Pada akhir Januari lalu, Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan
Khusus (Kopassus), Mayjen TNI Doni Monardo, dengan jajarannya
mengunjungi fasilitas produksi PT Pindad yang selama ini telah memenuhi
quota Minimum Essential Forces (MEF) TNI.
TNI, khususnya Kopasus telah menggunakan senjata buatan Pindad dan
akan memberikan masukan untuk pengembangan produk-produk unggulan
berikutnya.Kerjasama yang terjalin antara Pindad dan Kopassus akan
menjadi tolok ukur bagi Pindad dalam penyempurnaan produk unggulan
mereka. Diantaranya seri senapan serbu SS-2, amunisi hingga senapan
penembak runduk SPR-2 yang telah digunakan oleh satuan khusus tersebut.
SS-2
Senapan serbu Pindad SS-2 yang saat ini menjadi andalan Kopassus merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS-1. Dibanding pendahulunya, SS-2 memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, bobot lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. SS-2 memiliki kemampuan rata-rata tembakan 700 butir peluru per menit yang melesat 710 meter per detik dalam jarak efektif 450 meter. Meskipun pengembangan dari SS-1, seorang prajurit dengan SS-2 mudah melakukan tembak jitu pada jarak-jarak tertentu. Sebab SS-2 dibekali pisir putar berbentuk O yang dapat diatur sesuai sasaran (100 m, 200m, 300m, dan seterusnya), mudah menentukan posisi pipi, dan mata pada lubang pisir, serta bisa dipasangi teleskop close quarter/tactical.
Senapan serbu Pindad SS-2 yang saat ini menjadi andalan Kopassus merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS-1. Dibanding pendahulunya, SS-2 memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, bobot lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. SS-2 memiliki kemampuan rata-rata tembakan 700 butir peluru per menit yang melesat 710 meter per detik dalam jarak efektif 450 meter. Meskipun pengembangan dari SS-1, seorang prajurit dengan SS-2 mudah melakukan tembak jitu pada jarak-jarak tertentu. Sebab SS-2 dibekali pisir putar berbentuk O yang dapat diatur sesuai sasaran (100 m, 200m, 300m, dan seterusnya), mudah menentukan posisi pipi, dan mata pada lubang pisir, serta bisa dipasangi teleskop close quarter/tactical.
Senapan dengan panjang laras 460 mm ini menggunakan peluru kaliber
5,56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg. Senapan ini
juga digunakan oleh Kopaska dalam operasi militer mereka. Saat ini lebih
dari 25.000 pucuk SS-2 sudah ada di tangan TNI. Kopassus tercatat
sebagai kesatuan pertama yang menggunakan SS-2, tepatnya pada tahun
2006. SS-2 dibangun dari kombinasi dari keunggulan desain beberapa
senjata serbu andalan dunia. Sebut saja bagian moncong laras yang
mengacu pada AK-47, popornya layaknya SS-1, dan magasin yang menyerupai
model M-16 Keberadaan SS-2 juga merupakan torehan emas untuk Pindad,
pasalnya senapan serbu ini telah beberapa kali menjuarai beberapa ajang
menembak, seperti Asean Armies Rifle Meet (AARM).
Senapan besutan Pindad satu lagi yang jadi andalan Kopassus adalah
jenis senjata anti material SPR-2. Senapan Penembak Runduk ini memiliki
daya hancur serta jangkauan proyektil yang lebih jauh. Senapan sniper
berkaliber besar ini mampu menembus rantis, personel yang berlindung
dibalik dinding gedung, atau bahkan ranpur lapis baja ringan.
SPR-2 menggunakan magasin yang terdiri dari 5 peluru. Pindad juga
telah menyiapkan alat peredam, sehingga bisa mengurangi efek bunyi
tembakan hingga 60%. SPR-2 punya panjang keseluruhan 1755 mm, sementara
panjang laras 1055 mm. Untuk memdidik sasaran, SPR-2 dibekali alat bidik
teleskopik dengan pembesaran hingga 10 kali. Proyektil yang dimuntahkan
dari laras SPR-2 dapat melesat dengan kecepatan 900 meter per detik.
Bahkan saat ini Pindad telah memproduksi SPR-3. Ia memiliki fitur
sama dengan SPR-2 tetapi senapan runduk berkaliber 7,62 mm ini mempunyai
kemampuan jarak tembak sejauh 700 meter dengan kemampuan penetrasi pada
plat baja setebal 3 cm. Bila ditambahkan teleskop, jangkauan tembak
efektifnya bisa mencapai 900 meter.
Produk senjata dan amunisi Pindad juga telah di ekspor ke sejumlah
negara seperti Singapura, Thailand, Australia, Filipina, Laos, Timor
Timur dan juga misi perdamaian PBB. Pindad mempu memproduksi sampai 30
ribu pucuk per tahun, untuk amunisi kaliber kecil dengan tambahan modal
dari negara tahun 2012 kini mencapai 150 juta butir per tahun. (Deni Adi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar