Kamis, 13 Februari 2014

Rudal Hellfire II Indonesia Diproduksi

Rudal  HELLFIRE AGM-114R3
Rudal HELLFIRE AGM-114R3

HELLFIRE SYSTEMS, Orlando – Florida, AS mendapatkan kontrak senilai 157 juta USD, untuk memproduksi rudal Hellfire II pada tahun 2014. Pengadaan logistik dari Angkatan Darat AS ini, tercatat dalam kontrak W31P4Q-11-C-2042 di Departemen Pertahanan AS, tanggal 10/ 02/ 2014.
Kontrak ini melibatkan penjualan alutsista Amerika Serikat kepada: Arab Saudi, Yordania dan Indonesia. Dana sebesar 157 juta USD disiapkan untuk tahun fiskal 2012, 2013 dan 2014. Pengerjaan rudal Hellfire II oleh HELLFIRE SYSTEMS, Orlando – Florida diperkirakan selesai tanggal dari 30 November 2016.
Pengadaan misile Hellfire II ini telah diajukan oleh U.S. Army Contracting Command, Redstone Arsenal, Huntsville – Alabama.
Helikopter Apache Longbow mengusung rudal Hellfire
Helikopter Apache Longbow mengusung rudal Hellfire

Hellfire II memiliki tiga hulu ledak pilihan: hulu ledak tandem (untuk menghancurkan advanced/reaktif armor), hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan soft target, lapis baja ringan, kapal kecil, serta hulu ledak thermobaric yang menggunakan logam ditambah bahan peledak, yang digunakan untuk perang kota, bunker, gedung-gedung dan target tersembunyi lainnya. Hulu ledak thermobaric dirancang untuk menimbulkan kerusakan yang lebih besar dalam struktur multi-kamar, dibandingkan hulu ledak Hellfire standar atau hulu ledak fragmentasi.
Kombinasi antara: rudal Hellfire II yang presisi, sistem penembakan Longbow serta kemampuan fire and forget Hellfire yang sangat tajam memindai lawan/sasaran, memberikan fleksibilitas kepada komandan di medan perang, untuk menjalankan berbagai skenario/ misi, memungkinkan respon yang cepat dan mobilitas tinggi yang tidak bisa diberikan oleh senjata anti-armor lainnya. (defense.gov).

Helicopter Fennec Segera Perkuat TNI AD

Helikopter Serang AS-550 Fennec (photo:eurocopter)
Helikopter Serang AS-550 Fennec (photo:eurocopter)

Helikopter serbu ringan AS 550 Fennec akan memperkuat TNI Angkatan Darat (AD). Dari 12 unit yang dipesan TNI AD, beberapa helikopter yang diproduksi Eurocpter melalui PT Dirgantara Indonesia, sudah bisa dioperasikan pada 2014 ini. “Untuk 12 heli Fennec yang akan dibeli TNI AD, rencana tiba tahun 2014 dan 2015,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Andika Perkasa dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa (11/2/2014). Namun Andika belum tahu berapa unit helikopter pesanan yang sudah jadi pada 2014 ini.
Yang jelas, dari 12 unit yang dipesan, 8 unit akan ditempatkan di Squadron-12 Serbu Waytuba, Sumatera Selatan, 3 unit di Squadron-13 Serbu Tanjungredep, Kalimantan Timur, dan 1 unit di Pusdik Penerbangan TNI AD Semarang, Jawa Tengah.
Untuk mengoperasikan helikopter-helikopter serbu itu, TNI AD telah menyiapkan pilot beserta teknisinya. AS 550 Fennec berupa helikopter berbadan kecil dengan single engine ini merupakan bagian dari modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai program Minimum Essensial Force (MEF).
Eurocopter AS 550 Fennec Multirole buatan Perancis (Jetphoto.net/Javier González)
Eurocopter AS 550 Fennec Multirole buatan Perancis (Jetphoto.net/Javier González)

“Kebutuhan SDM untuk operasional Heli Fennec disiapkan 23 penerbang dan 31 teknisi,” tambah dia. Sementara, untuk helikopter Apache yang dipesan dari Amerika Serikat akan tiba pada tahun 2017. Meski belum datang, TNI telah menyiapkan sejumlah personel. “Kebutuhan SDM untuk operasional heli Apache direncanakan 24 penerbang dan 59 teknisi. Gelar heli Apache ini masih belum ditentukan,” ujar Andika. (news.liputan6.com)

Perkiraan Kekuatan Kapal Selam TNI AL 10 Tahun ke Depan


Kapal Selam Kilo Class, Rusia
Kapal Selam Kilo Class
Menghadapi perkembangan situasi geopolitik di kawasan Asia Pasifik yang sering beruba-ubah, maka Indonesia khususnya TNI harus siap menjaga kedaulatan NKRI.
Pada tahun 2008 pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk membangun kekuatan pertahanan Negara dengan memasukan istilah kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Forces) dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No.7/2008 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara.
Point 9 dalam Perpres tersebut yang membahas mengenai kebijakan pembangunan pertahanan nasional menyebutkan bahwa:
“Pembangunan Komponen Utama didasarkan pada konsep Pertahanan Berbasis Kemampuan (Capability-based defence) tanpa mengesampingkan kemungkinan ancaman yang dihadapi serta tahap mempertimbangkan kecenderungan perkembangan lingkungan strategik. Pelaksanaannya diarahkan kepada tercapainya kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force), yakni tingkat kekuatan yang mampu menjamin kepentingan strategis pertahanan yang mendesak, Pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan peralatan lain diprioritaskan untuk menambah kekuatan pokok minimal dan/atau mengganti Alutsista/alat peralatan yang sudah tidak layak pakai”
Saat ini TNI AL memiliki kekuatan dua armada tempur yaitu armada barat dan timur dengan alutsista utama 154 KRI , 209 KAL, dan dua divisi Marinir. Salah satu kekuatan yang disiapkan adalah armada kapal selam.
Sampai tahun 2014 ini, TNI AL hanya mengandalkan 2 kapal selam Nanggala Class. Salah satu andalan pemukul armada TNI AL ini adalah KRI Nanggala. KRI Nanggala ini pada 4 tahun lalu diperbaiki menyeluruh (overhaul and retrofit) selama 24 bulan di Dermaga Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. Sistem manajemen tempur dan operasi kapal selam kelas U-209/1300 itu diperbarui memakai sistem dari Norwegia.
Sistem baru KRI Nanggala-402 diterapkan dari teknologi manajemen tempur dan operasi dari Norwegia. Teknologi digital itu memungkinkan komandan kapal mengambil keputusan secara lebih cepat, efisien dan tepat atas posisi dan kedudukan kapal terhadap sasaran yang dituju.
Dengan sistem  baru ini, kapal selam bisa meluncurkan empat torpedo secara salvo pada selang waktu sangat rapat. Kapal selam sepanjang 59 meter ini memiliki delapan tabung peluncur torpedo pada ujung haluan utamanya.
Indonesia juga tengah membangun tiga kapal selam baru bersama Korea Selatan dengan skema transfer of technology(ToT). Kapal selam (KS) kelas Chang Bogo (CBG) milik Korea Selatan aslinya merupakan KS Tipe 209/1200 yang diketahui telah menerima berbagai modifikasi kelas berat, sejak permulaan abad 21 diantaranya, termasuk penambahan panjang lambung kapal menjadi setara KS Tipe 209/1400 dan Tipe 209/1500*, kemampuan untuk meluncurkan rudal sub-Harpoon, penggunaan sistem AIP juga sistem akustik penangkal torpedo baru (Torpedo Acoustic Counter Measures / TACM) yang dikembangkan secara mandiri oleh Korea Selatan.
Selain kemampuan untuk meluncurkan peluru kendali dan perangkat sonar yang lebih canggih, dari segi ukuran fisik Chang Bogo lebih besar 100 ton dibanding KRI Cakra dan KRI Nanggala yang memiliki kelas bobot 1.300 ton. Tidak hanya itu, CBG dapat dilengkapi dengan torpedo kelas berat, buatan Korea Selatan – White Shark (Baek Sang Eo Torpedo) yang juga memiliki kemampuan meluncurkan rudal anti kapal permukaan Hae Sung .  Tidak lupa pemasangan sonar pada sisi lambung kapal selam telah direncanakan untuk pengembangan lebih lanjut.
Harapan Kekuatan Pemukul Bawah Air TNI AL Mendatang.
Menurut  KSAL Laksamana (TNI) Marsetio sebagai negara kepulauan, Indonesia idealnya memiliki 12 kapal selam sesuai target kekuatan pokok minimal (minimum essential force/MEF).
Indonesia tampaknya dalam waktu dekat diperkirakan membeli dua kapal selam kelas 877EKM dari Rusia dengan senjata  andalan Club – S sebelum pergantian Kepemimpinan di Indonesia tahun 2014. Kemungkinan besar mengambil kapal selam kelas 877 punya Angkatan Laut Rusia.
Langkah pemerintah yang mempertimbangkan untuk menerima tawaran kapal selam dari Rusia sangat masuk akal. Pasalnya, kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) jenis kapal selam mendesak bagi Indonesia, untuk mengamankan tiga jalur laut internasional, yakni alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) I, II dan III.
Kebutuhan 2 kapal selam kilo ini sangat mendesak dan pada tahun 2014 akhir atau 2015 awal, diharapkan sudah ready di pangkalan Palu. Termasuk untuk mengantisipasi perkembangan LCS dan 3 antisipasi ancaman dari Selatan.
Kapal Selam kelas 877EKM Rusia
Kapal Selam kelas 877EKM Rusia

Rudal Club S
Rudal Club S

Sampai dengan tahun 2014 ini, kita mempunyai 2 kapal selam  cakra class, pengadaan 3 kapal selam baru bersama Korea Selatan dengan skema transfer of technology(ToT), dan terakhir pengadaan 2 kapal selam  rusia kelas 877EKM (kemungkinan besar bekas Angkatan Laut Rusia bukan versi ekspor /EKM). Diharapkan pada mef 1 ini Indonesia telah memiliki 7 kapal selam dengan rincian: 2 kapal selam cakra class (ready), 3 proses produksi changbogo class dan 2 proses pengadaan kilo class.
Sesuai target MEF yang ingin dicapai, Indonesia masih butuh 5 kapal selam lagi. Walau belakangan ini ada tawaran 10 kapal selam bekas dari Rusia tipe Kilo, alangkah baiknya untuk dipikir masak-masak, karena pada tahun 2020 ke depan, di kawasan ini banyak berkeliaran kapal selam tetangga yang masih  baru, kinyis-kinyis, canggih dan hasil pengadaan baru.
Alangkah baiknya khusus pengadaan 5 KS baru pada MEF 2, bukan dari jenis Kilo, apalagi bekas karena kita harus melihat unsur life time KS tersebut.
Indonesia bisa beralih ke AMUR 1650 SUBMARINE (versi ekspor terkenal nama Lada  class yaitu versi modern dari Kilo class) atau memilih kapal selam  TYPE 214 SUBMARINE  Jerman. China calon penguasa Asia Pasifik saja, memesan KS lada class dan SU-35 dari Rusia pada tahun 2013. Dengan pengadaan kapal selam sekelas Amur 1650, maka In sya’a Allah kita bisa  mengungguli kemampuan alutsista, khususnya kapal selam punya tetangga baik sebelah utara  maupun selatan.
Dengan syarat-syarat tertentu untuk KS dari Rusia, lebih cocok memilih Amur 1650 submarine class dibandingkan Amur 950 class. Hal itu tampak mulai tahun 2007/2008 Indonesia jatuh hati pada 2 KS Kilo 877 EKM dan 5 KS Amur 1650 class.
Kapal Selam Rusia, Lada Class
Kapal Selam Rusia, Lada Class
amur-class
Amur  1650  Class


Selain amur 1650 class, ks type 214 submarine bisa menjadi pilihan utama. Nah di sini  kalau TOT KS changbogo korsel berjalan lancar dan pada tahun 2018 PT PAL bisa membuat sendiri dengan lisensi dari Korea Selatan, maka  untuk produksi kapal selam berikutnya pemilihan  alternatif  KS tipe 214 submarine bisa menjadi pilihan. Dengan demikian ada kesinambungan program kemandirian alutsista, khususnya kapal selam yang diproduksi oleh Bangsa Indonesia sendiri. Apabila kemandirian telah tercapai maka 2 ks cakra class pada tahun 2020 sudah waktunya diturunkan kelasnya menjadi ks latih dan diganti oleh produksi bangsa Indonesia sendiri.
Tipe 214 Submarine Class



Perbandingan Amur 650 Class  Submarine dengan Type  214  Class  Submarine.
performance
firepower
sensorsystem
SIZE
Jumlah ideal sesuai target MEF adalah 12 ks sampai tahun 2024, namun dengan adanya penambahan 5 unit kapal selam (Changbogo dan Kilo) ini merupakan “hawa sejuk” bagi TNI-AL, untuk mencukupi standar kekuatan minimum-nya dalam menjalankan tugas menjaga perairan nusantara. Dan kami harapkan  pengadaan baru pada MEF 2 nanti, kami usul 3 ks amur 1650 class dan 2 ks tipe 214 class.
Semoga kemandirian alutsista yang  diprogramkan Indonesia tetap berjalan sesuai dengan track yang benar dan lurus, dan semoga pergantian Kepemimpinan Nasional Indonesia tetap membawa Bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai, lebih maju dalam semua bidang kehidupan.

JKGR.

Pasukan Elite AS, Puji Taktik Paspampres

Latihan Paspampres sebelum terjun ke KTT APEC 2013, Bali
Latihan Paspampres sebelum terjun ke KTT APEC 2013, Bali

US Army Special Forces memuji profesionalitas Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dalam melakukan pengamanan VVIP. Kehebatan Paspampres tersebut menjadi salah satu alasan “Kopassus Amerika” ini, untuk melakukan latihan bersama dengan Paspampres.
“Paspampres Indonesia sangat profesional sekali, mereka punya taktik yang sangat baik dan pengamanan yang baik,” ujar delegasi US Army Special Forces, Major Chris Morgan, di Mako Group C Paspamres, Jl Skip, Lawang Gintung, Bogor, Jawa Barat, Senin (10/1/2014).
Latihan Paspampres sebelum terjun ke KTT APEC 2013, Bali
Latihan Paspampres sebelum terjun ke KTT APEC 2013, Bali

Morgan mengatakan, dia bersama Paspampres pernah melakukan kerjasama ketika Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Chuck Hagel, ke Indonesia pada Agustus 2013. Morgan mengatakan koordinasi antara Amerika Serikat dan Indonesia dalam pengamanan kunjungan Menhan AS sangat baik sekali.
us army special forces unit
us army special forces unit

“Saya pernah bekerja sama waktu menteri pertahanan saya ke sini dan saya melakukan koordinasi dengan baik, saya sangat menikmati bekerja waktu itu,” ucapnya.
Dikatakan Morgan, Paspampres sangat bertanggung jawab memangku tugasnya. Morgan juga memuji taktik pengamanan yang dilakukan Paspamres dalam pengamanan VVIP. (Detik.com).

Kapal Nelayan Indonesia Dibakar Papua New Guinea


Kapal Nelayan Indonesia dibakar Tentara Papua New Guinea, 5 Nelayan tewas tenggelam (gambar: ilustrasi)
Kapal Nelayan Indonesia dibakar Tentara Papua New Guinea, 5 Nelayan tewas tenggelam (gambar: ilustrasi)
“Speed boat para nelayan langsung dibakar. Sementara, penumpangnya diperintahkan berenang sejauh 7 kilometer menuju daratan dalam kondisi cuaca buruk dan ombak tinggi.
5 dari 10 nelayan akhirnya meninggal dunia lantaran kelelahan, sedangkan 5 lainnya hingga kini belum ditemukan. Pihak keluarga masih menunggu proses evakuasi para nelayan nahas tersebut”.
Awalnya kita bertanya-tanya apakah benar kejadiannya seperti itu ?. Kapal dibakar karena memasuki wilayah papua New Guinea (PNG), mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi 10 nelayan yang disuruh berenang dan 5 akhirnya meninggal, sebuah tindakan yang di luar peri kemanusiaan dan tidak bisa diterima akal sehat.
Kantor Berita Antara 8/2/2014 melansir komentar dari Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo di Jayapura, membenarkan kejadian itu: “Ada masyarakat RI ditangkap tentara PNG di perbatasan Merauke dan kapalnya dibakar, nelayannya disuruh berenang,” katanya.
Kombes Pol Sulistyo Pudjo menambahkan, dari 10 orang nelayan yang berenang, lima di antaranya hilang. “Lima nelayan itu kemungkinan tenggelam,” katanya.
PNG
Sementara informasi yang dihimpun VIVAnews.com 9/2/2014 mengabarkan puluhan tentara Papua New Guinea menangkap sekitar 10 nelayan Indonesia yang sedang mencari tripang di Gugus Karang, perairan perbatasan antara Indonesia dan PNG. Tepatnya di sekitar Merauke, Papua, Kamis 6 Februari silam.
Kronologi kejadian, sesuai keterangan lima nelayan yang selamat, saat itu mereka berlayar mencari ikan di Perairan Perbatasan RI-PNG. Mereka didorong angin, sehingga memasuki perairan PNG.
“Saat masuk perairan PNG, sekitar 24 Tentara PNG lengkap dengan senjata kemudian menangkap mereka. Para nelayan kemudian dipindahkan ke kapal Tentara PNG, selanjutnya kapal nelayan beserta isinya dibakar,” ucapnya.
Selanjutnya, kesepuluh nelayan disuruh berenang sejauh kurang lebih lima kilometer dari lautan bebas menuju pantai Indonesia.
“Lima nelayan kemudian berhasil berenang hingga tiba Pos Pamtas Marinir Kali Torasi Merauke, sedangkan lima lagi tidak diketahui keberadaannya,” kata dia.
“Marinir masih melakukan pencarian, tapi hingga kini belum ditemukan, dan belum diketahui kondisinya,” ungkapnya.
Adapun identitas nelayan yang selamat adalah:
1. Anton Kanez Bazik-bazik
2. Yakobus G.Mahuze
3. Silvester Ku Basik-Basik
4. Marselinus Maya Gebze
5. Andreas Mahuze
Sementara, lima warga yang belum diketahui keberadaannya:
1. Alexander Coa
2. Ferdinando Coa
3. Roby Rahail
4. Joni Kaize
5. Zulfikar Saleh
Hingga kini belum terdengar sikap tegas dari pemerintah RI atas tindakan tentara PNG yang biadab, yang menyebabkan 5 warga Indonesia tewas/ hilang tenggelam. (Antara / VivaNews/ SCTV).

Singapura Tolak Delegasi Indonesia di Singapore Airshow 2014


Frigat Formidable Singapura
Frigat Formidable Singapura

Hubungan diplomatik Indonesia dengan Singapura semakin memanas. Singapura membatalkan undangan bagi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di acara Singapore Airshow pekan depan. Tak hanya itu, seluruh delegasi Indonesia yang jumlahnya mencapai 100 orang juga tidak jadi diundang.
“Iya, kontingen TNI juga batal,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan Brigjen Sisriadi saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (9/2/2014).
Menurut Sisriadi, delegasi TNI biasanya datang ke acara airshow yang digelar beberapa negara menggunakan pesawat Hercules. Jumlahnya cukup banyak karena datang dari berbagai kesatuan.
“Seperti kemarin di Brunei Darussalam, kita bawa tim pakai Hercules,” ceritanya.
Dengan demikian, tak ada unsur TNI yang menyaksikan acara Singapore Airshow pada 11 Februari mendatang. Yang tetap berpartisipasi adalah PT Dirgantara Indonesia, selaku peserta pameran.
“Kalau perusahaan kan mereka sudah bayar dan ikut pameran, jadi tetap ikut,” ujarnya.
Hubungan Indonesia dan Singapura memanas belakangan ini. Pemerintah Singapura prihatin dengan sikap Indonesia yang memakai nama Usman dan Harun untuk kapal TNI AL. Bagi mereka, Usman dan Harun adalah seorang kriminal dan pembunuh pada tragedi pengeboman tahun 1965 silam.
Namun, dengan tegas Indonesia menolak keprihatinan negeri tetangga itu. Usman dan Harun adalah pahlawan nasional yang layak mendapat penghargaan. (Detik.com).

Sabtu, 08 Februari 2014

Alutsista Baru Untuk Pengawal Republik



Yang Mulai Berdatangan di Tahun Kuda Kayu 2014
 
TNI AU
·         12 Pesawat coin Super Tucano  (pesan 16 unit, 4 sudah datang)
·         16 Jet tempur Golden Eagle (sudah datang semuanya Jan 2014)
·         8 Jet tempur F16 setara blok 52 ( jumlah pesanan 30 F16 upgrade)
·         5 Pesawat angkut sedang CN295 ( pesan 9 unit, 4 sudah diterima thn 2013)
·         8 Pesawat angkut berat Hercules ( pesan 9 unit, 1 sudah diterima thn 2013)
·         6 Helicopter Cougar
·         6 UAV Heron
·         4 Radar Thales
·         1 Simulator Sukhoi
TNI AL
·         37 Tank amfibi BMP3F ( sudah datang dan diserahkan resmi Jan 2014)
·         25 Kendaraan amfibi LVTA1 dari Korsel (hibah batch 2)
·           5 Tank amfibi jenis BTR-4  ( Pesanan sebanyak 55 unit)
·         10 MLRS RM Grad
·         11 Helikopter anti kapal selam Panther
·          4  Pesawat intai maritim CN235 MPA
·          4  Helicopter angkut Bell 412 Ep
·          3  Kapal perang light fregat “Bung Tomo Class”
·          3  Kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 m
·          2  Kapal perang jenis KCR 40 m
·          3  Kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank)
·          2  Kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak)
·          3  Kapal perang jenis patroli cepat
·          1  Kapal perang jenis latih layar
·          2  Kapal selam Kilo
·          2  Kapal hydrografi
  
TNI AD
·         103 MBT Leopard II
·           50 Tank Marder
·           38 Howitzer Digital Caesar Nexter
·           36 MLRS Astross II Mk6
·         900 Truk angkut pasukan
·         800 Rantis
·           80 Panser Anoa
·            5 Battery Rudal Starstreak
·            5 Battery Rudal Mistral
·         180 Rudal Anti Tank Javelin
·         150 Rudal Anti Tank Nlaw
·           20 Helikopter Bell 412Ep (6 sudah diserahkan)
·           16 Helikopter Fennec
·            6 Helikopter Mi17
Yang sedang dibuat dan ditunggu
·         3 kapal selam Changbogo di Korsel
·         2 kapal perang jenis PKR di Belanda  (opsi sampai 10 unit)
·         8 Helicopter Apache
·         1 kapal latih layar buatan Spanyol (pengganti Dewaruci)
Yang sedang dalam proses pengadaan
·         16 jet tempur Sukhoi SU35
·           6 kapal selam Kilo
·         12 Helikopter Blackhawk
GAMBARAN  MEF 2 (2015 -  2019)
·         Pengadaan satelit militer
·         Penerapan Kogabwilhan
·         Pemenuhan alutsista 3 Divisi Marinir
·         Pemenuhan alutsista 3 Divisi Kostrad
·         Pengadaan sistem jaringan pertahanan udara strategis
·         Pengadaan peluru kendali SAM jarak sedang
·         Pengadaan peluru kendali SAM jarak pendek
·         Pembelian 2-3 kapal perang jenis Destroyer
·         Pembelian 5-6 kapal perang jenis Fregat
·         Pengadaan 2 kapal perang jenis LPD atau LHD
·         Lanjutan Proyek PKR 10514 dengan 4 opsi kapal perang
·         Lanjutan Proyek KCR 60 m dengan opsi 6 kapal perang
·         Lanjutan Proyek KCR 40 m dengan opsi 6 kapal perang
·         Penyelesaian 3 kapal selam Changbogo
·         Kedatangan 6 kapal selam Kilo
·         Kedatangan 1 skuadron jet tempur Sukhoi SU35
·         Penambahan 1 skuadron jet tempur (Gripen, Rafale, Typhoon)
·         Produksi bersama peluru kendali anti kapal C705
·         Pengembangan varian peluru kendali C705
·         Pengembangan Roket Rhan jarak tembak 100 km
·         Pembelian 7 pesawat CN295 batch 2
·         Pembelian 3 pesawat AEW
·         Pembelian 2 pesawai intai strategis
·         Pembelian 200 MBT (Main Battle Tank)
·         Produksi 100 Tank medium Pindad
·         Pembelian MLRS Astross batch 2
·         Pembelian 100 Panser Anoa Canon
·         Pembelian 100 Tank amfibi BMP3F
****
Jagvane / 07 Feb 2014 / Dari berbagai sumber