Senin, 11 Agustus 2014

Panglima TNI: Malaysia Tak Bongkar Suarnya, TNI yang Bongkar

 
Saya sudah melintas dari udara, Sambas sangat strategis, dan TNI akan membangun bandara liku seluas 750 meter menjadi 2.500 meter.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan, institusinya berkomitmen akan membangun daerah perbatasan di Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
“Kita telah bahas rencana  pembangunan pangkalan militer. Baik itu laut, darat, dan udara yang proporsional bersama Gubernur Kalimantan Barat dan Bupati Sambas di Jakarta,” kata Moeldoko seperti tertulis dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Sabtu (9/8/2014).
Moeldoko berada di Temajuk Jumat 8 Agustus 2014. Dia menegaskan, kedatangannya untuk dua alasan. Pertama, TNI ingin menguatkan apa yang akan dibangun di Kabupaten Sambas. Kedua, TNI ingin membangun kemajuan ekonomi masyarakat.
“Kehadiran TNI dapat membantu kesejahteraan masyarakat, baik membuat sekolah, tempat ibadah, maupun infrastruktur melalui program sosial,” ungkapnya.
Sambas, kata Moeldoko, merupakan daerah yang strategis. Karena itu, TNI akan membangun pangkalan militer. “Saya sudah melintas dari udara, Sambas sangat strategis, dan TNI akan membangun bandara liku seluas 750 meter menjadi 2.500 meter, sehingga masyarakat kabupaten Sambas tidak lagi jauh untuk lintas udara,” ujar Panglima TNI yang disambut tepuk tangan masyarakat.
Moeldoko menambahkan, “untuk pangkalan militer angkatan darat dan laut, karena pangkalan angkatan laut telah kita usulkan di Temajuk, tentunya nanti nelayan tidak perlu khawatir lagi melaut.”
Terkait pancang suar yang dibangun Malaysia di perairan Indonesia, hingga saat ini sudah dua kali ada pertemuan antara Indonesia dan Malaysia. “Saya tegaskan, jika Malaysia tidak mau bongkar, maka kami TNI yang akan membongkarnya,” tegas Moeldoko.
Untuk pembangunan pendidikan, “kita akan liat sekolah apa yang akan dibangun. Anggarannya dari Kementrian Pendidikan. TNI akan membantu kemajuan pendidikan sehingga daerah tersebut berkembang,” ujar Moeldoko.
“Berdasarkan hasil rapat bersama Menteri Pendidikan, pada kurikulum baru TNI khususnya akan memberikan pendidikan untuk disesuaikan, makanya pada kunjungan ini kami mengikutsertakan Dirjen Pendidikan,” jelasnya.
Pimpinan TNI akan menempatkan personelnya yang telah menyelesaikan pendidikan di perbatasan. Tujuannya agar mereka bisa lebih baik.
“Jika ada anak-anak kita yang ingin menjadi TNI, silahkan menghubungi Babinsa atau Kapolsek, ajarkan bagaimana cara untuk masuk TNI, begitu juga ingin masuk Polri, karena tujuan kita ingin mencari anak Indonesia yang lebih baik, dan kita akan memprioritaskan masyarakat setempat,” ujar dia.
Peningkatan pengawasan daerah perbatasan menjadi penting bukan hanya untuk mencegah terjadinya konflik dengan negara tetangga, tapi juga terkait kondisi di kawasan Laut China Selatan yang situasinya terus tegang setelah ada saling klaim sebagai pemilik laut strategis di dunia itu. (news.liputan6.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar