Tak mudah bagi regu pasukan patroli pemantau perbatasan untuk
menjangkau patok-patok batas wilayah. Diantara perbatasan propinsi Papua
dan Papua Nugini misalnya, satgas TNI harus menembus lebatnya hutan dan
rawa-rawa untuk melihat dan mendatangi patok perbatasan. Maklum, patok
batas wilayah harus secara berkala dipantau, entah karena faktor alam
atau disengaja, titik patok bisa bergeser yang berdampak pada eksistensi
luas wilayah teritori Indonesia.
Dalam kondisi apa pun, lebatnya hutan dan sungai berawa-rawa harus
disambangi regu patroli TNI. Ironisnya, masalah transportasi lagi-lagi
jadi kendala. Untuk menjangkau rawa-rawa, pasukan TNI tak jarang harus
menyewa perahu sampan kayu dari penduduk lokal. Selain manuver yang
terbatas, perahu tradisional hanya bisa menjangkau titik tertentu,
selanjutnya pasukan harus turun di air rawa, yang tak jarang berpenghuni
ular dan buaya. Tak hanya di Papua, tantangan alam dan ketersediaan
wahana transportasi juga potensial dihadapi saat melihat patol batas
wilayah di Kalimantan.
Nah, guna menjangkau medan yang berat, khususnya rawa-rawa yang
ditumbuhi aneka tumbuhan, jelas dibutuhkan wahana khusus. Dan jawaban
yang paling tepat untuk peran ini adalah swamp boat atau air boat. Wujud
dan tampilan perahu ini dijamin sudah akrab dimata orang Indonesia,
pasalnya swamp boat kerap tampil di film-film action Hollywood,
khususnya film yang mengambil latar di kawasan Amerika Serikat bagian
selatan, seperti di New Orleans.
Sayangnya, swamp boat masih terasa asing di Indonesia, baik kalangan
militer dan sipil nyaris tidak pernah menggelar wahana ini. Bagi sipil,
umumnya swamp boat diperankan untuk misi wisata. AS sendiri menggunakan
swamp boat dalam misi patroli saat berlangsungnya Perang Vietnam.
Menyadari potensi penggunaan swamp boat dalam misi operasi TNI, Dinas
Peneltian dan Pengembangan TNI AL (Dislitbangal) pada Indo Defence 2014
lalu memperkenalkan Megalitek-1, prototipe swamp boat yang telah
dilengkapin dudukan senjata FN MAG 7,62 mm.
Keunggulan swamp boat pada dasarnya mampu beroperasi tanpa memerlukan
dukungan mekanis dari lingkungan, seperti air untuk pendingin , tidak
memerlukan dukungan pendorong (waterjet propulsion), serta
tidak membutuhkan kedalaman air untuk mengakomodir propeller. Karena
itulah, swamp boat dapat melaju di air yang amat dangkal dan keruh.
Selain rawa-rawa, swamp boat juga cocok dioperasikan di danau dan
sungai. Bisa juga di pantai dengan ketinggian gelombang minimal.
Khusus untuk Megalitek-1, ditenagai mesin diesel Steyr Marine SE
286E40 Lyncoming atau Continental Cyl-4 AVI Stroke Petrol. Dari situ
dapat dicapai tenaga hingga 279 HP/ 4000 RPM belt drive reduction.
Baling-baling (blade) terdiri dari 3 bilah Airbot Propeller. Propeller
memiliki diameter 1,98 meter. Megalitek-1 dapat membawa 5 pasukan dan
dikendalikan oleh seorang juru mudi. Dalam menunjang mobilitas, swamp
boat umumnya dipindahkan dengan di tarik lewat mini trailer. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Megalitek-1
Panjang : 5,8 meter
Lebar : 2,4 meter
Tinggi : 2,5 meter
Sarat air : 0,2 meter
Mesin : Diesel Steyr Marine SE 286E40 Lyncoming atau Continental Cyl-4 AVI Stroke Petrol
Panjang : 5,8 meter
Lebar : 2,4 meter
Tinggi : 2,5 meter
Sarat air : 0,2 meter
Mesin : Diesel Steyr Marine SE 286E40 Lyncoming atau Continental Cyl-4 AVI Stroke Petrol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar