Sabtu, 20 Juni 2015

Electronic Warfare System CN 235 TNI AU

  selex-es-ew-solutions-seminar-at-paris-air-show
Untuk pertama kalinya SAGE ESM dipilih memenuhi kebutuhan pesawat patroli maritim yang akan digunakan oleh Angkatan Udara Indonesia untuk misi patroli maritim mereka.
Selex ES telah menandatangani kontrak dengan Integrated Surveillance and Defense Inc. (ISD) yang berbasis di Amerika Serikat, untuk menyediakan SAGE 600 digital Electronic Support Measure (ESM) system, untuk Angkatan Udara Indonesia.
Sistem ini akan dikirim pada bulan September untuk diintegrasikan ke pesawat patroli maritim CN-235 TNI AU. SAGE telah dikembangkan untuk diintegrasikan dengan mudah pada setiap jenis platform, termasuk helikopter dan UAV.
squared_medium_SAGE2_S
SAGE adalah sistem peperangan elektronik untuk misi intelijen, pengawasan dan pengintaian. Sistem ini mengumpulkan data emitter dari sumber frekuensi radio pada jangkauan taktis yang signifikan, dan membandingkan hasilnya dengan perpustakaan emitor yang ada dan kemudian mengidentifikasi dan menentukan lokasi ancaman.
Ini adalah pemilihan pertama dari SAGE untuk kebutuhan patroli maritim pesawat sayap tetap. Sistem ini dirancang dengan fleksibilitas sehingga mudah diintegrasikan ke berbagai kendaraan udara – dari pesawat mapun helikopter, sampai dengan sistem udara tak berawak, termasuk UAV Schiebel CAMCOPTER® S-100 remotely-piloted air system.
UAV Schiebel CAMCOPTER® S-100
UAV Schiebel CAMCOPTER® S-100

SAGE digunakan oleh Kementrian Pertahanan Inggris dan telah diberikan kepada Republik Korea sebagai bagian dari paket peralatan perang elektronik untuk Maritime Operational Helicopter (MOH) programme.
SAGE adalah piranti kemampuan perang elektronik canggih yang berasal dari sensor individu untuk sepenuhnya diintegrasikan dengan peralatan defensif, sebagai pendukung Electronic Warfare Operational Support (EWOS).

Selex

Misi latihan terbang TNI AU tetap prioritas



Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Dwi Badarwanto, menegaskan, misi latihan terbang dan misi lain TNI AU di Pangkalan Udara Utama TNI AU Adi Sutjipto, Yogyakarta, tetap menjadi prioritas.

“Waktu itu sempat salah paham saja. Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Suprihatna, telah bertemu dengan Pak Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, tentang ini. Tetap prioritas,” katanya, di Jakarta, Jumat. 

Pangkalan Udara Utama TNI AU Adi Sutjipto telah ada sejak masa penjajahan Belanda dengan nama Maguwo, sesuai nama kawasan di mana landas pacu itu berada. Bandar Udara Adi Sutjipto (namanya kebetulan sama) baru dioperasikan kemudian untuk kepentingan penerbangan sipil dan komersial. 

“Nasib” pangkalan udara utama pendidikan TNI AU itu serupa dengan banyak pangkalan udara TNI AU, yang lebih dulu berdiri namun landas pacu dan beberapa fasilitas lainnya harus dioperasikan juga bersama dengan penerbangan sipil. 

Contohnya Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma (dahulu Pangkalan Oedara Tjililitan), yang lebih diaktifkan kembali menjadi penerbangan sipil-komersial berjadualnya melalui Bandar Udara Halim Perdanakusuma sejak akhir 2014 lalu. 

Sejak TNI AU berdiri pada 1946, semua penerbang TNI AU dan sebagian besar penerbang matra lain TNI lahir dari Skuadron Pendidikan 102 dan Skuadron Pendidikan 104 yang tergabung dalam Wing 1 Pendidikan Penerbang TNI AU. Semuanya bermarkas di Pangkala Udara Utama TNI AU Adi Sutjipto. 

Pada Rabu lalu (10/6), di Gedung DPR, Jakarta, Jonan menyatakan kepada pers, "Bandara Adisucipto itu sudah amat sangat padat. Jadi, saya harap pihak Perhubungan Dirjen Udara mengirim surat kepada kepala staf Angkatan Udara untuk menghentikan sementara latihan militer selama operasi Lebaran.”

Bahkan, dia mengusulkan kepada pemerintah agar latihan terbang dan misi militer TNI AU dialihkan ke Bandara Gading, di Gunungkidul, DIY. 

Menanggapi ini, Badarwanto berkata, “Tidak begitulah… tidak sampai seperti itu karena semuanya sudah dibicarakan. Tidak ada masalah lagi. Cuma, harap maklum kalau menjelang, selama, dan pasca Lebaran ini lalu-lintas udaranya lebih padat.”
 

Jumat, 19 Juni 2015

Gerak cepat TNI setelah Malaysia berani terobos Ambalat

Panglima TNI Jenderal Moeldoko inspeksi seluruh kesatuan. ©2014 merdeka.com/imam buhori
Panglima TNI Jenderal Moeldoko inspeksi seluruh kesatuan. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Kapal perang milik Malaysia tiba-tiba memasuki wilayah perairan Ambalat tanpa izin. Kejadian ini membuat hubungan kedua negara kembali memanas, terlebih hal seperti ini sudah berulang kali terjadi.
Selain itu, pelanggaran batas wilayah di Blok Ambalat, Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu juga terjadi. Negeri Jiran sempat menerabas wilayah udara.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menyatakan, hingga saat ini sudah sembilan kali pesawat perang milik Malaysia tersebut masuk ke wilayah udara Indonesia tanpa izin.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan akan membentuk tim Divisi Siber yang bermarkas di Badan Intelijen Strategis atau BAIS. Tim ini nantinya akan dikomandani oleh jenderal bintang satu.
“Kita sedang membentuk Divisi Siber. organisasi yang kita susun ini nantinya diketuai oleh anggota TNI berpangkat bintang satu, dia mengepalai khusus di bidang siber yang bermarkas di BAIS,” kata Moeldoko di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/6).
Dia berpesan masyarakat harus membedakan mana kepentingan bangsa dan bukan, serta jangan mudah terprovokasi. “Nah, ini harus dibedakan jangan semaunya memikirkan itu, nanti bingung semua. Ini sekarang kita susun nanti ada kompartemenisasi (penyekatan wilayah),” tuturnya.
“Hanya yang saya pesankan jangan selalu mengatakan ini perang siber. Jangan semaunya bicara saiber, luas banget pengertiannya. Maksud saya harus dibatasi. Pada level mana ini mengutamakan kepentingan nasional, pada level mana kepentingan lingkungan strategi, dan pada level mana taktis,” tambahnya.
Moeldoko sebelumnya mengungkapkan sudah ada kesepakatan antara Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia untuk tidak lagi mengerahkan prajurit di wilayah Ambalat, itu akan diselesaikan secara diplomatik.
“Saya sering berkomunikasi dengan Panglima Diraja Malaysia, untuk bersepakat soal Ambalat, tidak perlu lagi kita turunkan pasukan bersenjata,” kata dia. 

(Merdeka)

Jet Tempur SU-35 Ikut Tender TNI AU

Jet Tempur SU-35
Jet Tempur SU-35

Rusia mengumumkan rencananya untuk bersaing dalam kontrak Angkatan Udara Indonesia yang hendak membeli pesawat tempur; Rusia berharap bisa meng-ekspor jet Su-35.
Jet tempur Rusia Su-35 akan bersaing dalam tender yang akan datang; Angkatan Udara Indonesia sedang mempertimbangkan pembelian pesawat multi-peran ini, untuk menggantikan armada jet buatan AS yang menua, ujar juru bicara Rosoboronexport, Sergey Kornev.
Kornev menyatakan hal ini saat berada di Le Bourget Airshow 2015, yang sedang berlangsung di dekat Paris, Prancis.
“Kami sedang menunggu tender, dan kami akan berpartisipasi di dalamnya”, katanya, yang menekankan perlunya mengembangkan potensi ekspor jet tempur Su-35.
Perwakilan dari Indonesia telah berulang kali menyatakan minatnya untuk membeli Su-35. Pada bulan Februari, Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia, Marsekal Agus Supriatna mengisyaratkan kesiapannya untuk menggantikan jet tempur F-5 AS yang usang, yang saat ini dalam pelayanan, untuk digantikan dengan pesawat canggih Su-35. Meski begitu, perjanjian pembelian belum ditandatangani.
Dikembangkan oleh Biro Desain Sukhoi (bagian dari United Aircraft Corporation), Su-35 Flanker-E adalah pesawat generasi “4 ++” – super-maneuverable multi-role fighter. Teknologi generasi kelima yang digunakan dalam pengembangan pesawat ini memberikannya keunggulan atas pesawat lain dari kelas ini.
Su-35 dilengkapi dengan peralatan avionik yang state-of-the-art (mahakarya) yang didasarkan pada kontrol sistem dan informasi yang digital, radar baru dengan phased antenna, dan mesin baru dengan peningkatan pengendalian vektor pendorong.
Tahun lalu, majalah Amerika Serikat, National Interest memuji avionik yang canggih dari pesawat SU-35, yang mengatakan “membuat SU-35 menjadi musuh yang sangat berbahaya untuk setiap pesawat tempur AS, dengan pengecualian pesawat siluman F-22 Raptor Lockheed Martin.”

Sputniknews.com

Anggota TNI AD Jual Amunisi ke OPM

ilustrasi (dok detikcom)
ilustrasi (dok detikcom)

Lima anggota TNI-AD kesatuan Ajendam XVII/Cenderawasih yang menjual amunisi kepada kelompok OPM atau Kelompok klriminal bersenjata Papua dipecat dari kesatuannya. Lima anggota TNI itu divonis penjara dan dipecat dari kesatuannya.
Sidang pemecatan ke lima anggota TNI-AD tersebut berlangsung di Mahkamah Militer Jayapura, dipimpin Hakim Ketua Kol Sus Priyo Mustiko, dengan hakim anggota Letkol Laut (kh) Asep Ridwan Hasim, Mayor Chk Ahmad Jailanie, panitera Kapten Chk Iskandar.
Kelima anggota TNI yang dipecat tersebut, Prajurit Satu Supratman, Prajurit Satu Rahmat Agung dan Sersan Satu Nurul Huda Septari, Serma Supriadi dan Serka Ikrom. Selain dipecat kelimanya juga dipidana penjara, Supratman dan Rahmat pidana penjara 8 tahun, Nurul 3 tahun, Ikrom 10 tahun penjara dan Supriadi 12 tahun penjara.
Sidang berlangsung dua hari, Rabu (17/6/2015) dan Kamis (18/6/2015). Empat terdakwa diputus hukuman penjara lebih dari tuntutan tim Oditur, Mayor Chk Jim Manubui, Mayor Laut (kh) Corry Mapendang dan Mayor Chk Frengky. Supratman dan Rahmat dan Ikrom dituntut lima tahun penjara, Supriadi dituntut enam tahun penjara.
Dalam persidangan, para terdakwa didampingi penasehat hukum Kapten Chk Bilu, Letda Seky Tanaen dan Serka L Many. Kelimanya terbukti melanggar Pasal 1 Undang-Undang Darurat No 12/1951 tentang senjata api, dan kelimanya terbukti memperjualbelikan amunisi. Amunisi yang dijual sebanyak 5000 butir yang disimpan dalam 25 dos, satu dos seharga Rp 450.000.
Otak dari penjualan amunisi adalah Supriadi yang mengenal pembeli di kolam renang Ajendam tahun 2012 lalu mereka saling bertukar nomor handphone. Ikrom adalah pemegang kunci gudang senjata, Nurul Huda yang mengambil amunisi di gudang atas perintah Ikrom yang saat itu sedang cuti.
Serda Supriadi ditangkap 28 Januari 2015 lalu di PTC (Papua Trade Centre) salah satu pusat bisnis di Kota Jayapura saat akan menyerahkan amunisi kepada pelanggannya. Saat itu Supriadi ditemani Supratman dan Rahmat. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan mengatakan, oknum TNI tersebut seperti duri dalam daging TNI, sehingga harus dicabut dari kesatuan. Mereka adalah penghianat bangsa, menjual amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata dan amunisi itu pula yang digunakan untuk menembaki aparat TNI Polri di Papua.

Detik.com

Kendaraan Penyapu Ranjau Bozena TNI AD

  image
Salah satu peralatan yang dimunculkan dalam latihan perang TNI AD di Baturaja, OKU, Sumatera Selatan adalah kendaraan pembersih ranjau Bonzana 4 buatan Way Industry Slovakia.
Penyapu ranjau ini membersihkan ranjau anti-personil (AP), anti-kendaraan (AV) serta ranjau ranjau lainnya.
Sistem ranjau remote control Bonzena memiliki ketahanan terhadap ledakan ranjau anti-tank berdaya ledak TNT 9 kg dan dapat digunakan untuk membersihkan ranjau di daerah dengan tinggi ancaman yang tinggi. Alat ini juga dapat beroperasi di dalam hutan, pegunungan, sepanjang perkebunan dan medan dengan rintangan lainnya.
image
Sistem Bonzena juga mendukung kemampuan kontra-IED dan dilengkapi dengan berbagai aksesoris dan alat-alat teknik untuk memberikan ranjau secara efisiensi dalam operasi lapangan.
Saat ini lebih dari 80 Bozena 4 telah digunakan dalam pelayanan sipil maupun militer. Varian yang ditawarkan adalah Bozena 1, Bozena 2, Bozena 3, dan Bozena 5.
Sistem pembersih ranjau Bozena 4 dirancang untuk peningkatan efisiensi dalam operasi penghapusan ranjau. Alat ini dapat diangkut dengan pesawat kargo atau helikopter.
image
Sistem ini memiliki panjang keseluruhan 5.28m dan berat total 6,983kg, ketinggian 2.27m, lebar 1.98m. Mobil anti ranjau ini memiliki mesin/rantai pemulul tanah dengan panjang 2m, lebar 2.84m dan beratnya 1,407kg.
Bozena 4 ditutupi dengan perisai lapis baja dipasang di belakang poros pemukul untuk perlindungan dari ledakan ranjau dan puing-puing yang terbang.
Sistem ini juga dilengkapi dengan pelat baja ARMOX 4mm/6mm untuk melindungi bagian internal penggerak utama. Kaca polikarbonat LEXAN melindungi mesin, remote control, dan sistem hidrolik. Bozena 4 juga ditutup dengan kerudung untuk melindungi penggerak utama dari debu. Sebuah sistem pemadam api otomatis dipasang untuk meningkatkan keselamatan dari kebakaran internal.
image
Spesifikasi:
Engine
DEUTZ BF 6L914, turbo
Rated power at 2 500 RPM
110 kW (147 HP)
Torque at 1 600 RPM
550 Nm
Fuel consumption – average/max
13,2 / 19,5 l/h
Mine clearance width
2,2 m
Mine clearance depth
max 250 mm
Blast resistance
9 kg TNT
Operating RPM of the Flail unit
350 – 500
Working efficiency (max)
2 500 sq m/hour
Vegetation cutting – diameter/height
up to 30 cm / 4 m
Fuel tank capacity
140 l
Maximum speed
9 km/h
Remote control – range/battery life
5 000 m/11 hrs

www.way.sk

Catat, Militer dan Alutsista Indonesia Peringkat 12 Besar Dunia

  image
Militer dan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Indonesia dikabarkan sudah mencapai peringkat 12 terbesar di dunia. Padahal tahun lalu, Indonesia masih menempati posisi ke 19 dunia.
Demikian disampikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat berbincang dengan wartawan, Kamis (18/6/2015). Diungkapkan Ryamizard peringkat itu berdasarkan penilaian lembaga internasional.
“Bulan April lalu, berdasarkan hasil penilaian lembaga internasional yang kredibel, Indonesia sudah berada di posisi 12 alutsista terbesar di dunia. Kedepan kita harus masuk 10 besar,” ujarnya.
Untuk itu, kata mantan KSAD ini, pemerintah akan terus mengajak semua pihak, termasuk BUMN dan perusahaan swasta dalam negeri yang begerak di persenjataan guna sama-sama meningkatkan kemampuan memproduksi alutsista sendiri.
“Hal ini dilakukan agar alutsista Indonesia tidak lagi bergantung pada produk luar negeri. Kita harus produksi di dalam negeri. Itu salah satu indikator penilaian terhadap alutsista kita jadi 10 besar nanti selain faktor anggaran dan kekuatan senjata,” kata Ryamizard.
Meski begitu, Ryamizard meyadari bila alutsista hanya faktor tambahan menghadapi perang atau peningkatan pertahanan. Faktor utamanya menurut mantan Pangdam Jaya itu adalah semangat dari manusianya.
“Ancaman negara kita sudah tidak ada, ngapain beli alutsista yang seram-seram. Yang jadi pokok utama pertahanan Indonesia adalah manusianya,” ujarnya.
Menurut Ryamizard makin banyak manusia Indonesia yang berkualitas menguasai teknologi, termasuk dapat memproduksi produk senjata dalam negeri, makin banyak musuh yang takut terhadap Indonesia. Namun di balik itu semua yang terpenting semanagat perjuangannya.
Ryamizard pun mencotohkan bagaimana saat penjajahan dulu, Indonesia ataupun Vietnam bisa melawan Amerika atau Belanda hanya dengan senjata yang sederhana.
Jadi menurut dia, percuma jika penambahan alutsista besar-besaran tapi tak seiring semangatnya. “Itulah makanya kekuatan semangat perjuangan manusia Indonesia sangat penting,” ujarnya.

Tribunnews.com