Jumat, 15 November 2013

Kemhan Rumuskan Formulasi "Cyber Defense"


Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia sedang merumuskan formulasi prinsip dan filosofi cyber defense sebagai pedoman perang inkonvensional. Para wakil menteri pertahanan dari 21 negara pada pertemuan Seoul Defense Dialogue (SDD), Selasa (12/11) dan Rabu (13/11) menyadari pentingnya cyber defense, tapi mereka belum bisa merumuskan formula mengenai prinsip dan filosofi cyber defense.
"Semua negara sudah sibuk menangani cyber defense. Tapi, yang disentuh adalah masalah di hilir, sedang hulunya belum jelas," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Tokyo (Kamis (14/11). Masalah cyber defense di hulu adalah ketidakjelasan prinsip dan filosofi cyber defense karena belum ada formulasinya. SDD belum bisa merumuskan formulasi itu.
Di level hilir, cyber war sudah terjadi. Sistem informasi institusi strategis sebuah negara, termasuk institusi pertahanan, diganggu bahkan bisa dilumpuhkan. Sistem informasi institusi strategis dirusak, sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Perang lewat jaringan informasi, baik berbasis telepon maupun internet kian marak.
"Ini bukan hanya urusan militer, tapi semua pihak," kata Sjafrie.
Bidang Cyber Monitoring Center Kemenhan saat ini ditugaskan untuk merumuskan formulasi tentang prinsip dan filosofi cyber defense. Indonesia berniat menjadi pionir dalam formulasi prinsip dan filosofi cyber defense. Setelah rampung, formulasi yang dibuat Indonesia ini akan disampaikan kepada negara lain agar cyber defense secara internasional dapat memiliki pedoman.
Perang konvensional sudah bergeser ke perang inkonvensional dan itu sudah terjadi sejak dulu. Pada masa lalu, perang gerilya adalah juga inkonvensional, tapi memiliki asas univesal.
Sekarang, cyber war juga inkonvensional, namun juga memiliki asas universal. Karena itu, kata Sjafrie, Indonesia perlu menginisiasi altenatif formulasi tentang pedoman cyber defense agar menjadi rujukan internasional.

Cerita Menegangkan KSAD Budiman Naik Helikopter MI-17

Cerita Menegangkan KSAD Budiman Naik Helikopter MI-17
(antaranews.com)

Tragedi jatuhnya Helikopter MI-17 yang menewaskan 13 dari 19 penumpang di Malinau, Kalimantan Utara menyisakan duka mendalam. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman pun memiliki kenangan sendiri terbang dengan pesawat buatan Rusia itu.
Menurut Budiman, helikopter itu merupakan salah satu peralatan terbaik yang dimiliki Indonesia. Pesawat jenis itu juga baru saja didatangkan ke Indonesia dan kondisinya masih sangat bagus.
Pengalaman Budiman terbang bersama MI-17 diawali saat perjalanannya menyusuri hutan di Kalimantan. Kala itu, penerbangan dilakukan dalam rangka meninjau Ekspedisi Khatulistiwa.
"Saya gunakan itu di Kalimantan 4 kali penerbangan. Pada saat saya tahun 2011, 2012 pada saat saya meninjau dan menutup Ekspedisi Khatulistiwa, saya menggunakan untuk terbang," katanya usai menerima kontingen penembak TNI Angkatan Darat yang baru saja menang dalam Kejuaraan Menembak se-Asia Tenggara di Mabes AD, Rabu (13/11/2013).
Budiman menuturkan, kala itu dia menyusuri hutan belantara di Kalimantan dari satu titik ke titik lainnya. Butuh waktu 1,5 jam untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Dan, sepanjang penerbangan, tak ada yang dilihat selain hutan belantara dengan pohon yang sangat tinggi.
"Itu memang kalau terbang dari satu titik ke tempat lain lebih dari 1,5 jam yang kita lihat hanya hamparan hutan dan tidak ada medan medan terbuka. Jadi sepanjang 1,5 jam itu hutan yang luar biasa lebatnya. Ketinggiannya sangat tinggis seklai untuk pohon-pohonnya 3 tingkat untuk pohon pohonnya. Sehingga kalau kondisi pesawat sangat bagus," tuturnya.
Pengalaman itu, kemudian dikonversi ke tragedi yang baru saja menimpa jenis helikopter yang pernah membawanya menyusuri hutan Kalimantan. Dari segi muatan, kata Budiman, daya angkut MI-17 mencapai 3 ton.
Sedangkan, saat itu helikopter membawa logistik seberat 450 kg dan awak pesawat berjumlah 19 orang. Jika dijumlahkan, beban yang diangkut baru 1.850 kg. Ditambah tangki cadangan dengan berat maksimal 300 kg. Jadi, total muatan yang diangkut MI-17 saat itu bari 2.150 kg.
"Sehingga untuk beban tidak. Lebih betul-betul 10 meter turun mendarat ada angin yang cukup kencang, karena ketinggiannya 1.600 meter. Di atas puncak ketinggian yang kiri kanannya jurang. Tapi sekitarnya pohon yang sangat tinggi sekali."
"Tapi panjangnya sudah benar, yaitu 100x60 meter untuk kepentingan pendaratan. Dia sudah hapal benar, pilot meminta mekanik periksa kiri kanan, ok aman. Bersamaan dengan itu ada angin cukup kuat. Akhirnya buntutnya menyangkut pohon," ungkap Budiman.
Yang tersisa dari helikopter itu hanya bagian yang tersangkut dari pohon. Sisanya, sudah hancur akibat ledakan pasca menabrak pohon.

Skadron T-50i TNI AU, Lengkap Akhir Tahun 2013


Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korea Selatan (photo: Kenyot10/kaskus.co.id)
Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korea Selatan (photo: Kenyot10/kaskus.co.id)

Pesawat tempur T- 50i buatan Korea Selatan pesanan TNI akan tuntas diserahkan Korea Aerospace Industries Ltd akhir tahun 2013. Delapan pesawat telah diserahkan, sedangkan delapan sisanya akan diserahkan dalam dua bulan menjelang tutup tahun. “Kami akan serahkan tepat waktu sesuai pesanan,” ujar President & CEO Korea Aerospace Industries Ltd (KAI) Ha Sung-Yong saat menerima Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korea Selatan (Korsel), Rabu (13/11).
Selain melihat pesawat T-50i kesembilan (nomor TT-5009) dan kesepuluh (TT-5010) yang masih dalam tahap ferry flight, Wamenhan dan rombongan meninjau pembuatan enam pesawat terakhir. Delapan pesawat T-50i sudah berada di pangkalan TNI AU, Madiun. TNI memesan satu skadron atau 16 pesawat T-50 buatan KAI sejak 2011. Namun, karena proses politik anggaran di DPR, pembuatan pesawat tempur ini baru dimulai pertengahan 2013.
Hadir pada kesempatan itu Dubes RI untuk Korsel John A Prasetio dan tiga pemimpin redaksi (pemred) media massa dari Indonesia, yakni Rikard Bagun dari Kompas, Heidy Lukito dari Gatra, dan Primus Dorimulu dari Suara Pembaruan, Investor Daily, dan Beritasatu.com.

Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korea Selatan (photo: Kenyot10/kaskus.co.id)
Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korea Selatan (photo: Kenyot10/kaskus.co.id)

Dalam peninjauan sepintas, tampak jelas keseriusan pemerintah Korsel dalam meningkatkan kemampuan di bidang industry militer. Pabrik pesawat KAI cukup besar dan dilengkapi peralatan modern. Selama 2,5 jam di Sacheon City terlihat beberapa pesawat tempur latih buatan KAI silih berganti take off, bermanuver di udara, dan landing. Ha Sung-Yong menyatakan kegembiraannya bekerja sama dengan Indonesia.
Setelah kerja sama ekonomi dan politik internasional, Korsel dan Indonesia meningkatkan kerja sama di bidang industri pertahanan. Pesawat yang ditumpangi Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan rombongan dari pangkalan udara Seoul ke Sacheon City pulang-pergi adalah Tetuko, pesawat CN-235 khusus pesawat angkut militer buatan PT Dirgantara Indonesia (DI)— dahulu PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korea Selatan (photo: Kenyot10/kaskus.co.id)
Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korea Selatan (photo: Kenyot10/kaskus.co.id)

Sjafrie memuji KAI yang sudah memproduksi tepat waktu pesawat tempur T-50i pesanan TNI. “Kami berterima kasih kepada Korsel yang sudah membantu modernisasi persenjataan TNI,” ujar dia. Pembelian satu skardon pesawat T- 50i dari Korsel, kata Sjafrie, merupakan langkah awal menuju kemandirian Indonesia dalam memproduksi pesawat tempur. Pemesanan 16 pesawat buatan KAI ini disertai transfer teknologi. Perlahan, PT DI akan memproduksi pesawat tempur.
Indonesia, kata Sjafrie, sudah memasuki era industri pertahanan. Bekerjasama dengan Korsel, TNI akan memproduksi pesawat tempur dan kapal selam. Panser dan sejumlah senjata sudah bisa diproduksi Indonesia. Modernisasi, peningkatan kekuatan militer, dan pembangunan industri pertahanan Indonesia sudah dimulai sejak sembilan tahun lalu.(Investor Daily).

Pertahanan Cyber Libatkan Semua Komponen Bangsa


Dalam menghadapi acaman pertahanan negara yang bersifat nir militer khususnya di bidang cyber, sebagai leading sector-nya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), tetapi apabila  ancaman tesebut sudah menyangkut kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, maka Kementerian Pertahanan dan TNI mempunyai kewenangan penuh dengan didukung oleh seluruh komponen bangsa yang lain.
Demikian dikatakan Direktur Komponen Pendukung Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan) Ir Bennyta Suryo Septanto, MT,  saat menjadi nara somber dalam Forum Discussion Group (FGD) tentang “Standarisasi  Keamanan Informasi Pertahanan Siber Nasional”, Kamis (14/11) di Jakarta.
Lebih lanjut Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan mengatakan, dalam sistem pertahanan yang bersifat semesta, dalam menghadapi ancaman militer walaupun leading sector-nya itu TNI tatapi perlu didukung komponen lain.  Demikian juga dalam menghadapi ancaman nir militer seperti ancaman cyber, walaupun leading sector-nya Kemenkominfo tentunya kementerian lainnya, TNI dan Polri serta komponen bangsa yang lain diharapkan juga terlibat.
“Sesuai dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bahwa ancaman cyber termasuk dalam ancaman nir militer, dimana dalam menghadapi ancaman nir militer leading sector adalah kementerian diluar pertahanan sesuai dengan jenis ancamannya”, jelasnya.
Dalam rangka menghadapi ancaman pertahanan negara di bidang cyber, Kemhan saat ini sedang membangun system pertahanan cyber nasional dengan menyiapkan regulasi, kelembanggaan/organisasi, infrastruktur pendukung dan menyiapkan Sumber Daya Manusia dengan mengadakan pelatihan-pelatihan.
FGD diselenggarakan oleh Ditjen Pothan Kemhan dan dihadiri kurang lebih 40 peserta yang berasal dari instansi pemerintah, akademisi dan komunitas IT.  FGD ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan-masukan dari pihak-pihak terkait tentang bagaimana system pertahanan cyber nasional akan dibangun.
Selain Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan, FGD juga menghadirkan nara sumber Staff Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Luminto dan dimoderatori oleh Dosen Luar Biasa Jurusan Informatika ITB Setiadi Yazid, Ph.D.
Kemhan

TNI-AD Sosialisasikan Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Perbatasan

TNI Angkatan Darat siap melakukan sosialisasi "empat pilar berbangsa dan bernegara" kepada masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan.

TNI-AD Sosialisasikan Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Perbatasan

"Melalui personel di pos-pos perbatasan, kami akan ikut menyosialisasikan empat pilar ini kepada masyarakat," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman saat pembukaan pelatihan untuk pelatih (ToT) sosialisasi "Empat Pilar" di Lido, Bogor, Kamis (14/11) malam.

TNI AD, kata Jenderal Budiman, sebenarnya sudah melaksanakan sosialisasi Empat Pilar, yakni Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI kepada masyarakat di kawasan-kawasan terpencil seperti di perbatasan dengan negara tetangga.

"Namun dengan adanya pelatihan yang dilakukan bersama dengan MPR ini, maka kami akan memiliki pengetahuan untuk metode sosialisasi empat pilar ini," katanya.

Dengan metode yang baik, maka sosialisasi Empat Pilar akan makin dapat diterima oleh masyarakat di kawasan perbatasan.

"Bagi kami kepercayaan dari MPR RI untuk sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara ini merupakan suatu kehormatan," kata Jenderal Budiman.

Pelatihan untuk pelatih yang diikuti 100 perwira menengah di lingkungan TNI AD ini akan berlangsung tiga hari hingga Minggu (17/11).

Sementara itu Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto pada pembukaan ToT tersebut memuji rasa nasionalisme personel TNI, termasuk yang bertugas di wilayah perbatasan.

"Jika kita berkunjung ke pos-pos TNI di perbatasan, maka akan terlihat disana tulisan "NKRI Harga Mati", kata Sidarto.

Ia juga mengatakan bahwa berbeda dengan masa lalu, sosialisasi Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI saat ini bukan lagi suatu pemaksaan ajaran.

"Tapi kini bisa dengan dialog, dan bukan hanya satu arah," kata Sidarto.

Kamis, 14 November 2013

Heroiknya serangan hacker Indonesia ke situs Australia

Heroiknya serangan hacker Indonesia ke situs Australia
Ilustrasi Hacker. www.freedigitalphotos.net



Heroiknya serangan hacker Indonesia ke situs-situs penting Australia terlihat dari sebuah laman grup terbuka di Facebook dan laman event #StopSpyingOnIndonesian.

Dari sanalah, komando, penentuan target sasaran, dan langkah-langkah atau tools yang perlu disiapkan terungkap.

Berdasarkan pemantauan merdeka.com di kedua laman Facebook yang bisa diakses siapa saja tersebut, terlihat rasa nasionalisme yang sangat besar dari sedikitnya 500 hacker yang tergabung di dalamnya.

Komandan penyerangan #OpAustralia Om-Jin selaku Co Founder The Indonesian Security Down mengungkapkan apa yang akan mereka lakukan adalah untuk masyarakat Indonesia. Om-Jin juga menyinggung soal Istana yang tidak setuju hacker Indonesia serang situs Australia, bahwa tidak ada yang dilanggar dengan apa yang mereka lakukan di negara yang demokratis.

"Ini adalah protes kami, selagi Anda (bapak Presiden) tutup mata. Dalam operasi ini kami akan terus bombardir lawan, karena kami tidak pernah merugikan keuangan negara, tidak korupsi, tidak memakan uang rakyat, dan tidak melakukan pencucian uang," ungkapnya dalam laman grup terbuka Indonesia Security Down di Facebook.

Dia melanjutkan bahwa operasi penyerangan ke situs Australia tidak menggunakan uang negara, dan kelompok hacker itu hanya ingin membuktikan bahwa mereka melakukan hal tersebut hanya semata-mata agar privasi Indonesia tidak terusik.

Tak lupa kepada pasukannya, Om-Jin berpesan agar tidak men-deface situs Australia secara acak demi mencegah cyber war dan demi menjaga negara Indonesia juga, dan tidak usah mencari ketenaran atau perhatian.

"Yang penting tujuan kita membela negara bukan mempertakut/mempersuram diri kita dan bangsanya. Keep firee!!" ungkap hacker lainnya.

Sementara itu, malam sebelum penyerangan terhadap http://asis.gov.au, komando hacker Indonesia mengungkapkan agar semua partisipan menyiapkan diri karena serangan akan dimulai Jumat (8/11) pukul 20.00 WIB secara serempak.

"Segala kebutuhan serangan sudah kami siapkan, nantinya akan di-share satu jam sebelum waktu penyerangan dimulai, agar nantinya teman-teman defacer bisa ikut membantu memasang alat ini ke hasil deface sebelumnya, kami berharap serangan sebentar malam akan berjalan dengan lancer," ujar komandan pasukan hacker Indonesia.

Sementara itu, pada Selasa (12/11), kelompok hacker Indonesia menyiapkan serangan ke situs Departemen Pertahanan Australia yang beralamat di http://defence.gov.au.

"Bismillah, tiba saatnya kita untuk melakukan penyerangan. Saat sebelumnya dua situs yang berhubungan dengan mata-mata Australia sudah down. Kali ini target kita kali ini adalah Departemen Pertahanan Australia di IP 203.6.74.5 dan Port 80," tegasnya.

Merdeka. 

Tentara China Puji Pasukan Baret Jingga


Tentara China memuji taktik dan teknik tempur Korps Baret Jingga atau Pasukan Khas (Korpaskhas). Paskhas merupakan pasukan khusus yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU).
Senior Kolonel Li Zhonghua mengungkapkan pujian tersebut usai penutupan latihan bersama TNI dan People Liberty Army (PLA) Airforce bersandi Sharp Knife Airborne 2013 di area PT Dirgantara Indonesia (DI), Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (11/11/2013). Kegiatan ini salah satu yang diperagakan yakni simulasi penanggulanga aksi teroris.
"Selama proses latihan, pasukan khusus TNI AU (Paskhas) memperlihatkan kemampuan dan teknik mengantisipasi teror," ucap Li Zhonghua selaku Komandan Pendidikan Latihan PLA Airforce saat diminta komentar soal prajurit Paskhas.
Paskhas merupakan satuan tempur yang berkemampuan tiga matra yaitu udara, laut, dan darat. Personel Paskhas memiliki kemampuan khusus yang siap diterjunkan di lintas udara, kota, hutan, laut, sungai, dan rawa. Motto Paskhas ialah 'Karmaye Vadikarate Mafalesu Kadatjana' yang berarti bekerja tanpa menghitung untung rugi.
"Mereka bagi kami memberikan kesan yang signifikan dan baik," ujar Li Zhonghua.
Dia mengatakan latihan bersama ini merupakan momen bersejarah serta sekaligus merintis jalan baru bernilai persahabatan dan kerjasama antarkedua negara. "Latihan bersama ini mendalami taktik dan teknik para personel, serta mengikat persaudaraan antara kedua negara," ucap Li Zhonghua.
Mil.