Jumat, 30 Mei 2014

Anggaran Pertahanan Indonesia Dipangkas

Panglima TNI Jenderal Moeldoko periksa pasukan yang akan ikut Latgab 2014
Panglima TNI Jenderal Moeldoko periksa pasukan yang akan ikut Latgab 2014

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko mengatakan pemotongan anggaran pertahanan melalui Instruksi Presiden yang dikeluarkan pemerintah sangat mengganggu kinerja TNI ke depan. “Akan mengganggu kegiatan-kegiatan TNI yang sudah terprogram,” ujar Jenderal Moeldoko usai jumpa pers pasca peresmian Media Center TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu 28 Mei 2014.

Menurut Moeldoko, dengan dipangkasnya anggaran 2014, maka akan mengganggu kesiapsiagaan TNI di tanah air. Kesiapsiagaan itu meliputi kekuatan di perbatasan, maupun operasional TNI keseluruhan.

TNI telah menyarankan kepada pemerintah untuk mengurangi pemotongan anggaran pertahanan menjadi sepertiga dari yang seharusnya. “Tidak perlu triliun lah, bisa dikurangi menjadi sepertiganya,” ujar Panglima TNI.

Pada 20 Mei 2014 lalu, Presiden SBY menerbitkan Inpres No. 4/2014 soal penghematan anggaran di 83 kementerian dan lembaga dalam APBN 2014, termasuk Kementrian Pertahanan yang dipangkas RP 10,508 triliun dari total anggaran Rp 86,376 triliun. Total anggaran yang dipangkas melalui inpres ini secara keseluruhan mencapai 100 triliun.

TNI saat ini sedang gencar melakukan pembenahan di tiga matra kesatuannya. Program itu pun terus digarap untuk mencapai target serta ditambah dengan penguatan di sektor perbatasan yang seringkali menimbulkan ketegangan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia baru-baru ini.

(Tempo.co / Prio Hari Kristanto).

JKGR. 

Latgab 2014, Uji Kampanye Militer

Persiapan Latgab  2014 (photo: (Foto:  Kolonel Inf Robert)
Persiapan Latgab 2014 (photo: (Foto: Kolonel Inf Robert)

TNI akan mengadakan Latihan Gabungan 2014, yang melibatkan 3 matra: TNI AD, AL dan AU di kawasan Asembagus, Jawa Timur, kawasan Samudera Hindia bagian selatan dan Bali dengan kekuatan 15.108 personel TNI, terdiri dari 1.172 personel latihan posko dan 13.936 personel latihan lapangan.
Latgab dilaksanakan dua tahap yakni pada 19 Mei-24 Mei 2014 lalu, untuk Geladi Posko, dan 1 Juni-5 Juni 2014 untuk Geladi Lapangan di wilayah Selatan Sumatera dan Jawa.
Arsenal yang dikerahkan dari ketiga matra TNI, antara lain: 49 kendaraan tempur (satu tank recconaissance, 18 tank Scorpion, enam tank Stormer APC, dua tank Stormer Commando, dua panser Saladin, dua panser Saracen angkut personel, dua panser Ferret intai, 12 panser Anoa angkut personel.
Selain itu, juga melibatkan satu panser Anoa Komando, satu panser AMB, satu panser recconaissance dan satu AVLB. 24 helikopter (empat Mil Mi-35P, empat Mil Mi-17V5, empat BO-105, 10 Bell-412, dia Bell-205A-1 dengan peluncur roket, dan kanon 30 milimeter).
30 senjata berat artileri dan enam set PRS 77 dari Korps Zeni (18 meriam 105 KH 178, empat meriam 155 KH 179, dua meriam 76/GN dan enam meriam Giant Bow 23 MM).
Dari TNI AL sebanyak 32 kapal perang yaitu satu kapal selam, enam perahu karet, dua kapal BTD, enam kapal PKR, tiga kapal KCR, satu kapal KCT, satu kapal LPD, tiga kapal ATF, lima kapal AT, satu BR, dan satu kapal PR.
pra-latgab-2
Untuk mendaratkan pasukan, Korps Marinir TNI AL mengerahkan 29 tank BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P dan enam kapal pendarat. Artileri medan Korps Marinir TNI AL juga mengerahkan delapan meriam lapangan Howitzer 120 milimeter dan delapan kendaraan peluncur roket RM 70 Grad.
Dari TNI AU, 40 pesawat tempur diterbangkan, yaitu 32 pesawat angkut (16 C-130B/H Hercules, empat Boeing B-737-200/300 Surveillance, tiga Fokker F-28 Fellowship, empat C-295, dua CN-235, tiga CASA-212 Aviocar.
Masih diperkuat 11 helikopter berbagai tipe (NAS-332 Super Puma, AS-330 Puma, EC-120 Colibri), dan sebagai penggentar utama barisan delapan Sukhoi Su-27/30 MKI Flankers, enam F-16 Fighting Falcon, 10 Hawk 100/200, dua F-5E/F Tiger II, 12 T-50 Golden Eagle, dua EMB-314 Super Tucano.
Jelang Latgab 2014
Jelang Latgab 2014

Skenario Latgab 2014
Skenario dari latihan ini adalah menghadapi serangan negara yang hendak merebut Indonesia. “Kita gambarkan jauh sebelumnya, ada negara musang. Karena negara tersebut kekurangan sumber energi maka mereka berniat melakukan invasi ke negara kita,” ujar Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus, saat meninjau kesiapan pasukan TNI AL di Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, (28/5/2014).
Diskenariokan ada kekuatan asing dari negara Musang yang mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju, sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara yang merencanakan menyerang Indonesia melalui dua poros besar, yakni Sumatera dan Pulau Jawa. Negara musuh tersebut diasumsikan mengawali invasi dari Sumatera hingga Jawa. “Kemudian di Pulau Jawa mereka diasumsikan mengirim satu divisi plus,” katanya.
TNI menyerang musuh yang masih berada di negaranya dan dihancurkan melalui pre-emptive strike dengan operasi militer, informasi dan operasi intelejen strategis. “Apabila gagal di negara musuh, ketika mereka dalam perjalanan, kita laksanakan operasi laut gabungan,” kata Letjen Lodewijk.
Kemudian musuh diskenariokan terdeteksi mendekati pantai. Oleh karena itu pertahanan pantai diperkuat. Setelah musuh mendarat maka dilakukan operasi darat gabungan.
pra-latgab
Setelah diasumsikan unsur laut dan unsur udara mampu menghancurkan musuh yang mendekati Indonesia, kemudian ada musuh satu brigade plus, yang ternyata melaksanakan operasi penipuan. Mereka mendarat di Banyuwangi. “Maka dari itu Panglima TNI memerintahkan Pangkogab untuk segera menyusun suatu kampanye militer”.
Latihan Gabungan 2014 dilakukan dengan berbagai skenario untuk menguji doktrin perang yang tegas dikatakan bersifat pre-emptive, di tiga mandala latihan, berakhir pada perebutan Pantai Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di pantai dengan kombinasi medan latihan bisa dibilang lengkap itu, akan digelar operasi pendaratan amfibi Korps Marinir TNI AL lengkap dengan bantuan tembakan pantai dan operasi perang administrasi.

Kesiapan Koarmatim
Menyambut Latgab TNI pada 1-5 Juni mendatang, Komando Armada Timur (Koarmatim) menyiapkan: kendaraan amfibi, kapal tempur dan KRI. Unsur laut terbagi dalam 3 komando tugas yakni Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) dan Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin).
Kogaslagab berisi kapal-kapal kombatan jenis perusak kawal rudal seperti KRI Ahmad Yani dan KRI Yos Sudarso. Sedangkan Kogasgabfib berisi kapal jenis landing platform dock seperti KRI Makassar, KRI Surabaya dan KRI Kerapu. Sementara Kogasgabratmin berisi kapal jenis landing ship tank seperti KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Mandar dan KRI Teluk Penyu. Dari unsur laut total ada 33 KRI, 76 kendaraan tempur dan 8 pesawat.
pra-latgab-3
Alutsista yang digunakan pasukan ini sebagian berumur tua. Tak sedikit peralatan seperti senjata hingga tank amfibi buatan tahun 1960-an. Namun meski sudah tua, menurut Letjen Lodewijk, alutsista ini masih layak digunakan. Sebagian peralatan tempur angkatan laut, sudah diupgrade dengan teknologi baru dalam kemampuan menangkis serangan, radar dan GPS.
Adapun salah satu alutsista terbaru adalah tank BMP 3F yang didatangkan dari Rusia tahun 2010. BMp 3F, berkapasitas 9 penumpang dan 3 awak, bisa melakukan tembakan otomatis.
Alutsista yang modern lainnya, KRI Sultan Hasanuddin yang telah dilengkapi radar 3 dimensi yang bisa langsung berkoordinasi dengan armada di udara. “Kapal ini juga ada sistem link ke kapal lain sehingga bisa transfer data”, ujar Danguspurla Koarmatim Laksamana Pertama Aan Kurnia. kapal ini juga dilengkapi tanker anti rudal. Sehingga jika kapal diserang oleh musuh, bagian ruang informasi pusat tempur akan tetap aman. Ruangan tersebut juga dilengkapi GPS jumper.

Kesiapan TNI AU dan AD
Selain meninjau helikopter di Lapangan Udara TNI Ahmad Yani Semarang, Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus juga memeriksa kesiapan pesawat tempur di Lapangan Udara Iswahjudi, Madiun Jawa Timur. Sebanyak 33 pesawat tempur digelar dalam apel persiapan latgab, antara lain Sukhoi, F-16, F-5 Tiger dan pesawat hawk. Keempat jenis pesawat ini mempunyai kemampuan dan keunggulan yang berbeda-beda. Pesawat Sukhoi mampu menangkis serangan dari berbagai zona.
Inspeksi Persiapan Latgan 2014 oleh Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus (photo: Aditya Pradana Putra/Republika)
Inspeksi Persiapan Latgan 2014 oleh Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus (photo: Aditya Pradana Putra/Republika)

Selain pesawat tempur, TNI AU juga akan mengerahkan berbagai jenis pesawat lainnya, seperti: Hercules Skadron Udara 31, Hercules Skadron Udara 32, Casa Skadron Udara 4, Super Tucano Skadron udara 21, Foker 28, Heli Super Puma dan Helikopter Colibri.
Letjen Lodewijk mengimbau agar pasukan terus berlatih menjelang latgab dan meminta mereka memanfaatkan alutsista yang ada semaksimal mungkin.
“Paradigma ancaman telah sangat jelas. TNI dituntut untuk kampanye militer,” ujar Letjen Lodewijk di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur,(27/5/2014).
Kampanye militer kini menjadi paradigma baru di kalangan TNI dan baru disahkan pada tahun 2013. Di pertengahan 2014, kampanye militer itu langsung diuji coba. “Sejauh mana validitas doktrin itu dihadapkan pada operasi gabungan. Itu yang coba kita kejar pada latgab tahun ini,” ujar Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus.
Jumlah personel TNI AD dalam Gelar Kesiapan Latgab di Malang Jawa Timur diwakili 1.600 prajurit TNI AD dan 400 prajurit Angkatan Udara.
Inspeksi ini juga memberi kesempatan bagi prajurit untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi di lapangan. Pasukan mengaku telah beberapa kali latihan menembak dan terjun payung. “Kendalanya saat menembak ada yang macet, tidak meledak waktu tolak balik,” ucap seorang prajurit. Ia mengaku telah 50 kali mencoba menembak. Mayoritas lolos, namun 3 diantaranya gagal dan tidak meledak.
Letjen Lodewijk juga menanyakan kesiapan pasukan regu penerbang. Sejauh ini mereka mengaku tak merasa ada kendala yang serius. “Cedera yang cukup berarti adalah cedera engkel. Untuk alat dan kesiapan pasukan aman,” ujar salah seorang pasukan penerbang TNI AD.
Mereka mengaku terakhir kali melakukan latihan pada bulan lalu di daerah Grato, Jungar, Jawa Timur di mana area tersebut merupakan perbukitan dengan tanah gembur. “Untuk latihan di lahan tebu terakhir kami lakukan tahun lalu,” ujar seorang prajurit.
latgab-7
Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI, Letjen TNI Lodewijk F Paulus mengatakan, ada lima aspek sasaran yang ingin dicapai dalam latihan gabungan ini.

1. Aspek Strategis, sebagai upaya untuk mewujudkan penangkalan terhadap potensi- potensi ancaman militer. “Artinya, jika TNI siap siapapun yang hendak mengganggu negara Indonesia tidak akan berani,” ujar Letjen Lodewijk di sela inspeksi terhadap kesiapan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Selasa (27/5). Tak berhenti pada latihan untuk memperkuat aspek penangkalan, lanjutnya, apabila ada ancaman militer maka TNI juga akan siap menindak.

2. Aspek Operasional. Tujuh hari lalu telah dilewati latihan posko. Dalam latihan posko ini ada 14 langkah atas proses pengambilan keputusan militer. Langkah yang ke-12 sudah kita lewati, yaitu tactical floor game (TFG) dan sekarang akan memasuki tahap uji lapangan, dengan latihan gabungan (latgab).

3. Aspek Taktik. teknis dan prosedur. Yakni untuk menguji sejauh mana kemampuan prajurit untuk mengaplikasikan taktik- taktik yang telah dikuasai. Termasuk teknik dan prosedur-prosedur dalam operasi gabungan, yang melibatkan unsur darat, laut dan udara tersebut.

4. Aspek Psikologi. Selain ingin mewujudkan interoperability antar prajurit, Latgab juga akan mengikat prajurit secara emosional. “Ada semangat di situ serta daya juang prajurit dalam perang,” tegas Letjen Lodewijk.

5. Aspek Kajian, yang sangat penting untuk penelitian serta pengembangan (litbang) TNI.

Panglima Jenderal TNI Moeldoko didampingi KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia , KSAL  Laksamana TNI Marsetio  serta Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo  meninjau kesiapan prajurit TNI jelang Latihan Gabungan di Lapangan Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (25/5). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Panglima Jenderal Moeldoko didampingi KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia , KSAL Laksamana Marsetio serta Pangkostrad Letjen Gatot Nurmantyo meninjau kesiapan prajurit jelang Latihan Gabungan di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, 25/5/2014. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Latgab TNI 2014 ini bakal menjadi pengujian atas doktrin kampanye militer, yang baru disahkan tahun 2013. Khususnya sejauh mana validitas dari doktrin itu di hadapkan pada operasi gabungan, yakni dengan kampanye militer yang diasumsikan tidak dipersiapkan. “Artinya tidak dipersiapkan, kita butuh waktu lama untuk melaksanakan bagaimana prosedur- prosedur kesiapan, termasuk pengembangan alutsista, taktik dan teknik yang lain,”.
Latihan ini merupakan salah satu sarana memelihara sinergitas dua angkatan atau lebih dalam taktis dan teknis dan uji doktrin, dan tingkatkan daya tempur satuan dan ciptakan daya gentar dari ancaman.
Direktur latihan gabungan dijabat Komandan Komando Pendidikan TNI AD, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus. Sedangkan Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menjadi Panglima Komando Gabungan TNI.
Dia didukung Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur TNI AL, Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo, selaku panglima Komando Satuan Tugas Laut Gabungan, Laksamana Pertama TNI Pramono Hadi sebagai panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Amfibi, dan Marsekal Pertama TNI Dedy Nitakomara selaku panglima Komando Satuan Tugas Udara Gabungan.
Kemudian, Brigadir Jenderal TNI M Herindra (wakil Komandan Kopassus TNI AD) selaku panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Pasukan Khusus, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Siswoyo Santoso (komandan Pasukan Marinir 1 TNI AL) selaku komandan Pasukan Pendarat, Letnan Kolonel Infantri Christian Tuheteru (komandan Brigade Infantri L 17/K) selaku panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Lintas Udara.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko periksa kesiapan prajurit untuk Latgab 2014
Panglima TNI Jenderal Moeldoko periksa kesiapan prajurit untuk Latgab 2014

