Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko dikukuhkan menjadi warga kehormatan
Korps Marinir TNI AL. Panglima TNI diangkat dalam sebuah upacara
kebesaran yang diawali dengan bunyi ledakan dan rentetan tembakan yang
disusul meluncurnya sejumlah kendaraan tempur angkut personel (ranpur
APC) di lapangan tembak F.X. Soepramono, Karangpilang, Surabaya,
beberapa waktu lalu.
Upacara yang dihadiri KASAL Laksamana TNI DR. Marsetio, para mantan
Komandan Korps Marinir, serta sejumlah pejabat tinggi TNI itu ditandai
dengan penyerahan baret ungu dan dilanjutkan dengan penyematan Brevet
Intai Amfibi Korps Marinir serta Brevet anti teror aspek laut Detasemen
Jala Mangkara (Denjaka) di dada kanan Jenderal TNI Moeldoko oleh
Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington.
Sesaat kemudian, Panglima TNI melakukan penembakan meriam Howitzer 105mm milik Korps Marinir TNI AL, yang disambut dengan tepuk tangan oleh seluruh undangan.
Baret Ungu, Brevet Intai Amfibi, dan Brevet anti teror aspek laut
Denjaka yang disematkan itu sebelumnya dibawa oleh 3 peterjun pilihan
dari Denjaka, serta dari Batalyon Taifib 1 dan 2 Marinir, dipimpin
Kapten Marinir Pujo Setiyono, mendarat tepat di depan mimbar inspektur
upacara yang telah diapit 4 unit tank BMP-3F dan 6 unit meriam Howitzer
105 mm.
Mariniiiiir... !!! Berulang-ulang dan begitu lantang penuh bangga, suara
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, sesaat setelah menerima penyematan
Baret Ungu, Brevet Intai Amfibi Korps Marinir, dan Brevet Anti Teror TNI
AL. "Apakah kalian bangga memakai baret seperti yang saya pakai ini, apakah saya terlihat bertambah gagah memakai baret ungu ini?," tanya Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko kepada ribuan prajurit Korps Marinir seluruh peserta upacara.
"Kebanggaan saya adalah
kebanggaan kalian semua. Kebanggaan kalian adalah kebanggaan seluruh
rakyat Indonesia. Untuk itu jagalah kebanggaan ini sebaik-baiknya," seru Panglima TNI kepada seluruh prajurit Korps Marinir TNI AL.
Upacara yang melibatkan sedikitnya 6.000 prajurit petarung Korps Marinir
dari Pasmar-1 Surabaya dan Pasmar-2 Jakarta, dipimpin oleh Komandan
Upacara Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, yang sehari hari menjabat
sebagai Komandan Pasmar-2Jakarta, sedangkan bertindak selaku Komandan
Defile yaitu Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso yang sehari-hari
menjabat sebagai Komandan Pasmar-1 Surabaya.
Unjuk Kemampuan
Sejak Korps Marinir TNI AL berdiri tahun 1945, Panglima TNI Jenderal TNI
Moeldoko merupakan orang ke-31 yang menerima anugerah Warga Kehormatan
Korps Marinir TNI AL mengikuti Jenderal Besar TNI AH. Nasution, Sultan
Hassanal Bolkiah II,
dan Jenderal Charles C Krulak (komandan Korps Marinir Amerika
Serikat pada masanya), dan lain-lain.
Upacara pengukuhan diwarnai dengan defile pasukan dan defile ranpur dan
juga demonstrasi kemampuan dan ketangkasan prajurit. Bela diri ala
Marinir, tembakan
RPG-7
dari atas 4 unit rantis Jeep
KIA oleh pasukan Infanteri Marinir, tembakan dengan Canon dan Coaxial
dari 4 unit Tank Amfibi PT 76 M dan dari atas 4 unit Tank Amfibi
BMP-3F oleh pasukan Kavaleri Marinir, serta demo terjun payung
free fall
oleh para peterjun dari
Batalyon Intai Amfibi-1 dan 2 Korps Marinir serta Denjaka. Suguhan yang
paling menonjol adalah dari tank tank veteran PT-76 versi maritim dan
yang terkini, tank amfibi BMP-3F.
Tank BMP-3F hanya dua kali unjuk kemampuan, namun ada yang unik. Tank
"diterbangkan" melalui parit lebar, layaknya jumping motocross di
atas sungai dan mendarat sempurna. Sesaat setelah tank mendarat, masih
dalam keadaan terguncang dan kecepatan masih
mengembang, meriam meletus dan peluru 100mm-nya meluncur dalam
kecepatan sedang, relatif masih bisa diikuti mata. "Buuuummmm….!!!!,"
sasaran hancur, dari jarak sekitar 500 meter; masih sangat dekat untuk
BMP-3F.
BMP-3F
Sampai saat ini, Indonesia memiliki 17 tank BMP-3F hasil pembelian dari
Rusia, yang sebagian besar menjadi bagian dari Pasukan Marinir 1,
Surabaya. 37 BMP-3F tambahan dijadwalkan akan diterima hingga akhir 2013
ini, sesuai kontrak pembelian bulan Mei lalu.
Berbicara soal tank, tank BMP-3F memang kurang mendapatkan sorotan
publik seperti halnya tank tempur utama Leopard yang dibeli langsung TNI
AD. Bila itu karena membandingkan kedua tank berdasarkan jumlah yang
Indonesia beli (Leopard jauh lebih banyak), wajar. Tapi bila
membandingkannya soal kemampuan (superior atau inferior) maka rasanya
kurang pas, karena fungsi dan asasi kedua tank ini sangat berbeda,
apalagi sistem persenjataan dan doktrin penggunaannya.
BMP-3F buatan Kurganmashzavod, Rusia, masuk dalam kategori amphibious infantry fighting vehicle. Jadi, BMP-3F ibarat kapal perang yang memproyeksikan kekuatan militer
dari lingkungan laut ke lingkungan darat; lengkap dengan kondisi di atas
optimal untuk menggempur kekuatan lawan di darat. BMP-3 mulai dikembangkan pada tahun 1987 setelah kedua
pendahulunya yaitu BMP-1 dan BMP-2.
BMP-3F memiliki bobot kosong 18.500 kg dan panjang 7,14 meter, lebar 3,2
meter, dan tinggi 2,4 meter dengan tiga orang kru, mampu mengangkut
tujuh personel bersenjata lengkap plus dua kursi tambahan. Mesin BMP-3F
berkekuatan 500 hp (tenaga kuda) dengan rasio 27 hp/ton yang
menjadikannya mampu berlari dengan kecepatan 72 kilometer perjam pada
jalan mulus, 45 kilometer perjam off-road, dan 10 kilometer perjam di perairan hingga gelombang skala Beauford II.
Berbagai silabus mesin perang dunia memasukkan BMP-3F dalam kelas
kendaraan perang infanteri berat. Ini ditandai dengan sistem
perlindungan persenjataan aktif meskipun bodi dan kubah (turet)
meriamnya dari alumunium diperkeras (agar tahan karat). Tidak akan ada
pengaruh besar jika dia disembur kaliber 30 milimeter dari jarak dekat,
seperti senapan mesin berat 2A42.
Perlindungan pasif juga menyentuh sistem perlindungan sirkulasi udara
dan serangan biologis atau nuklir jika itu terjadi. Caranya dengan
menerapkan sistem sensor dan penangkal agen kimia/biologis/nuklir dan
filter ultraviolet, dan pemadam kebakaran, serta peredam benturan. Ini
bukan sekedar rancangan, karena BMP-3 dirancang saat Perang Dingin masih
terjadi (marak senjata nuklir AS dan Soviet).
Tangki bahan bakarnya juga ditempatkan di atas lapisan baja lantainya,
didukung sistem suspensi independen aktif dari roda-roda rantainya.
Untuk menambah perlindungan, kit penangkal serangan amunisi berat ERA
juga diterapkan walau ini pilihan bagi pembeli atau pengguna. Pengacak
sinyal komunikasi lawan berbasis elektronika-optikal, Shrota, yang bisa
diakses komandan tank untuk berkomunikasi dengan sistem peluncuran
peluru kendali anti tank SACLOS (semi-automatic command to line of
sight).
Doktrin pertempuran tank mengajarkan, tank selalu bergerak dalam formasi
tempur tertentu sesuai taktik dan strategi, informasi posisi dan
kekuatan lawan, serta keadaan geografis saat itu
Akhirnya, kemampuan renangnya hingga tujuh jam nonstop dan menundukkan
(bahkan) rawa-paya yang tidak bisa diinjak manusia, tidak akan bermakna
banyak jika musuh tidak bisa dibinasakan. Meriam 100 milimeter 2A70
dilengkapkan, meluncurkan proyektil 9M117 ATGMs (AT-10 Stabber), yang
bisa disimpan dalam rak-raknya sebanyak 40 butir.
Di luar turet, bertengger sepasang senapan mesin berat 30 milimeter 2A72
dengan kecepatan putaran 400 peluru permenit. Jika dia berhadapan
dengan personel, senapan mesin 7,62 milimeter-nya yang bertugas secara
koaksial hingga 2.000 peluru permenit. Bicara teknologi putaran koaksial
ini, Rusia sangat ahli, lihat saja pesawat pembom berat Tupolev Tu-95
Bear.
Meriam 100 milimeter ini bisa digerakkan 360 derajat kiri-kanan dan
minus lima hingga 60 derajat ke bawah dan ke atas. Meriam ini dirancang
untuk tidak menimbulkan guncangan besar, yang semakin efektif dengan
sistem penjejak dan optik khusus, sehingga peluru high explosive HE-Frag
shell 3OF32 bisa meluncur hingga 4.000 meter. Jika sistem pertahanan
lawan lebih tangguh, giliran peluru 3BM25 APFSDS yang digunakan.
Semua operasionalisasi persenjataan dan penginderaan berasal dari
komputer 1V539, berkolaborasi dengan sensor angin, sistem stabilitas
2E52-2, sistem laser 1D16-3, dan lain-lain. Semua sistem inilah yang
juga dikabarkan dimiliki Korps Marinir TNI AL.
Doktrin pertempuran tank mengajarkan, tank selalu bergerak dalam formasi
tempur tertentu sesuai taktik dan strategi, informasi posisi dan
kekuatan lawan, serta keadaan geografis saat itu. Dipadukan dengan
konsep pendudukan marinir, maka pergerakan tank bisa dibilang menjadi
"perintis" dan "pelindung" para personel marinir ini.
Sumber: Dispen Marinir/Antara/Wiki
Semua foto: Dispen Marinir