Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Sony Mayjen
TNI Sony ES Prasetyo mengatakan, perkembangan ancaman dan tantangan non
konvensional Chemical Biological Radiological Nuclear Explosives (CBRNE) saat ini semakin pesat dengan berkembangnya teknologi senjata kimia, biologi, radiologi, nuklir di dunia.
Untuk itu menurutnya, Indonesia perlu
menyiapkan organisasi khusus penanganan ancaman CBRNE di level nasional
baik dalam instansi militer maupun sipil.
“Wadah organisasi komando insiden CBRNE diperlukan dalam menghadapi ancaman CBRNE di lingkungan kementerian dan instansi sipil yang terkait, seperti Kemenkes, Kemenristek, BNPT, BNPB, Kepolisian dan Pemadam Kebakaran lokal”, ungkap Dirjen Strahan Kemhan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kasubdit Kawasan Global Dit Anstra Ditjen Strahan Kemhan Kol. Inf. Tito Airlambang, Kamis (12/12) saat menutup Pelatihan dalam menghadapi ancaman nuklir, biologi, kimia, radiologi dan bahan peledakdi Jakarta.
“Wadah organisasi komando insiden CBRNE diperlukan dalam menghadapi ancaman CBRNE di lingkungan kementerian dan instansi sipil yang terkait, seperti Kemenkes, Kemenristek, BNPT, BNPB, Kepolisian dan Pemadam Kebakaran lokal”, ungkap Dirjen Strahan Kemhan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kasubdit Kawasan Global Dit Anstra Ditjen Strahan Kemhan Kol. Inf. Tito Airlambang, Kamis (12/12) saat menutup Pelatihan dalam menghadapi ancaman nuklir, biologi, kimia, radiologi dan bahan peledakdi Jakarta.
Pelatihan diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia melalui Desk Chemical Biological Radiological Nuclear Explosives (CBRNE) Kemhan RI bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat melalui United States Defence Threat Reduction Agency (US DTRA). Pelatihan telah berlangsung selama empat hari yang dimulai sejak Senin tanggal Senin 9 Desember 2012 dan diikuti peserta dari personel Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.
Dengan telah selesainya kegiatan pelatihan ini, lebih lanjut Dirjen Strahan Kemhan berharap pengalaman pelatihan workshop CBRNE ini akan dapat menjadi bahan materi yang sangat bermanfaat bagi Indonesia dalam mengantisipasi ancaman CBRNE yang dapat terjadi kapanpun dan dimana saja.
“Dengan Pelatihan Workshop CBRNE ini diharapkan kita dapat merumuskan suatu konsep penanganan ancaman Nubikara atau CBRNE di lingkungan Kemhan dan TNI”, harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar