Selasa, 22 Maret 2016

Konstruksi Kapal Selam Rampung, Changbogo Class TNI AL Kini Bisa Disebut Nagabanda Class

nagabanda
Tak ada yang keliru saat orang menyebut kapal selam terbaru TNI AL adalah Changbogo Class, pasalnya saat penandatanganan kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dari Korea Selatan di tahun 2011, belum disebutkan secara definif penamaan ketiga KRI. Namun kabar terbaru menyebut unit pertama Changbogo Class TNI AL telah rampung konstruksi fisiknya dan siap memasuki masa uji coba. Ikut terungkap pula identitas unit kapal selam perdana sebagai KRI Nagabanda 403.
KRI Nagabanda 403 di fasilitas galangan DSME, Korea Selatan.
KRI Nagabanda 403 di fasilitas galangan DSME, Korea Selatan.

Dengan label kapal perang Indonesia KRI Nagabanda 403, mulai saat ini Changbogo Class sah-sah saja bila disebut sebagai Nagabanda Class. Seperti halnya PKR (Perusak Kawal Rudal) SIGMA 10514 Class yang telah resmi didapuk sebagai Martadinata Class. KRI Nagabanda 403, menjadi pesanan pertama dari tiga kapal perang TNI AL yang dipesan, unit kapal kedua dan ketiga masing-masing diberinama KRI Trisula 404 dan KRI Nagarangsang 405. TNI AL memang membangkitkan kembali nama-nama kapal perang yang sudah purna tugas. Di lini kapal perang permukaan, PKR KRI Martadinata 331 yang belum lama ini diluncurkan PT PAL adalah reinkarnasi dari destroyer escort Samadikun Class KRI Martadinata 342.
Konstruksi KRI Nagabanda 403 kini telah rampung, dan kapal siap diluncurkan dari fasilitas galangan kapal DSME (Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering). Meski konstruksi kapal sudah selesai, untuk menyelesaikan beragam uji coba masih akan memakan waktu panjang sampai nantinya kapal siap diserahkan ke Kementerian Pertahanan RI dan TNI AL. Merujuk ke jadwalnya, KRI Nagabanda 403 memang baru akan diserahterimakan ke user pada tahun 2017.
Indonesia menandatangani kontrak pengadaan tiga kapal selam dengan DSME pada 20 Desember 2011, keseluruhan kapal akan diselesaikan pada tahun 2019. Sebanyak 2 kapal selam dibuat di Korea Selatan, sedangkan satu kapal selam dibuat di galangan kapal PT PAL Surabaya.
Area pabrik kapal selam PT PAL dalam proses pembangunan.
Area pabrik kapal selam PT PAL dalam proses pembangunan.

Mengingat desaim kapal selam ini bersifat custom dan menyesuaikan dengan kebutuhan TNI AL maka pada bulan April 2013 barulah basic design dinyatakan komplet dan konstruksi dapat dimulai. Desain kapal selam berangkat dari Type 209/1200 dan spesifikasi yang disepakati menghasilkan kapal selam dengan bobot di permukaan 1.442 ton dan bobot ketika menyelam 1.572 ton.

Bila kelak korps Hiu Kencana TNI AL akan melengkapi armada kapal selamnya hingga jumlah 12 unit, maka nama-namanya dapat, seperti KRI Candrasa 406, KRI Alugoro 407, KRI Cundamani 408, KRI Wijayadanu 409, KRI Pasopati 410, KRI Hendrajala 411, dan KRI Bramastra 412. Yang kesemuanya adalah nama-nama eks kapal selam Whiskey Class dari Uni Soviet yang dulu memperkuat TNI AL di dekade 60 dan 70-an. (Gilang Perdana)

Sabtu, 19 Maret 2016

AS Jual 36 Rudal Canggih AIM-120C-7 AMRAAMs ke Indonesia

Amerika menjual rudal canggih AIM120C7 AMRAAMs pada Indonesia. U.S. Air Force
Amerika menjual rudal canggih AIM120C7 AMRAAMs pada Indonesia. U.S. Air Force
 
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan 36 rudal canggih AIM-120C-7 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles (AMRAAMs) kepada Indonesia. Total nilai penjualan senjata AS itu diperkirakan mencapai USD95 juta atau sekitar Rp1,2 triliun.
Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DCSA) AS dalam keterangan tertulisnya melaporkan penjualan rudal canggih pada Indonesia itu.
DSCA adalah badan utama di Departemen Pertahanan AS yang bertanggung jawab untuk penjualan senjata, pelatihan dan mempertahankan kontak militer AS dengan negara-negara sekutu.
Penjualan senjata itu yang meliputi peralatan, pelatihan, dan dukungan logistik, masih harus disetujui oleh Kongres AS bulan ini. Satu pemandu rudal juga ikut dalam bagian penjualan tersebut.
“Juga termasuk dalam penjualan ini adalah; kontrol dukungan peralatan, suku cadang, jasa, logistik, teknis rekayasa kontraktor dan dukungan teknis, pemuatan adapter, publikasi teknis, pelatihan dan sosialisasi, alat uji, dan unsur terkait lainnya,”demikian penjelasan DSCA, seperti dikutip The Diplomat, Jumat (18/3/2016).
Pada bulan Mei 2015, Departemen Luar Negeri AS juga menyetujui penjualan rudal AIM-9X-2 Sidewinder ke Indonesia dengan nilai penjualan diperkirakan mencapai USD 47 juta. Kemudian, pada bulan Desember 2015, parlemen Indonesia meneken pengajuan anggaran USD38 juta untuk pembelian awal dari sejumlah rudal udara untuk Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Rudal canggih AS biasanya diproduksi oleh kontraktor pertahanan Raytheon. “Penjualan diusulkan guna meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mencegah ancaman regional dan memperkuat pertahanan Tanah Air-nya. Indonesia mampu menyerap peralatan tambahan ini dan dukungan di angkatan bersenjatanya,” lanjut keterangan DCSA.
Militer Indonesia saat ini juga menanti pasokan 10 pesawat jet tempur Su-35 Rusia yang kesepakatan akhir pembeliannya dijadwalkan diteken bulan April 2016 mendatang.
Namun, surat kabar Rusia, Izvestia, melaporkan, pasokan pesawat jet tempur Su-35 Rusia untuk Indonesia baru bisa dikirim mendekati tahun 2018. Penyebabnya, produsen pesawat tempur itu kebanjiran pesanana dari banyak negara dan Indonesia harus antre.

Pengamat: hindari keterlibatan pihak ketiga dalam pembelian Sukhoi

Pengamat: hindari keterlibatan pihak ketiga dalam pembelian Sukhoi
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pembeliannya harus lengkap. Jangan sampai seperti yang sudah-sudah beli pelurunya menyusul atau belum lengkap."
Rencana pemerintah Indonesia dalam pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia diharapkan menghindari keterlibatan pihak ketiga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata pengamat pertahanan dari Imparsial Al Araf.

"Dalam pengadaan alutsista jangan sampai melibatkan pihak ketiga, atau broker," kata Araf saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ia berpendapat sebaiknya kontrak pembelian pesawat tempur tersebut dilakukan antarpemerintah "G to G" atau antarpabrikan "B to B".

Selain itu juga ia berharap proses pengadaan Sukhoi tersebut dilakukan secara transparan dan akuntabel agar tidak terjadi dugaan "mark up" harga. "Harganya juga harus disesuaikan dengan harga pasar," kata dia.

Araf juga mengatakan Indonesia harus belajar dari pengalaman dalam pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan membeli secara utuh.

"Pembeliannya harus lengkap. Jangan sampai seperti yang sudah-sudah beli pelurunya menyusul atau belum lengkap," kata dia.

Ia juga menekankan pentingnya "transfer of technology" dalam pembelian alutsista sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Araf tidak menampik transfer teknologi dalam pembelian alutsista dari negara lain memang sulit didapatkan, namun bukan berarti mustahil.

Dia menekankan pentingnya negosiasi pemerintah Indonesia dalam pembelian tersebut, dan mengingatkan prinsip "pembeli adalah raja".

"Harus ada mekanisme offset, tidak selalu harus transfer teknologi, bisa juga dalam bentuk kerja sama lain," kata dia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan akan berkunjung ke Rusia bulan ini untuk menjadi pembicara di seminar sekaligus membahas kontrak pembelian pesawat Sukhoi.

Ryamizard mengatakan pemerintah Indonesia berencana membeli secara bertahap hingga nanti terpenuhi untuk satu skuadron.

Menanti Kemampuan Maksimal Tank Leopard


Komisi I DPR mengunjungi Markas Batalyon Kavaleri 8 Kostrad di Pasuruan, Jawa Timur, yang menjadi operator tank tempur utama Leopard 2A4 buatan Krauss-Maffei dan Rheinmetall, Jerman, beberapa waktu lalu. Ternyata tank kebanggaan yang dibeli era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini masih kurang kelengkapannya, sehingga belum dapat dioperasikan secara maksimal.
Tidak hanya kelengkapan tank yang belum dipenuhi TNI, sarana latihan pun masih terbatas. “Alat pengatur tembakan tank ini tidak ada, sehingga dilakukan manual, pengindera malam juga tidak ada, perkakas dongkrak tank seharusnya ukuran 20 ton, namun yang tersedia hanya 10 ton, sehingga tidak bisa untuk perbaikan kubah. Persenjataan ringan juga belum ada,” ujar anggota Komisi I DPR TB Hasanudin.
Tank yang memiliki meriam berukuran 120 milimeter ini, merupakan tank terbesar di jajaran tank TNI. Dengan meriam sebesar 120mm itu, lapangan tembak TNI AD yang ada, menjadi terlalu kecil. Selama ini, ukuran meriam tank TNI AD berkisar 75 milimeter dan 90 milimeter.
“Akhirnya, yang bisa digunakan adalah lapangan uji penembakan dan pengeboman Air Weapon Range (AWR) milik TNI AU di Lumajang,” ujar Hasanudin.
Kecanggihan Main Battle Tank Leopard 2A4 juga mencakup kemampuan menyelam dengan perlengkapan snorkel hingga peperangan Nuklir-Biologi-Kimia. Tank Leopard memiliki panjang 9,97 meter dan berat 63 ton. Untuk ke daerah operasi, tank ini diangkut dengan tank transporter, yang untuk Leopard menggunakan truk Astra buatan Iveco dengan panjang keseluruhan 20 meter lebih.
KSAD (kala itu) Jenderal Pramono Edhie Wibowo pada tahun 2012 memaparkan rencana gelar kekuatan MBT Leopard dalam tiga kali rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR. Pada rapat dengar pendapat pertama, MBT Leopard disebutkan akan ditempatkan di perbatasan Kalimantan dengan Sabah-Sarawak untuk efek gentar. Apalagi Malaysia memiliki MBT PT91 yang ditempatkan di sepanjang perbatasan dengan Indonesia di Kalimantan.
Pada rapat dengar pendapat kedua disebutkan, MBT Leopard ditempatkan di ibu kota provinsi Kalbar, Pontianak dan Samarinda, Kalimantan Timur. Namun entah kenapa, pada rapat dengar pendapat ketiga disebutkan, MBT Leopard 2A4 ditempatkan di Jawa Barat dan Jawa Timur, di bawah Divisi I dan II Kostrad.
Pramono Edhie mengklaim mendapat 100 tank Leopard seharga 287 juta dollar AS. Sebelumnya dengan anggaran yang sama hanya didapat 44 unit dari Belanda. Indonesia beralih ke Jerman, setelah Belanda membatalkan penjualan MBT Leopard mereka ke Indonesia.
Selanjutnya pada arsip Kompas 8 Maret 2012 diklaim Pramono Edhie, Jerman menawarkan transfer teknologi dalam pembelian MBT Leopard. Ada kemungkinan mekanisme produksi bersama, kata Pramono Edhie, ketika itu.
Bagaimana mengangkut tank Leopard ke luar Jawa?. Kementerian Pertahanan telah memesan landing ship tank khusus yang bisa mengangkut tank seberat Leopard. Salah satunya adalah KRI Teluk Bintuni yang dibuat di dalam negeri oleh PT Daya Radar Utama.
Menanggapi belum lengkapnya MBT Leopard, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Leonardi mengatakan, dari 163 tank Leopard yang dibeli, sudah 103 unit yang datang, yang terdiri dari 61 unit MBT Revolution dan 42 unit MBT 2A4. Menurut Laksda Leonardi, semua akan dilengkapi agar kekuatan MBT Leopard dan sarana pendukungnya sesuai rencana semula.

Sumber : KOMPAS

Detasemen Arhanud Rudal Dumai, Dilengkapi Starstreak


Panglima Kodam I/Bukit Barisan memastikan dalam waktu dekat, prajurit Den Arhanud Rudal 004 Dumai, Riau akan mendapatkan alutsista baru, yakni rudal pertahanan udara Starstreak dari Thales, Inggris. Alutsista ini, akan menggantikan alutsista yang ada.
Pangdam memerintahkan agar para prajuritnya tidak canggung, saat nanti mengoperasikan alutsista tersebut. Rencananya sekitar 16 unit Starstreak akan ditempatkan di Den Arhanud Rudal 004 Dumai.
Starstreak dengan platform jip Land Rover Defender
Starstreak dengan platform jip Land Rover Defender
Rudal dengan teknologi mutakhir dari INggris ini akan diawaki oleh prajurit Den Arhanud Rudal 004. Mereka pun sudah dipersiapkan dengan baik untuk mengawaki Starstreak rudal tersebut.
Starstreak platrform peluncur RAPIDRanger
Starstreak platrform peluncur RAPIDRanger
“Mereka sudah mendapat pendidikan dan pelatihan di Pusdik Arhanud, agar profesional mengoperasikan alutsista ini,” ujar Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewijk Pusung di Den Arhanud Rudal 004 Dumai, Jum’at (18/3/2016).

Tribunnews.com

TNI Siapkan Skadron Serbu di Sintang, Back up Pasukan Perbatasan


Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat menghibahkan tanah seluas 10 hektare di Bandara Tebelian untuk membangun skadron serbu TNI. Dua opsi disiapkan untuk lokasi skadron yang akan dibangun.
Hibah tanah kepada TNI ditandai dengan penyerahan dokumen secara simbolis oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno kepada Pangdam XII/TPR, Mayjen TNI Agung Risdhianto, Kamis (17/3) di Korem 121/ABW.
Menurut Bupati Sintang, kini Pemerintah Kabupaten Sintang juga telah mengirim surat ke Kementrian Perhubungan untuk koordinasi hibah tanah di Bandara Tebelian untuk membangun skaadron serbu. Letak pembangunannya masih belum ditentukan. Namun lokasi sudah dipersiapkan, yakni di sisi kiri atau sisi kanan ruang tunggu Bandara Tebelian.
Bupati Sintang menambahkan mereka sangat antusias menyambut rencana pembangunan skadron serbu di Bandara Tebelian. Terlebih dia juga menargetkan Bandara Tebelian pada Oktober 2016 sudah bisa operasional. Sementara mengenai kapan skadron serbu dibangun, sepenuhnya menjadi domain TNI. Pemerintah Kabupaten Sintang hanya menyiapkan tanah.
Pangdam XII/TPR, Mayjen Agung Risdhianto tidak menampik pembangunan skadron serbu di Bandara Tebelian, merupakan bagian rencana strategis TNI dalam pertahanan keamanan. Sementara atas hibah tanah seluas 10 hektare, Pangdam mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sudah diberikan.
Pangdam menambahkan tentang kapan skadron dibangun tentu membutuhkan proses. Perencanaan mesti matang dan diperlukan proses pemilihan jenis pesawat yang akan ditempatkan di Bandara Tebelian.
Menurut Pangdam, skadron serbu nanti bisa menjadi bantuan tempur bagi pasukan pengamanan perbatasan yang kini diisi pasukan infantri.
Pangdam XII/TPR bersama Bupati Sintang usai penyerahan dokumen hibah menyempatkan memantau Bandara Tebelian, berangkat dari Korem 121/ABW dengan menumpang helikopter. Luas tanah bandara keseluruhannya 100 hektare.

Pontianakpost.com

Kamov Ka-32A 11BC: Fire Fighting Helicopter dari Rusia dengan Sertifikasi Barat

_MG_0573
Seandainya haluan politik Indonesia tidak berubah pada tahun 60-an, boleh jadi saat ini armada kapal perang, pesawat tempur, hingga kapal selam TNI lebih dominan berasal dari Rusia. Dan salah satu silsilah alutsista yang ditinggalkan Rusia (d/h Uni Soviet) adalah unit helikopter AKS (Anti Kapal Selam) Mi-4 Hound. Helikopter berbasis utility tersebut memperkuat Puspenerbal TNI AL dalam persiapan Operasi Trikora.
Kamov-1pkuff-54
Pasca kiprah Mi-4 berakhir, armada helikopter AKS Uni Soviet kemudian bergeser ke generasi besutan Kamov Ka-25 Hormone. Hadirnya Kamov Ka-25 menjadi basis tumpuan pengembangan desain helikopter AKS Uni Soviet (Rusia) selanjutnya. Dengan desain yang dirancang unik, berdimensi tambun dan memiliki rotor utama ganda, plus Kamov tidak memiliki rotor di bagian ekornya, sampai saat ini turunan heli berdesain sejenis masih terus eksis memperkuat armada heli AKS Rusia. Turunan dari Ka-25 seperti Kamov Ka-27 Helix yang digunakan aktif oleh AL Rusia, AL Vietnam, AL India, AL Cina, dan negara-negara lain pengguna setia sista asal Rusia.
Bila merujuk ke teori kedekatan politik, bisa jadi TNI AL dahulu tak akan mengalami ‘kekosongan’ kekuatan heli AKS, terlebih pasca pensiunnya Mi-4 akibat embargo suku cadang. Seumpama dengan konfigurasi armada frigat/korvet dari Rusia yang dominan, besar kemungkinan Puspenerbal TNI AL juga akan mengoperasikan varian Kamov Ka-25 atau Ka-27.
Kamov Ka-25
Kamov Ka-25.
Kamov Ka-27 AL Rusia.
Kamov Ka-27 AL Rusia.
Kamov Ka-27 masih menjadi kepercayaan AL Rusia sampai saat ini.
Kamov Ka-27 masih menjadi kepercayaan AL Rusia sampai saat ini.

Pada pada faktanya, pilihan baru helikopter AKS TNI AL telah dipastikan ke AS565 MBe Panther buatan Airbus Helicopters, namun sosok keluarga Kamov Ka-27 juga kerap kali mengangkasa di langit Indonesia. Yang dimaksud adalah helikopter Kamov Ka-32A 11BC milik Pegasus Air Services, perusahaan charter pesawat/helikopter nasional yang berkantor di Jakarta. Ka-32A 11BC adalah varian langsung dari Ka-27. Dikutip dari Wikipedia, Ka-32A 11BC adalah varian sipil Ka-27 yang telah mendapat sertifikasi dari Kanada dan Uni Eropa dengan basis mesin Klimov 2 x TV3-117MA.
Kamov Ka-32A 11BC dibangun dengan spesifikasi yang digariskan lembaga transport Kanada. Sertifikasi heli ini diperoleh pada 11 Mei 1998 dan full clearance diperoleh pada 26 Februari 1999. Uniknya, Ka-32A 11BC menjadi helikopter asal Rusia yang pertama kali mendapat sertifikasi dari Eropa Barat. Selain peran sebagai heli transport penumpang, Ka-32A 11BC yang multipurpose cocok digunakan sebagai angkut penumpang, medical evacuation, cargo transport, fire fighting, dan SAR.
Bumbi bucket, perlengkapan untuk water bombing.
Bumbi bucket, perlengkapan untuk water bombing.
Kamov Ka-27 dilengkapi hoist dalam misi SAR.
Kamov Ka-27 dilengkapi hoist dalam misi SAR.

ka32a1-7
Di Indonesia, Ka-32A 11BC populer digunakan saat berlaga sebagai heli pemadang kebakaran (fire fighting) saat misi pemadaman kebakaran hutan di Kalimantan pada tahun 2015 lalu. Ka-32A 11BC disewa oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dengan ongkos sewa Rp150 juta per jam. Sebagai heli pemadam kebakaran, heli ini membawa Bumbi Bucket yang dapat membawa air 5 ton untuk diguyurkan ke hotspot. Bahkan jika mau lebih serius lagi, bisa disematkan fire fighting cannon. Untuk tugas komersial lain, Ka-32A 11BC juga laris dipakai sebagai wahana pemasangan instalasi tower. Heli ini dapat memberi peran tatkala harus dilakukan pemasangan konstruksi di ketinggian.
a2e6cf62f4b6746a1f65880863f3e0484739105986_a476d36b8b_b
Heli buatan Rusia ini digunakan untuk memadamkan ratusan titik api yang tersebar di sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat. Para awak yang menerbangkan helikopter itu yaitu pilot Kapten Sergei Zamchevskii dibantu kopilot Konstantin Oleiinik dan teknisi Aleksandr Kamornikov adalah para penerbang kawakan. Mereka memiliki lebih dari 2.000 jam terbang khususnya melakukan “water bombing” untuk memadamkan kebakaran hutan.
Dalam sekali terbang, helikopter ini mampu mengudara 2,5 hingga 3,5 jam, dengan menghabiskan 2.000 hingga 2.300 liter bahan bakar, tergantung jarak terbangnya. Komandan Satgas Water Bombing BPBD Kalbar, Bosman, mengatakan prioritas penanganan kebakaran dan kabut asap di wilayah dalam radius 50 mil laut di sekitar bandara Supadio, Pontianak.
Kamov Ka-27 melepaskan torpedo.
Kamov Ka-27 melepaskan torpedo.

