Sejumlah kapal perang Indonesia dalam formasi
tempur, di Laut Jawa, Senin (18/4). 19 kapal perang TNI AL mengikuti
Operasi Jala Perkasa dan latihan penembakan peluru kendali Yakhont di
Selat Sunda, Samudera Hindia. Di sisi timur dan utara, posisi Pangkalan
TNI AL Sangatta, Kalimatan Timur, sangat strategis. (ANTARA FOTO/Eric
Ireng)
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI
Marsetio, mempertimbangkan secara serius permintaan warga Kabupaten
Kutai Timur, Kalimantan Timur, agar status Pangkalan TNI AL Sangatta
ditingkatkan.
Sangatta dan kawasan udara serta
perairan sekitarnya sering menjadi arena berbagai latihan perang TNI,
selain perairan itu juga banyak obyek vitalnya dan menjadi jalur penting
pelayaran ke utara.
"Kami menyimak secara
seksama hal yang disampaikan Bupati Kutai Timur, Isran Noor, tentang
peningkatan status itu," kata Marsetio, saat meresmikan Monumen
Kudungga, di Sangatta, Jumat.
Permintaan masyarakat setempat itu nanti akan dibahas dengan
panglima TNI. Ada berbagai hal terkait yang perlu dibahas serius, mulai
dari personel, sarana-prasarana, fasilitas pendukung pangkalan, dan
hal-hal lain.
Diwacanakan, keputusan
peningkatan status Pangkalan TNI AL Sangatta itu sudah selesai sebelum
Latihan Gabungan TNI digelar di sana pada 2014.
"TNI
sebenarnya sudah survey sejak 2005 di Sulawesi dan Papua namun Kutai
Timur dinilai paling ideal untuk latihan gabungan TNI, baik untuk
kegiatan pendaratan pasukan dari laut ke darat, penerjunan, penembakan
laut ke darat, penembakan udara ke darat serta aktivitas pelatihan
militer lain," kata Marsetio.
Monumen Kudungga yang dia resmikan itu, kata dia, bentuk
persembahan TNI AL kepada masyarakat setempat yang selama ini telah
memberikan perhatian terhadap pengembangan TNI AL di kawasan itu.
Nama
Kudungga berasal dari satu kapal cepat bernama Kudungga dan satu
pesawat helikopter militer yang diberikan Noor untuk memperkuat armada
patroli TNI AL.
Kudungga tidak lain nama raja
pertama di Kerajaan Mulawarman yang dikenal memiliki kekuasaan dan
kewibawaan cukup luas di Nusantara, bahkan sampai menjelajah ke Asia
Tengah.
Monumen Kudungga berisi satu tank
amphibi yang masih aktif walaupun dibuat pada 1960, satu meriam kaliber
60 mm, dan satu jangkar bekas terpasang di kapal perang TNI-AL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar