Senin, 03 Maret 2014

Su-35S Telah Melampaui F-22 Amerika dalam Hal ‘Kecerdasan’

Praktis seluruh ideologi pesawat tempur generasi kelima telah diejawantahkan dalam wujud Su-35S. Hal ini memberi Rusia potensi untuk memulai upaya menciptakan pesawat tempur generasi kelima dengan mendahului semua negara lainnya. 

Kompleks aviasi canggih garis depan PAF FA (T-50) dalam proses menyelesaikan fase tes wajibnya dengan sukses. Pesawat tempur generasi kelima hasil produksi tersebut diharapkan mulai dapat digunakan oleh militer pada tahun 2017. Namun demikian di saat yang sama, unit garis depan sudah dilengkapi dengan produk imbangan yang hampir serupa dengan pesawat ini – pesawat tempur multiperan Su-35S.
Pendeknya, bersamaan dengan pembuatan konsep virtual pesawat tempur generasi kelima – sedari awal pesawat ini didesain dalam wujud digital saja – komponen yang siap digunakan untuk pesawat tempur masa depan ini diimplementasikan dan dikembangkan pada platform Su-35S. Maka Su-35S generasi 4++ pun praktis menjadi setara dengan pesawat tempur generasi kelima di semua karakteristiknya kecuali apa yang disebut teknologi siluman, sampai jenis ini masuk produksi massal.
Su-35S mampu mencapai kecepatan hingga 2.400 km/jam dan memiliki jangkauan jarak hingga 3.600 km. Pesawat ini mumpuni baik sebagai pesawat tempur, interseptor jarak jauh, maupun pembom pembawa misil.
Lebih lanjut lagi dalam hal karakteristik tertentu, Su-35S sudah melampaui satu-satunya pesawat tempur generasi kelima yang telah digunakan hingga sekarang, yaitu F-22 Raptor buatan Amerika.  Oleh karena itu, sistem kendali radar ‘Irbis’ yang dipasang di Su-35S mampu mendeteksi sasaran di udara pada jarak hingga 400 km yang merupakan rekor saat ini, dan melacak hingga 30 sasaran serta menyerang 8 di antaranya secara simultan.
Sistem radar di F-22 lebih lemah: jangkauan deteksi maksimumnya hanya 300 km. Di samping itu, ‘Irbis’ memungkinkan pendeteksian dan pelacakan aktif terhadap hingga empat sasaran di darat secara simultan. Su-35S juga dilengkapi dengan sistem navigasi yang mampu menunjukkan lokasinya sendiri dan parameter pergerakannya secara mandiri tanpa harus melalui navigasi satelit atau komunikasi dengan stasiun di darat. Dengan kata lain, jika GPS atau GLONASS dimatikan, pesawat ini tidak akan menjadi ‘buta’.
Angkatan Udara Rusia dijadwalkan menerima 48 pesawat Su-35S sebelum akhir 2015. Itu praktis sama dengan 50 buah pesawat generasi kelima karena Su35S hampir identik dengan PAK FA dalam hal perangkat elektronik onboard, sistem kendali, dan persenjataan. Oleh sebab itu, tidak akan sulit bagi pilot untuk beralih ke pesawat tempur generasi kelima dengan teknologi silumannya yang niscaya: setiap pilot yang telah mahir mengendalikan Su-35S dapat dengan mudah beralih ke T-50. Artinya peralihan ke pesawat tempur generasi kelima tidak akan dimulai pada tahun 2017 – proses itu sudah berlangsung saat ini di Angkatan Udara Rusia.
Ideologi pesawat yang akan mendominasi langit di paruh kedua abad ke-21 sedang ditentukan saat ini. Apakah ini akan berupa robot terbang atau pesawat tempur klasik berawak dengan perangkat elektronik yang semakin mutakhir dan persenjataan yang baru tidak begitu penting. Yang utama adalah industri pesawat Rusia telah memulai terlebih dahulu pengembangan pesawat generasi keenam. Semakin cepat Su-35S mulai digunakan dalam unit garis depan dan semakin besar jumlahnya, usaha menciptakan pesawat tempur generasi baru akan semakin sukses. Semoga saja Indonesia jadi mengakuisisi Su-35 guna melengkapi Fighter Su kita. Amin..

Sumber :RBTH Indonesia.

MiG, Terminator Udara Karya Mikoyan Sang Legendaris Era Soekarno


MiG, Terminator Udara Karya Mikoyan
MiG-9. Kredit: RIA Novosti

Pesawat kelas dunia
MiG-9 adalah pesawat tempur pertama yang dimiliki Soviet. Ketika itu para pilot masih takut menerbangkan pesawat tanpa baling-baling dan mekanik belum memiliki pengalaman menangangi mesin jet.Berbekal pengalamannya merancang pesawat itu, Biro Desain Mikoyan Guryevich membangun MiG-15, salah satu pesawat tempur terbaik di zamannya.

Masa kejayaan armada MiG adalah ketika pecah Perang Korea. Militer AS sangat terkejut melihat betapa mudahnya MiG-15 mengenyahkan F-80 yang lamban dan menjatuhkan pesawat-pesawat pembom. 
Untuk menandinginya, AS mengirimkan F-88 Sabre. Ini merupakan tipe pesawat tempur yang baru saja selesai diproduksi dan langsung dikirim bertempur. 
Sebagai komandan skuadron, Sergey Kramarenko yang mencatatkan 13 kemenangan di Korea menjelaskan, “Sangat sering akhir suatu duel ditentukan oleh serangan pertama. MiG dapat bergerak cepat ke atas setelah melakukan serangan, sedangkan ‘Sabre’ cenderung sebaliknya, merendah ke tanah. Masing-masing berusaha menggunakan karakteristik tempur terbaik pesawatnya, jadi pilot Amerika terbang rendah.”

MiG-15. Kredit: RIA Novosti

Sampai saat ini MiG-15 adalah pesawat tempur jet yang paling banyak diproduksi di dunia. Selain Uni Soviet, pesawat ini juga diproduksi dengan linsensi di Polandia, Cekoslowakia, dan China. Total ada lebih dari 15 ribu unit pesawat ini telah diproduksi dan pesawat tempur ini digunakan oleh lebih dari 40 negara selama setengah abad lebih.

Phantom si penghancur 
MiG-19 ada di balik sebagian besar kemenangan pertempuran udara dalam Perang Vietnam dan konflik India-Pakistan. 

MiG-19. Kredit: RIA Novosti

MiG-19 buatan China yang dikenal dengan nama J-6, dan diterbangkan pilot lokal menembak jatuh pesawat-pesawat Phantom milik AS. Di Kashmir pesawat ini menghancurkan Su-7 yang diterbangkan AU India. 
Pesawat tempur ini dipersenjatai senapan 3 x 30 mm dipadukan dengan kemampuan bermanuver yang hebat dan laju naik yang baik. Banyak pilot memuji kehandalan dan kelincahannya.
Uni Soviet menggunakan MiG-19 untuk mencegat pesawat penyusup di perbatasannya. Pada 1960, pesawat ini menembak jatuh sebuah pesawat pengintai jarak jauh RB-47 AS di Kawasan Kutub. Beberapa pesawat lain AU AS dihancurkan di langit Republik Demokratis Jerman, bersama sejumlah aerostat pengintai.

‘Balalayka’ yang mematikan 
Karya sukses Mikoyan berikutnya adalah MiG-21, pesawat tempur supersonik paling banyak populasinya di dunia. Seri pesawat ini yang mulai dibuat lebih dari separuh abad lalu, hingga kini masih diproduksi di China. 

MiG-21. Kredit: Vladimir Perventsev/RIA Novosti
Salah satu fitur yang menonjol dari pesawat ini adalah biaya produksinya yang rendah. Untuk versi ekspor biaya produksinya memakan kurang dari sebuah BMP-1 (Boyevaya Mashina Pekhoty – Pengangkut Personel Bersenjata).

Di negara-negara NATO, MiG-21 diberi julukan aneh ‘fishbed’ (sebuah lapisan geologis yang kaya dengan sisa fosil ikan). Pilot Soviet menyebut pesawat ini ‘balalaika’ karena sayapnya yang berbentuk segitiga.
Seperti para pendahulunya, MiG-21 terbukti sukses dalam perang Vietnam. Badannya yang kecil membuat pesawat tempur ini gesit dan lincah bermanuver. Armada pesawat generasi baru Phantom AS sampai harus kembangkan taktik khusus untuk menghadapinya.  Namun pilot Vietnam yang terapkan taktik Soviet: setelah menarik sasaran dari tanah, mereka memosisikan pesawat di belakang dan di bawah pesawat Amerika yang menyerang dengan peluru kendali, tetap unggul.

Mata yang awas
Pesawat serangan darat MiG-27 dijuluki ‘balkon dengan pemandangan medan perang’ sebagai pengakuan atas luasnya ruang pandang kokpit. Namun pada kenyataannya malah pesawat interseptor MiG-31 yang menjadi pesawat dengan tingkat keawasan tinggi. 


MiG-27. Kredit: RIA Novosti

MiG-31 menjadi yang pertama di dunia yang menggunakan sistem radar berfase. Sistem ini memungkinkannya mengidentifikasi pesawat sasaran (termasuk sasaran dengan ketampakan rendah) pada jarak 320 km.
Perangkat elektronik onboard-nya dapat melacak 24 sasaran sekaligus, mengikuti 10 di antaranya dan memilih 4 paling penting untuk ditembak dengan misil ‘udara ke udara’ jarak jauh. Empat MiG-31 mampu mengontrol ruang udara dengan sebuah garis depan sepanjang 800-900 km.

Gesit dan lincah
MiG-29 modifikasi adalah pesawat tempur utama di AU Rusia. Pesawat ini sekaligus berfungsi sebagai laboratorium terbang untuk menguji teknologi baru. 

MiG-29. Kredit: AFP/East News

Mesinnya menggunakan thrust vectoring, yang memberikan kemudahan manuver yang tinggi. Para pilot menyebut MiG-29 pertama ‘pesawat homing beacon’ karena dapat menampung cukup bahan bakar untuk terbang mengelilingi lapangan terbangnya sendiri. 
Sekarang modifikasi SMT telah dibekali dengan perangkat elektronik on board mutakhir, dan tangki bahan bakar tambahan serta peralatan pengisian ulang bahan bakar di udara.

Pesawat tempur masa depan
Desain prototipe pesawat tempur 1.44 generasi kelima sebenarnya akan diberi nama MiG-35 MFI (Mnogofunktsionalniy Frontovoy Istrebitel – Pesawat Tempur Taktis Multiguna). Pesawat ini akan dibekali mesin thrust vectoring dan teknologi siluman.

MiG-35. Kredit: Sergei Mikheev

Tapi, pada 2002 pemerintah Rusia mengeluarkan peraturan mengenai pembuatan PAK FA (Peredniy Aviatsionniy Kompleks Frontovoy Aviatsii – Kompleks Pesawat Terbang Prospektif untuk Aviasi Garis Depan), yang mengakhiri pengembangan 1.44. Satu-satunya prototipe yang layak terbang, yang mengudara pada 29 Februari 2000, saat ini disimpan di Lembaga Riset Penerbangan Gromov di Zhukovkiy.

Sumber : RBTH.

Polisi-teroris baku tembak di Poso



Kontak senjata antara kepolisian dengan kelompok sipil bersenjata yang diduga teroris, kembali terjadi di kawasan hutan Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Senin, sekitar pukul 13.00 WITA.

Keterangan yang dihimpun Antara dari Poso menyebutkan hingga pukul 16.00 WITA, baku tembak masih terus terjadi.

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno yang dihubungi melalui telepon genggamnya membenarkan informasi kejadian itu dan menyebutkan bahwa dua anggota Polri dari Brimob Polda Sulteng terluka.

"Satu orang tertembak di bagian paha bernama Bripda Baharuddin dan satu lagi Bharada Syamsu Alam tertembak di pinggul. Mereka telah dilarikan ke Palu untuk mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Bhayangkara," ujarnya.

Soemarno mengaku belum mendapatkan informasi dari Polres Poso apakah dari pihak teroris ada yang tertangkap atau terluka.

"Aksi baku tembaknya masih terus berlangsung," ujar Soemarno.

Menurut dia, peristiwa ini berawal dari upaya Polri melakukan pengepungan tempat persembunyian kelompok teroris tersebut di hutan sekitar Desa Kilo, sekitar 160 km tenggara Kota Palu, berdasarnya hasil pengembangan informasi dari berbagai pihak.

"Rupanya kelompok bersenjata itu memang sudah melakukan persiapan pula, sehingga ketika melihat pasukan kita datang, mereka langsung melakukan serangan dengan tembakan-tembakan ke arah pasukan," ujarnya.

Soemarno mengemukakan bahwa arus lalulintas di jalan trans Sulawesi antara Poso-Palu tetap lancar, namun polisi saat ini banyak melalakukan razia di jalan untuk mempersempit pergerakan oknum-oknum teroris yang kemungkinan berusaha melarikan diri.

Dalam aksi bakutembak yang berlangsung di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, itu seorang polisi bernama Bhayangkara Dua (Bharada) Putu Satria dan seorang terduga teroris yang belum diketahui identitasnya meninggal dunia diterjang peluru.

Sebelumnya pada 6 Februari 2014, terjadi baku tembak antara polisi dan teroris di Desa Taunca, kecamatan Poso Psisir Selatan yang mengakibatkan seorang polisi bernama Bharada Putu Satria dan dua orang dari kelompok teroris tewas.

Pada pertengahan Oktober 2012, dua polisi dibunuh oleh kelompok teroris di Dusun Tamanjeka, Poso. Dan pada Desember 2012, empat anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah juga tewas diberondong kelompok teroris di daerah yang sama.

Sementara itu, terjadi dua ledakan bom dalam sepekan terakhir yakni di Kantor Harian Raar Sulteng di Palu pada Senin (24/2) dari di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada Selasa (25/2), namun motif peledakan di dua tempat itu hingga kini belum terungkap. 

11 Kapal Perang Siap Laksankan Operasi Cakra Hiu-14



Sebanyak 11 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) siap melaksanakan tugas Operasi Cakra Hiu-14 dan Operasi Benteng Hiu-14, di Bawah Kendali Operasi (BKO) Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim. Kesiapan dua satuan tugas operasi siaga tempur laut tersebut diasampaikan oleh Asisten Operasi (Asops) Danguspurla Koarmatim Kolonel Laut (P) Andi Abdul Aziz, di Markas Guspurlatim, Ujung, Surabaya, Jum’at (28/02).

Selain mengerahkan 11 kapal perang untuk memperkuat Operasi Cakra Hiu-14 dan Operasi Benteng Hiu-14, Guspurla Koarmatim melibatkan dua unsur Pesawat Udara patroli Maritim jenis Cassa, satu Hellikopter intai maritim, satu Kompi pasukan Marinir, dua Tim Komando Pasukan Katak (Kopaska), dua Tim Penyelam tempur TNI AL, dan unsur pangkalan di daerah.

Dua satuan tugas ini mengemban tugas pokok melaksanakan operasi siaga tempur laut meliputi pencegahan, penangkalan dan penindakan, di wilayah perairan yuridiksi nasional di perairan Timur Indonesia. Operasi Benteng Hiu-14 melaksanakan operasi di perbatasan wilayah laut Indonesia dengan Malaysia dan Operasi Benteng Paus-14 dengan tugas pokok melaksanakan operasi pengamanan perbatasan wilayah laut RI dengan Timor Leste dan Australia.

Kepada para komandan unsur yang terlibat dalam satuan tugas opersi tersebut Asops Danguspurlaarmatim menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni  memastikan kesiapan kondisi teknis unsur dan kesamaan pemahaman tentang rencana operasi secara terinci. Hal ini dimaksudkan supaya dalam tahap pelaksanaan operasi dapat mencapai hasil yang optimal.

Turut hadir dalam kesempatan itu adalah Pabanrenops Danguspurlaarmatim, Komandan KRI Arun, Komandan KRI TBT, Komandan KRI SGG, Komandan KRI PDG, Komandan KRI SPT, Pilot U-623, Pilot P-850, Pilot NV-412, Komandan Tim Kopaska, Komandan Tim Marinir, Komandan Tim Penyelam serta perwakilan perwira unsur KRI yang terlibat.(Dispenarmatim).

Amankan Mantan Presiden dan Wapres, Panglima TNI Bentuk Grup D Paspampres


Amankan Mantan Presiden dan Wapres, Panglima TNI Bentuk Grup D Paspampres

Panglima TNI Jenderal Moeldoko 
 
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meresmikan Grup D Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) TNI dalam suatu upacara militer, bertempat di Lapangan Hitam Mako Paspampres TNI Tanah Abang, Jakarta, Senin (3/3/2014).
Upacara Pengesahan Validasi Organisasi dan Tugas Paspampres TNI yaitu berupa penambahan satu Grup dari yang sudah ada selama ini tiga grup (Grup A, Grup B, Grup C) menjadi empat grup yaitu Grup D serta pembentukan satu Detasemen Pendukung yang berkedudukan langsung di bawah Danpaspampres TNI.
Dalam tugasnya, Grup D yang dikomandani oleh Letkol Inf Novi Helmy Prasetya lulusan Akabri 1993 melaksanakan pengamanan fisik jarak dekat terhadap mantan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya. Selanjutnya, untuk Detasemen Pendukung yang semula berada dibawah Grup C bertugas melatih dan membina kemampuan personil Paspampres TNI.
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan bahwa, pada konteks tugas apapun, TNI harus tampil profesional dan proporsional.

"Setiap satuan dan setiap prajurit TNI harus selalu menjaga profesionalitas, memiliki penampilan yang profesional, serta senantiasa menunjukkan sikap positif," kata Moeldoko, Senin (3/3/2014).
Menurutnya, penguatan profesionalitas inilah salah satunya menjadi dasar validasi organisasi satuan di jajaran TNI, yang terus dilaksanakan dan sempurnakan, guna optimalisasi pelaksanaan tugas-tugas yang diembankan negara kepada TNI dihadapkan kepada tantangan, ancaman dan perkembangan teknologi.
Dalam kaitan tersebut, peresmian validasi organisasi ini sebagai realisasi Peraturan Panglima TNI nomor 37 tahun 2013 tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur Paspampres.

"Pada sisi lain, validasi ini merupakan penguatan struktural satuan Pampamres, dihadapkan kepada international VVIP security standard karena tugas Paspampres juga berkaitan erat dengan pengamanan VVIP internasional, yang searah dengan Peraturan Pemerintah nomor 59 tahun 2013, tentang pengamanan Presiden, Wakil Presiden dan mantan Presiden, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia beserta keluarganya dan tamu negara setingkat kepala negara, dan/atau setingkat kepala pemerintahan," jelasnya.
Panglima TNI menegaskan bahwa keterampilan, kesemaptaan dan kesehatan prajurit TNI secara fisik menjadi faktor penentu, untuk dapat secara cerdas mengambil tindakan cepat dan mengendalikan situasi, serta memastikan objek dan propertinya dalam keadaan aman.

Oleh sebab itu, cara kerja yang profesional, disertai dengan kecermatan, kualitas berfikir yang cerdas, cepat, tajam dan akurat, serta kinerja yang semakin meningkat, harus menjadi ciri utama dari Paspampres TNI.
Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan juga penganugerahan tanda kehormatan "Wira Karya" dari Presiden RI oleh Panglima TNI kepada para prajurit Paspampres TNI yang telah berjasa dalam pelaksanaan tugas pada KTT APEC XXI pada tahun 2013 di Nusa Dua Bali.

MBT Meningkatkan Peringkat Alutsista Menjadi Ke-4 di ASEAN



1379503995188425785

Perang darat tetap merupakan bagian terpenting pada konflik bersenjata. Perang darat moderen utamanya melibatkan pertempuran lapis baja. Pertempuran lapis baja mengandalkan alutsista lapis baja, khususnya tank. Diantara alutsista lapis baja, yang paling utama adalah Main Battle Tank.

13795045631087684689

Latar Belakang: Alutsista Lapis Baja
Terdapat 3 kategori tank: Main Battle Tank (MBT) atau Tank Tempur Utama (TTU), Medium Tank atau Tank Medium, dan Light Tank atau Tank Ringan.
1379504624854761368

Per definisi saat ini, tank adalah kendaraan tempur lapis baja dengan roda berantai, bobot 8 - 65 ton, kanon utama 70 - 150 mm diatas turet yang dapat berputar 360 derajat, operator 3 - 4 orang yang terlindung, dengan kemampuan kendaraan melewati rintangan, mobilitas tinggi, dan dapat menembak sasaran sambil bergerak.
MBT sendiri merupakan senjata utama diantara arsenal angkatan darat. Pada setiap perang sejak PDI, perebutan teritorial ditentukan oleh keunggulan tank (dalam pengertian luas, termasuk kualitas dan kuantitas). Dan MBT adalah tank tempur yang menjadi andalan utama.
Selama ini Indonesia belum pernah memiliki MBT, bahkan tidak memiliki tank medium, hanya tank ringan. Ketiadaan MBT ini adalah suatu pilihan strategis masa lalu. Selain pertimbangan biaya, berdasarkan sejarah, pada generasi pertama, hanya tank ringan yang efektif diproyeksikan ke kepulauan Nusantara. MBT generasi kedua umumnya dapat dihancurkan menggunakan RPG atau senjata kaliber besar, sehingga fungsinya kurang strategis. Di wilayah ini MBT moderen baru hadir pasca pembelian MBT oleh Malaysia tahun 2004, yang diikuti oleh Singapura tahun 2009.
Minimnya aset anti tank TNI pada masa lalu juga disebabkan karena TNI menggunakan metode unik dimana mortir dapat difungsikan sebagai senjata tembakan langsung, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai senjata anti tank ringan, sementara menyederhanakan logistik tempur. Hal ini sangat efektif untuk operasi perang gerilya melawan musuh yang menggunakan tank ringan.
Berbeda dengan MBT generasi kedua, MBT moderen yang sering disebut sebagai generasi ketiga sangat sulit dihancurkan. MBT generasi ketiga hanya dapat dihancurkan oleh:
1. tembakan kanon 120mm dengan peluru anti tank modern, atau
2. dengan rudal anti tank moderen, atau
3. ranjau anti tank atau IED moderen, atau
4. serangan udara (rudal dari pesawat atau helikopter)
Hingga tahun 2012, TNI tidak memiliki arsenal tersebut diatas, sehingga pada dasarnya kemampuan tempur TNI tahun 2004 sampai dengan tahun 2012 teramat sangat rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Artileri TNI umumnya dibawah 100mm, rudal anti tank hanya LAV dan RPG generasi lama, kemampuan ranjau IED tidak dikembangkan, dan kekuatan udara sangat lemah, tanpa rudal yang mampu menembus MBT generasi ketiga Malaysia dan Singapura. Pada saat ini pun (2013) kemampuan TNI masih sangat terbatas, karena berbagai persenjataan counter MBT masih dalam proses pengadaan, seperti Javelin dan howitzer 155mm CAESAR. Butuh waktu untuk pelatihan, distribusi, disamping pengadaan peluru yang sesuai untuk menangkal MBT.

Rencana Pengadaan
Kebutuhan MBT TNI awalnya diciptakan oleh AD Belanda, yang bermaksud mengurangi kekuatan tank-nya dengan menjual 100 MBT Leopard 2A4. Ini merupakan salah satu kebiasaan buruk akuisisi alutsista TNI dan Dephan yang tidak di bangun dengan rencana akuisisi melainkan lebih bersifat oportunistik.
Kendala eksternal terjadi saat pemerintah Belanda yang semula menawarkan tank bekas-nya, ternyata mendapat halangan dari parlemen-nya untuk menjual ke Indonesia. Per 2012, parlemen Belanda masih di dominasi oleh orang-orang yang anti Indonesia, dan juga beberapa partai jahat anti Islam yang sangat membenci Indonesia.
Kendala eksternal ini terpecahkan dengan datangnya tawaran dari perusahaan Jerman Rheinmetal, selaku bagian dari konsorsium produsen MBT Leopard, untuk menjual ke Indonesia. Rheinmetal adalah perusahaan senjata yang sangat terkemuka. Hampir 100% kanon tank MBT produksi negara-negara NATO adalah produk atau setidaknya didasari atas disain produk kanon smothbore Rheinmetal.
Harga sangat murah karena MBT Leopard 2A4 tersebut pada dasarnya di hibahkan oleh AD Jerman. TNI AD hanya perlu membayar Rheinmetal untuk upgrade dan revitalisasi MBT tersebut. Rheinmetal membuat paket upgrade MBT Leopard meniru perusahaan Jerman IBD yang sebelumnya menjual paket upgrade MBT Leopard ke Singapura.
Parlemen Jerman sendiri sebagaimana biasanya bersikap jauh lebih bersahabat dibandingkan dengan parlemen Belanda.
Kendala internal datang dari parlemen Indonesia sendiri. Alasan utama berasal dari beberapa penganut doktrin lama yang masih berfikiran bahwa MBT kurang sesuai untuk Indonesia. Pemikiran ini cukup berdasar, dengan argumen bahwa MBT Leopard yang ber bobot 60 ton akan sulit dan mahal untuk dioperasikan di Indonesia, dimana kebanyakan jalan dan jembatan memiliki batas kekuatan dibawah itu.
Terlepas dari perdebatan tersebut, setelah kunjungan DPR ke Jerman proyek pengadaan berjalan lancar, dan perdebatan berakhir tanpa argumen resolusi yang sampai pada rakyat.
Kontroversi kunjugan DPR ke Jerman

Daftar Belanjaan
Demikianlah tahun 2012 TNI melakukan pembelian 60 MBT Revolution, dan 40 MBT Leopard 2A4. Pembelian juga disertai beberapa tank pendukung, serta 50 Marder IFV (Infantri Fighting Vehicle). Konon kabarnya harga sangat miring: US $ 280 juta.
MBT Leopard 2 antara lain ditempatkan di YonKav 8/Tank Div Inf 2 Kostrad, Beji, Pasuruan. Batalion kavaleri ini dulu bermarkas di Bandung kemudian mengalami kekurangan kendaraan. Sebelumnya Yonkav 8 mengendarai tank ringan Scorpion dan Stormer.

Mari kita tinjau daftar belanjaan TNI AD lain yang terkait:
- ASTROS II MLRS: artileri peluncur multi rudal.
- CAESAR: artileri howitzer 155mm diatas mobil (self propelled).
- Grom, Starstreak, Kobra 5 SHORAD, TD-2000B: senjata anti pesawat.
- Javelin: rudal panggul anti tank generasi ketiga

Leopard 2A4
Jerman adalah salah satu negara produsen tank terbaik di dunia, selain AS dan Rusia. Keunggulan tank Jerman sudah sejak Perang Dunia. Salah satu disainer tank Jerman adalah Porsche. Pasca PDII, dilakukan kerjasama disain tank antara Jerman Barat, Prancis, dan Itali yang juga diikuti oleh Porsche dan Rheinmetall. Prancis kemudian mengembangkan AMX-30, sementara Jerman Barat memilih disain Porsche, yang kemudian di produksi menjadi MBT Leopard 1, yang di produksi oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH & Co. Prototipe Leopard 2AV dan XM1 sempat disandingkan untuk kerjasama pembuatan tank generasi ketiga AS dan Jerman, namun kerjasama dibatalkan. AS memilih XM1 dan membangun M1 Abrams, sedangkan Jerman melanjutkan Leopard 2AV menjadi Leopard 2. Tank Leopard 2 kemudian dikembangkan menjadi versi terkini Leopard 2A7, yang dipercaya oleh banyak pihak sebagai MBT terbaik di dunia saat ini.
Sekalipun berbeda disain, namun hampir seluruh tank generasi ketiga NATO berdasarkan disain kanon Rheinmetal 120mm (L44 / L55). Sementara tank generasi ketiga Pakta Warsawa umumnya berdasarkan disain 2A46 (D-81T) 125mm.

Leopard 2A4 diproduksi hingga tahun 1992 untuk menghadapi ancaman Uni Soviet. Dalam doktrin perang dingin NATO, Leopard 2A4 di-disain untuk menghadapi T-72 dan T-80 dalam jumlah lebih besar, dan kaliber kanon lebih besar (125mm). Dengan demikian Leopard 2A4 secara kualitas dirancang lebih baik.
Leopard 2A4 sendiri sudah mulai di pensiunkan dari angkatan darat Jerman dan dari berbagai negara Eropa. Sebagai andalan sejak 1998 digunakan Leopard 2A5 dan 2A6 yang lebih canggih, dan efisien. 

Leopard 2A4 bekas kemudian dijual murah ke berbagai negara dengan upgrade dan moderenisasi yang sering disebut sebagai MBT Leopard 2A4 Evolution. Tahun 2007, Singapura Armed Forces (SAF) membeli Leopard 2A4 Evolution ini dari perusahaan Jerman IBD. Versi Leopard 2A4 untuk Singapura kemudian disebut sebagai Leopard 2SG.
Rheinmetal adalah salah satu perusahaan yang menyediakan jasa peremajaan tank Leopard 2A4. Rheinmetal dikenal sebagai salah satu produsen senjata terkemuka di dunia. Khususnya bagian turret dan meriam dari Leopard umumnya di produksi oleh Rheinmetal. Leopard 2A4 dipersenjatai dengan kanon Rheinmetal L44 120mm. Terinspirasi oleh paket peremajaan IBD: Leopard 2A4 Evolution, maka Rheinmetal membuat program peremajaan sendiri: Leopard 2 Revolution yang dibeli oleh TNI AD.

MBT Revolution
TNI membeli 40 Leopard 2A4 dan 60 Leopard 2A4 yang telah di moderenisasi Rheinmetal dan disebut sebagai MBT Revolution.
Jika dibandingkan, Leopard 2A4 bentuknya terlihat sangat kecil, karena MBT Revolution menggunakan tambahan lapis baja AMAP-ADS. MBT Revolution seharusnya akan terlihat lebih gagah dibandingkan Leopard 2A4. Sesuai untuk parade 5 Oktober.
Advanced Modular Armor Protection (AMAP) adalah konsep perlindungan tambahan yang modular. Leopard 2A4 tanpa AMAP akan rusak jika terkena tembakan. Dengan armor modular, Leopard Revolution hanya perlu mengganti modul armor yang terkena. Dengan demikian tank dapat dengan cepat beroperasi kembali. Terdapat berbagai modul AMAP yang dapat ditambahkan untuk melindungi MBT.

AMAP-ADS adalah AMAP dengan tambahan Active Defense System (ADS), atau sistem pertahanan aktif. Berbeda dengan perlindungan lapis baja yang bersifat pasif, ADS terdiri atas sistem sensor di sekeliling tank yang dalam fraksi mikro detik mengaktifkan mekanisme pertahanan yang akan menabrak rudal yang datang sehingga rudal musuh tersebut meledak sebelum mengenai tank. Dengan teknologi ini, peluang MBT Revolution lebih besar untuk bertahan dari tembakan anti tank.

Salah satu kelemahan utama MBT Leopard di Indonesia adalah karena Leopard awalnya di disain untuk perang tank besar di tanah yang datar. MBT di perkotaan atau di daerah tropis dimana banyak pepohonan dan semak, sangat rentan terhadap serangan gerilya. Infantri diperkirakan tidak akan dapat menghancurkan MBT dengan satu kali tembak, tetapi gerilya dengan senjata anti tank yang baik dan pengetahuan tentang komposisi lapis baja akan dapat menghentikan atau bahkan menghancurkan tank jika operator tank tidak dapat melihat posisi gerilyawan tersebut dengan cepat.
Disini Rheinmetal memberikan upgrade andalan kepada MBT Revolution, berupa kemampuan melihat 360 derajat sekalipun dalam keadaan gelap, sehingga operator tank dapat dengan mudah melihat posisi infantri lawan. Melengkapi keunggulan situation awareness tersebut, MBT Revolution ditambahi dengan senjata mesin berpenggerak yang dapat dikendalikan dari dalam tank, sehingga operator tank tidak perlu keluar dari tank untuk menembak senjata mesin.
Masih banyak lagi kelebihan paket MBT Revolution dibandingkan MBT Leopard 2A4. Sayangnya, seperti biasa, sehubungan keterbatasan dana belum tentu seluruh fitur upgrade modular MBT Revolution dibeli TNI AD. Tetapi tentu saja fitur yang kurang dapat ditambahi sesuai kebutuhan dan kemampuan dana.

Kondisi Alutsista Regional 2012 (sebelum akuisisi MBT)
Alutsista di negara-negara ASEAN termasuk yang sangat tertinggal di dunia. Umumnya merupakan persenjataan peninggalan zaman perang dunia kedua dan zaman perang Vietnam. Sangat jauh tertinggal dibandingkan Australia, India, Jepang, Korea Selatan, atau bahkan Pakistan yang dulu pernah mendapat pinjaman pesawat tempur dari Indonesia.
Alutsista TNI termasuk yang sangat tertinggal di ASEAN. Berdasarkan kepemilikan alutsista, per 2012, TNI AD menempati urutan ke 7 dari 10 negara ASEAN, dimana alutsista TNI AD (sekalipun ditambah Marinir TNI AL), berada dibawah AD Kamboja dengan kebanyakan alutsista peninggalan Vietnam. Kamboja memiliki ratusan tank ringan (PT-76 dan Type 62) dan kendaraan tempur infantri (BTR-50, BTR-60, BMP-1), sementara TNI AD hanya sanggup meremajakan puluhan tank ringan AMX-13 tua. Tidak memiliki MBT dan tank medium. Hanya Marinir yang memiliki kendaraan tempur infantri modern BMP-3F dalam jumlah terbatas. Kendaraan truk pun tidak memadai bagi kompi-kompi senapan TNI AD. Ditambah kenyataan bahwa TNI AD tidak lagi memiliki ranjau anti personel, dan tidak memiliki bom kluster. 

Singapura, memiliki 95 Leopard 2SG (setara dengan MBT Revolution), telah memperbaharui 200 AMX-13-nya menjadi AMX-13 SM1, memproduksi kendaraan tempur infantri Bionix dalam jumlah besar, ditambah 1000 APC M113A2, infantri Singapura dapat dikatakan sepenuhnya lapis baja (mechanized). Singapura tidak meratifikasi konvesi anti ranjau dan bom kluster, sehingga memiliki sejumlah besar ranjau dan bom kluster.
Malaysia memiliki MBT PT-91M dan ratusan kendaraan tempur infantri ACV300. Thailand memiliki MBT T-84 disamping ratusan tank medium dan ratusan tank ringan, serta kendaraan tempur infantri Type-85. Myanmar dengan ratusan T-72, juga dengan ratusan tank medium, tank ringan, dan kendaraan tempur infantri.
AD terkuat di ASEAN adalah Vietnam, dengan ribuan tank dan kendaraan lapis baja, ribuan artileri, bahkan memiliki rudal balistik SS-1 Scud B dengan komponen produksi dalam negeri.
Hal ini menggambarkan betapa mengenaskannya alutsista TNI AD.

1393748987711280750

Peningkatan Alutsista TNI AD 2015
Kapabilitas militer Malaysia dan Singapura mungkin menjadi faktor pendorong utama TNI membeli MBT Leopard 2A4 tahun 2012, dengan delivery hingga 2014. Menyusul Singapura, Indonesia membeli 60 MBT Revolution, 40 MBT Leopard 2A4, 50 IFV Marder.
TNI juga mengadakan 180 ATGM Javelin dan 150 ATGM NLAW, menyusul Singapura yang mengadakan 1000 ATGM Spike dan 3000 ATGM Matador.

13937491231114435700
Dengan peningkatan ini, berdasarkan urutan kepemilikan alutsista, per 2015, TNI AD (termasuk Marinir) naik peringkat menjadi urutan ke-4, melampaui alutsista Malaysia, Myanmar, dan Kamboja yang sebelumnya berada diatas. Kamboja dan Myanmar karena keterbatasan dana belum dapat melakukan pengadaan MBT. Malaysia hanya mengadakan 48 MBT PT91M yang secara kualitas dan kuantitas masih berada dibawah Leopard 2A4 Indonesia.
Vietnam, Singapura, dan Thailand masih memiliki peringkat alutsista diatas TNI. Thailand dispekulasikan akan mengadakan 100 T84 Oplot sehingga bisa jadi akan memiliki 200 MBT pada 2015. Vietnam yang sudah memiliki T72 sekitar 100 unit diyakini berencana mengadakan MBT T90 dalam waktu dekat.
Singapura meraih keunggulan peringkat alutsista bukan hanya oleh Leopard 2SG, tetapi karena memiliki kavaleri moderen dengan dukungan sishanud yang sangat handal yang dikembangkan bersama Israel. Disamping itu Singapura memiliki sejumlah besar ATGM moderen: Spike dan Matador yang membuat infantri-nya dapat menghentikan kavaleri moderen lawan. Lebih lengkap lagi, kavaleri Singapura selain dilengkapi dengan sistem radar terintegrasi, termasuk radar anti artileri yang memberikan keunggulan dalam perang artileri, juga memiliki kemampuan perang elektronik yang sangat kapabel dibandingkan dengan kekuatan di kawasan. Belum lagi artileri Singapura dilengkapi oleh bom kluster dan penyebar ranjau anti personel, sementara TNI tidak memilikinya karena DPR sudah meratifikasi perjanjian internasional yang melarang TNI menggunakan bom kluster dan ranjau.
Terlepas dari berbagai kekurangan tersebut, peningkatan peringkat alutsista TNI sangan berarti baik bagi bangsa Indonesia maupun bagi personel TNI. Peningkatan peringkat kepemilikan alutsista ini adalah hal yang sangat positif dari pengadaan MBT Leopard TNI AD.
Dengan tetap perlu mengingat bahwa peringkat kepemilikan alutsista BUKAN peringkat kapabilitas militer. Namun dari peringkat ini dapat tergambar posisi TNI dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.
Untuk memberi gambaran lain dari kondisi TNI diluar peringkat alutsista, berikut diberikan gambaran peringkat tentara darat TNI di tahun 2012.

1393749366480289774
Disini terlihat bahwa alutsista bukanlah segala-galanya. Ada berbagai aspek lain yang menentukan kemampuan tempur tentara nasional. Dari peringkat ini terlihat kelemahan TNI yang sangat mendasar karena:
A. Tidak memiliki kekuatan cadangan.
Komponen cadangan di negara demokrasi hanya dapat dikatakan ada jika diatur dengan baik oleh perundang-undangan. Berbagai permasalahan dalam penyusunan doktrin dan perundang-undangan mengakibatkan Indonesia selama puluhan tahun tidak lagi memiliki komponen cadangan. Artinya jumlah pasukan darat Indonesia terbatas pada jumlah TNI: yaitu ke 12 divisi wilayah (yang sangat tidak efisien untuk perang moderen) dan 4 korps: Kostrad (kekuatan sekitar 30.000), Marinir (kekuatan sekitar 30.000), Kopasus (kekuatan sekitar 10.000) dan Paskhas (kekuatan sekitar 10.000). Efektifitas ke 12 divisi sangat terbatas, sehingga mobilisasi akan sangat lambat dilakukan untuk membentuk kekuatan tempur strategis di tingkat nasional. Akibatnya efektif TNI hanya memiliki sekitar 80.000 pasukan yang siaga dari ke 4 korps tersebut diatas.

B. Kemampuan mobilisasi pasukan sangat terbatas oleh kondisi geografis dan keterbatasan infrastruktur.
Bila dikembalikan dalam konteks Leopard 2A4, mobilisasi kavaleri TNI memiliki banyak keterbatasan akibat infrastruktur nasional yang masih sangat terbatas.
1. Kapal angkut amfibi yang ada saat ini belum mampu mengangkut MBT sekelas Leopard secara efektif. Kapal pengangkut tank untuk Leopard masih tengah diupayakan pengadaannya. Demikian pula pelabuhan yang dapat menampung pendaratan Leopard juga masih sangat terbatas di Indonesia.

2. Keterbatasan angkut dalam pulau disebabkan karena belum adanya jaringan kereta api yang memadai di kepulauan Indonesia. Keberadaan jaringan kereta api adalah faktor kunci pengerahan pasukan moderen yang juga sejalan dengan perkembangan perekonomian daerah.

3. Keterbatasan depo logistik, baik bahan bakar, perbaikan, maupun amunisi. Dalam konteks pemanfaatan MBT secara optimal, akan ditemui berbagai kendala manajemen logistik tersebut.
Hal lain yang menurunkan manfaat dari pengadaan Leopard adalah kurangnya alutsista yang dibutuhkan agar MBT dapat beroperasi secara optimal.

Kekurangan kepemilikan alutsista yang paling menurunkan daya tempur MBT adalah:
1. Kekurangan alutsista pertahanan udara mobil yang dapat mendukung gerakan unit kavaleri moderen. TNI secara khusus belum memiliki kemampuan pertahanan udara yang memadai. TNI AD misalnya hanya memiliki pertahanan udara jarak dekat, sekitar 5 km. TNI AL sendiri baru memiliki Korvet F2000 yang mampu melindungi dari serangan udara dalam jangkauan 25 km. Sistem pertahanan udara TNI AD yang dikembangkan dengan Thales berbasis CM2000 diperkirakan lebih bersifat statis, tidak terkait dengan pembentukan sistem pertahanan udara mobil untuk mendukung kavaleri moderen yang diujung tombaki oleh MBT. Tanpa payung udara jarak jauh dan menengah, unit kavaleri terancam menjadi sasaran tembak yang sangat mahal.

2. Kekurangan dalam perang elektronik membatasi kemampuan komunikasi tempur TNI pada kondisi perang. Pihak penyerang dapat dengan mudah melakukan jamming atas komunikasi tempur sehingga unit-unit militer tidak dapat berperang secara terkoordinasi. Kelemahan sistem komunikasi tempur TNI sudah dirasakan sejak lama, khususnya jika berhadapan dengan negara-negara berkemampuan electronic warfare moderen seperti Singapura, Thailand, apalagi Australia.

3. Terdapat 2 jenis keterbatasan TNI dalam menghadapi perang moderen, pertama adalah keterbatasan oleh ratifikasi perjanjian pembatasan senjata, sehingga TNI memiliki keterbatasan alutsista seperti bom kluster, ranjau, dsb, sementara beberapa negara di kawasan tidak meratifikasi perjanjian tersebut. Keterbatasan kemampuan tempur anti tank dari infantri TNI akibat terbatasnya jumlah senjata anti tank moderen. TNI hanya memiliki Javelin yang cukup efektif menghadapi kavaleri moderen. Dengan keterbatasan persenjataan ini keunggulan jumlah potensial TNI tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, sebaliknya, musuh dengan jumlah jauh lebih kecil akan mampu menetralisir kemampuan kavaleri TNI.

Kekurangan yang paling mendasar adalah belum tersusunnya doktrin perang moderen TNI yang solid. Pengadaan didasari atas penentuan daftar belanja dari 3 angkatan yang masing-masing berfikir untuk diri sendiri, tanpa adanya penyatuan konsep Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, atau Angkatan Perang Republik Indonesia yang ditujukan untuk memiliki angkatan perang moderen yang efektif. TNI yang bertempur sebagai 1 angkatan, bukan 3 gerombolan terpisah yang sibuk dengan perimbangan kekuatan, masing-masing dengan kepentingan masing-masing, dan dipenuhi saling tidak percaya.

Lebih jauh lagi, doktrin tempur lapis baja belum dimiliki, sehingga pengadaan MBT menjadi sangat mubazir. Alih-alih membentuk divisi kavaleri moderen, yang diwujudkan justru rencana menyembunyikan MBT sebagai salah satu sasaran tembak utama dari serangan udara musuh. Hal ini tidak membuat MBT memjadi tidak bermanfaat, hanya saja potensi dari pengadaan MBT menjadi tidak tercapai, yaitu untuk membentuk angkatan perang modern.

Menjaga Langit Barat dengan Elang “Hibah”


Tahun ini adalah tahun pertama kedatangan burung-burung besi F-16 upgrade dari USA. Semakin mendekati hari kedatangan, semakin banyak pula pro-kontra menanggapi kehadirannya.
f-16-2014
F-16 Block 25 Refurbish Memperkuat Indonesia Tahun 2014

Pihak yang pro menganggap bahwa keputusan pemerintah untuk menerima hibah ini adalah hal yang wajar untuk mengejar kuantitas sebelum meraih kualitas. Sementara yang kontra tentu saja menganggap bahwa mendatangkan pesawat bekas meskipun di-upgrade hingga block 52 bahkan mungkin nanti ada block 70, 80, 100 dan seterusnya, tetap saja percuma mengingat dinamika kawasan yang akan kedatangan pesawat-pesawat tempur canggih sekelas gen 4,5++ hingga gen 5.
Terlepas dari pro-kontra tersebut, mari kita menyimak “pengalaman tempur” pesawat ini sebelum memberi penilaian. Kata yang dibold itu sengaja dibuat untuk menekankan arti pengalaman yaitu bukti empiris ketimbang teori berdasarkan spesifikasi.
Coba perhatikan beberapa pandangan pilot-pilot Amerika dan Eropa yang pernah menggunakannya baik dalam latihan skala besar maupun pertempuran sesungguhnya.
Menurut Letkol Philip “Rico” Malebranche dari USAF, F-16 mampu meladeni pesawat sekelas F-15 Eagle dengan baik. “F-16 itu kecil, ringan dan lincah” katanya. Meskipun memiliki kecepatan maksimum dan menanjak yang lebih rendah, namun ia mempunyai RCS yang kecil sehingga menyulitkan untuk dibidik (spot), dan juga dapat menandingi F-15 pada ketinggian rendah dengan manuver-manuver ekstrim.
USAF sendiri memerlukan kehadiran F-16 untuk mendampingi penempur kelas berat F-15 dalam menghadapi pesawat blok timur dari type ringan seperti Mig-21 pada pertempuran WVR. Lagi menurut Rico, dengan Thrust to Weight ratio yang lebih tinggi ketimbang F-18 E/F super hornet, pada kecepatan tinggi F-16 mampu mengatasi super hornet dengan cara menanjak hingga 3000 meter di atas F-18 kemudian bermanuver untuk menempatkan F-18 tetap di depan HUD (head up display pilot). Namun hal ini menjadi berbahaya pada kecepatan yang lebih rendah dimana F-18 mampu menaikkan hidungnya lebih mudah ketimbang F-16.
Bagaimana dengan pesawat lain?
Dibanding Mirage 2000, F-16 tidak banyak kehilangan daya ketika harus bermanuver cepat dalam radius kecil. Sedangkan jika dibandingkan dengan Eurofighter Typhoon, F-16 mampu melayaninya pada ketinggian di bawah 10.000 kaki. Pada jelajah di atas 10.000 kaki maka kemampuan aerodinamis dan komputerisasi Typhoon tidak mampu diatasi oleh F-16.
24 pesawat tempur F-16 akan memperkuat Skadron 16 Pekanbaru, Riau
24 pesawat tempur F-16 akan memperkuat Skadron 16 Pekanbaru, Riau

Bagaimana implementasi di lapangan?
Dengan homebase di Pekanbaru, maka hanya sekian menit F-16 sudah dapat mengintip langit tetangga. Itu berarti tidak diharuskan ketinggian jelajah di atas 10.000 kaki, yang berarti pilot-pilot F-16 tetap dapat mengandalkan keunggulan F-16 dalam manuver ketinggian rendah ketika harus bertemu pesawat-pesawat dari tetangga.
Namun, Geografi lingkungan mulai dari Pekanbaru hingga Batam juga berupa dataran rendah dan laut, termasuk flat sehingga tiada tempat untuk sembunyi atau bermanuver di area sempit yang merupakan keunggulan utama F-16.
Terhadap Sonora yang akan mendatangkan F-35, memang fitur silumannya cukup memusingkan untuk dihadapi oleh TNI-AU baik pilot tempur maupun arhanud. Tapi jangan lupa, kita punya marinir dan dari Batam semua pergerakan pesawat dapat terlihat jelas bahkan dengan mata telanjang. Keunggulan siluman itu menjadi sia-sia jika disiapkan pengamat dengan 4-5 shift sehari dilengkapi panduan malam dan kamera infra merah karena Singapura belum mampu meluncurkan pesawatnya tanpa terlihat dari wilayah Indonesia kecuali mereka mengirim dari luar Singapura.
Terhadap Sonotan, nah ini yang agak sulit. Garis pantai yang panjang di sepanjang pesisir selatan Jawa hingga Bali, NTB, NTT, laut Arafura hingga Papua sangat memungkinkan ditembus kapan saja baik siang maupun malam (karena lalu lintas udara dan air di kawasan tersebut juga relatif tidak seramai di Barat-Utara).
Akuisisi rudal khusus yang bisa mentracking pesawat siluman menjadi keharusan di area selatan ini. Tidak mungkin nanti setelah mendatangkan Su-35, kita selalu mengirim 2 sukhoi tersebut untuk patroli (tracking IRST terhadap pesawat siluman sangat efektif menggunakan 2 pesawat bersamaan dengan cara menggiring seperti nelayan menggunakan pukat harimau yang ditarik 2 perahu). Sampai ditemukannya teknologi yang secara efisien dapat melacak pesawat siluman, maka wilayah selatan tetap adalah lubang hitam kita. Mungkin biar seimbang, Kilo harus terus berpatroli dengan tujuan tidak untuk melacak pesawat siluman musuh (yang memang tidak dimungkinkan), namun lebih kepada keseimbangan bahwa kitapun bisa menerobos garis pagar sonotan. (by Maling Jemuran).
Sumber: Theaviationist.com