Helikopter yang aslinya dirancang Nikolai Ilyitch Kamov ini dirancang unik dengan bentunya yang tambun dan memiliki rotor utama ganda , beda dari helikopter kebanyakan, kamov ini tidak memiliki rotor di bagian ekornya.
Varian awalnya, Kamov Ka-25 dioperasikan AL Soviet pada tahun 1966. Heli tempur ini pada awalnya dibuat dari mesin sepeda motor, 27 hp BMW. Meski begitu ketika sudah dikembangkan dan dioperasikan, Ka-25 ternyata termasuk helikopter bermesin tangguh. NATO yang kemudian mengakui ketangguhan mesin Ka-25, bahkan memberikan call sign yang khas, Harmone. Dua unit mesin Ka-25. Glushenkov GTD-3F memang patut dipuji, pasalnya mampu menghasilkan tenaga raksasa sebesar 11.000 tenaga kuda.
Sistem avionic yang dimiliki Ka-25/Ka-27 cukup mutakhir seperti perangkat untuk terbang siang dan malam serta dalam segala cuaca, auto pilot, antena IFF (identification fried or foe) untuk identifikasi pesawat kawan atau lawan, radar, sonar, sonobuoy, radar pelacak kapal selam yang ditempatkan di bawah hidung helikopter. Sementara persenjataan yang dibawa Ka-25 terdiri dari sepasang torpedo kaliber 450 mm. Alat peluncur torpedo merupakan perangkat yang cukup mutakhir karena sanggup dioperasikan untuk meluncurkan torpedo berhulu nuklir atau torpedo konvensional.
Dalam setiap misi tempur, Ka-25 dioperasikan oleh kru yang terdiri dari pilot, kopilot, dan tiga kru yang bertugas mengoperasikan berbagai perangkat yang berkaitan dengan persenjataan serta alat komunikasi lainnya. Saat difungsikan sebagai heli transport pasukan, Ka-25 yang punya kabin luas sanggup mengangkut pasukan bersenjata lengkap sebanyak 16 personel.
Kamov Ka-29TB.
Kamov Ka-29TB.

Di antara varian yang diproduksi, tipe Kamov Ka-29TB merupakan generasi terbaru yang paling canggih. Kaca atau glass cockpit-nya tahan peluru dan sistem avionic maupun persenjataan hampir menyamai heli tempur Mi-35P Hind yang digunakan Puspenerbad TNI AD. Sementara bekal senjata yang dapat dibawa seperti senapan mesin gatling empat laras kaliber 7,62 mm, rudal 9M 114 Shturm, dan dua dispenser roket UV 32/57 atau B-8V20 kaliber 80 mm. Senjata internal standarnya berupa torpedo dan bom.
Dengan empat buah roda, varian Kamov memang ideal dioperasikan di atas deck kapal perang. Sebab lain heli ini awet digunakan di atas perairan, lantaran Kamov Ka-25/Ka-27 dan Ka-32A 11BC dilengkapi emergency float yang cukup besar, menjadikan helikopter cukup aman saat melakukan pendaratan darurat di air. Hal lain lagi, adopsi rotor utama ganda menjadikan helikopter ini mampu hovering lebih tinggi, lebih lama, dan stabil, suatu hal yang amat diperlukan bagi helikopter pemburu kapal selam dan helikopter SAR.

Spesifikasi Kamov Ka-32A 11BC:
– Crew: one-three, plus two-three specialists (Ka-27)
– Capacity: 4,000 kg payload (Ka-32), or up to 16 troops
– Length: 11,3 m
– Height: 5,5 m
– Empty weight: 6,500 kg
– Gross weight: 11.000 kg
– Max takeoff weight: 12,000 kg
– Powerplant: 2 × TV3-117V turboshaft engines, 1,660 kW (2,230 hp) each
– Main rotor diameter: 2× 15,8 m
– Maximum speed: 270 km/h
– Cruising speed: 205 km/h
– Range: 980 km
– Service ceiling: 5.000 m