kecil mereka bagi kita, tetapi musuh potensial negara kita adalah negara-negara yang memiliki hegemoni & geopolitik yg kuat seperti US, NATO, China & persemakmuran Rusia/Ex Eropa timur. Jadi ayo lah berpikir ke depan.
Salam NKRI. (By Garuda Hitam)

Menhan Tugasi TNI AL Cari "Usman-Harun" yang Muncul di JIDD

Kemunculan "Usman" dan "Harun" ini membuat Singapura berang.

Dua prajurit TNI AL mengenakan seragam khas Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) bernama
Dua prajurit TNI AL mengenakan seragam khas Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) bernama (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku tidak tahu soal 'insiden' dua marinir yang mengenakan  seragam khas Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) dengan nama "Usman" dan "Harun" di sebuah stan pada acara Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) di Jakarta. Kemunculan "Usman" dan "Harun" itu membuat Singapura kembali berang.

Purnomo mengaku sudah memerintahkan TNI AL untuk menyelidiki siapa prajurit yang menyaru jadi "Usman-Harun" itu. "Kami akui itu memang tidak appropriate (pantas) dan kami sedang cek siapa itu. Yang jelas, bukan dari kami," kata Purnomo di Istana Negara, Jakarta, Jumat 21 Maret 2014.

Purnomo yakin, kemunculan "Usman-Harun"  bukan atas perintah Kepala Staf Angkatan Laut. KSAL, kata dia, sudah berkomunikasi dengan Singapura.

Di hari pertama pagelaran JIDD, Purnomo mengaku berkeliling melihat pameran senjata milik TNI bersama Wakil Presiden Boediono dan Perdana Menteri Timur Leste Xanana Gusmao. Saat itu, Purnomo mengaku tak melihat ada dua orang yang mengenakan seragam Usman-Harun. "Siapa itu kita pun nggak ngerti. Saya dapat laporan, kami mau lihat dulu laporannya," kata dia.
Purnomo juga membantah bahwa delegasi Singapura menarik perwakilannya dari acara JIDD. "Saya dapat laporan masih ada delegasi Singapura dari Aspam mereka kalau ngak salah," kata dia.

Sampai saat ini, Purnomo mengaku tidak ada gangguan hubungan antara Indonesia dan Singapura atas kemunculan "Usman-Harun" di acara dialog pertahanan maritim secara multilateral itu. "Itu di luar konteks JIDD. JIDD kan memberi kontribusi soal maritime security, promosikan industri pertahanan Indonesia. Orang itu ada kita dapat laporan itu. Semua orang kan bisa masuk kalau ke pameran gitu," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Usman dan Harun merupakan prajurit KKO AL (kini marinir) yang menjadi pahlawan bagi Indonesia. Namun, tidak bagi Singapura.
Atas perintah TNI tahun 1965. keduanya meledakkan bom di salah satu sudut Singapura pada 10 Maret 1965. Tiga orang tewas dan 33 lainnya luka-luka. 
Kala itu, Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia. Dan, Singapura merupakan bagian dari Malaysia. 
 

Kamis, 20 Maret 2014

[Gallery] APSDEX 2014, Untuk ke-4 Kalinya

Rabu (19/03) Asia Pacific Security and Defense Expo (APSDEX) kembali dibuka. Kali ini pembukaan dilakukan oleh Wakil Presiden Boediono di Jakarta Convention Centre. Gelar acara yang tergabung dalam Jakarta International Defence Dialog ini merupakan pameran tahunan, dan tahun ini merupakan edisi keempat. Kali ini APSDEX mengambil tema “Driving Indonesian Industries and Partnerships in Support of Regional Maritime Collaborations”.


Dan seperti biasa, APSDEX menampilkan produk terbaru, inovasi, dan teknologi dari sektor pertahanan Indonesia. Peserta pameran termasuk Kementerian Pertahanan RI (Kemhan RI), Badan SAR Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), IKAHAN, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Datacomm, Dirgantara Indonesia, Bakorkamla, Saba Wijaya Persada, Persada Aman Sentosa, dst. Dan berikut adalah beberapa diantara inovasi tersebut.














Rabu, 19 Maret 2014

Cari MH370 Malaysia Airlines, TNI Beri Izin Pesawat Asing Lintasi Indonesia

INDONESIAN AIR FORCE Foto yang dirilis Angkatan Udara Indonesia ini menampilkan para personel AU Indonesia di sebuah pesawat pengintai melakukan pencarian Malaysia Airlines yang hilang di sekitar Selat Malaka.

Setidaknya tiga negara telah mengantongi izin lintas terbang di atas wilayah Indonesia untuk mencari pesawat Malaysia Airlines yang hilang 12 hari lalu.
Juru bicara TNI Laksmana Muda Iskandar Sitompul membantah Mabes TNI mempersulit izin terbang bagi pesawat-pesawat pencari. Ia mengatakan terdapat standar prosedur yang harus dilalui tapi Mabes TNI mempercepat pemrosesan.

"TNI selalu membantu siapa pun yang akan ke Indonesia apalagi khususnya masalah kemanusiaan," kata Iskandar.
"Kita tahu, kita prihatin dengan kejadian pesawat Malaysia tersebut.
"Setiap izin itu ada mekanismenya, ada dari kementerian luar negeri, ada dari kementerian perhubungan dan security clearance dari Mabes TNI," tambah Iskandar.

Sebelumnya, Kadispen TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengatakan tiga negara itu adalah Uni Emirat Arab, Jepang dan Malaysia sendiri. Lintas terbang telah dilakukan sejak dua hari lalu di wilayah Samudera Hindia.
Namun seorang wartawan BBC di Kuala Lumpur mengatakan pesawat pencari milik Jepang belum bisa terbang dari Kuala Lumpur karena masih menunggu izin terbang di atas wilayah Indonesia.

"Mereka dua hari lalu sudah melaksanakan penerbangan," kata Hadi Tjahjanto kepada BBC Indonesia.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan Amerika Serikat Senin lalu (17/03) juga mengajukan izin lintas terbang untuk periode 17 hingga 20 Maret dan izin telah diberikan.
Izin lintas terbang bagi penerbangan tidak reguler ini dikeluarkan Kementerian Luar Negeri dan TNI Angkatan Udara. Menurut Marty, pengajuan izin lintas terbang langsung disetujui dan tidak berbelit-belit seperti disebutkan dalam sejumlah laporan.

Penjelasan Indonesia mengenai izin terbang terjadi setelah sebuah surat kabar arus perdana Malaysia menuding Indonesia menyembunyikan data radar yang menunjukkan pergerakan pesawat Malaysia Airlines MH370 di atas wilayah Indonesia yang hilang Sabtu (8/3/2014). Indonesia sudah mengeluarkan bantahan atas berita itu.

Kompas. 

Menhan: Pasti Tertangkap Radar Kalau Pesawat MH370 Masuk RI

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menjawab pertanyaan wartawan usai rapat dengan Komisi I DPR RI membahas kerjasama RI-Rusia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. (ANTARA)

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menepis kabar satelit Indonesia menerima data radar yang mendeteksi keberadaan Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada 8 Maret lalu. Namun, permintaan dari pihak Malaysia agar mitra asing memeriksa data satelit mereka akan terus dilakukan Indonesia untuk membantu pencarian pesawat MH370.

"Jadi sangat yakin, kita tidak menerima deteksi. Tapi permintaan dari Malaysia tetap akan jadi perhatian kami," kata Purnomo di Senayan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Dia mengungkapkan, bukan berarti radar milik Indonesia tidak mendeteksi, tapi pesawat dimaksud jauh di luar wilayah udara Indonesia. Jadi jelas tidak masuk wilayah radar Cosec III.

"Itu radarnya ada di sekitar Sabang. Jadi clear ya. Pasti ketangkap kalau memang masuk ke wilayah kita, karena radar militer itu radar primer," tegasnya.

Purnomo menjelaskan pihaknya tengah berusaha membatu menemukan pesawat tersebut. Namun, pencarian memang akan sulit dilakukan, mengingat lokasi Samudera Hinda yang sangat besar.

"Kami juga sudah berjalan ke sana. Harus diingat, Samudera Hindia sangat besar. Jika kita terbangkan kapal pengintai CN-235 yang punya teknologi canggih, atau kita pakai Boeing 737-200 sebagai kapal pengintai, kami punya keterbatasan wilayah karena sangat luas, fuel is limited," tuturnya.

Namun ia mengatakan bakal terus bekerja sebisa mungkin untuk membantu pencarian dengan segala keterbatasan yang ada.

"Kami mengerti jika terbang di otoritas negara lain apa yang harus kami lakukan. Jika mereka mau terbang di atas udara kami, harus ada persyaratan. Biasanya butuh izin, ini bukan isu besar. Yang penting, kami pahami permasalahannya, tapi kami juga mengerti batasannya dan peluang lain yang mungkin terjadi," kata Purnomo. 
 

Menhan: Indonesia masih bekukan kerja sama Australia



 Menhan Purnomo Yusgiantoro (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)

Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro menegaskan Indonesia masih membekukan tiga kerja sama dengan Australia yaitu tukar menukar informasi intelijen, patroli bersama, dan latihan bersama.

"Memang dalam JIDD (Jakarta International Defense Dialogue) ada pertemuan dengan Menteri Pertahanan Australia, namun tunggu dulu apa yang dibahas karena saya tidak tahu apa yang akan dibicarakan nanti," kata Purnomo dalam konferensi pers di sela acara JIDD di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan keputusan mengenai kebijakan tersebut tidak bisa diambil sendiri oleh Kementerian Pertahanan, karena menyangkut kementerian/lembaga lain yang terkait seperti Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Purnomo mengatakan Indonesia memang memiliki masalah dengan Australia, namun hal itu bukan berarti tidak ada hubungan yang terjalin antara dua negara tersebut.

"Indonesia ingin menggagas Indo-Pasifik dan itu konsep Indonesia yang didukung Australia," ujarnya.

Hubungan kedua negara sempat tegang setelah Indonesia membekukan tiga kerja sama dengan Australia karena negara tersebut diduga menyadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat pemerintah Indonesia.

Menteri Pertahanan Australia David Johnston datang dalam "Jakarta International Defence Dialogue" yang mengusung isu kerja sama maritim termasuk mendiskusikan perdagangan manusia.

Menhan RI dan Australia dijadwalkan bertemu di sela forum JIDD pada Rabu pukul 16.00 WIB.

JIDD 2014 mengundang 51 delegasi negara-negara dan 47 sudah mengonfirmasi akan datang.

Pejabat dan delegasi luar negeri yang akan hadir yaitu lima Menteri Pertahanan Australia, Bangladesh, Belanda, Papua Nugini, dan Republik Timor Leste. Selain itu, ada empat panglima angkatan bersenjata Australia, Papua Nugini, Sri Langka, Timor Leste, dan 44 delegasi.

JIDD ke-4 akan diadakan "Asia Pacific Security and Defence Expo" (APSDEX) 2014 yaitu pameran industri pertahanan dan keamanan yang diikuti industri dalam negeri. Tema APSDEX adalah "Driving Indonesian Industries and Partnership in Support of Regional Maritime Collaborations".

JIDD ke-4 dilaksakanan pada 19 dan 20 Maret 2014 di Jakarta Convention Center.

Dugaan Pembajakan MH370 Dipertanyakan



      Pernyataan bahwa Boeing B-777-200ER Malaysia Air dibajak sebagai salah satu dugaan di balik misteri hilangnya pesawat berkode penerbangan MH370 ini, dipertanyakan banyak pihak. Dugaan ini dianggap terlalu dini atau terlalu prematur mengingat bukti-bukti ke arah itu terbilang tidak lengkap. Proses pembajakan biasanya diikuti dengan pernyataan dari pihak pembajak dan di balik setiap pembajakan pasti ada tuntutan, dan itu tidak pernah terjadi. Sebelum pesawat diambil-alih, di dalam kokpit yang dilengkapi pintu tahan peluru dan tak sembarang orang bisa masuk, pilot sesungguhnya juga masih punya waktu untuk mengirim sinyal darurat ke menara pengawas dan itu juga tidak pernah terjadi.

       Pernyataan bahwa MH370 dibajak tersirat kental setelah, dalam jumpa pers Sabtu (15/3) pagi, PM Malaysia Najib Razak mengumumkan bahwa pencarian pesawat akan memasuki babak baru. Ia mengatakan, radar militer Malaysia masih mendeteksi perjalanan pesawat ini setelah keberadaannya tak terdeteksi radar sekunder penerbangan sipil menyusul terputusnya komunikasi dengan awak dan matinya sinyal transponder. Dengan demikian, kalau pun pesawat dibajak, pelaku semestinya memahami benar tentang teknik mengambil alih pesawat .

       Atas dugaan pembajakan yang diumumkan secara resmi PM Malaysia tersebut, otoritas keamanan tak memungkiri turut memeriksa lebih jauh jatidiri dan kehidupan awak pesawat MH370 sebagai salah satu terduga pelaku pembajakan. Dalam salah satu penyelidikan, diketahui pilot Zaharie Ahmad Shah merupakan simpatisan partai oposisi Partai Keadilan Rakyat, memiliki simulator B-777 secara pribadi di rumahnya, dan keluarga yang bersangkutan telah tiga pindah sebelum kejadian.

      Pemerintah Malaysia telah meninggalkan Laut China Selatan sebagai daerah pencarian utama, untuk kemudian memindahkannya ke dua koridor penerbangan yang ditengarai bisa dilewati MH370 yang dibajak. Koridor pertama ditelusuri dari kemungkinan jika setelah pesawat melintas semenanjung Malaysia lalu berbelok ke utara, ke arah Kazhakstan. Sementara koridor kedua, dikembangkan dari kemungkinan jika setelah pesawat melintas semenanjung Malaysia, dibawa ke arah selatan melintas Indonesia menuju Samudera Hindia.

      Mulai Minggu (16/3) ini, pencarian sudah memasuki minggu kedua. Seperti juga terlibat dalam pencarian minggu lalu, pencarian minggu kedua masih diikuti puluhan pesawat dan kapal dari 14 negara. Komandan Lanud Soewondo, Kolonel Pnb. Handoko, dalam sebuah wawancara dengan wartawan Indonesia mengatakan, tim pencari Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan perwira penghubung TNI AU yang ditempatkan di pangkalan udara Butterworth, Malaysia.

      Mendukung teori tentang diterbangkannya pesawat tersebut ke salah satu dari dua koridor pencarian yang dikeluarkan Pemerintah Malaysia, sebuah stasiun radio di New York, WNYC, pesawat mungkin saja mendarat dan disembunyikan di salah satu dari 634 landasan yang ada di 26 negara. Kemungkinan itu didasarkan pada panjang landasan minimal untuk B777. Selain ditanggapi skeptis bebagai pihak, dugaan pembajakan juga dikomentari negatif keluarga penumpang. Mereka diantaranya kecewa mengapa Pemerintah Malaysia baru pada minggu kedua. Pencarian, kata mereka, juga terkesan lambat atau sengaja dibuat lambat.