Rabu, 27 Januari 2016

NAS 332 Super Puma TNI AL: “Melacak” Jejak Helikopter Pengusung Rudal Anti Kapal

NAS 332

Super Puma Puspenerbal TNI AL memang spesial, disamping kodratnya sebagai helikopter angkut, produksi PT Dirgantara Indonesia (d/h PT IPTN) ini juga punya kemampuan sebagai platform peluncur rudal anti kapal AM-39 Exocet. Meski proyek meluncurkan Exocet akhirnya batal, Super Puma TNI AL tampil beda dengan bekal search radar dan radar intai maritim di bawah hidung.

Kelengkapan dua radar pada Super Puma TNI AL menjadi yang terdepan dalam adopsi alutsista PT IPTN kala itu. Radar omega disematkan pada bagian hidung, disematkan pada nose warna hitam. Sedangkan radar intai menggunakan tipe Bendix 1500B, jenis radar ini mampu ‘menyapu’ permukaan laut, diantaranya dapat mendeteksi pergerakan kapal berukuran kecil di lautan. Jika ada budget lebih, diantara nose dan radar Bendix bisa disematkan perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red).

nas-332_sp02
NAS 332 TNI AL mendarat di deck helipad KRI Teluk Banten.

NAS 332 TNI AL dengan pelampung mengembang.
NAS 332 TNI AL dengan pelampung mengembang.

Untuk urusan angkut pasukan dan logistik, Super Puma juga jadi helikopter superior dibandingkan misalnya NBell-412 yang juga digunakan TNI AL. Sebagai perbandingan NBell-412 bisa membawa 10-12 pasukan, sedangkan Super Puma bisa mengangkut 24 pasukan. Sebagai helikopter yang disaipan untuk beroperasi di area lautan, Super Puma juga dilapisi lapisan proteksi anti korosi, dan rotor ekor yang dapat dilipat untuk bisa dimasukkan ke dalam hangar. Dari sejarahnya NAS 332 Super Puma diserahkan ke TNI AL pada tahun 1983/1984.

NAS 332

Lantas yang jadi pertanyaan, dimanakah Super Puma TNI AL saat ini? Dalam setiap defile nyaris helikopter ini tak pernah tampil, begitupun tak pernah terlihat dalam ajang latihan-latihan tempur. Padahal dari sisi fungsi, Super Puma jelas masih relevan beroperasi sampai saat ini. Dari beberapa literatur disebut Puspenerbal TNI AL menerima empat unit NAS 332 Super Puma. Untuk tipe, pihak Aerospatiale menyebut bila yang digunakan untuk varian anti kapal selam dan anti kapal permukaan adalah AS 332F. Untuk tugas anti kapal selam, Super Puma dapat dilengkapi perangkat sonar.

NAS332-HU442-02NAS332-HU442-01

Tentang tipe ada perbedaan informasi, merujuk ke situs aviation-safety.net disebut bahwa Super Puma HU-442 TNI AL yang jatuh pada Oktober 1987 adalah tipe NAS332L, yang dari identitasnya adalah varian sipil dengan kabin lebih luas dan kapasitas tanki bahan bakar lebih besar. Sebaliknya situs helios.com menyebut Super Puma HU-442 TNI AL adalah tipe NAS 332F. Selain Super Puma HU-442 yang jatuh pada bulan Oktober 1987, TNI AL juga kehilangan Super Puma HU-443 yang jatuh pada bulan November 1987.

NAS 332 Super Puma TNI AL bermanuver dengan dummy AM-39 Exocet.

Dari informasi diatas, maka seharusnya masih ada dua unit NAS 332 yang dioperasikan Skadron 400 Puspenerbal, namun sepanjang pengamatan Super Puma TNI AL seolah raib dari peredaran, ada yang menyebut sisa Super Puma TNI AL dikembalikan ke pihak PT IPTN, namun belum informasi yang pasti tentang hal ini. (Mas Sampurno)
 

Bangkitnya Industri Pesawat Indonesia

  N-219
N-219
 
Industri komponen pesawat dalam negeri terus dikembangkan untuk mengikuti tumbuhnya industri kedirgantaraan nasional. Para pelaku berkomitmen meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 60 persen.
Ketua Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) Andi Alisyahbana mengatakan, kini terdapat 31 anggota asosiasi yang fokus mengembangkan komponen dalam pesawat, untuk memenuhi kebutuhan industri. Adapun anggota Inacom seperti PT Dirgantara Indonesia, telah bisa membangun struktur pesawat.
Ada juga perusahaan yang telah bisa membuat interior pesawat, meski belum semua. Indonesia mempunyai banyak tenaga kerja terampil yang bisa memberikan nilai jasa di industri komponen pesawat terbang.
Pada industri komponen pesawat terbang, nilai jasanya sangat tinggi. Andi Alisyahbana, 25/1/2016 mencontohkan, satu baut saja memiliki nilai jasa keahlian pelaku, bukan hanya dari sisi material.
n-245 ptdi
”Jadi, kami yakin komponen kedirgantaraan buatan dalam negeri, pasti harganya akan kompetitif,” ujarnya. Ada beberapa anggota Inacom yang khusus membangun komponen pesawat N-219. Mereka, masih terus melalui tahapan-tahapan kualifikasi sampai pesawat tersebut mendapatkan sertifikasi pada 2017 mendatang.

”Kami targetkan kandungan dalam lokal N-219 mencapai 60%,” ujarnya. Sementara, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronik Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, pemerintah mendukung semua upaya itu, termasuk pembentukan Aerospace Design Center di Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai sarana pusat desain pesawat udara beserta komponennya.
“Pusat studi itu juga membuat kajian terhadap peluang terbentuknya Kawasan Industri Kedirgantaraan yang bisa diwujudkan di Kawasan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati,” ujarnya.
”Untuk pesawat tertentu yang industri dalam negeri belum mampu membuatnya, maka pembelian terhadap pesawat luar negeri, harus diikuti peningkatan kualitas industri kedirgantaraan nasional”, saran Andi.
Saat ini pemerintah sedang membangun purwarupa pesawat N219 yang pelaksanaan roll out-nya telah dilaksanakan 10 Desember 2015. Rencananya, Mei 2016, pesawat tersebut melakukan first flight .
Selanjutnya pemerintah akan mengembangkan pesawat N245 berkapasitas 50 orang, N270 dengan kapasitas 70 orang, serta pesawat tempur IFX. Pemerintah juga mendukung pengembangan pesawat R-80 yang saat ini dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri.
 
Koran-sindo.com

April, Menhan Ryamizard ke Moskow Bahas Su-35

  SU-35
SU-35
 
Duta Besar Indonesia untuk Rusia Djauhari Oratmangun mengatakan 26/1/2016, Menteri Pertahanan Indonesia berencana mengunjungi Rusia pada bulan April 2016, untuk melanjutkan diskusi tentang pengadaan jet tempur Su-35 Flanker-E.
“Negosiasi sedang berlangsung. Menteri Pertahanan Indonesia ingin mengunjungi Rusia pada bulan April untuk melanjutkan diskusi,” kata Oratmangun kepada RIA Novosti.
Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengumumkan niat Jakarta untuk membeli Su-35 untuk menggantikan armada Northrop F-5 Tiger II, TNI AU, pada bulan September 2015.

Satu komisi kerjasama militer-teknis bersama, telah mengadakan diskusi akhir bulan November di ibukota Indonesia.
Direktur kerjasama internasional di Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan kepada RIA Novosti pada saat itu, bahwa hukum Indonesia menetapkan bahwa setidaknya 35 persen dari teknologi harus ditransfer ke Indonesia ketika penandatanganan kontrak untuk pembelian persenjataan asing, dilakukan.
 
Sputniknews.com

KRI dr Soeharso Berlayar ke Timor Leste

  KRI Dr. Soeharso-990
KRI Dr. Soeharso-990
 
Kapal perang rumah sakit KRI dr Soeharso (SHS)-990 TNI AL bertolak ke Republic Democratic of Timor Leste (RDTL), 26/1/2016, dengan dilepas oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto.
“Pelayaran KRI SHS-990 ke Timor Leste merupakan kegiatan sosial dan diplomasi atau kerja sama kemaritiman antara Indonesia dengan Timor Leste,” ujar Laksda Darwanto dalam pelepasan di Dermaga Semampir, Ujung, Surabaya.
Koarmatim memberangkatkan 250 personel, termasuk Tim Kesehatan Kementerian Pertahanan, Satgaskes TNI AD dari RS Gatot Subroto, Ditkesad dan Yonkes 2/2 Kostrad, Satgaskes TNI AL dari RS. Dr. Ramelan, Yonkes 1 Marinir dan Satgaskes TNI AU dari RUSPAU dr. Hardjoloekito dan RSAU dr. Esnawan.
Kapal Rumah Sakit KRI SHS 990 dengan Komandan Letkol Laut (P) Azhari Alamsyah beserta 150 Anak Buah Kapal (ABK) akan melaksanakan bantuan sosial, sekaligus meningkatkan kerja sama Angkatan Bersenjata kedua negara.
KRI dr Soeharso-990
KRI dr Soeharso-990

“Kerja sama itu merupakan bagian dari Confidence Building Measures serta membawa misi diplomatik pemerintah Indonesia sebagai negara poros maritim dunia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo,” .
Dalam misi itu, sasarannya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada tentara RDTL, veteran dan keluarganya serta masyarakat umum dengan target pasien sebanyak 2.000 orang.
Untuk pelayanan pengobatan yang akan dilaksanakan meliputi pengobatan umum, gigi dan pemeriksaan dini stroke serta pelayanan operasi katarak, pyterygium, bibir sumbing, hernia, struma, hemorrhoid, lipoma, tonsilektomi dan khitan.
 
Antara

Minggu, 24 Januari 2016

Langkah Tepat Indonesia Menempatkan Helikopter Apache di Natuna

  AH-64E-JBPHH

Foto-foto Helikopter AH-64E Amerika diambil pada 6 Januari 2016, tampak 4 AH-64E Apache Guardian yang tergabung dalam Combat Aviation Brigade (CAB)-16 dan bermarkas di Joint Base Lewis McChord (JBLM), sedang bersiap-siap lepas landas dari pangkalan Joint Base Pearl Harbor Hicham (JBHH), Hawaii.

Selama penyebaran enam bulan di Wheeler Army Field, AH-64E akan mengambil bagian dalam beberapa latihan , termasuk latihan Lightning Force dan RIMPAC (Rim ot the pacific), Rimpac adalah latihan mulilateral Angkatan Laut terbesar dua tahun sekali yang diselenggarakan US Pasific Command.

AH-64E juga akan mengisi kekosongan kekuatan heilkopter intai serang Divisi Infantri 25 setelah pensiunnya helikopter OH-58D Kiowa Warrior.(Theaviationist)

Apache_Attack_Helicopter_Takes_Off_from_HMS_Ocean_MOD_45150676-640x426

Dari gambaran diatas, bisa dikatakan helikopter Ah-64E Apache adalah salah satu helikopter multiguna. Disamping berfungsi sebagai kekuatan pemukul di Angkatan Darat juga mampu bertugas sebagai helikopter kekuatan Angkatan Laut. Maka tidak salah apabila TNI kelak akan menempatkan helikopter Apache di Natuna. Apache akan menjadi salah satu benteng udara terdepan di kawasan sengketa Laut Cina Selatan, bergabung dengan kekuatan udara lainnya.
 

Gantikan Panser Saladin, 50 Unit Badak Segera Perkuat Kavaleri TNI AD

Badak-armed-vehicle-makes-debut-at-show---Indo14-Day3

Tak terasa panser kanon FV 601 Saladin Kavaleri TNI AD usianya telah mencapai 50 tahun lebih, kiprah panser berpenggerak 6×6 ini begitu lekat di mata publik saat dilibatkan dalam film G-30S/PKI. Namun, usia pengabdian Saladin tak lama lagi bakal digantikan AFSV (Armoured Fire Support Vehicle) buatan dalam negeri, yakni panser Badak produksi PT Pindad.

Saladin TNI-AD dalam kamuflase tempur
Saladin TNI-AD dalam kamuflase tempur

Meski sama-sama berpenggerak roda 6×6, kaliber persenjataan diantara keduanya berbeda, Saladin mengusung kanon eks Perang Dunia Kedua L5A1 kaliber 76 mm, sementara Badak sudah menggunakan kanon digital Cockerill 90 mm. Nah, berapa unit Badak yang di order untuk kebutuhan TNI AD? Kabarnya mencapai 50 unit, atau ideal untuk melengkapi komposisi satu batalyon kavaleri. Order panser Badak tak terpelas dari dukungan pemerintah, terlebih dukungan serius dari Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kala. Jusuf Kala sebelumnya juga berperan mendorong keberhasilan produksi dan order panser Anoa 6×6.

Eksistensi panser Badak memang butuh dukungan serius dari pemangku kebijakan di dalam negeri, mengingat pabrikan asal Korea Selatan, Doosan DST juga giat memasarkan panser kanon Tarantula 6×6, bahkan Tarantula sejak dua tahun lalu sudah aktif menjadi arsenal kavaleri TNI AD. Dikutip dari Janes.com (20/1/2016), nilai kontrak pengadaan panser Badak ditaksir mencapai US$36 juta. Jika tak ada aral melintang, pesanan pertama akan diserahkan ke user pada akhir tahun ini.

image192image193

Dari segi level proteksi, Badak 6×6 yang disasar untuk kebutuhan korps Baret Hitam, mengadopsi standar NATO STANAG 4569 Level III, atau mampu menahan impak proyektil kaliber 12,7 mm (Armor Piercing) dari jarak 30 meter. Namun untuk proteksi pada kubah meriam/kanon, masih mengadopsi standar NATO STANAG 4569 Level 1, namun nantinya dapat di upgrade ke level 4 sesuai kebutuhan pembeli. Untuk perlidungan kaca pada periskop, menggukan kaca tahan peluru dengan ketebalan 38 mm. Untuk roda menggunakan velg dan ban dengan model runflat berukuran R20-1400. Ban tetap dapat melaju walaupun ban kempes hingga jarak 80 Km.

997082_567169226763034_5296598941767839118_n

Untuk senjata utama, dipilih kanon Cockerill CSE 90LP (Low Pressure) MK3M A1 besutan CMI Defence, Belgia, serupa dengan yang dipakai Tarantula 6×6. Meski mengadopsi varian yang lebih lama, tetapi pemakai kanon Cockerill 90 mm cukup laris di lingkungan TNI, sebut saja seperti di tank Scorpion dan tank amfibi PT-76M Korps Marinir TNI AL. Kabar baiknya, untuk Cockerill 90 yang akan dipasang di Badak, komponennya telah berhasil dibuat oleh PT Pindad, hanya bagian laras yang masih di impor dari Belgia. (Haryo Adjie)
 
 

Pasukan Khusus TNI Buru Kelompok Santoso

  tni poso
Anggota pasukan khusus TNI berangkat ke Poso (Antara/Basri Marzuki)

Sekitar 1200 prajurit dari Kopassus, Marinir, Raider dan Kostrad akan bergabung dengan 2.000 personel gabungan TNI dan Polri yang telah lebih dahulu ada di Poso, Sulawesi Tengah untuk melancarkan operasi keamanan memburu kelompok sipil bersenjata, pimpinan Santoso.

tni poso 2


Kehadiran pasukan ini untuk memperkuat operasi keamanan Tinombala dalam perburuan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso. Mereka akan melakukan pengejaran terhadap kelompok Santoso di seluruh hutan-hutan Kabupaten Poso hingga ke perbatasan,” ujar Komandan Satuan Tugas Operasi Tinombala, Brigjen Pol Idham Azis, Sabtu, 23/1/2016.

tni poso 3
Anggota pasukan khusus TNI berangkat ke Poso (Antara/Basri Marzuki)

Seluruh prajurit ini memiliki tugas berbeda-beda. Selain melakukan pengejaran terhadap kelompok pimpinan Santoso, mereka juga melakukan penyekatan di sejumlah perbatasan hingga ke upaya pencegahan lewat deradikalisasi.

Sumber: Viva.co.id / Antara.co.id