Senin, 09 November 2015

Panglima TNI: Perwira Tinggi Tak Boleh Duduk di Menara Gading

Panglima TNI: Perwira Tinggi Tak Boleh Duduk di Menara GadingPerayaan Hari Santri Nasional. (CNNIndonesia Photographer/Adhi Wicaksono) Jakarta, CNN 
 
Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo memimpin upacara kenaikan pangkat bagi 15 perwira tinggi militer. Pada acara seremonial tersebut Gatot menyatakan, semakin tinggi jabatan yang diemban seorang perwira semakin besar pula tanggung jawab yang mereka pegang.
"Seorang perwira tinggi tidak lagi duduk di menara gading, tetapi juga harus bekerja keras dalam rangka mencapai tugas pokok yang diembankan kepadanya," ujar Gatot di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (9/11).
Gatot menuturkan institusi militer menuntut para perwira tinggi untuk memberikan kontribusi positif bagi pembinaan satuan dengan tetap berpedoman profesionalitas, ketangguhan, modernisasi, wawasan kebangsaan, dan kecintaan terhadap masyarakat.
Gatot mengatakan kenaikan pangkat sebenarnya merupakan sumber motivasi dan inspirasi bagi para perwira tinggi negara. Di satu sisi, promosi tersebut adalah bentuk penghargaan negara terhadap anggota militer.
Terdapat 15 perwira tinggi yang mendapatkan kenaikan pangkat, enam berasal dari Angkatan Darat, empat dari Angkatan Laut serta lima perwira berasal dari Angkatan Udara.
Beberapa perwira tinggi itu adalah Rektor Universitas Pertahanan Letjen I Wayan Midhio, Inspektur Jenderal Kemenko Polhukam Brigjen Amrin dan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsdya Hadiyan Sumintaatmadja.
Kepada CNN Indonesia Hadiyan menuturkan seluruh perwira tinggi yang mendapatkan kenaikan pangkat akan menghadapi tantangan yang sama. Sebagai Wakasau, ia berkata, akan memikul tanggung jawab pertahanan udara yang begitu luas dan kompleks.
"Tantangan ke depan tidak semakin ringan. Ada kemajuan teknologi yang harus diikuti," ucapnya.
Hadiyan mengestafetkan target kerja Komando Pertahanan Udara Nasional kepada penerusnya, Marsda Abdul Muis. Ia berkata, radar merupakan instrumen penting untuk mengawasi pertahanan udara yang harus terus ditambah jumlahnya.
"Sebenarnya tidak hanya radar, tapi juga alat penindaknya, baik pesawat dan peluru kendali," katanya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar