Ical melakukan pertemuan dengan PBNU. ©2013 Merdeka.com/Dwi Narwoko
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie (Ical) pernah melakukan pendekatan intensif dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono
pada tahun 2005 lalu. Langkah ini dia lakukan setelah direshuffle dari
jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Dalam
laporan yang dibocorkan Wikileaks, Minggu (15/12), Ical dilaporkan
langsung tebar pesona untuk mendapatkan kembali perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Bahkan, pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini
semakin tekun melakukan pendekatan dengan Ani dan keluarganya.
"Entah
bagaimana (Bakrie) berhasil membalikkan isu bencana aliran lumpur Jawa
Timur yang diprakarsai perusahaannya Lapindo Bras Corporation, dia juga
terus meningkat profilnya dalam administrasi kenegaraan," ungkap
Wikileaks.
Dalam kawat diplomatik berstempel 'rahasia' tersebut,
mengindikasikan kedekatan Ical dengan ibu negara sempat membuat hubungan
antara Wakil Presiden Jusuf Kalla
(JK) dengan Ani berada di ujung tanduk. Bahkan, Ani sempat marah saat
JK berseloroh soal agama yang dianut istri SBY ketika bertarung pada
Pilpres 2009.
Di saat bersamaan, JK juga menyimpan minat untuk
meningkatkan hubungannya dengan Ani, dengan misi mendapat persetujuan
dari istri SBY tersebut. Keputusan ini akan berdampak besar terhadap
kelanjutan pasangan SBY-Kalla pada Pemilu 2009.
Sebelumnya diberitakan, harian The Australian membeberkan soal penyadapan yang dilakukan terhadap SBY dan Ani Yudhoyono.
Sebuah kabel diplomatik berstempel 'rahasia' dikirimkan dari Kedutaan
Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta kepada diplomat AS di Canberra dan
CIA. Kabel ini membicarakan dinamika baru peta politik Indonesia.
Para
intelijen ini meyakini ada pemain yang menjadi penasehat penting bagi
SBY. Orang tersebut bukan wakil presiden, bukan pula menteri dalam
kabinet SBY, tapi istrinya sendiri, Ani Yudhoyono.
"Keberadaan
Kristiani Herawati telah mengorbankan penasehat kunci lainnya. Ibu
negara diduga telah memanfaatkan akses kepada presiden untuk membantu
teman-temannya dan menjatuhkan lawannya, termasuk Wakil Presiden (Jusuf)
Kalla," tulis kabel tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar