Kamis, 03 September 2015

Menhan : Di Kopassus Barangnya Murah Murah

kopassus

Usai mengunjungi tiga markas di kesatuan TNI AD, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menjadi lebih mengetahui kesulitan-kesulitan di tubuh TNI. Ia menyampaikan bahwa saat mengunjungi Markas Kopassus, ia melihat alutsista yang dimiliki barangnya murah. Padahal menurutnya, alutsista yang harganya mahal pun mampu dibeli oleh negara. Saat ini anggaran untuk pembelian alutsista sudah dianggarkan.
“Saya sebagai Menhan harus tahu sampai ke bawah-bawah. Siap apa tidak. Kalau di atas tuh sudah pada siap ya. Di bawah kan kita harus cek. Banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi,” ujar Menhan Ryamizard Ryacudu di Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha di Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (2/9/2015).
“Seperti di Kopassus barang-barangnya murah-murah saja. Kita mampu bisa beli yang triliunan. Kenapa kita beli yang ratusan juta? Itu semua akan saya bantu semua. Kita sudah anggarkan,” lanjutnya.
Menhan yang didampingi Dankodiklat Letjen TNI Agus Sutomo menambahkan bahwa kerusakan alutsista saat ini dalam taraf ringan. Contohnya seperti di Yonifmek 201/JY, radio HT-nya tak bisa berfungsi.
“Minggu depan saya minta radio dipasang. Ya kalau kita, kerusakan ringan tapi menentukan ya ini radio nggak bisa berhubungan antara lain nggak bisa. Padahal berhubungankan penting,” ucapnya.
Hari ini, Menhan mengunjungi 3 markas di kesatuan TNI AD, antara lain Markas Kopassus, Markas Batalyon I Kavaleri, dan Markas Batalyon Mekanis 201/ Jaya Yudha. Rencananya, besok Menhan akan kembali melakukan pengecekan alutsista di tubuh TNI yaitu di Marinir dan Paskhas.

Detik.com

Tim TNI AU Tinjau Sukhoi Su-35 ke Moskow

Delegasi TNI AU sedang meninjau pesawat kargo IL-76 MD 90 (GATRAnews/Andi Kustoro)
Delegasi TNI AU sedang meninjau pesawat kargo IL-76 MD 90 (GATRAnews/Andi Kustoro)

Rombongan delegasi TNI Angkatan Udara mengadakan kunjungan ke Pameran Dirgantara dan Antariksa Internasional MAKS-2015 yang digelar di bandara kota Zhukovsky, dekat Moskow. Rombongan ini antara lain, Asrena Kasau Marsda Muda TNI AU Mohammad Syafii, Aslog Kasau Marsda TNI AU Mohammad Nurullah.
“Mereka sangat terkesan dengan pameran tersebut,” tutur Atase Pertahanan Republik Indonesia di Moskow, Kolonel TNI AU Andi Kustoro kepada GATRAnews di Moskow, (31/8). Salah satu hal yang menarik adalah performa pesawat tempur Su-35C yang mampu melakukan supermanuver.
MAKS 2015 photos 7
“Kami melihat kemampuannya untuk dapat menanjak secara vertikal, berhenti di udara sejenak hingga menampilkan teknik Kobra Pugacov,” tutur Andi. Pesawat ini disebutkan mampu terbang hingga 20.000 km dengan kemampuan jelajah mencapai 4.500 km, dan mampu melacak sasaran di udara sejauh 400 km.
Selain itu, delegasi juga menyaksikan kemampuan pesawat cargo strategis IL-76 MD-90A yang dapat membawa beban sampai 60 ton sejauh 4.000 km. Ia juga dapat berfungsi sebagai pengisi bahan bakar serta sebagai pemadam kebakaran. Pesawat ini, menurut para anggota delegasi cocok untuk keperluan Indonesia.
Delegasi sempat juga menyaksikan presentasi kemampuan pesawat amfibi BE-200 yang sangat bermanfaat untuk pemadaman kebakaran. “Sudah barang tentu, anggota delegasi kami melihat-lihat kompleks serangan anti-udara sistim S-300 dan sekali lagi menyaksikan kemungkiannya jitu dalam mempertahankan lingkungan udara sesuatu negara,” kata Andi.
Seperti diberitakan sebelumnya, ada rencana untuk membeli S-300 untuk memperkuat alutsista Indonesia. “Tentunya harus pertimbangkan harganya yang mungkin terlalu mahal untuk anggaran belanja kami,” kata Kolonel Andi.
Selama di Moskow delegasi juga berkunjung ke perusahaan pembuat pesawat Sukhoi dan Rosoboronexport. Di sana para anggota delegasi berbicara soal kemungkinan dan syarat pembelian SU-35C.
“Sekembalinya ke Indonesia anggota delegasi militer kami akan melaporkan hasil kunjungan kepada pimpinan TNI AU sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan,” tutur Kolonel Andi.

Gatra.com

Sail Tomini 2015 kukuhkan bangsa bahari

Sail Tomini 2015 kukuhkan bangsa bahari
Promosi Sail Tomini 2015. (youtube.com)
 
Panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, Laksamana Muda TNI Darwanto, menegaskan, Sail Tomini 2015, di Pantai Parigi, Sulawesi Tengah, pada pertengahan September 2015 akan mengukuhkan kembali kejayaan Indonesia sebagai bangsa bahari.

"Kegiatan itu juga mempromosikan destinasi pariwisata di daerah, khususnya Sulawesi Tengah, kepada masyarakat internasional," katanya, dalam amanat tertulis yang dibacakan Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim, Laksamana Pertama TNI ING Ariawan.

Ariawan membacakan amanat Darwanto itu dalam apel pasukan di dermaga Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, Surabaya, Kamis.

Dalam apel gelar pasukan yang melibatkan unsur-unsur kapal perang dan kendaraan tempur yang terlibat dalam Sail Tomini 2015 itu, Darwanto menilai Sail Tomini 2015 wujud perhatian pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.

"Perhatian itu akan menjadi bagian dalam percepatan pembangunan dan pengembangan potensi Maritim, sumber daya kelautan, dan pariwisata Indonesia," katanya dalam amanat tertulis itu.

Sail Tomini 2015 akan dimeriahkan layar lintas, demonstrasi helikopter militer, terjun payung, dan peragaan pendaratan peterjun payung militer di perahu karet, dan lain-lain.

26 kapal perang TNI AL, tujuh kapal perang negara sahabat, dan 11 kapal instansi masyarakat setempat ada dalam layar lintas itu.
 

TNI AL dan AL Australia siap gelar latihan "New Horizon Ex-15"

TNI AL dan AL Australia siap gelar latihan
ilustrasi - KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dalam suatu latihan Koarmatim (Komando Armada RI Kawasan Timur) (ANTARA FOTO/Suryanto)
 
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dari jajaran Koarmatim (Komando Armada RI Kawasan Timur) siap menggelar Latihan Bersama Bilateral antara Indonesia dan Royal Australian Navy (RAN) yang bersandi "New Horizon Ex-15".

"Kesiapan itu disampaikan Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta selaku Komandan Satuan Tugas (Satgas) New Horizon EX-15 kepada Pangarmatim Laksda TNI Darwanto dalam paparan di Makoarmatim, Rabu (2/9)," kata Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman di Surabaya, Kamis.

Kepada Pangarmatim selaku penyelenggara latihan, Kolonel Didong yang juga Komandan KRI Usman Harun-359 itu menjelaskan fokus kegiatan dalam bidang "Military Operation Other Than War" (MOOTW) dengan tiga kegiatan yaitu Harbour Phase, Sea Phase, dan Post Exercise Phase.

Dalam latma itu, TNI AL akan melibatkan dua unit KRI, satu unit Helikopter, dan satu unit MPA, sedangkan dari Royal Australian Navy (RAN) akan melibatkan dua unit HMAS dan satu unit Helikopter.

Materi latihan pada Latma Exercise New Horizon 2015 adalah peperangan umum (AAW, ASW, AsuW), Tactical Maneuvering (TACMAN), RAS, communications Exercise, Gunnery Exercise (GUNNEX), NEX, Photo Exercise (PHOTEX) dan operasi heli guna meningkatkan kerja sama bilateral antar TNI AL dan RAN.

"Pelaksanaan latihan bersama itu akan dibagi menjadi dua tahapan yaitu Sea Phase yang digelar di sekitar perairan laut Jawa dan Harbour Phase dilaksanakan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur," katanya.

Paparan tersebut dihadiri Kasarmatim Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto, Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmatim Laksma TNI I.N.G. Ariawan, dan Pejabat Utama Koarmatim serta Komandan KRI yang berada di pangkalan.
 

Menteri Pertahanan : Kita Beli Jet Tempur Sukhoi Su-35

Sukhoi SU-35Sukhoi SU-35

Kementerian Pertahanan telah memutuskan untuk mengganti satu skadron atau 16 unit pesawat F-5 Tiger TNI Angkatan Udara yang segera memasuki masa pensiunnya dengan pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia.
“Kita sepakat (Panglima TNI dan KSAU) akan membeli satu skuadron Sukhoi SU-35 dari Rusia untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger,” kata Menhan Ryamizard Ryacudu usai sidak persenjataan milik TNI Angkatan Darat di tiga kesatuan, yakni Kopassus, Yonkav 1/1 Kostrad, dan Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, di Jakarta, Rabu (2/9/2015).
Pertimbangannya Kementerian Pertahanan memilih Sukhoi sebagai pengganti F-5 Tiger, kata dia, karena penerbang TNI Angkatan Udara sudah terbiasa menggunakan Sukhoi.
“Sekarang kita memiliki pesawat tempur dari Amerika (F-16), Tiongkok, dan Rusia. Kita bukan negara yang blok-blokan,” katanya.
Pembelian pesawat Sukhoi itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara. “Kita ingin membeli satu skadron, tetapi disesuaikan kemampuan pemerintah,” kata Ryamizard.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini mengatakan pada bulan September 2015 akan ada penandatanganan pembelian Sukhoi dengan pihak Rusia.
Di tempat yang sama, Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsekal Muda TNI M. Syaugi mengatakan bahwa pembelian pesawat Sukhoi 35 yang baru melalui alih teknologi atau transfer of technology (ToT) dengan pihak Rusia.
“Ini sesuai dengan aturan yang ada, kalau kita ingin membeli alutsista harus ada ToT. Semua itu disesuaikan dengan kemampuan. Jadi, berapa kemampuan anggaran kan tidak mungkin kita minta satu unit terus minta TOT bikinnya gimana, jadi disesuaikan dengan uang yang ada,” kata Syaugi.
Ia mengatakan, “Pembelian pesawat tempur canggih itu akan lengkap dengan senjatanya. Lebih baik sedikit ketimbang banyak, tetapi kosongan.” Kemhan menginginkan agar pembelian pesawat itu sebanyak 16 unit. Akan tetapi, disesuaikan dengan keputusan pemerintah.
“Kita ini kan belum diputuskan uangnya berapa. Kita sudah pingin beli itu cepat-cepat. Penetapan dari Bappenas itu belum keluar. Mungkin dihitung-hitung dahulu dolarnya berapa. Berapa ini mampunya negara, ini kan dari pinjaman luar negeri,” kata Syaugi.
BeritaSatu.com

Rabu, 02 September 2015

Cek Alutsista TNI, Menhan Kunjungi Mako Kopassus

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengunjungi Markas Komando Kopassus di Cijantung/Detik
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengunjungi Markas Komando Kopassus di Cijantung/Detik

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengunjungi Markas Komando Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur. Ia akan meninjau alutsista di lingkungan TNI.
Menhan tiba di depan Gedung Sarwo Edhie Wibowo, Mako Kopassus pada Rabu (2/9/2015) sekitar pukul 14.29 WIB. Menhan disambut oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI M Herindra yang kemudian langsung menyerahkan topi baret merah dan langsung dipakai oleh Menhan.
Menhan didampingi oleh Dirjen Marsda TNI M Syaugi dan Irjen Kemhan Marsdya TNI Ismono. Sedangkan Danjen Kopassus didampingi oleh para stafnya.
Usai berfoto bersama, Menhan dan Danjen Kopassus langsung menuju ruangan dalam di Gedung Sarwo Edhie Wibowo untuk melakukan pertemuan. Pertemuan itu berlangsung tertutup.(Detik)

Jokowi Akan Lepas Satelit LAPAN-A2

Jokowi Akan Lepas Satelit LAPAN-A2
Model Satelit LAPAN-A2. (VIVAnews/Amal Nur Ngazis)

Presiden Joko Widodo dijadwalkan melepas satelit ekuatorial pertama Indonesia, LAPAN-A2, pada Kamis 3 September 2015. Jokowi akan menjadi salah satu saksi pengiriman satelit buatan anak negeri tersebut.

Kabar tersebut disampaikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) kepada VIVA.co.id, Rabu 2 September 2015. Pelepasan akan dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan Jalan Cagak Satelit Km 04, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.

"Ya, Insya Allah. Sampai sore ini dari protokoler Istana tidak ada perubahan. Pak Jokowi akan memencet tombol pembukaan satelit di Rancabungur," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Jasyanto kepada VIVA.co.id, Rabu 2 September 2015.

Jasyanto mengatakan, setelah dilepas oleh Jokowi, satelit akan langsung dikirim ke Cengkareng dengan menggunakan kontainer khusus. Satelit untuk pemantauan kemaritiman Indonesia tersebut, nantinya segera diberangkatkan ke India dengan pesawat kargo dan diluncurkan ke orbitnya dengan roket India.

"LAPAN-A2 adalah langkah kecil, namun berharap dukungan Presiden Joko Widodo akan menjadi langkah awal untuk melompat menuju kemandirian bangsa, khususnya dalam bidang teknologi antariksa. Apalagi, saat ini teknologi antariksa sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan bangsa yang modern," ujar Jasyanto.
LAPAN-A2 merupakan satelit ekuatorial pertama Indonesia yang sepenuhnya hasil pengembangan para peneliti dan perekayasa Lapan. Seluruh kegiatan perancangan, pembuatan, dan pengujiannya selesai pada Agustus 2012 di dalam negeri. Keberhasilan pembangunan satelit tersebut membangkitkan kepercayaan diri dan kemandirian bangsa.
Pencapaian kemandirian penguasaan teknologi satelit mikro ini juga merupakan langkah maju setelah sebelumnya berhasil melaksanakan program pembangunan satelit LAPAN-A1/ LAPAN-TUBSAT, hasil kerja sama dengan TU Berlin, Jerman. LAPAN-A1 telah diluncurkan pada 2007 yang saat ini masih berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer, namun masa operasionalnya telah berakhir pada 2013.

LAPAN-A2 akan diorbitkan dekat ekuator dengan inklinasi enam derajat pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan Bumi. Satelit berbobot 78 kilogram tersebut membawa misi pemantauan permukaan Bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir.
Untuk pemantauan wilayah RI, satelit LAPAN-A2 membawa kamera analog dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi empat meter. Dengan orbit ekuatorial, LAPAN-A2 akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali setiap hari.

Guna melakukan pemantauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia, akan menggunakan Spaceborne Receiver Automatic Identification System.
Dengan demikian, cakupan area pengamatan dapat mencapai ribuan kilometer. Sementara itu, misi komunikasi mengamati, LAPAN-A2 bertujuan untuk komunikasi pada kondisi darurat bencana dan kegiatan radio amatir dalam mendukung kepentingan nasional.

Dengan sistem satelit pemantauan maritim Indonesia berbasis pengambilan citra dan indentifikasi otomatis yang disiapkan Lapan, maka satelit LAPAN-A2 akan mendukung program dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat, serta berbasiskan kepentingan nasional.
Satelit ini juga akan mendukung keamanan nasional demi menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dan meningkatkan kemandirian nasional sesuai dengan Nawa Cita pertama yaitu untuk memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

viva.