Satuan Tugas (Satgas)
Komunikasi dan Elektronika (Komlek) yang tergabung dalam Latma
Multilateral Komodo 2014 melaksanakan pemasangan sarana dan prasarana
peralatan komunikasi guna mendukung terselenggaranya kegiatan latihan
bersama yang rencana pembukaannya dipusatkan di kota Batam, Kepulauan
Riau, baru-baru ini.
Pemasangan jaringan
komunikasi di Batam, karena kota ini sebagai pusat kegiatan latihan
sehingga sarana prasarana komunikasi yang baik dan memadahi untuk
kemudahan pelaksanaan latihan sangat diperlukan. Untuk itu Satgas Komlek
yang personelnya merupakan gabungan dari Mabes TNI, Mabesal dan
Koarmabar dan Kormar mempersiapkan diri dengan memasang
peralatan-peralatan komunikasi di titik-titik starategis. Jaringan
Komunikasi yang dibangun ini nantinya akan digunakan untuk hubungan
komunikasi dari posko pusat yang berada di Batam dengan posko-posko di
daerah kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas serta dengan Kapal-kapal
perang Negara peserta latihan.
Sarana peralatan komunikasi
yang dipasang di Batam ini selain untuk kelancaran latihan kapal-kapal
perang yang melaksanakan latihan laut, juga dipergunakan untuk mendukung
kelancaran di darat yang ada di kota Batam, mengingat acara dalam
rangka memeriahkan Latihan yang diikuti 16 negara ini cukup padat
seperti kegiatan festifal maritim yang akan menampilkan pagelaran jazz,
pangung prajurit, lomba memasak atau battle of chef serta kegiatan olahraga seperti triathlon, sepeda santai, lomba perahu naga dan Kirab kota.
(Dispenarmabar)
|
Rabu, 05 Maret 2014
SATGAS KOMLEK PERSIAPKAN SARANA KOMUNIKASI DI BATAM
Lapan Telah Miliki Roket Daya Jelajah 300 Km
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN)
telah membuat dan mengembangkan roket dengan tingkat daya jelajah jauh
dan juga mengembangkan pesawat terbang perintis.
Roket ini mampu terbang dengan tingkat jelajah 300 Km lebih dan merupakan cikal bakal roket penarik satelit buatan Indonesia.
“Namanya roket Sonda, kita lepas roket dan bawa muatan biasanya untuk
mengukur parameter atmosfer. Roket ini juga merupakan cikal bakal roket
pembawa satelit,” ungkap Kepala Pusat Teknologi Roket LAPAN Rika
Andiarti kepada detikFinance, Senin (3/3/2014).
Roket ini adalah pengembangan dari roket jenis sebelumnya yang telah
dikembangkan oleh LAPAN. LAPAN sudah berhasil memproduksi roket jenis
air han, roket 122, roket 337 yang mempunyai jangkauan jelajah 100 Km
lebih.
Selain itu dengan kehadiran roket Sonda ini akan mempermudah para
pengusaha terutama jasa telekomunikasi lokal yang ingin menerbangkan
satelitnya ke luar angkasa.
Selama ini satelit telekomunikasi milik Indonesia seperti Satelit
Palapa dan lainnya hanya bisa diterbangkan di negara lain seperti Jerman
dan Amerika Serikat. Hal ini karena Indonesia masih belum mempunyai
roket dengan daya jangkauan tinggi.
“Sistemnya sudah sedemikian rupa kita buat. Roket ini dapat membawa
muatan sendiri dan dilengkapi transmitter jarak jauh dan alat pengirim
data. Roket juga dibekali muatan diagnostik seperti di dalam ada sensor
dan GPS agar data dapat dikirim ke bawah,” imbuhnya.
Ditargetkan ujicoba roket pembawa satelit ini bisa dilakukan tahun
depan. Namun dikatakan Rika, sebagian besar bahan baku pembuat roket
masih diimpor dari negara lain.
Bahan baku yang diimpor mulai dari lempengan baja hingga tabung
roket. Oleh karena pihaknya menjalin kerjasama dengan perusahaan baja
nasional yaitu Krakatau Steel (KS) untuk membuat lempengan baja dan
tabung roket di dalam negeri.
Ia mengatakan industri roket kita ini belum didukung sepenuhnya di
dalam negeri karena beberapa material roket masih impor. Menurutnya
untuk mendapatkan komponen yang bagus dari luar negeri juga cukup sulit.
“Sebetulnya masih banyak bahan baku roket yang masih impor. Baja-baja
yang kita pakai kita banyak impor. Makanya kita kerjasama dengan KS
yang membuat pelat baja yang kita inginkan,” jelasnya. (finance.detik.com).
Selasa, 04 Maret 2014
Indonesia jadi penyeimbang di Laut China Selatan
Kunjungan Panglima
TNI, Jenderal TNI Moeldoko, ke China pada akhir februari 2014 lalu,
langkah tepat sebagai upaya penguatan kerja sama militer, bahkan posisi
Indonesia bisa menjadi penyeimbang kawasan Laut China Selatan.
"Inisiatif dari panglima seharusnya juga secara politik dimainkan presiden beserta kementerian luar negeri dan kementerian pertahanan mengingat air defense Iidentification zone China di Laut Cina Timur yang pasti diikuti penerapan ADIZ di Laut China Selatan," kata pengamat pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, Indonesia seharusnya memang dapat memainkan posisinya sebagai penyimbang kawasan sebagai negara yang memiliki posisi strategis.
"Indonesia seharusnya mengambil momentum ini juga dengan secara unilateral menetapkan zona ADIZ nya dan bersikap menjadi penengah di masalah ADIZ laut China selatan yang dipastikan akan lebih kompleks dibandingkan laut China Timur," ujarnya.
Connie mengatakan, sikap antisipatif dan mendorong terciptanya stabilitas kawasan memang sudah waktunya digunakan Indonesia dengan lebih berani dan tegas utamanya terhadap negara tetangga yang seringkali secara unilateral menerapkan dan memainkan aturannya.
Di tempat terpisah, Moeldoko menyebutkan, kunjungan ke China mendapat respon positif oleh negara tirai bambu tersebut.
"Mereka inginkan Indonesia berperan semakin baik dalam jaga stabilitas Laut China Selatan. Saya tegaskan Indonesia memiliki kepedulian atas Laut China Selatan. TNI akan beri kontribusi yang sangat positif," katanya seraya mengatakan kerja sama army to army, air force to air force, navy to navy sudah jalan.
Dalam kesempatan sama, dia menuturkan penguatan personel di Kepulauan Natuna berupa penambahan satu batalion TNI AD, peningkatan kapasitas pangkalan TNI AL dan TNI AU.
"Mereka pos depan punya daya penggentar," kata dia.
"Inisiatif dari panglima seharusnya juga secara politik dimainkan presiden beserta kementerian luar negeri dan kementerian pertahanan mengingat air defense Iidentification zone China di Laut Cina Timur yang pasti diikuti penerapan ADIZ di Laut China Selatan," kata pengamat pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, Indonesia seharusnya memang dapat memainkan posisinya sebagai penyimbang kawasan sebagai negara yang memiliki posisi strategis.
"Indonesia seharusnya mengambil momentum ini juga dengan secara unilateral menetapkan zona ADIZ nya dan bersikap menjadi penengah di masalah ADIZ laut China selatan yang dipastikan akan lebih kompleks dibandingkan laut China Timur," ujarnya.
Connie mengatakan, sikap antisipatif dan mendorong terciptanya stabilitas kawasan memang sudah waktunya digunakan Indonesia dengan lebih berani dan tegas utamanya terhadap negara tetangga yang seringkali secara unilateral menerapkan dan memainkan aturannya.
Di tempat terpisah, Moeldoko menyebutkan, kunjungan ke China mendapat respon positif oleh negara tirai bambu tersebut.
"Mereka inginkan Indonesia berperan semakin baik dalam jaga stabilitas Laut China Selatan. Saya tegaskan Indonesia memiliki kepedulian atas Laut China Selatan. TNI akan beri kontribusi yang sangat positif," katanya seraya mengatakan kerja sama army to army, air force to air force, navy to navy sudah jalan.
Dalam kesempatan sama, dia menuturkan penguatan personel di Kepulauan Natuna berupa penambahan satu batalion TNI AD, peningkatan kapasitas pangkalan TNI AL dan TNI AU.
"Mereka pos depan punya daya penggentar," kata dia.
China Minta Uang Tambahan untuk ToT Rudal C 705
Beijing menginginkan uang
tambahan dari Indonesia, setelah menemukan negara yang secara aktif
mencoba meng-eksport versi sendiri (tiruan) dari rudal anti kapal
permukaan C 705 China, ke pasar internasional. Pernyataan ini
dilaporakan koran berbahasa China Want Daily.
Selama pertemuan antara Senior militer China dan Indonesia yang
dilakukan oleh Kepala Staf PLA, Jenderal Fang Fenghui dan Panglima TNI
Jenderal Moeldoko di Beijing, kedua negara membahas sejumlah isu
termasuk penguatan kerjasama maritim, Latihan Anti-Teror, Pengadaan
alat-alat pertahanan dan kerjasama industri, seperti yang disampaikan
oleh Janes Defense Weekly
Indonesia membeli sekitar 40 rudal C-705 rudal anti-kapal permukaan
dari China, ujar Silmy Karim dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan
Indonesia. Angkatan Laut Indonesia berencana melengkapi kapal patroli
cepat KCR-40 dengan rudal yang dirancang dan diproduksi oleh Beijing
berbasis China Aerospace Science and Industry Corporation. Di samping
itu, Indonesia juga berharap untuk memproduksi versi sendiri dari rudal
C-705 untuk pasar luar negeri, ujar Karim.
Cina telah menolak untuk menyerahkan sepenuhnya teknologi rudal C-705
ke Indonesia, karena masih banyak negara lain yang ingin membeli
senjata canggih dari China, ujar Karim dari KKIP. Beijing malah meminta
biaya tambahan dari Jakarta untuk mengamankan hak intelektual atas
produksi rudal tersebut.
Indonesia sudah mendapatkan izin dari China untuk memproduksi rudal
anti-kapal C-805, untuk kapal patroli PB-57 . Juga diperbolehkan untuk
mengekspor rudal C-805 ke negara-negara asing.
Jepang Ajak Kerjasama
Menteri luar negeri Jepang dan Indonesia sepakati untuk mengadakan pembicaraan ’2 +2′ Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan sesegera mungkin, untuk memperkuat kemitraan strategis yang komprehensif dari kedua negara. Langkah ini tampaknya muncul sebagai gerakan untuk meng-counter kemajuan China ke Pasifik.
Menteri luar negeri Jepang dan Indonesia sepakati untuk mengadakan pembicaraan ’2 +2′ Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan sesegera mungkin, untuk memperkuat kemitraan strategis yang komprehensif dari kedua negara. Langkah ini tampaknya muncul sebagai gerakan untuk meng-counter kemajuan China ke Pasifik.
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dengan rekannya dari
Indonesia Marty Natalegawa, bertemu di sela-sela Kerjasama antara
negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD), yang
diadakan pada tanggal 1 Maret 2014 di Jakarta.
Kishida mengungkapkan rencana Jepang untuk berkontribusi bagi
perdamaian dan stabilitas regional berdasarkan “proactive pacifism”,
seperti pernyataan yang dilansir Kementerian Luar Negeri Jepang (MoFA).(wantchinatimes.com / janes.com).
Senin, 03 Maret 2014
Su-35S Telah Melampaui F-22 Amerika dalam Hal ‘Kecerdasan’
Praktis seluruh ideologi pesawat tempur generasi kelima telah
diejawantahkan dalam wujud Su-35S. Hal ini memberi Rusia potensi untuk
memulai upaya menciptakan pesawat tempur generasi kelima dengan
mendahului semua negara lainnya.
Kompleks aviasi canggih garis depan PAF FA (T-50) dalam proses
menyelesaikan fase tes wajibnya dengan sukses. Pesawat tempur generasi
kelima hasil produksi tersebut diharapkan mulai dapat digunakan oleh
militer pada tahun 2017. Namun demikian di saat yang sama, unit garis
depan sudah dilengkapi dengan produk imbangan yang hampir serupa dengan
pesawat ini – pesawat tempur multiperan Su-35S.
Pendeknya, bersamaan dengan pembuatan
konsep virtual pesawat tempur generasi kelima – sedari awal pesawat ini
didesain dalam wujud digital saja – komponen yang siap digunakan untuk
pesawat tempur masa depan ini diimplementasikan dan dikembangkan pada
platform Su-35S. Maka Su-35S generasi 4++ pun praktis menjadi setara
dengan pesawat tempur generasi kelima di semua karakteristiknya kecuali
apa yang disebut teknologi siluman, sampai jenis ini masuk produksi
massal.
Su-35S mampu mencapai kecepatan hingga 2.400 km/jam dan memiliki
jangkauan jarak hingga 3.600 km. Pesawat ini mumpuni baik sebagai
pesawat tempur, interseptor jarak jauh, maupun pembom pembawa misil.
Lebih lanjut lagi dalam hal karakteristik tertentu, Su-35S
sudah melampaui satu-satunya pesawat tempur generasi kelima yang telah
digunakan hingga sekarang, yaitu F-22 Raptor buatan Amerika. Oleh
karena itu, sistem kendali radar ‘Irbis’ yang dipasang di Su-35S mampu
mendeteksi sasaran di udara pada jarak hingga 400 km yang merupakan
rekor saat ini, dan melacak hingga 30 sasaran serta menyerang 8 di
antaranya secara simultan.
Sistem radar di F-22 lebih lemah: jangkauan deteksi
maksimumnya hanya 300 km. Di samping itu, ‘Irbis’ memungkinkan
pendeteksian dan pelacakan aktif terhadap hingga empat sasaran di darat
secara simultan. Su-35S juga dilengkapi dengan sistem navigasi yang
mampu menunjukkan lokasinya sendiri dan parameter pergerakannya secara
mandiri tanpa harus melalui navigasi satelit atau komunikasi dengan
stasiun di darat. Dengan kata lain, jika GPS atau GLONASS dimatikan, pesawat ini tidak akan menjadi ‘buta’.
Angkatan Udara Rusia dijadwalkan menerima 48 pesawat Su-35S
sebelum akhir 2015. Itu praktis sama dengan 50 buah pesawat generasi
kelima karena Su35S hampir identik dengan PAK FA dalam hal perangkat
elektronik onboard, sistem kendali, dan persenjataan. Oleh sebab itu,
tidak akan sulit bagi pilot untuk beralih ke pesawat tempur generasi
kelima dengan teknologi silumannya yang niscaya: setiap pilot yang telah
mahir mengendalikan Su-35S dapat dengan mudah beralih ke T-50. Artinya
peralihan ke pesawat tempur generasi kelima tidak akan dimulai pada
tahun 2017 – proses itu sudah berlangsung saat ini di Angkatan Udara
Rusia.
Ideologi pesawat yang akan mendominasi
langit di paruh kedua abad ke-21 sedang ditentukan saat ini. Apakah ini
akan berupa robot terbang atau pesawat tempur klasik berawak dengan
perangkat elektronik yang semakin mutakhir dan persenjataan yang baru
tidak begitu penting. Yang utama adalah industri pesawat Rusia telah
memulai terlebih dahulu pengembangan pesawat generasi keenam. Semakin
cepat Su-35S mulai digunakan dalam unit garis depan dan semakin besar
jumlahnya, usaha menciptakan pesawat tempur generasi baru akan semakin
sukses. Semoga saja Indonesia jadi mengakuisisi Su-35 guna melengkapi Fighter Su kita. Amin..
Sumber :RBTH Indonesia.
MiG, Terminator Udara Karya Mikoyan Sang Legendaris Era Soekarno
Artyom Ivanovich Mikoyan, perancang pesawat tempur Soviet yang
terkenal, merancang pesawat tempur yang telah memecahkan 55 rekor dunia.
Berikut ini kami sajikan lima rancangan pesawat tempur paling menarik
Mikoyan yang diproduksi oleh Biro Desain Eksperimental MiG. Indonesia sendiri pernah memiliki Keluarga MIG ini di era Presiden RI Pertama yang membuat Indonesia menjadi Macan Asia di masanya. Berikut Ulasan tentang ulasan Pespur Legendaris ini.
Pesawat kelas dunia
MiG-9 adalah pesawat tempur pertama yang dimiliki Soviet. Ketika itu
para pilot masih takut menerbangkan pesawat tanpa baling-baling dan
mekanik belum memiliki pengalaman menangangi mesin jet.Berbekal
pengalamannya merancang pesawat itu, Biro Desain Mikoyan Guryevich
membangun MiG-15, salah satu pesawat tempur terbaik di zamannya.
Masa kejayaan armada MiG adalah ketika pecah Perang Korea. Militer AS
sangat terkejut melihat betapa mudahnya MiG-15 mengenyahkan F-80 yang
lamban dan menjatuhkan pesawat-pesawat pembom.
Untuk menandinginya, AS mengirimkan F-88 Sabre. Ini merupakan tipe
pesawat tempur yang baru saja selesai diproduksi dan langsung dikirim
bertempur.
Sebagai komandan skuadron, Sergey Kramarenko yang mencatatkan 13
kemenangan di Korea menjelaskan, “Sangat sering akhir suatu duel
ditentukan oleh serangan pertama. MiG dapat bergerak cepat ke atas
setelah melakukan serangan, sedangkan ‘Sabre’ cenderung sebaliknya,
merendah ke tanah. Masing-masing berusaha menggunakan karakteristik
tempur terbaik pesawatnya, jadi pilot Amerika terbang rendah.”
MiG-15. Kredit: RIA Novosti
Sampai saat ini MiG-15 adalah pesawat tempur jet yang paling banyak
diproduksi di dunia. Selain Uni Soviet, pesawat ini juga diproduksi
dengan linsensi di Polandia, Cekoslowakia, dan China. Total ada lebih
dari 15 ribu unit pesawat ini telah diproduksi dan pesawat tempur ini
digunakan oleh lebih dari 40 negara selama setengah abad lebih.
Phantom si penghancur
MiG-19 ada di balik sebagian besar kemenangan pertempuran udara dalam Perang Vietnam dan konflik India-Pakistan.
MiG-19. Kredit: RIA Novosti
MiG-19 buatan China yang dikenal dengan nama J-6, dan diterbangkan
pilot lokal menembak jatuh pesawat-pesawat Phantom milik AS. Di Kashmir
pesawat ini menghancurkan Su-7 yang diterbangkan AU India.
Pesawat tempur ini dipersenjatai senapan 3 x 30 mm dipadukan dengan
kemampuan bermanuver yang hebat dan laju naik yang baik. Banyak pilot
memuji kehandalan dan kelincahannya.
Uni Soviet menggunakan MiG-19 untuk mencegat pesawat penyusup di
perbatasannya. Pada 1960, pesawat ini menembak jatuh sebuah pesawat
pengintai jarak jauh RB-47 AS di Kawasan Kutub. Beberapa pesawat lain AU
AS dihancurkan di langit Republik Demokratis Jerman, bersama sejumlah
aerostat pengintai.
‘Balalayka’ yang mematikan
Karya sukses Mikoyan berikutnya adalah MiG-21, pesawat tempur
supersonik paling banyak populasinya di dunia. Seri pesawat ini yang
mulai dibuat lebih dari separuh abad lalu, hingga kini masih diproduksi
di China.
MiG-21. Kredit: Vladimir Perventsev/RIA Novosti
Salah satu fitur yang menonjol dari pesawat ini adalah biaya
produksinya yang rendah. Untuk versi ekspor biaya produksinya memakan
kurang dari sebuah BMP-1 (Boyevaya Mashina Pekhoty – Pengangkut Personel
Bersenjata).
Di negara-negara NATO, MiG-21 diberi julukan aneh ‘fishbed’ (sebuah
lapisan geologis yang kaya dengan sisa fosil ikan). Pilot Soviet
menyebut pesawat ini ‘balalaika’ karena sayapnya yang berbentuk
segitiga.
Seperti para pendahulunya, MiG-21 terbukti sukses dalam perang
Vietnam. Badannya yang kecil membuat pesawat tempur ini gesit dan lincah
bermanuver. Armada pesawat generasi baru Phantom AS sampai harus
kembangkan taktik khusus untuk menghadapinya. Namun pilot Vietnam yang
terapkan taktik Soviet: setelah menarik sasaran dari tanah, mereka
memosisikan pesawat di belakang dan di bawah pesawat Amerika yang
menyerang dengan peluru kendali, tetap unggul.
Mata yang awas
Pesawat serangan darat MiG-27 dijuluki ‘balkon dengan pemandangan
medan perang’ sebagai pengakuan atas luasnya ruang pandang kokpit. Namun
pada kenyataannya malah pesawat interseptor MiG-31 yang menjadi pesawat
dengan tingkat keawasan tinggi.
MiG-27. Kredit: RIA Novosti
MiG-31 menjadi yang pertama di dunia yang menggunakan sistem radar
berfase. Sistem ini memungkinkannya mengidentifikasi pesawat sasaran
(termasuk sasaran dengan ketampakan rendah) pada jarak 320 km.
Perangkat elektronik onboard-nya dapat melacak 24 sasaran sekaligus,
mengikuti 10 di antaranya dan memilih 4 paling penting untuk ditembak
dengan misil ‘udara ke udara’ jarak jauh. Empat MiG-31 mampu mengontrol
ruang udara dengan sebuah garis depan sepanjang 800-900 km.
Gesit dan lincah
MiG-29 modifikasi adalah pesawat tempur utama di AU Rusia. Pesawat
ini sekaligus berfungsi sebagai laboratorium terbang untuk menguji
teknologi baru.
MiG-29. Kredit: AFP/East News
Mesinnya menggunakan thrust vectoring, yang memberikan kemudahan manuver yang tinggi. Para pilot menyebut MiG-29 pertama ‘pesawat homing beacon’ karena dapat menampung cukup bahan bakar untuk terbang mengelilingi lapangan terbangnya sendiri.
Sekarang modifikasi SMT telah dibekali dengan perangkat elektronik on board mutakhir, dan tangki bahan bakar tambahan serta peralatan pengisian ulang bahan bakar di udara.
Pesawat tempur masa depan
Desain prototipe pesawat tempur 1.44 generasi kelima sebenarnya akan
diberi nama MiG-35 MFI (Mnogofunktsionalniy Frontovoy Istrebitel –
Pesawat Tempur Taktis Multiguna). Pesawat ini akan dibekali mesin thrust vectoring dan teknologi siluman.
MiG-35. Kredit: Sergei Mikheev
Tapi, pada 2002 pemerintah Rusia mengeluarkan peraturan mengenai
pembuatan PAK FA (Peredniy Aviatsionniy Kompleks Frontovoy Aviatsii –
Kompleks Pesawat Terbang Prospektif untuk Aviasi Garis Depan), yang
mengakhiri pengembangan 1.44. Satu-satunya prototipe yang layak terbang,
yang mengudara pada 29 Februari 2000, saat ini disimpan di Lembaga
Riset Penerbangan Gromov di Zhukovkiy.
Sumber : RBTH.
Sumber : RBTH.
Polisi-teroris baku tembak di Poso
Kontak senjata
antara kepolisian dengan kelompok sipil bersenjata yang diduga teroris,
kembali terjadi di kawasan hutan Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir
Utara, Kabupaten Poso, Senin, sekitar pukul 13.00 WITA.
Keterangan yang dihimpun Antara dari Poso menyebutkan hingga pukul 16.00 WITA, baku tembak masih terus terjadi.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno yang dihubungi melalui telepon genggamnya membenarkan informasi kejadian itu dan menyebutkan bahwa dua anggota Polri dari Brimob Polda Sulteng terluka.
"Satu orang tertembak di bagian paha bernama Bripda Baharuddin dan satu lagi Bharada Syamsu Alam tertembak di pinggul. Mereka telah dilarikan ke Palu untuk mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Bhayangkara," ujarnya.
Soemarno mengaku belum mendapatkan informasi dari Polres Poso apakah dari pihak teroris ada yang tertangkap atau terluka.
"Aksi baku tembaknya masih terus berlangsung," ujar Soemarno.
Menurut dia, peristiwa ini berawal dari upaya Polri melakukan pengepungan tempat persembunyian kelompok teroris tersebut di hutan sekitar Desa Kilo, sekitar 160 km tenggara Kota Palu, berdasarnya hasil pengembangan informasi dari berbagai pihak.
"Rupanya kelompok bersenjata itu memang sudah melakukan persiapan pula, sehingga ketika melihat pasukan kita datang, mereka langsung melakukan serangan dengan tembakan-tembakan ke arah pasukan," ujarnya.
Soemarno mengemukakan bahwa arus lalulintas di jalan trans Sulawesi antara Poso-Palu tetap lancar, namun polisi saat ini banyak melalakukan razia di jalan untuk mempersempit pergerakan oknum-oknum teroris yang kemungkinan berusaha melarikan diri.
Dalam aksi bakutembak yang berlangsung di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, itu seorang polisi bernama Bhayangkara Dua (Bharada) Putu Satria dan seorang terduga teroris yang belum diketahui identitasnya meninggal dunia diterjang peluru.
Sebelumnya pada 6 Februari 2014, terjadi baku tembak antara polisi dan teroris di Desa Taunca, kecamatan Poso Psisir Selatan yang mengakibatkan seorang polisi bernama Bharada Putu Satria dan dua orang dari kelompok teroris tewas.
Pada pertengahan Oktober 2012, dua polisi dibunuh oleh kelompok teroris di Dusun Tamanjeka, Poso. Dan pada Desember 2012, empat anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah juga tewas diberondong kelompok teroris di daerah yang sama.
Sementara itu, terjadi dua ledakan bom dalam sepekan terakhir yakni di Kantor Harian Raar Sulteng di Palu pada Senin (24/2) dari di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada Selasa (25/2), namun motif peledakan di dua tempat itu hingga kini belum terungkap.
Keterangan yang dihimpun Antara dari Poso menyebutkan hingga pukul 16.00 WITA, baku tembak masih terus terjadi.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno yang dihubungi melalui telepon genggamnya membenarkan informasi kejadian itu dan menyebutkan bahwa dua anggota Polri dari Brimob Polda Sulteng terluka.
"Satu orang tertembak di bagian paha bernama Bripda Baharuddin dan satu lagi Bharada Syamsu Alam tertembak di pinggul. Mereka telah dilarikan ke Palu untuk mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Bhayangkara," ujarnya.
Soemarno mengaku belum mendapatkan informasi dari Polres Poso apakah dari pihak teroris ada yang tertangkap atau terluka.
"Aksi baku tembaknya masih terus berlangsung," ujar Soemarno.
Menurut dia, peristiwa ini berawal dari upaya Polri melakukan pengepungan tempat persembunyian kelompok teroris tersebut di hutan sekitar Desa Kilo, sekitar 160 km tenggara Kota Palu, berdasarnya hasil pengembangan informasi dari berbagai pihak.
"Rupanya kelompok bersenjata itu memang sudah melakukan persiapan pula, sehingga ketika melihat pasukan kita datang, mereka langsung melakukan serangan dengan tembakan-tembakan ke arah pasukan," ujarnya.
Soemarno mengemukakan bahwa arus lalulintas di jalan trans Sulawesi antara Poso-Palu tetap lancar, namun polisi saat ini banyak melalakukan razia di jalan untuk mempersempit pergerakan oknum-oknum teroris yang kemungkinan berusaha melarikan diri.
Dalam aksi bakutembak yang berlangsung di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, itu seorang polisi bernama Bhayangkara Dua (Bharada) Putu Satria dan seorang terduga teroris yang belum diketahui identitasnya meninggal dunia diterjang peluru.
Sebelumnya pada 6 Februari 2014, terjadi baku tembak antara polisi dan teroris di Desa Taunca, kecamatan Poso Psisir Selatan yang mengakibatkan seorang polisi bernama Bharada Putu Satria dan dua orang dari kelompok teroris tewas.
Pada pertengahan Oktober 2012, dua polisi dibunuh oleh kelompok teroris di Dusun Tamanjeka, Poso. Dan pada Desember 2012, empat anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah juga tewas diberondong kelompok teroris di daerah yang sama.
Sementara itu, terjadi dua ledakan bom dalam sepekan terakhir yakni di Kantor Harian Raar Sulteng di Palu pada Senin (24/2) dari di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada Selasa (25/2), namun motif peledakan di dua tempat itu hingga kini belum terungkap.
Langganan:
Postingan (Atom)