Dalam rapat kerja Fraksi PKS DPR RI yang
digelar hari ini, salah satu tema yang dibahas adalah pertahanan. Ketua
komisi I yang juga politisi PKS Mahfudz Siddik, mengatakan pembahasan
dalam forum tertutup itu mencuat agar FPKS mengusulkan RUU Bela Negara
atau Wajib Militer (Wamil).
“Raker ini akan putuskan RUU mana yang akan jadi usul Fraksi PKS ke
Baleg (Badan Legislasi), salah satunya misal tadi ada yang mengusulkan
RUU Bela Negara atau Wajib Militer (Wamil),” kata Mahfudz Siddik di sela
raker FPKS di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (30/1/2015).
Mahfudz menilai ada urgensinya Indonesia menerapkan wajib militer.
Perspektif yang digunakan tidak hanya soal pertahanan, tapi soal
membangun bangsa yang disiplin, kuat dan berkarakter.
“Wamil bukan hanya perspektif ancaman milter, tapi program wamil itu
orang diajari tentang kedisiplinan, karakter, solidaritas,
tanggungjawab, dan lainnya di tengah maraknya individualisme,” terang
Mahfudz.
“Kalau lihat praktek negara lain seperti Singapura, begitu lulus SMA
dia ikut program wajib militer setahun, baru setelah itu ikut
universitas,” imbuhnya.
Namun Mahfudz mengatakan usulan ini masih sebatas ide. Pun jika
disepakati, perlu kepala dingin dalam mengkaji RUU ini. Selain itu, RUU
ini mungkin bersinggungan dengan RUU lain di komisi I seperti RUU
Komponen Cadangan (Komcad) dan RUU Keamanan Nasional (Kamnas).
Jika mendapat sambutan dari fraksi lain, maka PKS akan secara resmi
mengusulkan kepada Badan Legislasi (Baleg) DPR agar dimasukkan dalam
Program Legislasi Nasional (Prolegnas), yaitu daftar seluruh rancangan
UU yang harus dibahas DPR dalam satu masa periode.
“Program bela negara atau wamil akan berdampak sangat kuat bagi
banyak hal, terutama kesiapan warga negara ketika suatu waktu
dimobilisasi untuk kepentingan pertahanan,” ucap ketua komisi I DPR dua
periode itu.
(Detik.com).JKGR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar