Soeharto. ©repro Museum Purna Bhakti Pertiwi
Banyak orang merasa paling
penting di jalan. Mulai dari konvoi moge hingga arak-arakan pejabat.
Apalagi jika sudah dikawal aparat.
Ada cerita menarik soal pengawalan polisi. Presiden Kedua RI Soeharto
mengaku sempat kecewa dengan sikap polisi yang mengawalnya. Dia
menganggapnya terlalu berlebihan dan membuat pengguna jalan lain
terganggu.
Kisah tersebut diceritakan Jenderal (Purn) Wiranto yang saat itu
masih berpangkat kolonel dan menjadi ajudan Pak Harto. Rombongan
presiden melaju dari Istana Negara menuju Bandara Halim untuk terbang ke
daerah. Di pintu Tol Semanggi, Wiranto mengaku pundaknya ditepuk
Soeharto.
“Wiranto, beri tahu polisi, itu kendaraan di jalan tol tak perlu
diberhentikan. Mereka itu membayar untuk bebas hambatan, bukan malah
distop gara-gara presiden lewat. Kalau mereka dibiarkan jalan
pelan-pelan kan tidak mengganggu rombongan,” kata Wiranto menirukan
ucapan Soeharto kala itu.
Wiranto mengaku terkejut dengan permintaan Soeharto. Sebagai presiden
yang memiliki prioritas di jalan, ternyata Soeharto masih memikirkan
pengguna jalan lain.
Peristiwa kedua terjadi saat Soeharto akan main golf di Rawamangun.
Selain mobil presiden, hanya ada satu jip pengawal di belakang yang
mengikuti. Namun rupanya polisi sudah terlalu lama menutup jalan.
Klakson terdengar riuh di jalan.
“Lain kali polisi tidak perlu menyetop mereka terlalu lama. Mereka
kan punya keperluan yang mendesak, sedangkan saya hanya mau berolahraga.
Jadi biar saja saya menunggu sebentar, kan tidak apa-apa,” kata
Soeharto.
Menurut Wiranto, Pak Harto berkali-kali meminta adanya perbedaan
antara pengawalan dinas dan pengawalan untuk sehari-hari. Jangan sampai
rombongan presiden mengganggu aktivitas rakyat terlalu lama. Apalagi
untuk urusan yang bukan kedinasan.
“Pergi ke Tapos yang jaraknya cukup jauh sekalipun, Pak Harto hanya
dikawal secukupnya. Tidak mencolok dan tidak harus mengganggu aktivitas
masyarakat,” beber Wiranto.
Nah, kalau Presiden Soeharto saja dulu begitu memikirkan pengguna jalan lain, apa tidak malu mereka yang masih arogan di jalan?
“Jangan sampai rombongan presiden mengganggu aktivitas rakyat terlalu lama. Apalagi untuk urusan yang bukan kedinasan.”
- Soeharto
Sumber : Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar