Uji coba (sea trial) dua kapal patroli Bakorkaml di sekitar perairan Barelang, Batam, Kepulauan Riau (photo: Bakorkamla)
Ketua Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) yang juga Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto
dijadwalkan meresmikan kapal patroli Bakorkamla KN Kuda Laut 4803. Acara
peresmian kapal patroli Bakorkamla KN Kuda Laut 4803 akan berlangsung
di Dermaga Satgas 1 Tim Korkamla Barelang, Batam, Sabtu (8/2/2014).
“Rencananya seperti itu, setelah peresmiannya, nantinya beliau juga
akan melihat dari dekat kondisi KN Kuda Laut 4803,” kata Kabag
Persidangan, Humas dan Protokol Bakorkamla Kolonel (KH) Edi Fernandi
dalam pesan singkat kepada Tribun Batam (Tribunnews.com Network), Kamis
(6/2/2014).
Diberitakan sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi
Keamanan Laut Laksamana Madya Bambang Suwarto, Jumat (24/1/2014),
meluncurkan Kapal Negara (KN) Kuda Laut 4803, yang dibangun di galangan
Kapal PT Batam Expresindo Shipyard.
Kapal yang dibangun dengan total anggaran mencapai Rp 58 miliar
tersebut, merupakan jenis yang sama dengan kapal yang dimiliki
Bakorkamla sebelumnya.
“Ini kapal ketiga dengan jenis serupa yang dimiliki Bakorkamla dan
akan ditempatkan untuk pengamanan perairan wilayah perairan barat,
tengah, dan timur Indonesia,” jelas Bambang Suwarto di lokasi peluncuran
PT Batam Expresindo Shipyard Tanjunguncang, Batam.
Uji coba (sea trial) dua kapal patroli Bakorkaml di sekitar perairan Barelang, Batam, Kepulauan Riau (photo: Bakorkamla)
KN Kuda Laut 4803 memiliki panjang mencapai 48 meter, menggunakan
mesin berkecepatan 29,5 knot dan mampu bergerak hingga batas 200 mil
laut (370 km) dari lepas pantai. Sehingga sangat efektif untuk
pengamanan perairan laut Indonesia.
Kapal ketiga berukuran 48 milik Bakorkamla ini memiliki mesin
penggerak 3×1.400 HP (marine diesel) dan telah dilakukan uji
Hidrodinamik di Laboratorium Hidrodinamik BPPT di kompleks ITS Surabaya
pada awal Februari 2013.
“Produk ini juga dilengkapi fasilitas informasi dan komunikasi yang
modern dan terintegrasi ke salah satu radar Bakorkamla dari Aceh sampai
Merauke,” kata dia. Kapal yang dibangun oleh industri perkapalan dalam
negeri mengandung 70 persen bahan lokal dan dikerjakan anak-anak bangsa.
“Kami sudah mengajukan sejumlah persenjataan pada Kementerian
Pertahanan untuk pertahanan jika terjadi gangguan saat patroli, bukan
untuk melakukan penyerangan,” jelasnya lagi.
Senjata tersebut meliputi senjata penyemprot air hingga
100 meter dan bertekanan tinggi, meriam ukuran 20 centimeter, dan
senjata untuk perorangan.
Pembangunan kapal patroli sudah disesuaikan dengan RPJM dan Rencana
Strategis (Renstra) Bakorkamla RI 2010 sampai 2014, khususnya untuk
mencapai amanat turunnya illegal activities sebanyak 70 persen dan
peningkatan ketertiban di laut sebanyak 80 persen dalam rentang waktu
tersebut.
“Hingga akhir 2014, kami akan memiliki enam kapal serupa. Dua akan
ditempatkan di perairan barat, dua di tengah dan dua lain di timur
Indonesia. Ini sesuai dengan rencana strategis pengamanan perairan
Indonesia,” ujar Bambang.
Uji coba (sea trial) dua kapal patroli Bakorkaml di sekitar perairan Barelang, Batam, Kepulauan Riau (photo: Bakorkamla)
Kapal Angkut MBT Leopard 2
Masih
tentang pembangunan kapal dalam negeri. Wakasal TNI Angkatan Laut
Laksda Hari Bowo beserta jajaran mengunjungi Lampung pada Rabu
(5/2/2014), untuk melihat perkembangan pembuatan kapal tempur milik TNI
AL di Lampung.
Pembuatan kapal tempur di Lampung merupakan salah satu upaya
membangun kekuatan tempur TNI AL. “Kami sekarang sedang melengkapi semua
(peralatan tempur) dalam rangka membangun kekuatan AL,” ujar Laksda
Hari Bowo di Balai Keratun, Pemprov Lampung, Rabu (5/2/2014).
“Ada tiga tahapan, jangka pendek, menengah, dan panjang. Sekarang
dalam rangka jangka pendek, kami sedang melengkapi peralatan-peralatan
tempur kami. Ada yang dibuat di luar negeri dan dalam negeri. Salah
satunya kunjungan saya ini. Untuk melihat sejauh mana perkembangannya
(pembuatan kapal),” tambahnya.
Landing Ship tank buatan PT Daya Radar Utama, Lampung
“Nanti ada penambahan (pembangunan kapal), tapi di tempat lain, bukan
di sini (Lampung), di galangan kapal yang lain. Kami pesan ini ingin
melihat, kalau memang bagus produknya, ya kami akan buat lagi. Sementara
ini kami tinjau dulu yang sekarang ini,”.
Mock-up Landing Ship tank buatan PT Daya Radar Utama, Lampung
Pembangunan kapal tempur di Lampung nantinya akan digunakan untuk
mengangkut angkutan perang lainnya yang dimiliki oleh TNI Angkatan
Darat. “Kegunaannya kapal untuk angkut tank. sekarang kan angkatan darat
beli main battle tank (MBT). Nah, kapal ini yang untuk mengangkut,”
jelasnya.
Landing Ship tank buatan PT Daya Radar Utama, Lampung
Kapal yang ditinjau ini 100 persen buatan Lampung oleh PT Daya Radar
Utama, namun untuk persenjataannya, akan dicari dari luar Indonesia.
Sekprov Lampung Berlian Tihang mengaku senang dengan kunjungan ini
karena Lampung menjadi salah satu tempat pembuatan kapal tempur.
Landing Ship tank buatan PT Daya Radar Utama, Lampung
Spesifikasi Kapal Angkut Tank / Tank Transport Ship buatan PT. Daya
Radar Utama ini, diperkirakan: memiliki panjang 107,77 hingga 117 meter
dengan lebar 16,40 meter dan tinggi 7,8 meter. Kapal memiliki kecepatan
maksimal 16 knot, dengan daya jelajah 6,240 nautical mile yang
digerakkan oleh dua mesin kekuatan 3600 hp fixed pitch propeller
propulsion system. (tribunnews.com)
JKGR.