Mungkin kabar singkat ini bisa menjadi informasi buat teman-teman di warjag. Semoga info ini bisa bermanfaat buat teman-teman.
Ceritanya hasil pertemuan saya dengan pimpinan TNI AU saat ada
kegiatan di daerah Jakarta pada beberapa hari lalu. Saat itu saya iseng
bertanya soal penangkis udara pertahanan negara kita. Untuk penangkis
udara jarak pendek kan kita sudah punya seperti Oerlikon, Starstrek, VL
Mica, dan lain-lain.
Kita langsung pada jarak sedang. Untuk Jarak sedang direncanakan pada
rentra kedua. Di Mef 2 ini, TNI AU akan fokus kepada penangkis udara
jarak sedang, untuk mengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines. Saya pun
bertanyaa, berikut cuplikan wawancara saya:
Saya : Pak kalau Buk-M2E masuk list?
Jenderal Bintang 3 : “Ya termasuk, namun tunggu menteri baru di tahun 2015. Listnya sudah kita berikan, terima atau tidak itu keputusan kemenhan,”
Jenderal Bintang 3 : “Ya termasuk, namun tunggu menteri baru di tahun 2015. Listnya sudah kita berikan, terima atau tidak itu keputusan kemenhan,”
Sedangkan bos-nya TNI Angkatan udara ngomong gini : “Untuk
10 sampai 100 kilometer itu, perlu untuk kendali jarak sedang. Sekarang
lagi diproses mudah-mudahan segera melengkapi sistem pertahanan kita,”
Nah, ini yang ditunggu-tunggu, iseng saya tanya ketertarikan TNI AU
dengan Rudal permukaan ke udara jarak jauh, S-300 bapak yang kalem ini
(Marsekal Putu) mengatakan :
“Apabila sasaran berada di luar seratus kilometer, maka pesawat masih
efektif untuk mengejar. Karena waktu sasaran sampai titik pertahanan
pesawat akan mengejar untuk pertahanan itu. TNI AU sudah siap dengan
pesawat tempurnya dengan rudal yang sudah dibeli saat ini’.
Nah tipe pesawat ini saya tidak dikasih kisi-kisi, tapi pastinya dari
keluarga Flanker. Apakah pesawat Su-27, 30 atau SU-35. Untuk rudal TNI
AU punya R-77 (AA-12 Adder), Vympel R-27 (AA-10 Alamo), dan lain-lain.
Ada juga rencana untuk membeli rudal jarak jauh, tapi tidak dikasih
bocoran juga.
Setelah selesai ngobrol, Pejabat di Kemenhan berinisial RL mengatakan
: “Mungkin dipikirkan untuk renstra kedua, tidak untuk pertama.
Sekarang dalam pembangunan, dalam renstra kedua, untuk dalam proses
pembangunan kementrian pertahanan sudah memikirkan secara holistik
”. (written by Jalo 17/02/2014)