Selasa, 19 November 2013

Parlemen - Penyadapan Jadi Ujian Kedaulatan RI

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie menyatakan, isu penyadapan yang dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat adalah ujian bagi Indonesia. Namun, menurutnya, tak dapat dipungkiri penyadapan yang dilakukan merupakan persoalan serius dalam hubungan diplomatik di kedua negara.

PM Australia Tony Abbott dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
Hal ini disampaikan Marzuki saat berpidato di rapat paripurna pembukaan masa sidang II tahun sidang 2013-2014 di Gedung DPR, Senin 18 November 2013.

“Ini juga merupakan ujian bagi Indonesia di dalam memaknai kedaulatan Indonesia di hadapan para pemimpin dunia,” ujar dia.
 

Tapi, kata Marzuki, sebagai bangsa yang berdaulat, Indonesia sepatutnya tidak terjebak dalam kerangka pikir pragmatis demi kepentingan diplomasi semata, melainkan harus menuntaskan persoalan penyadapan ini secara tegas.

“Misalnya kepala negara meminta penjelasan langsung kepada kedua kepala negara tersebut sekaligus untuk membangun kesepakatan baru secara bilateral serta komitmen untuk menghentikan penyadapan terhadap negara lain,” kata Marzuki.

Sebelumnya, dalam jumpa pers di kantor Kementerian Luar Negeri sore ini, Menlu Marty Natalegawa menegaskan bahwa Pemerintah memutuskan memanggil pulang Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema menyikapi terbongkarnya penyadapan telepon Presiden RI dan sejumlah pejabat penting lainnya.

"Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memanggil pulang Dubes Indonesia di Australia untuk konsultasi," kata Marty.

Menurutnya, mustahil duta besar bisa melakukan tugas-tugasnya di tengah suasana yang mengganggu ini. "Saya telah bicara dengan presiden bahwa Dubes kembali ke Jakarta untuk konsultasi dengan pemerintah, untuk nantinya mengambil keputusan," katanya.

Hanya saja, Marty tidak menjelaskan lebih detil ihwal pemanggilan pulang itu. "Saya gunakan istilah konsultasi dengan pemerintah sambil kita evaluasi," ujarnya.

Bersikap Tegas, Indonesia Tinjau Ulang Seluruh Kerja Sama dengan Australia

Pemerintah Indonesia akhirnya bersikap soal isu penyadapan yang dilakukan Badan Intelijen Australia (DSD) terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat Indonesia lainnya.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop bersalaman dengan Menteri Marty Natalegawa didampingi Menteri Gita Wirjawan saat pertemuan para menteri KTT APEC XXI 2013 di Nusa Dua, Bali (4/10).
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop bersalaman dengan Menteri Marty Natalegawa didampingi Menteri Gita Wirjawan saat pertemuan para menteri KTT APEC XXI 2013 di Nusa Dua, Bali (4/10).
(TEMPO/Johannes P. Christo)

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, Senin 18 November 2013 menegaskan, Pemerintah Indonesia akan meninjau ulang seluruh kerja sama pertukaran informasi dan kerjasama lainnya dengan Australia.

"Me-review seluruh kerja sama pertukaran informasi dan kerja sama lainnya dengan Australia," ujar Djoko Suyanto.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga akan mengkaji kerja sama pertukaran informasi dengan Australia. "Termasuk penugasan pejabatnya di Kedubes Australia di Jakarta," kata Djoko.

Pemerintah Indonesia akan meminta Australia untuk menjelaskan mengenai isu penyadapan ini ke publik. Sebab, kata Djoko, isu penyadapan ini akan mengganggu hubungan kedua negara.

"Kami meminta Australia untuk menyampaikan penjelasan ke publik dan berkomitmen tidak akan mengulangi hal tersebut," katanya.

Pemerintah RI meminta Menteri Luar Negeri Marty Netalegawa segera menyampaikan sikap ini ke Pemerintah Australia.

Sebelumnya, harian Inggris, The Guardian, dan Australia, Sydney Morning Herald (SMH), sama-sama membongkar praktik busuk Badan Intelijen Australia (DSD) yang berupaya menyadap komunikasi pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat tinggi lain.

Ibu Negara, Kristiani Herawati, juga turut menjadi target spionase Badan Intelijen Australia yang memiliki motto "Ungkap Rahasia Negara Lain, Namun Lindungi Rahasia Negara Sendiri" itu. Guardian dan SMH sama-sama merujuk kepada dokumen Snowden bulan November tahun 2009 lalu.

Dokumen yang berhasil diperoleh oleh Guardian yakni berupa materi presentasi dalam format Power Point milik DSD yang berlabel 'top secret'. Di dalam dokumen tersebut tertera target penyadapan DSD dan jenis peralatan komunikasi yang dimiliki oleh para target.

Di dalam slide presentasi juga tertulis sebuah daftar panggilan keluar dan masuk ke dalam ponsel pribadi Presiden SBY. Dalam dokumen berjudul "Kejadian Komunikasi Presiden Indonesia" tertera secara rinci semua panggilan selama 15 hari di bulan Agustus 2009 lalu.

Data panggilan di dalam slide itu mencakup nomor si penelepon, nomor tujuan telepon keluar, lama durasi percakapan di telepon dan jenis komunikasi yang dilakukan Presiden SBY, apakah itu SMS atau panggilan suara.

Pada praktik selanjutnya, daftar semacam ini juga dibuat DSD bagi target mereka lainnya. Dalam slide lain bahkan tertulis "Isi Pembicaraan yang Harus Dimiliki"

Indonesia Tetapkan 3 Langkah, Sikapi Penyadapan oleh Australia

Pemerintah Indonesia akan melakukan tiga langkah untuk menyikapi penyadapan Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah pejabat negara lainnya. Tiga langkah tersebut diklaim Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa sebagai langkah yang tegas sekaligus terukur.

Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa melakukan jumpa pers terkait hubungan diplomatik Indonesia-Australia di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2013). | KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA
"Pertama, kita akan memanggil perwakilan Australia yang ada di sini," kata Marty dalam konferensi pers di Gedung Kemenlu, Jakarta, Senin (18/11/2013).

Menurut Marty, pihaknya telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty. Namun, yang bersangkutan berhalangan hadir sehingga akan diwakili oleh Wakil Dubes David Engel. Nantinya David akan dimintai keterangan mengenai benar atau tidaknya penyadapan tersebut.

Kedua, lanjutnya, Duta Besar Indonesia untuk Australia Najib Riphat Kesoema akan dipulangkan ke Indonesia. Dia akan dimintai keterangan mengenai sejumlah informasi yang didapatkannya selama mengemban tugas di sana.

"Kalau untuk berapa lamanya dia akan di sini, belum bisa kita pastikan," lanjut Marty.

Langkah terakhir, Pemerintah Indonesia juga akan mengkaji ulang hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. Nantinya, Indonesia akan lebih membatasi dan menjaga jarak dengan Australia yang selama ini dianggap sebagai negara tetangga dan sahabat.

"Kita akan kaji ulang kebijakan-kebijakan kita dengan Australia selama ini. Kita akan membuat garis di atas pasir," kata Marty.

Seperti diberitakan, laporan sejumlah media asing, badan mata-mata Australia telah berusaha menyadap telepon Presiden SBY dan istrinya, Ani Yudhoyono, serta sejumlah menteri dalam kabinet SBY. Sejumlah dokumen rahasia yang dibocorkan whistleblower asal AS, Edward Snowden, yang berada di tangan Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan harian Inggris The Guardian, menyebut nama Presiden SBY dan sembilan orang di lingkaran dalamnya sebagai target penyadapan pihak Australia.

Dokumen-dokumen itu menunjukkan bahwa badan intelijen elektronik Australia, Defence Signals Directorate, melacak kegiatan Yudhoyono melalui telepon genggamnya selama 15 hari pada Agustus 2009, saat Kevin Rudd dari Partai Buruh menjadi Perdana Menteri Australia. Daftar target penyadapan juga mencakup Wakil Presiden Boediono, yang pekan lalu berada di Australia, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Juru Bicara Presiden untuk Urusan Luar Negeri, Menteri Pertahanan, serta Menteri Komunikasi dan Informatika.

Daftar pejabat Indonesia korban penyadapan Australia

Pihak intelijen Australia empat tahun lalu menyadap telepon seluler Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama istrinya, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono. Kabar ini berdasarkan dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dibocorkan Edward Snowden.
Daftar pejabat Indonesia korban penyadapan Australia

Bukan hanya SBY dan istrinya, Australia juga menyadap telepon seluler kepunyaan delapan pejabat Indonesia lainnya, seperti dilansir surat kabar the Guardian, Senin (18/11).

Berikut daftar pejabat Indonesia menjadi korban sadapan Australia pada 2009:

1 Susilo Bambang Yudhoyono
Jenis telepon: Nokia E90-1
Jaringan: 3G

2 Kristiani Herawati (ibu negara)
Jenis telepon: Nokia E90-1
Jaringan: 3G

3 Boediono (wakil presiden
Jenis telepon: BlackBerry Bold 9000
Jaringan: 3G

4 Jusuf Kalla (mantan wakil presiden)
Jenis telepon: Samsung SGH-Z370
Jaringan: 3G

5 Dino Patti Djalal (juru bicara presiden)
Jenis telepon: BlackBerry Bold 9000
Jaringan: 3G

6 Andi Mallarangeng (jufru bicara presiden)
Jenis telepon: Nokia E71-1
Jaringan: 3G

7 Hatta Rajasa (menteri sekretaris negara)
Jenis telepon: Nokia E90-1
Jaringan: 3G

8 Sri Mulyani Indrawati (menteri koordinator perekonomian)
Jenis telepon: Nokia E90-1
Jaringan: 3G

9 Widodo Adi Sucipto (menteri koordinator politik dan keamanan)
Jenis telepon: Nokia E66-1
Jaringan: 3G

10 Sofyan Djalil
Jenis telepon: Nokia E90-1
Jaringan: 3G

Situs Garuda Indonesia Jadi Korban Perang Hacker?

Situs web maskapai penerbangan Garuda Indonesia jadi korban serangan siber. Diduga, ini merupakan akibat dari perseteruan dua kelompok peretas.

Situs web yang beralamatkan Garuda-Indonesia.com itu tidak bisa diakses pada Jumat malam, (15/11/2013), sekitar pukul 23:00 WIB.



Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia, Erik Meijer mengatakan, data center tempat Garuda Indonesia menempatkan hosting terkena serangan peretas. “Untuk menghindari masalah pada website dan data Garuda, kami tutup dulu semua akses. Penutupan sementara ini kami lakukan untuk menjamin keamanan pengguna,” katanya saat dihubungi KompasTekno.

Ia menambahkan, pihak Garuda Indonesia tidak punya kuasa melacak dari mana serangan itu berasal. “Pelacakan dan penanganan dilakukan oleh pemilik data center," terang Erik.

Saat ini, transaksi pembelian tiket penerbangan Garuda Indonesia tetap bisa dilakukan melalui layanan call center. Tim teknis berusaha menyelesaikan masalah dan berharap situs web Garuda Indonesia bisa diakses kembali pada Sabtu (16/11/2013).

Beberapa hari lalu, terjadi perseteruan antara kelompok peretas dari Indonesia dan Australia. Pada awal November 2013, kelompok peretas dari Indonesia mengaku telah menyerang 170 situs web di Australia.

Hal itu disambut dengan peringatan keras dari kelompok peretas Australia yang meminta agar serangan dihentikan, terutama serangan pada situs web pemerintah atau lembaga sosial. Mereka mengancam akan melakukan serangan balasan. 
Strategi. 

Pembentukan Divisi Marinir di Sorong

Latihan Perang Marinir
Latihan Perang Marinir

TNI Angkatan Laut sedang mempersiapkan kelengkapan sarana untuk pengembangan pasukan Korps Marinir divisi ketiga di Sorong, Papua untuk menjaga kedaulatan Indonesia di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini. Secara bertahap 15 ribu prajurit Marinir ditempatkan di Sorong, untuk mendukung keamanan dan pertahanan komando wilayah laut timur.
“Kita akan membangun sebuah divisi ketiga Korps Marinir di Sorong. Saat ini tengah disiapkan sarana dan prasarananya,” ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Marsetio usai peringatan HUT Korps Marinir ke-68, di Lapangan Apel Hartono Kesatrian Marinir, Cilandak, Jakarta, Jumat (15/11/2013).
TNI AL masih mempersiapkan kebutuhan alutsistanya berikut pangkalan, termasuk markas divisi, brigade, dan batalyon bagi pasukan Koprs Marinir. “Sebagian sudah jadi. Mudah-mudahan pada 2014 sudah mulai efektif,” tegas Marsetio.
Alutsista yang akan disiapkan untuk pengembangan Korps Marinir di Sorong, antara lain: tank amfibi BMP-3F dari Rusia yang rencananya tiba pada akhir 2013 ini, Kendaraan lapis baja dari Korea Selatan tahun 2014, Panser BTR-4, MLRS serta kendaraan perintis untuk kelengkapan batalyon lain yang berada di jajaran Marinir.
BMP-3F. Marinir  (photo:Dispenal)
BMP-3F. Marinir (photo:Dispenal)

“Pimpinan TNI AL berjanji akan selalu mendukung penuh persenjataan Korps Marinir,” tambah KSAL. Pasukan yang ditempatkan di Sorong merupakan Pasmar-3, yang akan dilengkapi dengan alutsista mamadai.
Pembangunan markas komando sudah dilaksanakan sejak 2012 lalu, dan sesuai target pada tahun 2013 ini pembangunan sarana dan prasarana Divisi III telah selesai. Selain pembangunan markas komando, di kompleks KM 16, juga akan dibangun barak-barak Marinir, perumahan untuk anggota dan fasilitas penunjang lainnya.
Saat ini mabes TNI AL tinggal menunggu Peraturan Presiden turun, yang diperkirakan terbit pada awal 2014. Sambil menunggu perpres tersebut, TNI AL terus melengkapi kebutuhan alutsista terbaru.
marinir-1
Kasal Laksamana Marsetio mengatakan, pembentukan Divisi III Marinir di Sorong Papua sudah menjadi kebutuhan pokok. Saat ini Marinir baru memiliki setingkat tiga brigade, yaitu di Surabaya, Jakarta dan Lampung. Sementara tugas Marinir menjangkau seluruh Indonesia, terlebih untuk pengamanan pulau terluar yang tidak berpenghuni, menjadi kewajiban Marinir.
Untuk wilayah Indonesia bagian timur, kekuatan Marinir masih dirasakan kurang karena baru ada kekuatan setingkat satu batalyon. Dengan kekuatan tersebut dinilai tidak cukup ideal untuk mengamankan wilayah Papua yang luas.
Selain di Sorong, juga dibangun satu batalyon infanteri-10 Korps Marinir di Pulau Setoko, Batam, Kepulauan Riau.(edisinews.com).

Minggu, 17 November 2013

Ibu Negara Serahkan Bantuan Baju Seragam Sekolah Kepada Siswa SD Melalui Satgas Pamtas di Perbatasan

403-Seragam pramuka 1a Nanga Badau (7/11). Kompi A Satgas Pamtas Yonif 403/WP di Kab. Kapuas Hulu serahkan bantuan kepada siswa SD berupa baju seragam pramuka. Sebanyak 125 stel baju seragam tersebut di berikan langsung kepada siswa dengan didampingin oleh kepala sekolah dan guru dari masing-masing anak SD. Baju seragam pramuka ini merupakan bantuan langsung dari ibu negara Ibu Ani Yudhoyono melalui Satgas Pamtas Yonif 403/WP.
  Dansatgas Pamtas Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga menjelaskan bahwa baju seragam ini merupakan bantuan langsung yang dikirimkan oleh ibu negara ke Yonif 403/WP sebelum berangkat penugasan. Jelasnya, seragam ini merupakan wujud tali asih dan perhatian yang besar dari ibu negara terhadap kemajuan mutu pendidikan anak-anak di daerah perbatasan. Harapan beliau, dengan adanya bantuan ini, kiranya dapat memacu dan membangun motivasi anak-anak perbatasan dalam mengenyam bangku pendidikan setinggi-tingginya.
  Danki A Satgas Pamtas Kapten Inf Bambang turun langsung dalam penyerahan bantuan seragam tersebut. Jelasnya, penyerahan bantuan ini berdasar dari tingkat kemampuan siswa-siswi yang telah kita survei dan layak menerima bantuan ini. Tujuannya adalah agar bantuan dari ibu negara tidak salah sasaran dan dapat dinikmati oleh anak-anak yang memang kurang mampu.
  Sebanyak 6 SD yang mendapat bantuan, terdiri dari SD N 07 Seimuntik Dsn. Seimuntik, Ds. Seimuntik, Kec. Nanga Badau, Kab. Kapuas Hulu, SD N 06 Sungai Tembaga Dsn. Sungai Tembaga, Ds. Sungai Tembaga, Kec.Nanga Badau, Kab. Kapuas Hulu, SD N 06 Batu Pansap Dsn. Batu Pansap, Ds. Batu Pansap, Kec.Empanang, Kab. Kapuas Hulu, SD N 02 Batu Ampar, Dsn. Batu Ampar, Ds. Batu Ampar, Kec.Empanang, Kab. Kapuas Hulu, SD N 08 Kantuk Asam Dsn. Kantuk asam, Ds. Kantuk Asam, Kec.Puring Kencana, Kab. Kapuas Hulu dan SD N 03 Sungai Mawang Dsn. Sungai Mawang, Ds.Sungai Mawang, Kec.Puring Kencana, Kab. Kapuas Hulu.
  Kepsek SDN 07 Seimuntik Bpk. Hermandus Sami (42) mewakili yang lainnya menyambut baik atas adanya bantuan kepada pihak sekolah kami berupa pakaian seragam Pramuka yang telah diberikan oleh Pos Libas Koki Nanga Badau, kami bersyukur kiranya niat baik dari bapak-bapak diberikan berkat dari Tuhan dan bermanfaat bagi kami serta bisa menambah semangat motivasi belajar murid kami. Bukan hanya itu saja, kami merasa terbantu juga atas kesedian bapak-bapak dari Libas atas kesediannya dalam mengajar siswa-siswi kami, memperbaiki aliran listrik dan air. Akhir kata saya selaku kepala sekolah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Autentifikasi : Papen Satgas Pamtas Yonif 403/WP Lettu Chk H. Waruwu, S.H.