Saking hebatnya, aksi BIN tak bocor ke publik. Tak seperti DSD.
Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Abdullah Mahmud
Hendropriyono menyatakan kemampuan intelijen Indonesia juga tak kalah
hebatnya dengan intel asing. Bahkan Hendropriyono menyebut agen intel
memiliki kapasitas untuk menyadap komunikasi telepon pejabat Australia.
Hal itu disampaikan Hendropriyono ketika diwawancara oleh media Australia, Fairfax dan dilansir harian Sydney Morning Herald (SMH),
Kamis 21 November 2013. Menurut Priyono, dalam dunia intelijen urusan
sadap-menyadap pemimpin negara adalah hal yang wajar. “Kami memiliki
kemampuan yang mumpuni untuk menyadap dan menangkal aksi penyadapan,”
kata Priyono.
Namun, pria yang menjabat sebagai Kepala BIN periode 2001-2004 itu
menyebut Badan Intelijen Australia (DSD) tentu akan mencegah aksi
spionase dari Indonesia.
Priyono bahkan mengatakan agen intel Indonesia begitu hebat karena
aksinya tidak berhasil terungkap ke publik. Sementara DSD melakukan
kesalahan, aksi spionasenya bocor ke publik. Skandal ini mempermalukan
wajah Pemerintah Australia.
Selain itu, imbuh Hendropriyono, masalah bertambah runyam karena
adanya keterlibatan politisi yang semakin memperkeruh suasana. Menurut
dia, ketika masalah ini sudah terbawa ke ranah politik, menyebabkan para
politisi terlalu berlebihan dalam merespons.
“Sikap yang ditunjukkan kedua pihak (politisi-red) sangat berlebihan.
Tidak ada satu pun di antara mereka yang memiliki pemahaman yang cukup
tentang dunia intelijen,” ujar Hendropriyono.
Dunia intelijen, lanjutnya, mirip pertandingan tinju. Dalam sebuah
ring tinju, dua petinju bertarung di sana. Mereka saling memukul dan
bertahan dari pukulan. Mereka menyerang dan mempertahankan diri mereka
sendiri. “Tapi itu di arena intelijen,” katanya.
Sementara, lanjut Hendropriyono, jika kasus ini melebar dan
melibatkan politisi, maka arahnya keliru. “Hal ini sangat tidak benar,”
ucapnya. Dia berharap kedua pemimpin negara tidak bersikap terlalu
emosional dalam menyikapi kasus ini hingga mempengaruhi hubungan
bilateral kedua negara.
“Tolong, jangan karena masalah yang sangat kecil, jadi menghancurkan
hubungan keduanya. Ini merupakan masalah yang sangat teknis,” kata dia.
Alasan mengungkap aksi BIN
Ditanya motifnya mengungkap wawancara yang pernah dilakukannya di tahun 2004 silam dalam program televisi Australia, Nine Network’s Sun-day, langkah itu sengaja dilakukan Priyono untuk memperingatkan Badan Intelijen Australia soal kemampuan intel Indonesia.
Alasan mengungkap aksi BIN
Ditanya motifnya mengungkap wawancara yang pernah dilakukannya di tahun 2004 silam dalam program televisi Australia, Nine Network’s Sun-day, langkah itu sengaja dilakukan Priyono untuk memperingatkan Badan Intelijen Australia soal kemampuan intel Indonesia.
“Saya berteman baik dengan Direktur ASIS dan ASIO [Badan Intelijen
Australia, red] dan saya ingin mereka supaya lebih waspada. Supaya
mereka menaikkan kemampuan intelijennya.”
Oleh sebab itu, lanjut Priyono, dia sengaja menyebut Indonesia telah
menyadap Australia. “Supaya Badan Intelijen Anda memperoleh anggaran
lebih untuk mencegah aksi spionase. Itu merupakan salah satu teknik
intelijen,” katanya.