Sabtu, 07 Desember 2013

Angkasa Yudha 2013: 100% Sasaran Hancur Lebur


Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia terlihat girang dan tersenyum lepas. “Ya, tadi telah kita saksikan semua. 100% sasaran hancur lebur,” ujarnya kepada 30 wartawan Ibukota dan 10 wartawan lokal di Lanud Ranai.

                TNI Angkatan Udara kembali membuktikan profesionalismenya melalui Latihan Puncak TNI AU, Angkasa Yudha 2013, dalam Manuver Lapangan (Manlap) yang dilaksanakan selama empat hari (28-31 Oktober) di Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Sebelumnya, tahapan Angkasa Yudha 2013 telah didahului dengan Geladi Posko di Seskoau, Lembang pada 21 hingga 24 Oktober 2013.

Angkasa Yudha merupakan latihan tertinggi di TNI Angkatan Udara. Latihan ini merupakan kelanjutan dan evaluasi dari latihan-latihan yang telah dilaksanakan setiap tahunnya, mulai dari latihan tingkat perorangan, skadron, wing, lanud, hingga tingkat komando operasi. “Angkasa Yudha menguji kesiapan doktrin, kesiapan personel, kesiapan alutsista, sehingga nantinya apabila digunakan oleh Panglima TNI, kami sudah siap,” papar KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia. Latihan ini melibatkan hampir seluruh jajaran Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas, Korpaskhas, dan dinas terkait dalam sebuah operasi gabungan yang memraktikkan prinsip “Unity of Command”.

KSAU menambahkan, operasi-operasi yang dilaksanakan meliputi hampir semua operasi-operasi yang menjadi tugas pokok TNI AU. Baik itu serangan udara strategis, lawan udara ofensif, serangan udara langsung, bantuan tembakan udara, operasi pertahanan pangkalan, evakuasi medis, dan penerjunan pasukan dalam rangka perebutan, penguasaan, dan pengendalian pangkalan udara.

“Saya bangga kepada satuan-satuan karena semua latihan dapat dilaksanakan dengan baik. Seperti telah kita saksikan bersama tadi, pada waktu pelaksanakan pemboman semua sasaran yang disediakan 100% hancur lebur,” ujar KSAU dengan raut muka girang, tanda ia puas atas pelaksanaan Latihan Puncak TNI AU kali ini.

Demikian juga pada saat penerjunan, lanjut KSAU, semua personel penerjun selamat dan dapat memperlihatkan kemampuannya bahwa mekanisme yang direncanakan bisa dilaksanakan dengan baik.

Dalam pengeboman sasaran di laut berjarak sekitar 2 km dari bibir pantai di Pulau Natuna, TNI AU mengerahkan berbagai pesawat tempur. Terdiri dari tiga Su-27/30 Skadron Udara 11, tiga F-16 Skadron Udara 3, tiga Hawk 109/209 Skadron Udara 12, tiga Hawk 109/209 Skadron Udara 1, serta tiga EMB-314 Super Tucano Skadron Udara 21. Pesawat-pesawat tersebut melakukan pengeboman menggunakan bom dan roket terhadap sasaran berupa drum-drum berisi minyak yang diikat menjadi ponton.

Pengintaian udara strategis dilakukan oleh pesawat Boeing 737-200 Patmar Skadron Udara 5, sementara pengintaian taktis oleh pesawat CASA 212-200 Skadron Udara 4, Selain itu dilakukan pula pengintaian bersenjata (Armed Recce) oleh pesawat Hawk 109/209, F-16, Su-27/30, dan EMB-314.

Pesawat angkut yang dilibatkan meliputi tujuh pesawat C-130 Hercules gabungan dari Skadron Udara 31 dan 32 yang membawa sekitar 400 penerjun Satuan Tempur (Satpur) Korpaskhas. Lalu satu C-130 dukungan Air Landed, satu C-130 Pengungsian Medik Udara (PMU), satu KC-130B (Tanker) untuk pengisian bahan bakar di udara (Air Refueling), satu CN-235 untuk penerjunan tim Bravo, serta satu CN-295 untuk penerjunan tim Pengendali Tempur (Dalpur). Sedangkan pesawat helikopter yang dikerahahkan terdiri dari dua heli NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 dan satu SA-330 Puma dari Skadron Udara 8 yang menampilkan operasi SAR Tempur Korpaskhas. Lalu satu heli EC-120B Colibri dari Skadron Udara 7 untuk SAR serta helikopter dukungan VIP. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar