Rabu, 19 Maret 2014

Cari MH370 Malaysia Airlines, TNI Beri Izin Pesawat Asing Lintasi Indonesia

INDONESIAN AIR FORCE Foto yang dirilis Angkatan Udara Indonesia ini menampilkan para personel AU Indonesia di sebuah pesawat pengintai melakukan pencarian Malaysia Airlines yang hilang di sekitar Selat Malaka.

Setidaknya tiga negara telah mengantongi izin lintas terbang di atas wilayah Indonesia untuk mencari pesawat Malaysia Airlines yang hilang 12 hari lalu.
Juru bicara TNI Laksmana Muda Iskandar Sitompul membantah Mabes TNI mempersulit izin terbang bagi pesawat-pesawat pencari. Ia mengatakan terdapat standar prosedur yang harus dilalui tapi Mabes TNI mempercepat pemrosesan.

"TNI selalu membantu siapa pun yang akan ke Indonesia apalagi khususnya masalah kemanusiaan," kata Iskandar.
"Kita tahu, kita prihatin dengan kejadian pesawat Malaysia tersebut.
"Setiap izin itu ada mekanismenya, ada dari kementerian luar negeri, ada dari kementerian perhubungan dan security clearance dari Mabes TNI," tambah Iskandar.

Sebelumnya, Kadispen TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengatakan tiga negara itu adalah Uni Emirat Arab, Jepang dan Malaysia sendiri. Lintas terbang telah dilakukan sejak dua hari lalu di wilayah Samudera Hindia.
Namun seorang wartawan BBC di Kuala Lumpur mengatakan pesawat pencari milik Jepang belum bisa terbang dari Kuala Lumpur karena masih menunggu izin terbang di atas wilayah Indonesia.

"Mereka dua hari lalu sudah melaksanakan penerbangan," kata Hadi Tjahjanto kepada BBC Indonesia.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan Amerika Serikat Senin lalu (17/03) juga mengajukan izin lintas terbang untuk periode 17 hingga 20 Maret dan izin telah diberikan.
Izin lintas terbang bagi penerbangan tidak reguler ini dikeluarkan Kementerian Luar Negeri dan TNI Angkatan Udara. Menurut Marty, pengajuan izin lintas terbang langsung disetujui dan tidak berbelit-belit seperti disebutkan dalam sejumlah laporan.

Penjelasan Indonesia mengenai izin terbang terjadi setelah sebuah surat kabar arus perdana Malaysia menuding Indonesia menyembunyikan data radar yang menunjukkan pergerakan pesawat Malaysia Airlines MH370 di atas wilayah Indonesia yang hilang Sabtu (8/3/2014). Indonesia sudah mengeluarkan bantahan atas berita itu.

Kompas. 

Menhan: Pasti Tertangkap Radar Kalau Pesawat MH370 Masuk RI

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menjawab pertanyaan wartawan usai rapat dengan Komisi I DPR RI membahas kerjasama RI-Rusia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. (ANTARA)

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menepis kabar satelit Indonesia menerima data radar yang mendeteksi keberadaan Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada 8 Maret lalu. Namun, permintaan dari pihak Malaysia agar mitra asing memeriksa data satelit mereka akan terus dilakukan Indonesia untuk membantu pencarian pesawat MH370.

"Jadi sangat yakin, kita tidak menerima deteksi. Tapi permintaan dari Malaysia tetap akan jadi perhatian kami," kata Purnomo di Senayan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Dia mengungkapkan, bukan berarti radar milik Indonesia tidak mendeteksi, tapi pesawat dimaksud jauh di luar wilayah udara Indonesia. Jadi jelas tidak masuk wilayah radar Cosec III.

"Itu radarnya ada di sekitar Sabang. Jadi clear ya. Pasti ketangkap kalau memang masuk ke wilayah kita, karena radar militer itu radar primer," tegasnya.

Purnomo menjelaskan pihaknya tengah berusaha membatu menemukan pesawat tersebut. Namun, pencarian memang akan sulit dilakukan, mengingat lokasi Samudera Hinda yang sangat besar.

"Kami juga sudah berjalan ke sana. Harus diingat, Samudera Hindia sangat besar. Jika kita terbangkan kapal pengintai CN-235 yang punya teknologi canggih, atau kita pakai Boeing 737-200 sebagai kapal pengintai, kami punya keterbatasan wilayah karena sangat luas, fuel is limited," tuturnya.

Namun ia mengatakan bakal terus bekerja sebisa mungkin untuk membantu pencarian dengan segala keterbatasan yang ada.

"Kami mengerti jika terbang di otoritas negara lain apa yang harus kami lakukan. Jika mereka mau terbang di atas udara kami, harus ada persyaratan. Biasanya butuh izin, ini bukan isu besar. Yang penting, kami pahami permasalahannya, tapi kami juga mengerti batasannya dan peluang lain yang mungkin terjadi," kata Purnomo. 
 

Menhan: Indonesia masih bekukan kerja sama Australia



 Menhan Purnomo Yusgiantoro (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)

Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro menegaskan Indonesia masih membekukan tiga kerja sama dengan Australia yaitu tukar menukar informasi intelijen, patroli bersama, dan latihan bersama.

"Memang dalam JIDD (Jakarta International Defense Dialogue) ada pertemuan dengan Menteri Pertahanan Australia, namun tunggu dulu apa yang dibahas karena saya tidak tahu apa yang akan dibicarakan nanti," kata Purnomo dalam konferensi pers di sela acara JIDD di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan keputusan mengenai kebijakan tersebut tidak bisa diambil sendiri oleh Kementerian Pertahanan, karena menyangkut kementerian/lembaga lain yang terkait seperti Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Purnomo mengatakan Indonesia memang memiliki masalah dengan Australia, namun hal itu bukan berarti tidak ada hubungan yang terjalin antara dua negara tersebut.

"Indonesia ingin menggagas Indo-Pasifik dan itu konsep Indonesia yang didukung Australia," ujarnya.

Hubungan kedua negara sempat tegang setelah Indonesia membekukan tiga kerja sama dengan Australia karena negara tersebut diduga menyadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat pemerintah Indonesia.

Menteri Pertahanan Australia David Johnston datang dalam "Jakarta International Defence Dialogue" yang mengusung isu kerja sama maritim termasuk mendiskusikan perdagangan manusia.

Menhan RI dan Australia dijadwalkan bertemu di sela forum JIDD pada Rabu pukul 16.00 WIB.

JIDD 2014 mengundang 51 delegasi negara-negara dan 47 sudah mengonfirmasi akan datang.

Pejabat dan delegasi luar negeri yang akan hadir yaitu lima Menteri Pertahanan Australia, Bangladesh, Belanda, Papua Nugini, dan Republik Timor Leste. Selain itu, ada empat panglima angkatan bersenjata Australia, Papua Nugini, Sri Langka, Timor Leste, dan 44 delegasi.

JIDD ke-4 akan diadakan "Asia Pacific Security and Defence Expo" (APSDEX) 2014 yaitu pameran industri pertahanan dan keamanan yang diikuti industri dalam negeri. Tema APSDEX adalah "Driving Indonesian Industries and Partnership in Support of Regional Maritime Collaborations".

JIDD ke-4 dilaksakanan pada 19 dan 20 Maret 2014 di Jakarta Convention Center.

Dugaan Pembajakan MH370 Dipertanyakan



      Pernyataan bahwa Boeing B-777-200ER Malaysia Air dibajak sebagai salah satu dugaan di balik misteri hilangnya pesawat berkode penerbangan MH370 ini, dipertanyakan banyak pihak. Dugaan ini dianggap terlalu dini atau terlalu prematur mengingat bukti-bukti ke arah itu terbilang tidak lengkap. Proses pembajakan biasanya diikuti dengan pernyataan dari pihak pembajak dan di balik setiap pembajakan pasti ada tuntutan, dan itu tidak pernah terjadi. Sebelum pesawat diambil-alih, di dalam kokpit yang dilengkapi pintu tahan peluru dan tak sembarang orang bisa masuk, pilot sesungguhnya juga masih punya waktu untuk mengirim sinyal darurat ke menara pengawas dan itu juga tidak pernah terjadi.

       Pernyataan bahwa MH370 dibajak tersirat kental setelah, dalam jumpa pers Sabtu (15/3) pagi, PM Malaysia Najib Razak mengumumkan bahwa pencarian pesawat akan memasuki babak baru. Ia mengatakan, radar militer Malaysia masih mendeteksi perjalanan pesawat ini setelah keberadaannya tak terdeteksi radar sekunder penerbangan sipil menyusul terputusnya komunikasi dengan awak dan matinya sinyal transponder. Dengan demikian, kalau pun pesawat dibajak, pelaku semestinya memahami benar tentang teknik mengambil alih pesawat .

       Atas dugaan pembajakan yang diumumkan secara resmi PM Malaysia tersebut, otoritas keamanan tak memungkiri turut memeriksa lebih jauh jatidiri dan kehidupan awak pesawat MH370 sebagai salah satu terduga pelaku pembajakan. Dalam salah satu penyelidikan, diketahui pilot Zaharie Ahmad Shah merupakan simpatisan partai oposisi Partai Keadilan Rakyat, memiliki simulator B-777 secara pribadi di rumahnya, dan keluarga yang bersangkutan telah tiga pindah sebelum kejadian.

      Pemerintah Malaysia telah meninggalkan Laut China Selatan sebagai daerah pencarian utama, untuk kemudian memindahkannya ke dua koridor penerbangan yang ditengarai bisa dilewati MH370 yang dibajak. Koridor pertama ditelusuri dari kemungkinan jika setelah pesawat melintas semenanjung Malaysia lalu berbelok ke utara, ke arah Kazhakstan. Sementara koridor kedua, dikembangkan dari kemungkinan jika setelah pesawat melintas semenanjung Malaysia, dibawa ke arah selatan melintas Indonesia menuju Samudera Hindia.

      Mulai Minggu (16/3) ini, pencarian sudah memasuki minggu kedua. Seperti juga terlibat dalam pencarian minggu lalu, pencarian minggu kedua masih diikuti puluhan pesawat dan kapal dari 14 negara. Komandan Lanud Soewondo, Kolonel Pnb. Handoko, dalam sebuah wawancara dengan wartawan Indonesia mengatakan, tim pencari Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan perwira penghubung TNI AU yang ditempatkan di pangkalan udara Butterworth, Malaysia.

      Mendukung teori tentang diterbangkannya pesawat tersebut ke salah satu dari dua koridor pencarian yang dikeluarkan Pemerintah Malaysia, sebuah stasiun radio di New York, WNYC, pesawat mungkin saja mendarat dan disembunyikan di salah satu dari 634 landasan yang ada di 26 negara. Kemungkinan itu didasarkan pada panjang landasan minimal untuk B777. Selain ditanggapi skeptis bebagai pihak, dugaan pembajakan juga dikomentari negatif keluarga penumpang. Mereka diantaranya kecewa mengapa Pemerintah Malaysia baru pada minggu kedua. Pencarian, kata mereka, juga terkesan lambat atau sengaja dibuat lambat.

Harap-harap Cemas Kehadiran Si Badai, Sang Ksatria Baru Pengawal Angkasa Nusantara

 
Rafale TNI AU
Pesawat Tempur Rafale Prancis

Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan Armee de l’Air atau AU negeri Pakdhe Sarkozy ini.
Sosok pesawat tempur, yang dijuluki Bill Gunston “the most beautiful fighter aircraft ever” , kini sedang menjadi buah bibir di bebagai media publikasi militer, bukan karena segudang prestasi tempur, tapi karena kegagalannya memenangkan kontrak pesanan dari bebeberapa negara sepanjang 3 tahun terakhir. Sebegitu burukkah nasib si Badai ini? Tak adakah keberuntungan yang menaungi si Badai yang baru diproduksi 160 unit ini?.
Ternyata dewi fortuna berpihak pada Rafale, durian runtuh buat Dassault, Thales, dan SNECMA sebagai system vendor utama Rafale. Siapakah yang jadi dewa penolong Rafale?
Sebelum mengungkap tabir misteri pemberi napas baru program Rafale, kita bedah dulu si Badai ini.

Jin Rafa a.k.a Rafale, selayang pandang.
Rafale, adalah pesawat tempur generasi 4+ yang menjadi andalan Armee de l’Air (AU Prancis) yang digadang-gadang sebagai ujung tombak armada untuk menggantikan Mirage 2000 dan Mirage F1 sebagai frontline fighter. Uniknya, desain pertama Rafale adalah mengacu pada “carrier based fighter” atau pesawat tempur yang berpangkalan di kapal induk yang kemudian konsep desain berkembang dan diaplikasikan untuk versi AL dan AU. Peran utama yang diemban Rafale adalah superioritas udara, interdiksi, pengintaian, dan platform strategis peluncur rudal nuklir.
Meskipun memiliki dimensi fisik relatif kecil, Rafale mampu bawa persenjataan dalam volume yang sanggup membuat mata terbelalak. 9,5 ton persenjataan pada 14 cantelan di bawah perut, pastilah suatu angka yang impresif, bukan?  14 cantelan itu bisa diisi berbagai “aksesoris” mulai dari rudal AAM MICA dan Meteor. Khusus untuk baseline F3 dan F3R, berbagai macam senjata anti permukaan baik itu itu rudal macam Exocet AM39, Hammer AASM, atau rudal jelajah gress SCALP EG, serta berbagai jenis bom pintar dapat dibawa oleh Rafale.
Itu soal tentengan, bagaimana dengan jeroan? Bicara jeroan, Rafale memiliki sederet sensor yang menjadi mata dan telinga yang diakui oleh industri adalah salah satu yang terbaik di dunia. “Mata” sang Badai, bertumpu pada radar  Thales RBE2  PESA (passive electronically scanned array)/AESA pada varian F3R. Selain radar, sistem pengindera pasif dengan sensor optik/infra merah OSF racikan Thales, yang merupakan sistem penjejak optik/infra merah pertama yang muncul di pespur Barat (sebelumnya hanya dimiliki oleh Flanker family dan MiG-29M milik Rusia).
Selain kedua sensor tersebut, Rafale memiliki suatu piranti yang tak kalah eksotis dan sudah teruji dalam medan tempur, dan berbagai ajang latihan taktis bersama negara NATO. Piranti tersebut adalah SPECTRA, bikinan Thales dan MBDA, yang berfungsi sebagai perangkat perang elektronika (pernika)/electronic warfare. Perangkat ini yang membuat Rafale satu-satunya pesawat tempur NATO yang mampu lolos dari sergapan S-300V dalam suatu simulasi latihan.
Jet Tempur Rafale Prancis (photo by Andrew Dro)
Jet Tempur Rafale Prancis (photo by Andrew Dro)

Rafale sebagai pendamping Su-35 first line fighter TNI AU
Saat TNI AU mulai mempublikasikan wacana pengadaan pespur sebagai pengganti F-5, sederet nama kandidat mulai bermunculan. Dan Rafale, muncul sebagai salah satu kandidat utama. Apa alasan akhirnya Rafale jadi kandidat kuat. Simak saja fakta dibawah ini:
-Red Flag exercises: Rafale C sukses membukukan skor kill total  26-3 dalam skenario CAP-WVR dan kill 20-2 dalam CAP-BVR. Rafale menjadi bagian dari blue force, melawan red force yang terdiri dari F-15, F-16, dan EF Typhoon.
-Red Flag exercises: Rafale C sukses menghindari lock on dari sistem SAM yang disimulasikan S-300V. Menjadi satu-satunya pemegang rekor “no kills by SAM” dalam sejarah Red Flag!
Dassault sudah mengendus peluang ini dan pernah mengirimkan proposal acquisition offering. Sayang, proposal pertama ini gagal, meskipun dari sisi user sendiri sudah menunjukkan minat tinggi. Kegagalan ini disebabkan karena dassault tidak bersedia memenuhi permintaan ToT kita untuk program IFX dengan skema harga dan volume pembelian yang kita mau. Bayangkan saja mereka menuntut kita untuk beli 64 Rafale B/C baseline F3 dan F3R dengan harga fantastis yang tidak mungkin kita jangkau. Sebagai informasi, item ToT mencakup engine Snecma M88, radar Thales RBE2, dan avionics system integration.
Namun, ternyata kebutuhan financing mereka untuk program baseline F3R memaksa Dassault cs kembali datang dengan menawarkan skema baru yang lebih atraktif.  Selain ada price per unit yang 22% lebih rendah dari initial offering, juga ada ToT penuh untuk spare parts, dan teknologi sensitif yang melekat pada Rafale. Mereka juga setuju untuk memberikan teknologi mesin SNECMA M-88B-4, radar RBE2 AESA, dan……seluruh perangkat perang elektronika SPECTRA, serta source code data link yang memungkinkan Rafale bisa “ngobrol” dengan armada Sukhoi kita! Selain itu mereka juga siap mendukung program pengembangan “network centric battle management system” yang sedang dirintis oleh Dephan.
Gayung bersambut, proposal terbaru tersebut sudah mendapat clearance berlapis, hingga ke tingkat decision maker tertinggi. Skema yang disetujui adalah sebagai berikut:
  1. Initial acquisition programme (delivery Q4 2014 – Q2 2015)
    1. 16 units of Rafale C singe seater F3 variant
    2. 8 units of Rafale B twin seater F3 variant
    3. Provision of latest upgrade of Damocles IRST (baseband 3.00A2)
    4. Provision of SPECTRA jamming pod (undisclosed quantity)
    5. Provision of MICA AAM (IR/active radar homing) undisclosed quantity
    6. Provision of complete package of spare parts, logistic and technical support, and operational management support.
    7. Provision of comprehensive air and ground crew training program (both on Dassault and local sites)
    8. Phase 2 acquisition programme (delivery Q3 2015 – Q4 2016)
      1. 24 units of Rafale C single seater F3 variant
      2. 6 units of Rafale B single seater F3 variant
      3. Provision of SPECTRA jamming pod (batch 2)
      4. Provision of MICA AAM.
      5. Provision of MBDA Meteor (undisclosed quantity).
      6. Initial transfer of technology programme
      7. Phase 3 acquisition programme (delivery Q1 2017-Q4 2017)
        1. 18 units of Rafale C single seater F3R variant.
        2. Upgrade 24  units of batch 1 into F3R variant
        3. Full scheme ToT execution
        4. Provision of MBDA Meteor AAM
        5. Provision of Hammer AASM, SCALP air to ground missile (undisclosed quantity).
        6. Phase 4/Final acquisition programme (2018)
          1. Upgrade 30 units of batch 2 into F3R variant.
          2. Final programme delivery to user.
Selamat datang…Rafale, kami rakyat Indonesia menyambut hangat kedatanganmu. Semoga angkasa nusantara akan semakin aman dengan kehadiranmu(by Narayana)

Minggu, 16 Maret 2014

Satgas Pengadaan KCR Dikukuhkan


ASISTEN Logistik (Aslog) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muda TNI Suyitno, mengukuhkan sekaligus menutup pelatihan kelaikan Satuan Tugas (Satgas) Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (Yekdakap KCR) Trimaran, di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (14/3).

Kegiatan pengukuhan didahului dengan pelatihan kelaikan Satgas Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran yang berlangsung selama lima hari. Para personel Satgas Yekdapak KCR Trimaran yang dikukuhkan, antara lain Komandan Satgas Letkol Laut (KH) Moch. Tholib; Perwira Pengawas Platform Letkol Laut (T) Tegus Subekti; Perwira Sekretaris Mayor Laut (E) Muhamad Yusdi Jauhari, Perwira Sekretaris Mayor Laut (T) Budi Sugiarto; Perwira Pendidikan, Latihan, Administrasi dan Logistik Mayor Laut (S) Tommy Basta, dan Bintara Sekretariat Serda BEK Agin Siswanto.

Usai upacara pengukuhan, Aslog KSAL mengatakan pembangunan KCR Trimaran merupakan pembangunan yang kedua kalinya. Hal ini dimaksudkan sebagai pengganti kapal sebelumnya yang telah terbakar, di mana pada saat itu kapal masih belum diserahterimakan kepada TNI Angkatan Laut.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah masih sering terjadi keterlambatan jadwal penyerahan kapal pada proses pembangunan. Hal dikarenakan oleh ketidakmampuan galangan dalam mensinergikan aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan tenaga kerjanya dengan baik dan benar.

“Oleh karena itu, untuk menjamin terlaksananya penyerahan kapal tepat waktu dan mutu, dibutuhkan pengawasan oleh personel satgas yang memahami secara detail proses pembangunan kapal yang dilaksanakan oleh galangan. Pengawasan dimulai dari carbon cutting, launchinghingga akhirnya penyerahan kapal dari galangan ke TNI Angkatan Laut selaku pengguna,” kata Aslog KSAL seperti dilansir dalam siaran pers Kasubdispenum Dispenal, Kolonel Laut (S J Widjojono.

Lebih lanjut, Aslog KSAL menjelaskan seluruh materi pelatihan yang diterima dan dipelajari menjadi modal dasar untuk melaksanakan pengawasan proses pembangunan kapal oleh galangan.

“Dengan bekal awal tersebut, tentunya masih diperlukan upaya-upaya proaktif dari setiap individu, untuk selalu berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan pengawasan secara melekat setiap detail proses pembangunan kapal. Sehingga dengan berakhirnya pelatihan ini, saya harap saudara-saudara telah mengerti dan memahami tugas, semua aturan dan prosedur, serta kegiatan yang harus dilakukan.,” katanya.

Ia juga berharap agar dapat meminimalisir adanya kemungkinan kesalahan-kesalahan prosedur dan penurunan kualitas material pada kapal yang dibangun,. Dengan demikian pembangunan kapal dapat diselesaikan tepat waktu dan dengan kualitas material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang diinginkan. 

Latihan Elang Gesit 2014 Lanud Iwj : SATGASPUR LANUD IWJ BERHASIL HANCURKAN KEKUATAN MUSUH


http://lanud-iswahjudi.mil.id/galeri/img_gambar/717983.jpg

         Pen Lanud Iwj, Magetan (13/3/14). Dari laporan intelijen TNI AU, dilaporkan ada pasukan musuh dari negara musang yang akan menyerang NKRI, dengan mengerahkan kekuatan udara, darat dan intelijennya untuk melaksanakan infiltrasi kewilayah kita. Sehingga Lanud Iswahjudi sebagai Pangkalan Operasi mendapat perintah untuk melaksanakan operasi udara dalam menghadapi kekuatan negara Musang yang akan melakukan infiltrasi.

        Untuk itu Lanud Iswahjudi membentuk satuan tugas operasi yang diawali dengan melakukan persiapan dengan mengadakan briefing dari unsur intelijen, unsur Satgaspur dan unsur Pangkalan. Dari unsur-unsur tersebut menyampaikan paparan kesiapan dan rencana gerak untuk menghadapi kekuatan negara Musang.

         Berawal dari laporan intelijen, terdapat satu pesawat negara Musang jenis Boeing terdekteksi radar telah melaksanakan pengintaian udara di wilayah NKRI. Sehingga Dansatgaspur memerintahkan dua pesawat F-16 malakukan interceptor dan memaksa mendarat (Force Down) pesawat Boeing tersebut di Lanud Iswahjudi. Setelah mendarat, pilot dan copilot pesawat Boeing tersebut diinterogasi oleh unsur Intelijen, Pomau dan Hukum Lanud Iswahjudi.

          Selanjutnya dari informasi intelijen, diketahui negara Musang telah melakukan penyerangan dengan kekuatan udara. Sehingga Lanud Iswahjudi memberangkatkan dua pesawat F-5 Tiger dari Skadron Udara 14, untuk melaksanakan Operasi Lawan Udara Ofensif (OLUO) sehingga pesawat udara negara Musang yang masuk ke wilayah NKRI berhasil dihancurkan.

          Namun dalam perang udara tersebut, salah satu pesawat F-5 kita terkena tembakan, dengan keadaan emergency masih dapat melakukan pendaratan darurat di Lanud Iswahjudi dan crash team Lanud Iswahjudi telah siap dengan sigap melaksanakan pengamanan serta mengevakuasi pilot dan copilot yang mengalami cidera ke Rumah Sakit Lanud.

          Disinyalir pasukan musuh melakukan infiltrasi dan sabotase secara tersembunyi terhadap Lanud Iswahjudi, unsur pasukan pengamanan alutsista Lanud Iswahjudi berhasil menangkap dan menemukan bahan peledak yang dipasang oleh penyusup di Skadron Udara 3 dan gudang amunisi, berhasil diamankan oleh pasukan Kamhanlan Lanud Iswahjudi.

          Dari hasil pengintaian dan Informasi Intelijen terhadap negara Musang, didapatkan peta target vital berupa pusat pemerintahan, pabrik amunisi dan gudang logistik musuh, sehingga unsur satuan tugas tempur diberangkatkan dua F-16 sebagai sweeper, dua T-50i Golden Eagle dan dua pesawat F-16 lainnya sebagai striker serta dua pesawat F-5 Tiger sebagai escort yang dilengkapi dengan senjata dan amunisi lengkap, melaksanakan Operasi Serangan Udara strategis (OSUS), menghancurkan target-target musuh yang telah ditentukan.

          Sementara itu terdapat pesawat angkut TNI AU yang mengangkut personel terkena tembakan musuh sehingga terjadi crash landing yang menimbulkan banyak korban meninggal maupun luka-luka, kejadian tersebut secara cepat dan tepat berhasil ditangani oleh personel kesehatan.

          Namun dalam perjalanan pulang selesai melaksanakan OSUS, satu pesawat F-16 dan satu pesawat F-5 terkena tembakan musuh, pesawat F-16 berhasil melakukan pendaratan darurat, dan berhasil di tangani oleh crash team Lanud Iswahjudi. Sementara itu pesawat F-5 mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga pilot dan co pilot melakukan eject dan jatuh didaerah musuh. Tim SAR tempur Lanud Iswahjudi berhasil menemukan dan menyelamatkan kedua penerbang dan dievakuasi dengan pesawat colibri ke Lanud Iswahjudi untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

         Demikian skenario latihan �Elang Gesit� tahun 2014 dan penanganan korban massal pada pesawat terbang yang dilaksanakan selama tiga hari di Lanud Iswahjudi. Pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan latihan tersebut sehingga dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses.

          Setelah seluruh rangkaian latihan Elang Gesit 2014 Lanud Iswahjudi selesai, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., secara resmi menutup latihan dalam upacara penutupan latihan Elang Gesit 2014, di lapangan Dirgantara Lanud Iswahjudi, Kamis (13/3/14).

          Pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., mengatakan bahwa latihan yang telah dilaksanakan agar dievaluasi dan dikaji lebih lanjut yang selanjutnya dapat dijadikan dasar dalam menyempurnakan protap untuk pelaksanaan latihan-latihan yang akan datang.

Keterangan Gambar : Satu flight pesawat tempur Lanud Iswahjudi berangkat melaksanakan OSUS pada latihan Elang Gesit 2014 Lanud Iswahjudi, Kamis (13/3/14). (Foto Pentak Lanud Iswahjudi).
Sumber : penlanudiwj