Jumat, 15 November 2013

Pertahanan Cyber Libatkan Semua Komponen Bangsa


Dalam menghadapi acaman pertahanan negara yang bersifat nir militer khususnya di bidang cyber, sebagai leading sector-nya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), tetapi apabila  ancaman tesebut sudah menyangkut kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, maka Kementerian Pertahanan dan TNI mempunyai kewenangan penuh dengan didukung oleh seluruh komponen bangsa yang lain.
Demikian dikatakan Direktur Komponen Pendukung Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan) Ir Bennyta Suryo Septanto, MT,  saat menjadi nara somber dalam Forum Discussion Group (FGD) tentang “Standarisasi  Keamanan Informasi Pertahanan Siber Nasional”, Kamis (14/11) di Jakarta.
Lebih lanjut Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan mengatakan, dalam sistem pertahanan yang bersifat semesta, dalam menghadapi ancaman militer walaupun leading sector-nya itu TNI tatapi perlu didukung komponen lain.  Demikian juga dalam menghadapi ancaman nir militer seperti ancaman cyber, walaupun leading sector-nya Kemenkominfo tentunya kementerian lainnya, TNI dan Polri serta komponen bangsa yang lain diharapkan juga terlibat.
“Sesuai dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bahwa ancaman cyber termasuk dalam ancaman nir militer, dimana dalam menghadapi ancaman nir militer leading sector adalah kementerian diluar pertahanan sesuai dengan jenis ancamannya”, jelasnya.
Dalam rangka menghadapi ancaman pertahanan negara di bidang cyber, Kemhan saat ini sedang membangun system pertahanan cyber nasional dengan menyiapkan regulasi, kelembanggaan/organisasi, infrastruktur pendukung dan menyiapkan Sumber Daya Manusia dengan mengadakan pelatihan-pelatihan.
FGD diselenggarakan oleh Ditjen Pothan Kemhan dan dihadiri kurang lebih 40 peserta yang berasal dari instansi pemerintah, akademisi dan komunitas IT.  FGD ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan-masukan dari pihak-pihak terkait tentang bagaimana system pertahanan cyber nasional akan dibangun.
Selain Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan, FGD juga menghadirkan nara sumber Staff Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Luminto dan dimoderatori oleh Dosen Luar Biasa Jurusan Informatika ITB Setiadi Yazid, Ph.D.
Kemhan

TNI-AD Sosialisasikan Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Perbatasan

TNI Angkatan Darat siap melakukan sosialisasi "empat pilar berbangsa dan bernegara" kepada masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan.

TNI-AD Sosialisasikan Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Perbatasan

"Melalui personel di pos-pos perbatasan, kami akan ikut menyosialisasikan empat pilar ini kepada masyarakat," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman saat pembukaan pelatihan untuk pelatih (ToT) sosialisasi "Empat Pilar" di Lido, Bogor, Kamis (14/11) malam.

TNI AD, kata Jenderal Budiman, sebenarnya sudah melaksanakan sosialisasi Empat Pilar, yakni Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI kepada masyarakat di kawasan-kawasan terpencil seperti di perbatasan dengan negara tetangga.

"Namun dengan adanya pelatihan yang dilakukan bersama dengan MPR ini, maka kami akan memiliki pengetahuan untuk metode sosialisasi empat pilar ini," katanya.

Dengan metode yang baik, maka sosialisasi Empat Pilar akan makin dapat diterima oleh masyarakat di kawasan perbatasan.

"Bagi kami kepercayaan dari MPR RI untuk sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara ini merupakan suatu kehormatan," kata Jenderal Budiman.

Pelatihan untuk pelatih yang diikuti 100 perwira menengah di lingkungan TNI AD ini akan berlangsung tiga hari hingga Minggu (17/11).

Sementara itu Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto pada pembukaan ToT tersebut memuji rasa nasionalisme personel TNI, termasuk yang bertugas di wilayah perbatasan.

"Jika kita berkunjung ke pos-pos TNI di perbatasan, maka akan terlihat disana tulisan "NKRI Harga Mati", kata Sidarto.

Ia juga mengatakan bahwa berbeda dengan masa lalu, sosialisasi Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI saat ini bukan lagi suatu pemaksaan ajaran.

"Tapi kini bisa dengan dialog, dan bukan hanya satu arah," kata Sidarto.

Kamis, 14 November 2013

Heroiknya serangan hacker Indonesia ke situs Australia

Heroiknya serangan hacker Indonesia ke situs Australia
Ilustrasi Hacker. www.freedigitalphotos.net



Heroiknya serangan hacker Indonesia ke situs-situs penting Australia terlihat dari sebuah laman grup terbuka di Facebook dan laman event #StopSpyingOnIndonesian.

Dari sanalah, komando, penentuan target sasaran, dan langkah-langkah atau tools yang perlu disiapkan terungkap.

Berdasarkan pemantauan merdeka.com di kedua laman Facebook yang bisa diakses siapa saja tersebut, terlihat rasa nasionalisme yang sangat besar dari sedikitnya 500 hacker yang tergabung di dalamnya.

Komandan penyerangan #OpAustralia Om-Jin selaku Co Founder The Indonesian Security Down mengungkapkan apa yang akan mereka lakukan adalah untuk masyarakat Indonesia. Om-Jin juga menyinggung soal Istana yang tidak setuju hacker Indonesia serang situs Australia, bahwa tidak ada yang dilanggar dengan apa yang mereka lakukan di negara yang demokratis.

"Ini adalah protes kami, selagi Anda (bapak Presiden) tutup mata. Dalam operasi ini kami akan terus bombardir lawan, karena kami tidak pernah merugikan keuangan negara, tidak korupsi, tidak memakan uang rakyat, dan tidak melakukan pencucian uang," ungkapnya dalam laman grup terbuka Indonesia Security Down di Facebook.

Dia melanjutkan bahwa operasi penyerangan ke situs Australia tidak menggunakan uang negara, dan kelompok hacker itu hanya ingin membuktikan bahwa mereka melakukan hal tersebut hanya semata-mata agar privasi Indonesia tidak terusik.

Tak lupa kepada pasukannya, Om-Jin berpesan agar tidak men-deface situs Australia secara acak demi mencegah cyber war dan demi menjaga negara Indonesia juga, dan tidak usah mencari ketenaran atau perhatian.

"Yang penting tujuan kita membela negara bukan mempertakut/mempersuram diri kita dan bangsanya. Keep firee!!" ungkap hacker lainnya.

Sementara itu, malam sebelum penyerangan terhadap http://asis.gov.au, komando hacker Indonesia mengungkapkan agar semua partisipan menyiapkan diri karena serangan akan dimulai Jumat (8/11) pukul 20.00 WIB secara serempak.

"Segala kebutuhan serangan sudah kami siapkan, nantinya akan di-share satu jam sebelum waktu penyerangan dimulai, agar nantinya teman-teman defacer bisa ikut membantu memasang alat ini ke hasil deface sebelumnya, kami berharap serangan sebentar malam akan berjalan dengan lancer," ujar komandan pasukan hacker Indonesia.

Sementara itu, pada Selasa (12/11), kelompok hacker Indonesia menyiapkan serangan ke situs Departemen Pertahanan Australia yang beralamat di http://defence.gov.au.

"Bismillah, tiba saatnya kita untuk melakukan penyerangan. Saat sebelumnya dua situs yang berhubungan dengan mata-mata Australia sudah down. Kali ini target kita kali ini adalah Departemen Pertahanan Australia di IP 203.6.74.5 dan Port 80," tegasnya.

Merdeka. 

Tentara China Puji Pasukan Baret Jingga


Tentara China memuji taktik dan teknik tempur Korps Baret Jingga atau Pasukan Khas (Korpaskhas). Paskhas merupakan pasukan khusus yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU).
Senior Kolonel Li Zhonghua mengungkapkan pujian tersebut usai penutupan latihan bersama TNI dan People Liberty Army (PLA) Airforce bersandi Sharp Knife Airborne 2013 di area PT Dirgantara Indonesia (DI), Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (11/11/2013). Kegiatan ini salah satu yang diperagakan yakni simulasi penanggulanga aksi teroris.
"Selama proses latihan, pasukan khusus TNI AU (Paskhas) memperlihatkan kemampuan dan teknik mengantisipasi teror," ucap Li Zhonghua selaku Komandan Pendidikan Latihan PLA Airforce saat diminta komentar soal prajurit Paskhas.
Paskhas merupakan satuan tempur yang berkemampuan tiga matra yaitu udara, laut, dan darat. Personel Paskhas memiliki kemampuan khusus yang siap diterjunkan di lintas udara, kota, hutan, laut, sungai, dan rawa. Motto Paskhas ialah 'Karmaye Vadikarate Mafalesu Kadatjana' yang berarti bekerja tanpa menghitung untung rugi.
"Mereka bagi kami memberikan kesan yang signifikan dan baik," ujar Li Zhonghua.
Dia mengatakan latihan bersama ini merupakan momen bersejarah serta sekaligus merintis jalan baru bernilai persahabatan dan kerjasama antarkedua negara. "Latihan bersama ini mendalami taktik dan teknik para personel, serta mengikat persaudaraan antara kedua negara," ucap Li Zhonghua.
Mil. 

TNI Cegah Baku Tembak antara Tentara Lebanon dan Israel

Personel TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Indonesian Batallion (Indobatt) Kontingen Garuda/Pasukan Sementara PBB di Lebanon, berhasil meredakan ketegangan dan mencegah baku-tembak antara tentara Israel dan Lebanon


Kejadian bermula ketika tim dari Kompi Alpha Indobatt melakukan tugas jaga rutin di wilayah perbatasan Lebanon dan Israel. “Tim yang berjumlah enam personel dan dipimpin Serda Basuki tiba-tiba mendapati tiga personel IDF (Israel Defence Force) sudah mengambil posisi tiarap dan membidik ke arah personel LAF (Lebanese Armed Force),” kata Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL Kapten Sus Sundoko dalam rilis yang diterima VIVAnews, Kamis 14 November 2013.

Seketika itu juga personel Indobatt bertindak sebagai penyekat. Mereka berdiri di antara kedua belah pihak sambil mengibarkan bendera PBB. Mereka pun berkali-kali berteriak “Peace! Peace!” Pasukan TNI itu kemudian bernegosiasi sekitar enam menit dengan tentara Israel dan Lebanon.

Negosiasi itu pun menghasilkan kesepakatan untuk meredakan ketegangan antara kedua belah pihak. Tentara Israel pun menghentikan bidikannya ke tentara Lebanon. Kedua pihak kemudian meninggalkan lokasi ketegangan sehingga kondisi kembali normal.

Force Commander Mayjen Paolo Serra yang mendengar keberhasilan Indobatt dari Markas United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Indobatt.

Dalam apel luar biasa di Lebanon Selatan, Rabu 13 November 2013, Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto menyerahkan piagam penghargaan dari Force Commander kepada enam personel Kompi Alpha yang telah berhasil melaksanakan misi perdamaian.
Strategi. 

"Operasi Informasi " doktrin Operasi Udara TNI AU Swa Bhuwana Paksa

Mengapa Operasi Informasi dimasukkan ke dalam salah satu operasi udara dalam doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa ?


"Operasi Informasi " doktrin Operasi Udara TNI AU Swa Bhuwana Paksa


TNI Angkatan Udara menyadarai bahwa ledakan pertumbuhan jaringan komunikasi telah mengakibatkan penurunan jumlah populasi terisolasi di dunia. Siapa saja kini terkoneksi melalui perangkat dan jaringan informasi. Munculnya informasi dari sistem kabel dan nirkabel canggih telah memasilitasi komunikasi global tidak saja dengan individu, perusahaan, dan pemerintahan namun juga digunakan organisasi dan individu ekstremis.

Kemampuan untuk berbagi informasi secara “real time” secara anonim dan terlindungi telah menjadi aset yang menguntungkan sekaligus menjadi potensi kerentanan terhadap kita, sekutu kita, dan tentunya juga pada lawan kita. Informasi adalah alat yang ampuh untuk memengaruhi, mengganggu, mencegah atau merebut kemampuan lawan untuk membuat keputusan serta membagi informasi.

Perangkat (instrumen) kekuatan nasional setiap negara yaitu instrumen Diplomatik, Informasional, Militer, dan Ekonomi telah menjadi sarana dan cara untuk menghadapi pesaing atau lawan yang mengganggu kepentingan nasional. Penggunaan segenap instrumen kekuatan nasional dalam lingkungan informasi membutuhkan kemampuan untuk secara aman menransmisi, menerima, menyimpan, dan memroses informasi secara “real time”.

Di sisi lain lawan-lawan kita, baik dalam bentuk negara dan organisasi non-negara tentunya juga  menyadari pentingnya teknologi baru ini, dan akan menggunakan kemampuan berbasis dengan informasi untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan informasi, seperti halnya mereka tetap menggunakan teknologi militer tradisional untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan operasional lainnya.

Lingkungan strategis pasti terus berubah, demikian pula dengan Operasi Informasi. Berdasarkan perubahan tersebut, Operasi Informasi bisa didefinisikan sebagai tugas  terpadu, selama operasi militer, dilaksanakan secara bersamaan dengan operasi lain untuk memengaruhi, mengganggu, merusak, atau merebut sistem pengambilan keputusan lawan dan lawan potensial sekaligus melindungi sistem kita sendiri. Jadi betapa pentingnya lingkungan informasi secara efektif diintegrasikan ke dalam sebuah operasi gabungan untuk menciptakan efek dan kondisi operasional yang dieksploitasi untuk mencapai tujuan sesuai keinginan Panglima Komando Gabungan.

Operasi Informasi diselenggarakan dalam lingkungan informasi kawan dan lawan. Lingkungan informasi adalah kumpulan individu, organisasi, dan sistem yang mengumpulkan, memroses, menyebarkan, atau bertindak berdasarkan informasi. Lingkungan ini terdiri dari tiga dimensi yang saling terkait, yang secara terus menerus berinteraksi dengan individu, organisasi, dan sistem. Dimensi ini adalah dimensi Fisik, dimensi  Informasi, dan dimensi Kognitif.
  • Dimensi Fisik terdiri dari sistem komando dan kendali, pengambil keputusan utama, dan sarana penunjang yang memungkinkan individu dan organisasi untuk menciptakan efek. Ini adalah dimensi dimana platform fisik dan jaringan komunikasi yang menghubungkan mereka berada. Dimensi fisik meliputi manusia, fasilitas Komando Kendali, koran, buku, menara microwave, unit pengolahan komputer, laptop, ponsel pintar, komputer tablet, atau benda lain yang tunduk pada pengukuran empiris. Dimensi fisik tidak terbatas hanya untuk sistem dan proses militer atau bahkan berbasis negara, namun merupakan jaringan yang terhubung melintasi batas-batas geografis,kedaulatan nasional, dan kepemilikan ekonomi. 
  • Dimensi Informasi menentukan di mana dan bagaimana informasi dikumpulkan, diolah, disimpan, disebarluaskan, dan lindungi. Dimensi kognitif meliputi benak orang yang mengirimkan, menerima, dan menanggapi atau bertindak berdasarkan informasi. Ini adalah dimensi di mana Komando Kendali kekuatan militer dilakukan dan di mana maksud tujuan Panglima disampaikan. Tindakan dalam dimensi ini memengaruhi isi dan arus informasi yang disampaikan.
  • Dimensi Kognitif meliputi pikiran orang-orang yang mengirim, menerima, dan menanggapi atau bertindak berdasarkan informasi. Hal ini mengacu pada individu atau kelompok  di mana terjadi pengolahan informasi, persepsi, penilaian, dan pengambilan keputusan. Unsur-unsur ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk  budaya dan kepercayaan individu, norma, kerentanan, motivasi, emosi, pengalaman, moral, pendidikan, kesehatan mental, identitas, dan ideologi. Mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi ini dalam suatu lingkungan tertentu sangat penting untuk memahami bagaimana cara terbaik mempengaruhi pikiran dari pembuat keputusan agar menciptakan efek yang diinginkan. Dengan demikian, dimensi ini merupakan komponen yang paling penting dari lingkungan informasi.

Kegiatan militer termasuk operasi informasi  harus selalu sejalan dengan hukum dan kebijakan . Unsur hukum (legal ops)  akan selalu memberi pertanyaan hukum dan kebijakan dalam perencanaan Operasi Informasi, baik dari aspek hukum lokal, nasional hingga internasional, khususnya hukum humaniter. Operasi Informasi dilihat lebih pada  kemampuan penggandanya  untuk menciptakan efek yang diinginkan di benak sasaran.

Ada banyak kegiatan dan kemampuan operasi informasi yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan, diantaranya : Komunikasi Strategis, Public Affairs, Operasi Sipil–Militer, Kontra Propaganda, Operasi Cyberspace, Operasi Serangan Fisik, Operasi Jaringan Komputer, Jaminan Informasi, Operasi Psikologi, Kontra Intelijen,  Pengelabuan Militer,  Operasi Keamanan Informasi, Intelijen Citra, Legal Ops, dan Operasi Perang Elektronika.

Semua kegiatan Ops Info ditujukan untuk merebut Information Superiority atau keunggulan informasi yang dibutuhkan sebelum kita meraih keunggulan udara. Serangan udara atau darat dan laut secara fisik akan lebih efektif bila kita memiliki perencanaan dan pelaksanaan operasi informasi yang baik, mulai dari doktrin, alutsista, pelatihan dan pembinaan personel yang baik. Perang modern tidak akan bisa dimenangkan tanpa kemampuan kita memenangkan pertempuran dalam benak manusia, untuk merebut hati dan pikiran publik. (Kol. Pnb. Agung Sasongkojati |

2014 Angkatan Laut ASEAN Plus Gelar Latihan Bersama di Kepulauan Riau

ANGKATAN Laut negara anggota ASEAN dan delapan negara di luar ASEAN (ASEAN Plus) akan menggelar latihan bersama pada tanggal 29 Maret sampai dengan 3 April 2014 di Batam, Anambas dan Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

2014 Angkatan Laut ASEAN Plus Gelar Latihan Bersama di Kepulauan Riau

Latihan ini akan diikuti delagasi dari Angkatan Laut Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, China, India, Jepang, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Rusia, Singapura, Thailand, Vietnam, Philipina, Laos, dan Korea Selatan. Dalam latihan ini, 18 delegasi Angkatan Laut ASEAN Plus akan mengikuti latihan dalam tiga bagian yakni Harbour Phase pada tanggal 29-30 Maret 2014, Sea Phase tanggal 31 Maret sampai dengan 1 April 2014, dan Civic Mission Phase tanggal 2-3 April 2014.

“Tema Latihan ini adalah ASEAN Navy Cooperation for Stability (Bekerja sama untuk menjaga stabilitas di kawasan ASEAN,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Dr. Marsetio saat membuka Mid-Planning Conference Latihan Bersama Multilateral Komodo 2014, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (13/11).

Menurut Marsetio, acara Mid Planning Conference (MPC) bertujuan untuk membahas tentang materi latihan dan kesiapan Latihan Bersama Multilateral Komodo.

“Fokus pembahasan pada MPC ini adalah konfirmasi keikutsertaan negara peserta termasuk personel dan aset yang akan dilibatkan pada kegiatan table top exercise (TTX), Command Post Exercise (CPX), Field Training Exercise (FTX) dan Civic Mission.

Dalam latihan ini, lanjut KSAL, TNI Angkatan Laut sebagai tuan rumah akan melibatkan 12 KRI diantaranya adalah 2 fregat, 2 korvet sigma, 2 perusak kawal kelas KRI Pattimura, 1 Landing Platform Dock (LPD), 1 kapal bantu Rumah Sakit, 4 LST, 2 Pesud Fix Wing, 4 Helikopter, 1 Batalyon Zeni Marinir, 1 Batalyon Kesehatan Marinir, dan jajaran Rumah Sakit TNI AL Tanjung Pinang. Delegasi Angkatan Laut dari negara lain juga akan melibatkan kapal perangnya.

Dia berharap masing-masing Kepala Staf Angkatan Laut dari negara-negara peserta dapat menghadiri upacara pembukaan latihan yang berlangsung pada tanggal 29 Maret 2014 di Batam.

Marsetio menjelaskan penyelenggaraan latihan ini merupakan salah satu tonggak sejarah bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasifik, sebagai sarana untuk menjalin persahabatan, membuka peluang kerja sama, dan menyamakan persepsi dalam upaya penanggulangan bencana alam. Upaya menjalin kerja sama dalam konteks keamanan maritime dan penanggulangan bencana alam merupakan amanat yang dinyatakan dalam road map menuju Asean Community 2015.

“Oleh karena itu, Latihan Multilateral Komodo ini memiliki nilai yang sangat strategis mengingat peserta latihan tidak hanya dari negara-negara ASEAN, namun juga dari negara lain di kawasan Asia Pasifik (Asean Plus),” katanya.

Ia berharap spirit persahabatan dan kerja sama positif yang digelorakan oleh Indonesia dalam penyelenggaraan latihan ini dapat bergema ke seluruh dunia dan membawa pengaruh positif dalam mewujudkan perdamaian dunia dan kerja sama dalam penanggulangan bencana.

Dalam latihan bersama ini, bertindak sebagai Direktur Latihan (Dirlat) Komodo Multilateral Exercise 2014 adalah Laksamana Pertama TNI Dr. Amarulla Octavian, yang sehari-hari menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurla Koarmabar).