Kombinasi deployment infanteri dan ‘kehadiran’ kavaleri
memunculkan pembentukan Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis. Sebagai
satuan modern untuk tugas-tugas spesifik di masa depan, Yonif Mekanis
TNI AD digenjot dengan kelengkapan alutsista papan atas, selain bekal
panser Anoa 6×6, Yonif Mekanis juga diproyeksi dengan kehadiran ranpur
roda rantai, sebut saja lewat tipe APC M113 A1 dan IFV Marder 1A3.
Meski proyeksi Yonif Mekanis TNI AD cukup mumpuni, namun untuk gelar
satuan yang ada di sekitaran Jakarta, tepatnya di bawah kendali Kodam
Jaya, disiapkan dengan pasangan rantis intai 4×4 dan beragam varian
panser Anoa 6×6. Ketiga satuan Yonif Mekanis pengguna Anoa 6×6 adalah
Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha, Yonif Mekanis 202/Tajimalela dan Yonif
Mekanis 202/Arya Kamuning. Ketiga Yonif Mekanis berada di bawah Brigade
Infanteri-1 PIK/Jayasakti, Kodam Jaya. Ketiga Yonif Mekanis disatukan
dengan kesamaan menggunakan Anoa 6×6, tapi ada perbedaan dalam adopsi
rantis intai lapis baja 4×4.
Yonif Mekanis 201 dan Yonif Mekanis 202 menggunakan rantis lapis baja
4×4 Elang. Sementara Yonif Mekanis 203 mengadopsi rantis lapis baja
Komodo Intai (Recon) 4×4. Antara Elang dan Komodo Intai, sekilas punya
bodi yang serupa dan sama-sama dibuat oleh PT Pindad. Meski sama-sama
berlapis baja, keduanya punya beberapa perbedaan jika dilihat lebih
dalam. Dan di tulisan ini, kami kupas terlebih dahulu tentang Komodo
Recon 4×4. Dari beragam varian Komodo, tipe Intai 4×4 diluncurkan pada
ajang Indo Defence 2014.
Kendaraan intai Yonif Mekanis ini bisa dibilang “Komodo Indo,”
pasalnya Komodo varian intai ini berasal dari sentuhan lokal dan luar
negeri. Bila varian Komodo lain hadir dengan rancangan monokok, alias
tanpa sasis, maka Komodo Intai Yonif Mekanis menggunakan sasis lengkap
dengan mesin dan drivetrain tanpa bodi (rolling chassis) dari
Renault Sherpa. Untuk Renault Sherpa sendiri, juga sudah digunakan oleh
Arhanud TNI AD sebagai platform peluncur rudal MANPADS Mistral. Komodo
varian intai ini tampil dengan bodi bongsor, namun cukup kekar dan
perkasa. Rantis ini sudah operasional sebagai elemen utama Yonif Mekanis
203/Arya Kamuning, melengkapi beragam varian panser Anoa 6×6.
Dengan basis rantis Sherpa, Komodo Intai yang dilengkapi dudukan
senapan mesin dan pelontar granat ini, punya dimensi 5,65 x 2,25 x 2,1
meter. Bobot tempurnya mencapai 7,3 ton, dan bobot kosong 5,8 ton.
Komodo Intai disokong mesin diesel Renault 4 Turbo Charger Inter Cooler
Transmission 4 Stroke Inline; 6 Cylinders; 215 PS pada 2500 rpm. Dengan
kapasitas bahan bakar hingga 200 liter, rantis dengan ground clearance
440 mm ini mampu menjelajah sejauh 450 km. Kecepatan maksimum bisa
dikebut sampai 100 km per jam. Untuk radius putar, mencapai 7 meter.
Untuk perlindungan, sekujur bodi Komodo Intai sanggup menahan
terjangan proyektil 7,62 mm (STANAG III). Bahkan lapisan baja dapat
diperkuat dengan sistem add on keramik lapis baja. Sementara untuk
lapisan kaca, punya ketebalan 38 mm, dibuat standar dengan mampu menahan
proyektil 7,62 mm.
Sebagai kelengkapan standar, Komodo Intai dilengkapi winch dengan
kemampuan tarik 2 ton. Lainnya ada pioneer set, alat pemadam kebakaran,
penyejuk udara, tookit , sampai jaring kamuflase. Sebagai fitur
tambahan, ada perangkat komunikasi AM, FM Radio dan Intercom Set ;
2x12V-100 Amp baterai) , GPS, dan NVG. Untuk persenjataan, bila
pilihannya senapan mesin GPMG kaliber 7,62 mm, maka dapat disokong
teknologi RCWS ( Remote Control Weapon System). Tak sulit untuk
melakukan modifikasi senjata pada rantis ini, sebab dudukan senjata
memang dibuat secara modular. Total jumlah pesanan Komodo Intai untuk
TNI AD mencapai 40 unit. (Gilang Perdana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar