Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, pemuda
Indonesia juga bisa menyerang Australia melalui siber (cyber) atau
komunikasi dunia maya, terkait ancaman Australia terhadap ekseskusi mati
duo Bali Nine.
“Kemarin (beberapa waktu lalu) Australia menyerang kita (Indonesia)
melalui siber. Tapi, pemuda kita juga bisa serang Australia melalui
siber. Ingat, kemampuan kita juga tidak kalah,” kata Tedjo di Jayapura,
Papua, Kamis, 26 Februari 2015.
Ia mengemukakan hal itu di hadapan seribuan pemuda Indonesia yang
menghadiri Kongres Komite Nasional Pemuda Indonesia di Papua saat
menjelaskan sikap pemerintah terhadap tanggapan sejumlah negara yang
memiliki warga terpidana mati di Indonesia, seperti Australia dan
Brazil.
Australia tampaknya terus berusaha membebaskan Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran, dua terpidana mati dalam jaringan Bali Nine. Mereka
mengancam akan menarik duta besar dari Jakarta, memblokir pariwisata
Bali hingga menyinggung soal bantuan bencana Tsunami Aceh.
“Australia juga mengait-ngaitkan bantuan bencana Tsunami Aceh dengan
hukuman mati bandar narkoba, itu juga menyakitkan kita, sehingga jika
mereka menyerang melalui siber maka kita juga bisa menyerang Australia
melalui siber,” ujar Tedjo.
Sejauh ini sedikitnya terdapat empat fakta perang siber para peretas Indonesia dengan Australia.
1. Spionase Australia
Aksi spionase pemerintah Australia baru-baru ini diungkap oleh The
Sidney Morning Herald. Media Australia itu mengabarkan bahwa sejumlah
kedutaan besar Australia di wilayah Asia Tenggara terlibat kegiatan
penyadapan yang dimotori dinas intelijen Amerika Serikat (NSA).
2. Serangan Anonymous Indonesia
Kelompok peretas bernama Anonymous Indonesia menggelar #OpAustralia,
serangan ke ratusan situs Australia hingga tumbang sebagai tindakan
balasan atas tuduhan spionase yang dilakukan Australia. Anonymous
Indonesia melalui akun Twitter @anon_indonesia mengumumkan daftar
ratusan situs Australia yang diklaim telah berhasil mereka bajak.
Kebanyakan situs yang menjadi korban peretasan adalah situs iklan dan
bisnis kelas bawah yang tak terlalu populer di Australia dan
diperkirakan dipilih secara acak.
3. Operation Australia
Anonymous Indonesia mengumandangkan serangan lanjutan yang diberi
sandi perang #OpAustralia (Operation Australia). Serangan ini kabarnya
dibantu oleh kubu Anonymous Australia, yang juga mengecam tindakan
spionase.
Mereka pulalah yang kabarnya menggagas #OpAustralia dengan tujuan
agar serangan siber yang dilakukan bisa lebih terfokus pada situs-situs
pemerintahan Australia, bukan situs milik sipil yang tak bersalah.
Sasaran utama dari serangan peretas Indonesia difokuskan pada
pengambilalihan situs Badan Intelijen Autralia yang beralamatkan di
www.asio.gov.au dan situs tersebut pun sempat dibuat “down” untuk
beberapa saat oleh Anonymous Indonesia.
4. Ancaman Anonymous Australia
Keadaan berubah. Anonymous Australia mengancam akan menyerang
Indonesia dengan munculnya video berisi ancaman yang diunggah di YouTube
belum lama ini. Dalam video itu Anonymous Australia mengumumkan perang
siber dan mengancam akan mengobrak-ngabrik beberapa situs ternama
Indonesia.
Beberapa yang menjadi sasaran adalah situs www.indonesia.go.id,
www.kpk.go.id, www.garuda-indonesia.com, dan www.polri.go.id. (Tempo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar