KRI Pulau Rangsang-727 berlayar di Selat Malaka, Selasa (10/2).
Kapal buatan Jerman dari kelas Kondor itu dioperasikan oleh Komando
Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI AL yang memiliki tugas khusus
yakni menyapu ranjau laut. (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)
Kapal buru ranjau kita dari generasi ’80-an, sudah 30 tahunan
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade
Supandi, menyatakan revisi anggaran TNI AL untuk 2015 ini telah
dilakukan yang digunakan untuk modernisasi sistem kesenjataan, di
antaranya membeli kapal buru ranjau baru.
Sekitar tambahan Rp4 triliun anggaran negara tersedia untuk TNI AL seusai APBN-P 2015 diberlakukan.
"Kapal buru ranjau kita dari generasi ’80-an, sudah 30 tahunan makanya kami perbarui dengan dua unit yang baru," katanya di Markas Komando Pusat PM TNI AL, Jakarta, Selasa.
"Kapal buru ranjau kita dari generasi ’80-an, sudah 30 tahunan makanya kami perbarui dengan dua unit yang baru," katanya di Markas Komando Pusat PM TNI AL, Jakarta, Selasa.
Secara umum, katanya, tidak ada revisi besar-besaran atas program kerja dan pengadaan peralatan perang pada 2015 ini.
"Patokannya adalah MEF. Tindak lanjut beberapa terkait pengadaan sejumlah alutsista, baik itu KRI, pesawat udara, dan kendaraan di satuan pangkalan," kata Supandi.
"Patokannya adalah MEF. Tindak lanjut beberapa terkait pengadaan sejumlah alutsista, baik itu KRI, pesawat udara, dan kendaraan di satuan pangkalan," kata Supandi.
Termasuk juga pada
aspek pembayaran, semisal pembuatan kapal perang TNI AL di Belanda,
kapal selam, kapal hidrografi dari Prancis, kapal layar tiang tinggi
pengganti KRI Dewaruci dari Spanyol, dan sebagainya.
Khusus
untuk kapal patroli pesisir trimaran dari galangan kapal Lundin,
Banyuwangi, Jawa Timur, ia menyatakan, "pengganti yang tempo hari itu
sedang dibangun, mungkin satu setengah tahun lagi selesai."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar