Bulan November 2013
diramaikan berita mengenai dugaan penyadapan yang dilakukan badan
intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan
sejumlah menterinya pada tahun 2009. Kabar ini memicu beragam reaksi.
Informasi
ini terungkap dari dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden, mantan
pegawai NSA. Dalam bocoran dokumen itu disebutkan bahwa agen mata-mata
Australia membidik Presiden SBY, istri, Wakil Presiden Boediono dan
beberapa menteri lainnya sebagai target pemantauan.
Agen mata-mata
Australia yang juga dikenal sebagai Defence Signal Directorate berusaha
melacak aktivitas panggilan telepon SBY setidaknya satu kali. Mereka
melacak pembicaraan telepon yang keluar masuk dari telepon genggam SBY
pada bulan Agustus 2009.
Selain mengungkap daftar target
orang-orang yang dilacak, model handset yang digunakan oleh
masing-masing target juga dibeberkan, termasuk diagram "voice event" dari Presiden Indonesia.
Bahkan
salah satu slide di dokumen itu menggunakan judul "Indonesian President
voice intercept (August '09)", menguatkan adanya upaya untuk
mendengarkan isi panggilan telepon Presiden SBY.
Diinjak-injaknya
harkat dan martabat negara pun memancing reaksi dari kelompok hacker
Anonymous Indonesia untuk bertempur di medan perang cyber menyerang
Australia. Apalagi ada kabar yang menyebut bahwa kedutaan besar
Australia di Jakarta terlibat dalam jaringan luas pengintaian yang
dimotori oleh badan intelijen Amerika Serikat (AS).
Perang Cyber Tak Terhindar
Sekelompok aktivis hacker atau kerap disebut 'hacktivist'
asal Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai Anonymous Indonesia
mengumumkan daftar ratusan situs Australia yang diklaim telah berhasil
mereka bajak via Twitter.
Serangan ini diduga dilakukan sebagai tindakan balasan dendam atas tuduhan spionase (mata-mata) yang dilakukan pihak Kedubes Australia di sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Situs-situs yang berhasil dibajak itu di-hack dan mengalami deface atau perubahan tampilan laman. Halaman awal situs diubah dan menampilkan pesan khusus yang berbunyi: "Stop Spying on Indonesia" yang artinya "Berhentilah Memata-matai Indonesia".
Kebanyakan
situs yang menjadi korban peretasan adalah situs iklan dan bisnis kelas
bawah yang tak terlalu populer di Australia dan diperkirakan dipilih
secara acak.
Situs Intelijen Australia Dihack
Setelah sukses meretas ratusan situs komersial asal Australia, giliran situs milik Badan Intelijen Australia yang jadi korban. Situs milik Australian Intelligence Service yang beralamatkan di www.asis.gov.au itu dibuat down (tak berfungsi) 100% oleh para hacker Indonesia.
Hal ini sedikit berbeda dengan serangan sebelumnya yang hanya men-deface (mengubah tampilan) laman awal sejumlah situs komersial asal Australia. Serangan terhadap salah satu situs terpenting di Australia itu dimulai sejak Sabtu malam (9/11/2013). Hingga Minggu (10/11/2013) situs tersebut masih down dan tak bisa diakses.
Sebelumnya situs www.asis.gov.au sempat melakukan perlawanan dan melakukan pengalihan alamat ke www.asio.gov.au. Namun sayang usaha tersebut sia-sia.
Setelah sukses meretas ratusan situs komersial asal Australia, giliran situs milik Badan Intelijen Australia yang jadi korban. Situs milik Australian Intelligence Service yang beralamatkan di www.asis.gov.au itu dibuat down (tak berfungsi) 100% oleh para hacker Indonesia.
Hal ini sedikit berbeda dengan serangan sebelumnya yang hanya men-deface (mengubah tampilan) laman awal sejumlah situs komersial asal Australia. Serangan terhadap salah satu situs terpenting di Australia itu dimulai sejak Sabtu malam (9/11/2013). Hingga Minggu (10/11/2013) situs tersebut masih down dan tak bisa diakses.
Sebelumnya situs www.asis.gov.au sempat melakukan perlawanan dan melakukan pengalihan alamat ke www.asio.gov.au. Namun sayang usaha tersebut sia-sia.
Australia Ancam Serang Indonesia
Perang cyber antar hacker Indonesia dan Australia semakin memanas. Hal ini diperparah dengan kemunculan sebuah video berisi ancaman yang diunggah di YouTube baru-baru ini.
Dalam video berdurasi 1 menit 4 detik itu, hacker Anonymous Australia mengungkapkan pernyataan perang cyber dengan Indonesia untuk mengobrak-ngabrik beberapa website ternama Indonesia.
"Hi, Anonymous Indonesia, be prepared. Because your stupid actions, Anonymous Australia, has therefore decided that your country should be destroyed," tulis Anonymous Australia.
Dalam video itu, mereka mengancam akan meretas beberapa portal pemerintah dan perusahaan swasta di Indonesia. Beberapa yang menjadi sasaran adalah situs www.indonesia.go.id, www.kpk.go.id, www.garuda-indonesia.com, dan www.polri.go.id. Portal media online juga turut menjadi sasaran.
Situs Polisi Australia Tumbang
Perang cyber masih terus berlanjut. Giliran situs kepolisian Australia atau Australia Federal Police (AFP) yang tumbang. Diduga kuat situs tersebut menjadi korban serangan hacker.
Salah seorang anggota kelompok hacker Anonymous Indonesia mengklaim bertanggung jawab atas serangan cyber yang menimpa situs kepolisian Australia. Selain situs kepolisian, hacker Anonymous Indonesia juga mengerang situs Reserve Bank. Mereka memposting serangkaian pesan di Twitter setiap kali berhasil menyerang situs.
Pihak AFP dan Reserve Bank sendiri telah mengkonfirmasi bahwa situs mereka diserang. Namun mereka mengklaim bahwa hacker tidak berhasil mendapatkan akses ke data-data penting.
Komisaris Polisi Federal Australia Tony Negus mengatakan pihaknya masih menginvestigasi serangan itu. Menurutnya memang ada upaya serangan yang berusaha menyasar website mereka dan sedang ditangani, namun mereka belum tahu siapa pelakunya.
Pihak kepolisian Australia menyikapi ancaman hacking itu sangat serius dan memperingatkan bahwa hacking adalah sebuah kegiatan kriminal.
Perang cyber masih terus berlanjut. Giliran situs kepolisian Australia atau Australia Federal Police (AFP) yang tumbang. Diduga kuat situs tersebut menjadi korban serangan hacker.
Salah seorang anggota kelompok hacker Anonymous Indonesia mengklaim bertanggung jawab atas serangan cyber yang menimpa situs kepolisian Australia. Selain situs kepolisian, hacker Anonymous Indonesia juga mengerang situs Reserve Bank. Mereka memposting serangkaian pesan di Twitter setiap kali berhasil menyerang situs.
Pihak AFP dan Reserve Bank sendiri telah mengkonfirmasi bahwa situs mereka diserang. Namun mereka mengklaim bahwa hacker tidak berhasil mendapatkan akses ke data-data penting.
Komisaris Polisi Federal Australia Tony Negus mengatakan pihaknya masih menginvestigasi serangan itu. Menurutnya memang ada upaya serangan yang berusaha menyasar website mereka dan sedang ditangani, namun mereka belum tahu siapa pelakunya.
Pihak kepolisian Australia menyikapi ancaman hacking itu sangat serius dan memperingatkan bahwa hacking adalah sebuah kegiatan kriminal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar