Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia
terlihat girang dan tersenyum lepas. “Ya, tadi telah kita saksikan
semua. 100% sasaran hancur lebur,” ujarnya kepada 30 wartawan Ibukota
dan 10 wartawan lokal di Lanud Ranai.
TNI Angkatan Udara kembali membuktikan
profesionalismenya melalui Latihan Puncak TNI AU, Angkasa Yudha 2013,
dalam Manuver Lapangan (Manlap) yang dilaksanakan selama empat hari
(28-31 Oktober) di Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Sebelumnya, tahapan
Angkasa Yudha 2013 telah didahului dengan Geladi Posko di Seskoau,
Lembang pada 21 hingga 24 Oktober 2013.
Angkasa Yudha merupakan latihan tertinggi di TNI Angkatan Udara.
Latihan ini merupakan kelanjutan dan evaluasi dari latihan-latihan yang
telah dilaksanakan setiap tahunnya, mulai dari latihan tingkat
perorangan, skadron, wing, lanud, hingga tingkat komando operasi.
“Angkasa Yudha menguji kesiapan doktrin, kesiapan personel, kesiapan
alutsista, sehingga nantinya apabila digunakan oleh Panglima TNI, kami
sudah siap,” papar KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia. Latihan ini
melibatkan hampir seluruh jajaran Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas,
Korpaskhas, dan dinas terkait dalam sebuah operasi gabungan yang
memraktikkan prinsip “Unity of Command”.
KSAU menambahkan, operasi-operasi yang dilaksanakan meliputi hampir
semua operasi-operasi yang menjadi tugas pokok TNI AU. Baik itu serangan
udara strategis, lawan udara ofensif, serangan udara langsung, bantuan
tembakan udara, operasi pertahanan pangkalan, evakuasi medis, dan
penerjunan pasukan dalam rangka perebutan, penguasaan, dan pengendalian
pangkalan udara.
“Saya bangga kepada satuan-satuan karena semua latihan dapat
dilaksanakan dengan baik. Seperti telah kita saksikan bersama tadi, pada
waktu pelaksanakan pemboman semua sasaran yang disediakan 100% hancur
lebur,” ujar KSAU dengan raut muka girang, tanda ia puas atas
pelaksanaan Latihan Puncak TNI AU kali ini.
Demikian juga pada saat penerjunan, lanjut KSAU, semua personel
penerjun selamat dan dapat memperlihatkan kemampuannya bahwa mekanisme
yang direncanakan bisa dilaksanakan dengan baik.
Dalam pengeboman sasaran di laut berjarak sekitar 2 km dari bibir
pantai di Pulau Natuna, TNI AU mengerahkan berbagai pesawat tempur.
Terdiri dari tiga Su-27/30 Skadron Udara 11, tiga F-16 Skadron Udara 3,
tiga Hawk 109/209 Skadron Udara 12, tiga Hawk 109/209 Skadron Udara 1, serta tiga EMB-314 Super Tucano
Skadron Udara 21. Pesawat-pesawat tersebut melakukan pengeboman
menggunakan bom dan roket terhadap sasaran berupa drum-drum berisi
minyak yang diikat menjadi ponton.
Pengintaian udara strategis dilakukan oleh pesawat Boeing 737-200
Patmar Skadron Udara 5, sementara pengintaian taktis oleh pesawat CASA
212-200 Skadron Udara 4, Selain itu dilakukan pula pengintaian
bersenjata (Armed Recce) oleh pesawat Hawk 109/209, F-16, Su-27/30, dan EMB-314.
Pesawat angkut yang dilibatkan meliputi tujuh pesawat C-130 Hercules
gabungan dari Skadron Udara 31 dan 32 yang membawa sekitar 400 penerjun
Satuan Tempur (Satpur) Korpaskhas. Lalu satu C-130 dukungan Air Landed, satu C-130 Pengungsian Medik Udara (PMU), satu KC-130B (Tanker) untuk pengisian bahan bakar di udara (Air Refueling), satu
CN-235 untuk penerjunan tim Bravo, serta satu CN-295 untuk penerjunan
tim Pengendali Tempur (Dalpur). Sedangkan pesawat helikopter yang
dikerahahkan terdiri dari dua heli NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 dan satu SA-330 Puma dari Skadron Udara 8 yang menampilkan operasi SAR Tempur Korpaskhas. Lalu satu heli EC-120B Colibri dari Skadron Udara 7 untuk SAR serta helikopter dukungan VIP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar