Rabu, 26 Februari 2014

Prototype Tank Medium Nasional Selesai 2016


Salah satu desain Tank Pindad
Salah satu desain Tank Pindad

PT Pindad dan FNSS Turki rencananya akan menyelesaikan pengembangan prototipe tank medium nasional, pada awal tahun 2016. Pengembangan design tank ini tidak mengacu pada ACV-300 atau tank-tank buatan Turki lainnya seperti yang disampaikan Kadispen TNI AD Brigjen Andika Perkasa.
“Sedangkan design-nya tidak merujuk ke tipe ACV-300 tapi di design sendiri oleh PT Pindad dengan mempertimbangkan kebutuhan user (TNI AD),”
Pindad dan FNSS akan merampungkannya dalam Forum Intergrated Planing Team Meeting. Dari situ juga akan dilakukan riset dengan TNI AD agar bisa digunakan sesuai dengan kondisi geografis negara Indonesia.
Prototype Tank Pindad hull-nya mirip BMP2
Prototype Tank Pindad hull-nya mirip BMP2

Berat tank medium ini akan berada di kelas 20-25 ton. Kanon yang digunakan berkaliber 105 mm bukan 120 mm. Dalam road map yang dibuat, chasis tank ini untuk kavaleri dengan silhouette maximum 2.5 meter.
Light Tank Anders 105 mm
Light Tank Anders Polandia dengan turret CT CV 105 mm Belgia

Chasisnya untuk tank ini, termasuk tinggi turret dan kanonnya. Nah, yang menarik chasis tank ini dapat dikembangkan menjadi amphibious, sehingga bisa dipakai oleh marinir Indonesia.
disain-tank-pindad
Desain artistik Tank Pindad/ Nasional

Untuk kerjasama dengan Jerman dalam Transfer of Technology tank, hingga kini pemerintah masih melakukan pembicaraan. Rencana kerjasama dengan Jerman akan berkaitan dengan kontrak pengadaan Tank Marder yang dibuat bersamaan dengan kontrak tank Leopard oleh Kementrian Pertahanan. (by Jalo).



JKGR.

Rusia Tawarkan Reaktor Nuklir dan Industri Pesawat Terbang

 
skb-rusia-2
Menko Perekonomian Hatta Rajasa bersama Deputi Perdana Menteri Rusia, Dmitry o Rogozin menghadiri Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-9 Indonesia-Rusia 25/02/2014 (photo: inilah.com/Wirasatria)

Delegasi Federasi Rusia berkunjung ke Indonesia menghadiri Sidang Komisi Bersama ke-9, untuk penguatan kerja sama bilateral di lima sektor. Beberapa proyek unggulan yang jadi pembahasan utama: Pembangunan smelter bauksit, Kereta batu bara, Pengembangan industri pesawat terbang, hingga proposal proyek pembangkit nuklir.
Pemimpin delegasi Rusia Wakil Perdana Menteri Dmitry O. Rogozin menilai, pengusaha  negerinya  sangat antusias menanamkan modal di Indonesia. Kerja sama bisa dikembangkan ke sektor teknologi tinggi, karena persahabatan kedua negara sangat erat.
“Tidak ada persaingan di bidang apapun antara Rusia-Indonesia, kita bukan merupakan lawan dalam perkembangan geopolitik di Asia Pasifik,” ujarnya dalam jumpa pers usai sidang komisi di Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Atas dasar itu, Rusia tidak keberatan bila diminta menanamkan modal di sektor yang butuh alih teknologi. Rogozin mengingatkan, Rusia bersedia mengalihkan sebagian industri strategis mereka di Indonesia, seperti alat navigasi hingga tak terkecuali pengembangan instalasi nuklir untuk energi.
“Federasi Rusia memiliki teknologi aman di bidang energi nuklir. Artinya pihak kami bersedia menawarkan sejauh pihak Indonesia menerima usulan-usulan kami,” kata Rogozin.
Rogozin juga  mengundang investor Indonesia untuk menanamkan modal di negaranya.  “Pemerintah kami membuka bagian timur Rusia untuk kerja sama dari negara-negara Asia Pasifik. Di kawasan industri itu, bisa dikembangkan bisnis agro maupun manufaktur,” tandasnya.
Sementara dalam pertemuannya dengan Kementerian Keuangan, delegasi Rusia  membicarakan kemungkinan dilakukan pertukaran cadangan devisa (bilateral swap).
pabrik Aluminium Rusal (photo by drugoi.livejournal.com)
pabrik Aluminium Rusal (photo by drugoi.livejournal.com)

Rusia ke Kalimantan
Pemerintah Kalimantan Timur akan bekerja sama dengan perusahaan Russian Railways untuk membangun jalur transportasi kereta api di Kalimantan. “Pada prinsipnya proyek kereta api yang kami bangun dari PT Kalimantan Railways itu sudah kami persiapkan dengan baik sepanjang 191 kilometer,” ujar  Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak di Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Jalur kereta akan dibangun mulai dari Kutai Barat melintasi Balikpapan hingga Penajam Pasir Utara. Kereta api itu untuk mengangkut batu bara.
“Tetapi saya juga sedang meminta bisa untuk mengangkut minyak sawit, komoditas hutan tanaman produksi, karet, ataupun hasil bumi lain,” kata Awang.
Transportasi kereta api diharapkan  dapat memperlancar pengiriman barang logistik ke daerah pedalaman. “Kami sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Russian Railways dan Kalimantan Railways,” papar Awang.
Pengusaha Rusia juga berinvestasi di Kalimantan Barat dengan membuka pengolahan tambang (smelter) untuk bauksit. Kehadiran Russian Alumina, akan meningkatkan nilai tambah bagi komoditas bauksit menjadi alumina. Nilai investasinya diperkirakan sebesar 2,5 miliar dollar AS.
Tahun lalu, perdagangan kedua negara baru mencapai nominal USD 3,34 miliar. Kedua delegasi sepakat menggenjot volume perdagangan agar mencapai USD 5 miliar pada 2015.
sukhoi super jet 100(3)
Sukhoi Super Jet 100

Industri Pesawat Terbang
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry O. Rogozin juga menemui Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, sebelum Rogozin menghadiri Sidang Komite Bersama ke-9 Indonesia – Rusia.
Dmitry O. Rogozin membenarkan dia sempat membahas potensi kerja sama bidang militer dengan Menhan, namun enggan merinci apa saja detail pembicaraan yang dibahas kedua pihak.
“Memang kita mengadakan pertemuan dengan Menhan Purnomo, tapi tentu saja kerja sama militer bukan suatu isu yang mudah diumumkan kepada masyarakat,” ujarnya saat jumpa pers.
“Di bidang industri penerbangan kita siap mendirikan pusat pelayanan pesawat terbang bersama, juga siap bekerja sama dengan perusahaan nasional dalam hal produksi suku cadang. Dalam hal kerja sama militer memang ada prospek sangat cerah, dalam alih teknologi terutama yang punya makna berganda. Artinya bisa dimanfaatkan baik untuk tujuan militer maupun sipil,” kata Rogozin.
Selain alat tempur, Rusia juga punya sistem pertahanan lain, mulai dari teknologi mikorelektronik, detektor bawah air, sampai wahana antariksa. Semuanya siap dikembangkan bersama, bila memang pemerintah Indonesia tertarik.
(Ardyan Mohamad / Merdeka.com).

Selasa, 25 Februari 2014

TNI AU, Lapan dan PT Dahana Kembangkan Rudal Penangkis Serangan Udara

 
Oerlikon_Skyguard_System_
Oerlikon Skyguard System

Wilayah Indonesia sangatlah luas dan obyek vital yang dilindungi juga cukup banyak.  Ke depan negara kita akan banyak memproduksi alat utama sistem senjata yang sangar, seperti: Kapal Selam (KS Changbogo), Pesawat Tempur (KFX/IFX), Tank Pindad, Roket/rudal dan lain-lain.
Indonesia memerlukan Sistem Pertahanan Udara nasional (Sishanudnas), demi menanggulangi ancaman udara, jika sewaktu-waktu terjadi perang. Sishanudnas harus dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil untuk melindungi obyek-obyek vital milik negara kita.
Penangkis Serangan Udara (PSU) atau Payung Udara (bahasa gaulnya warjag) sangat-sangatlah diperlukan. Kita pun selalu berharap agar pemerintah bisa membeli PSU jarak sedang, karena saat ini negara kita hanya memiliki PSU jarak pendek seperti Oerlikon, Starstreak, VL Mica dan lain-lain.
Kepala Staff Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan bahwa pada MEF renstra kedua negara kita merencanakan membeli PSU Jarak sedang. Berbagai sumber mengatakan HQ-16 dan BUK-M2E menjadi kandidat kuat pengisi PSU jarak sedang.
roket-kartika-1
Roket Kartika I yang sempat dikembangkan Dislitbang AU (photo: Berita HanKam)

Sekarang ada kabar baik untuk kita. Ternyata sudah beberapa tahun ini TNI AU melalui dislitbangnya bersama Lapan dan PT. Dahana telah mengembangkan PSU jarak sedang bahkan bisa jauh. Uji coba terus dilakukan hingga kini namun masih ada masalah pada Propelan. Seperti kata Kadispen TNI AU, Marsma TNI Hadi Tjahjanto.
“Jadi masih uji terus. Diharapkan 2 atau 3 tahun ke depan, PT Dahana dan juga Lapan sudah bisa membuat propelannya. Kalau nama rudal nunggu sudah jadi, nanti BUMN dengan Kemenhan yang ngasih nama rudalnya,”
Rudal PSU ini dikembangkan dari roket-roket karya anak bangsa yang telah berhasil terbang pada beberapa waktu lalu. Bisa jadi dari RX-420 yang bisa berdaya jangkau 100 km lebih. Apalagi kalau RX-550 sudah jadi mungkin bisa digunakan untuk PSU jarak jauh. (Semoga terwujud).
Maaf tulisan ini saya tidak menggiring teman-teman untuk tidak menyukai S-300 atau PSU lainnya. Saya cuma memberikan informasi terkait pengembangan karya anak bangsa. Saya juga selalu berharap TNI mengakusisi BUK M2E ke atas, agar segera memperkuat Sishanudnas.
Untuk Guidance atau teknologi maupun kerjasamanya saya belum mendapat informasi. Mungkin bung-bung Warjag bisa membantu. Salam kenal semuanya. (by Jalo).

Panglima TNI Kunjungi Komando Pertahanan Udara China

Panglima-TNI-Beijing
Kunjungan Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Beijing China (photo: Antara)

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Selasa 25/02/2014, mengadakan kunjungan ke Pusat Komando Pertahanan Udara Beijing, dalam rangkaian kunjungan lima harinya di China hingga Jumat (28/2/2014). Panglima TNI disambut jajar kehormatan didampingi Komandan Pusat Komando Pertahanan Udara Beijing Brigjen Zhang Peng, untuk kemudian meninjau beberapa fasilitas di pusat komando pertahanan udara tersebut.
Dalam penjelasannya Brigjen Zhang Peng mengatakan Pusat Komando Pertahanan Udara Beijing berada di bawah Angkatan Udara Angkata Bersenjata China, dan membawahi lima wilayah yakni Beijing, Tianjin, Provinsi Hebei, Provinsi Shanxi dan Mongolia dalam dengan cakupan wilayah seluas 850 kilometer persegi.
Panglima-TNI-Beijing-2
Kunjungan Panglima TNI ke Pusat Komando Pertahanan Udara Beijing, (photo: Antara)

Pusat Komando Pertahanan Udara Beijing memantau seluruh situasi udara di Kota Beijing sebagai Ibu Kota Republik Rakyat China, yang merupakan pusat pemerintahan/politik, sosial budaya dan pendidikan.
Keberadaan Pusat Komando Pertahanan Udara Beijing sangat penting guna mempertahanan kedaulatan dan kehormatan China. Selain di Beijing, China memiliki enam komando pertahanan udara di beberapa kota sesuai jumlah komando daerah militer di China.
Pusat Komando Pertahahan Udara Beijing antara lain bertugas memantau lalu lintas penerbangan, khususnya penerbangan militer termasuk untuk mendeteksi adanya obyek penerbanag atau pesawat asing yang akan melintasi wilayah Beijing dan sekitar.
panglima-tni-china-1-moeldoko
Kunjungan Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Beijing China

“Dalam jarak tidak terlalu jauh dari perbatasan, kita harus sudah dapat mengidentifikasi pesawat asing,” katanya, kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko, sambil menunjukkan wilayah perbatasan udara China di layar pemantau di ruang pusat komando pengendalian.
Untuk memantau keamanan wilayah udara Beijing dan sekitarnya, pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak penerbangan sipil. “Semua jenis pesawat yang melintas dapat kita ketahui, termasuk komersial. Namun, kita hanya fokus pada pesawat militer,” ucapnya.
Selain memantau lalu lintas udara, Pusat Komando Pertahanan Udara juga wajib memantau situasi cuaca, kemungkinan adanya ancaman dari udara, pengerahan dan penempatan pasukan, ekseskusi terhadap ancaman setelah mendapat otorisasi dari Markas Besar Angkatan Udara dan Markas Besar Angkatan Bersenjata China.
panglima-tni-kunjungi-beijing
Rangkaian Kunjungan Panglima TNI Jenderal Moeldoko ke China

Dalam kunjungan selama lima harinya tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko akan melakukan kunjungan kehormatan kepada mitranya Panglima Angkatan Bersenjata China (PLA) Jenderal Fang Fenghui, Menteri Pertahanan China Jenderal Chang Wangquan dan Wakil Ketua Komisi Pusat Militer China Jenderal Fang Changlong.
Dalam kunjungan kerjanya, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Ridwan, Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Mayjen TNI M. Erwin S dan Kepala Pusat Kerjasama Internasional (Kapuskersin)Laksma TNI Suselo. (antarasumbar.com)

JKGR.

TNI, Untuk Menjadi Yang Terbesar di Asia Tenggara

TNI

Sebagai negara yang memiliki luas wilayah yang besar, Indonesia perlu membangun kekuatan pertahanan yang memadai guna menjaga kedaulatan NKRI. Peningkatan kekuatan pertahanan sudah menjadi keharusan karena ini menunjukkan kekuatan pertahanan sebuah negara. Negara yang memiliki militer lemah dan tidak memiliki sekutu yang kuat akan mudah diintimidasi oleh negara lain.

Kulitas dan kuantitas alutsista yang dimiliki Indonesia akan sangat mempengaruhi kedudukan Indonesia dalam kancah politik Internasioal. Sebuah negara dengan kekuatan militer besar akan lebih didengarkan pendapat dan tindakannya ketimbang negara yang militernya lemah.

Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki potensi ancaman keamanan nasional yang besar. Seperti pelanggaran wilayah perbatasan laut, gangguan keamanan di laut, pelanggaran wilayah yurisdiksi laut, penggunaan ruang udara secara ilegal hingga pengerukan sumber daya alam secara ilegal dan klaim wilayah yang dilakukan negara lain. Untuk itulah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan dalam beberapa tahun belakangan gencar membangun kekuatan pertahanan Indonesia.

Karena kualitas dan kuantitas alutsista yang dimiliki TNI minim, kualitas tempur TNI dianggap remeh negara lain, meskipun secara personel dipandang kuat. Namun sekarang sudah berbeda, dengan banyaknya kedatangan alutsista, kemampuan tempur TNI meningkat secara signifikan. Bahkan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan berencana menjadikan militer Indonesia sebagai yang terbesar di Asia Tenggara mengingat pada tahun 2014 ini sejumlah alutsista milik tiga matra (TNI AD, TNI AL dan TNI AU) akan memasuki masa panen.

Usaha maksimal pemerintah dalam pengadaan alutsista membuat banyak analis yakin TNI akan memiliki kekuatan yang cukup memadai. Seperti diungkapkan oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro beberapa waktu lalu: "Renstra (rencana strategis) pertama (2010-2014), kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara lantaran pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru."

Penambahan Alutsista Tiga Matra


Dalam renstra pembangunan TNI AU 2010-2014, ada 102 alutsista baru seperti pesawat tempur F-16, pesawat tempur Sukhoi, pesawat latih tempur T-50i, Super Tucano, pesawat angkut CN-295 dan Hercules, helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.

Dan baru-baru ini 16 unit T-50i sudah diserahkan Kemenhan kepada TNI AU. T-50i yang diakuisisi Pemerintah Indonesia dengan nilai kontrak sebesar USD 400 juta ini akan digunakan sebagai pengganti Hawk MK-53 yang bermarkas di dari Skuadron Udara 15, Lanud Iswahyudi Madiun, di bawah Komando Operasi AU-II.

T-50i adalah pesawat latih tempur supersonik buatan Korea Selatan-AS dan dikembangkan oleh Korean Aerospace Industry dengan bantuan raksasa pertahanan AS Lockheed Martin. Dengan peralatan tempurnya seperti rudal guided/unguided, roket, bom dan kanon 20 mm serta radar, T-50i mampu bertempur digaris depan sebagai pesawat tempur ringan (light fighter).

F-16 Block 52
F-16 Block 52 (Gambar: Radomil/Wiki)
Selain T-50i, tahun ini TNI AU juga akan kedatangan pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan Amerika Serikat sebanyak 24 unit. Dan hingga awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.

Untuk misi ISR, juga akan segera tiba UAV yang akan mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.

TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skadron. Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang rencananya akan menjadi 24 unit.

Untuk pesawat angkut sedang (medium airlifter), secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan buatan PT DI hasil kerjasama dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.

Dalam rangka mendukung operasi airlift dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang sudah mulai tiba secara bertahap.

Untuk pesawat sayap berputar, Kemenhan telah menyerahkan beberapa jenis helikopter yaitu 3 unit Super Puma NAS-332 dan 6 unit heli full combat SAR EC-725 Caugar dari Euro Copter.

Sedangkan untuk sistem pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) SkyShield sebanyak 3 batere/6 firing unit buatan Rheinmetall Air Defence Switserland untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai.

Leopard 2
MBT Leopard 2 (Gambar: AMB Brescia/Wiki)
Khusus TNI AD, selain mengakuisisi 114 unit tank tempur utama Leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache tipe AH-64E. Tepatnya sebanyak 30 unit Leopard dan 21 Marder akan tiba sebelum bulan september 2014.

Demikian pula dengan meriam Caesar, dimana dari 37 unit, 4 unit diantaranya akan tiba sebelum Oktober 2014. Sementara untuk roket MLRS Astros II (peluncur multiple) akan tiba 13 unit sebelum Oktober 2014. Masih dari TNI AD, rudal pertahanan udara jenis StarStreak serta Mistral dijadwalkan juga tiba sebelum Oktober 2014, khususnya rudal Mistral akan datang sebanyak 9 unit pada Juni 2014.

Sementara itu untuk TNI AL, terdapat upgrade kapal perang korvet kelas Fatahillah, kapal latih pengganti KRI Dewaruci, pengadaan 2 unit kapal Hidro Oceanografi, dan lain lain. Untuk tank amfibi BMP-3F sebanyak 37 unit, beberapa diantaranya sedang dalam proses uji terima. Sementara panser amfibi BTR-4 sebanyak 5 unit, dimana 2 unit diantaranya akan tiba di tanah air pada September 2014.

Transformasi Matra Darat

TNI AD akan lebih memfokuskan diri untuk melakukan transformasi organisasi pada 2014 ini guna menghadapi rencana strategis II periode 2015-2019.

Pertambahan alutsista membuat TNI AD harus segera mendesain ulang organisasi. Jika dulu TNI AD hanya memiliki meriam 105 mm yang jarak ledaknya hanya 12 kilometer, saat ini sudah memiliki meriam 155 mm dengan daya jangkau 42 kilometer.

MLRS Astros
MLRS Astros
TNI AD juga sudah memiliki Multiple Launcher Rocket System (MLRS) dengan daya jangkau hingga 100 kilometer. Selain itu ada juga tank Leopard yang kapabilitasnya luar biasa.

Ada pula penangkis serangan udara yang kemungkinan perkenaannya mencapai 96 persen. Semua itu bisa didapat walaupun anggaran belanja pertahanan Indonesia masih kurang dari satu persen GDP.

Target MEF 42 persen

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menargetkan tahun 2014 ini Minimum Essential Force/MEF (kekuatan pokok minimum) pada rencana strategis I dapat mencapai 40-42 persen. "MEF pada 2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai 40-42 persen," kata Panglima TNI beberapa waktu lalu.

Bangsa Indonesia bisa melihat sendiri bagaimana kekuatan alutsista TNI di 2014 ini, diantaranya adalah sejumlah alutsista yang akan datang pada tahun ini untuk memperkuat TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

Kemhan optimistis MEF dapat dicapai pada 2019 atau lebih cepat lima tahun dari target yang ditentukan sebelumnya yaitu 2024. Pada awalnya pencapaian MEF ditargetkan selesai dalam tiga kali renstra (2009-2024). Namun, ternyata bisa dicapai dalam dua kali renstra (2009-2019).

Pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari yang ditargetkan itu merupakan sebuah terobosan dan keberhasilan berkat besarnya APBN yang digelontorkan ke Kemenhan. Anggaran pertahanan pada 2013 mencapai 77 triliun rupiah, namun pada 2014 ini meningkat menjadi 83,4 triliun rupiah.

Taruna AAL Latihan ke China

 
taruna-aal
Taruna AAL

Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) Laksda I.N.G.N. Ary Atmaja, memimpin rapat di Mako AAL, Surabaya, Senin (24/2/2014), mendengarkan laporan rencana pelaksanaan latihan dan praktik (lattek) pelayaran ke Qing Dao, China. Peserta akan pergi selama 62 hari.
Latihan dengan nama Kartika Jala Krida (KJK) 2014 ini, akan diikuti 89 taruna AAL tingkat II, menggunakan kapal perang KRI Banjarmasin 592 untuk pelayaran tahap I (Surabaya – Tarakan – Qing Dao – Busan – Sasebo – Manila – Bitung). Sedangkan tahap II menggunakan KRI Dewaruci (Bitung – Sorong – Makassar – Benoa – Surabaya).
KRI banjarmasin
KRI Banjarmasin 592

Gubernur AAL menerima paparan tentang kesiapan lattek KJK 2014 dari Perwira Pelaksana Latihan Letkol Laut (P) Bambang Kuncoro yang menjelaskan rencana kegiatan latihan praktik “Qing Dao Sail 2014″. Latihan ini meliputi rencana rute tujuan negara yang disinggahi, rencana latihan selama lintas laut pelayaran, rencana kegiatan selama sandar dan rencana mengikuti Multilateral Maritime Exercise In The Traditional Security Field dan International Fleet Review 2014 di Qing Dao, China.
Kegiatan yang terakhir merupakan ajang bergengsi yang diikuti oleh banyak negara dan akan membangun persepsi dunia bahwa TNI AL layak menjadi ‘World Class Navy’. Disamping itu selain ke China, KJK 2014 akan singgah ke Busan (Korsel), Sasebo (Jepang) dan Manila (Filipina).
Rencananya pelayaran ini akan berlangsung selama 62 hari yaitu 38 hari tahap I (7 April – 14 Mei) dan 24 hari tahap II (15 Mei – 7 Juni). Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk karakter prajurit matra laut dan mental kejuangan taruna AAL sebagai calon perwira TNI AL. Gubernur AAL menyatakan kegiatan latihan ini merupakan sarana latihan dan praktik bagi taruna untuk merasakan langsung bagaimana kehidupan di kapal perang.(detik.com)

Kemenhan Butuh Dana Tambahan Rp 11 Triliun

 
leo56
Leopard 2A4 Indonesia

Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan bertemu dalam rapat tertutup bersama Komisi I DPR RI, di Jakarta, Senin (24/2/2014). Dalam pertemuan tersebut perwakilan militer meminta tambahan anggaran untuk kontrak modernisasi alat utama sistem pertahanan negara (alutsista) tahun anggaran 2014.
Dari total pagu anggaran Kemenhan sebesar Rp 83 triliun, porsi alutsista mencapai Rp 16,7 triliun. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membenarkan pihaknya meminta usulan dana tambahan Rp 11 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani menyatakan pihaknya menolak permintaan Kemenhan. “Sudah dibilangin APBN tidak punya space untuk itu,” ujarnya selepas rapat.
Ditemui terpisah, Kemenhan mengaku usulan mendadak itu diklaim terpaksa diajukan akibat pelemah kurs. “Dolar naik. Berarti ada kekurangan. Itu yang kita minta. Tadi DPR kesimpulannya minta supaya kita pemerintah yg selesaikan itu kemenkeu, kemenhan dan Bappenas,” kata Purnomo.
Menhan mengatakan, kontrak modernisasi alutsista sudah terlanjur dilakukan dengan rekanan TNI di luar negeri sejak tahun lalu. Karena sistemnya tahun jamak, alhasil kursnya dipatok fluktuatif.
“Kontrak kan kita masih pakai kurs Rp 9.700, sekarang sudah Rp 12.000,” kata mantan Menteri ESDM ini.
menhan-22
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro inspeksi peserta Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara PNS Kemenhan (photo:Widodo S. Jusuf /Antara)

Jika Kemenhan ngotot ingin tambahan, Askolani menyerahkan sepenuhnya wewenang itu kepada menteri keuangan Chatib Basri. Apalagi dalam rapat hari ini, ada pula tambahan anggaran untuk pos kemenhan lainnya. “Nanti kita review saja di internal pemerintah”.
Purnomo pun menyatakan bakal membawa persoalan ini ke sidang kabinet. Persoalan kewajiban melunasi kontrak itu mendesak bagi target modernisasi alutsista. “Nanti kita bicarakan lagi dengan kemenkeu,” tandasnya.
Sesuai data Kemenhan, percepatan pemenuhan alutsista untuk tahun anggaran 2013-2014 mencakup seluruh matra, baik mabes, AD, AL, dan AU.
Beberapa alat yang didatangkan misalnya kendaraan taktis 4X4 sebanyak 332 unit, dijadwalkan datang tahun ini. Ada juga enam unit helikopter serbu, 8 unit pesawat tempur F-16, serta 37 unit Tank Amphibi BMP-3F. (merdeka.com)