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, TNI akan muntahkan semua amunisi yang mereka miliki.” Ada beberapa tujuan yang ingin diraih, mulai dari peningkatan profesionalitas personel, satuan, hingga efek politis penggentar,” ujar Jenderal Moeldoko.
Mengingat sifatnya yang sudah dinyatakan secara terbuka sebagai pre-emptive strike kepada kekuatan agresor, maka pemusnahan kekuatan agresor sejak jauh dari wilayah darat Indonesia sangat menjadi andalan.
“Peluru kendali Yakhont akan diluncurkan dari kapal perang, jarak jangkauannya sampai 300 kilometer dari titik peluncuran, itu sebagai misal,” ujar Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang turut menyaksikan pembukaan Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI itu.
Satu lagi yang baru namun tidak mungkin bisa diikuti mata telanjang adalah dog fight antara pesawat tempur TNI AU dengan pesawat tempur agresor dari negara Musang itu. Diskenariokan dalam latihan itu, dog fight terjadi di selatan Pulau Jawa, dekat batas terluar zone ekonomi eksklusif Indonesia.
“Peluru kendali yang baru kami miliki untuk Sukhoi Su-27/30 MKI akan kami ujicoba. Ini pertama kalinya diujicoba dalam latihan skala besar seperti ini,” kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.

(sumber: simomot.com dan detik.com)

JKGR. 

MASA BHAKTI KRI KARANG BANTENG-983 BERAKHIR

 
KRI Karang Banteng dengan nomor lambung 983, yang masuk jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) telah mengakhiri pengabdiannya. Menandai berakhirnya masa bhakti KRI Karang Banteng-983 sebagai kapal perang, dilaksanakan upacara penurunan ular-ular perang yang  berlangsung diatas Geladak KRI Karang Banteng-983 yang bersandar di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Rabu (28/5), bertindak selaku Irup Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Aji.
KRI Karang Banteng adalah ex Kapal Fery Cepat KM. Serayu dibuat di galangan kapal Laurzen jerman pada tahun 1998, digunakan sebagai kapal fery penumpang dan dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP). Pada Tanggal 15 September 2005, Departemen Perhubungan RI menghibahkan KM Serayu kepada TNI AL melalui Departemen Pertahanan RI, untuk selanjutnya tanggal 7 April 2006 diresmikan menjadi KRI Karang Banteng-983 dengan tugas mendukung pergerakan pasukan, Raid terbatas dan operasi bhakti.
Sebagai purna bhakti yang terakhir, KRI Karang Banteng-983 selanjutnya dijadikan kapal uji coba penembakan senjata strategis milik TNI AL dalam Latihan Gabungan  (Latgab) TNI tahun 2014 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Dalam amanatnya Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim yang dibacakan Kasarmatim mengatakan, keberadaan KRI Karang Banteng-983 telah banyak memberikan andil terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AL. Namun berdasarkan pertimbangan strategis, teknis dan ekonomis, KRI ini dirasakan sudah tidak layak lagi untuk mengemban tugas yang dibebankan terhadapnya.
 
Semua prestasi yang telah dicapai KRI Karang Banteng-983 hanya dapat dicapai melalui kerja keras, dedikasi, loyalitas, tanggung jawab serta profesionalisme seluruh ABK. Penampilan ABK KRI Karang Banteng-983 tersebut, merupakan Hasil pembinaan yang panjang sejak kapal ini pertama kali masuk jajaran TNI AL hingga saat ini.
“Untuk itu, kepada seluruh mantan komandan, mantan ABK maupun para prajurit yang saat ini masih bertugas di KRI tersebut, atas nama pemimpin TNI AL saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya,”kata Pangarmatim.

Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir, (koarmatim.tnial)
 

Kamis, 29 Mei 2014

Menggendong Sang Macan

Masih ingat kesulitan ketika Tank Leopard 2A4 TNI-AD musti digeser ke Jawa Timur?. Saat itu, segenap kru Leopard khususnya dari Batalyon Kavaleri 8 harus berkreatif agar bisa memindahkan sang monster dengan lancar dan aman. Saat itu bahkan TNI-AD harus menyewa Truk dan Lowbed komersial dengan biaya yang tidak sedikit, disertai sejuta tantangan. Namun cerita itu kini hanya tinggal kenangan. Pasalnya, saat ini kendaraan pengangkut sang macan telah tiba dan kini para awaknya pun tengah berlatih. Inilah Truk pengangkut dengan merk Iveco dan Lowbed Doll.


Saat ini sang pengangkut macan tengah berada di Pusat Pendidikan Kavaleri di Bandung Jawa Barat. Total saat ini sudah datang 8 buah kendaraan. Berbagai uji coba pun telah dilakukan termasuk mengangkut MBT Leopard 2. Tidak ada hambatan berarti. Dalam waktu dekat, Tank Transporter ini akan segera diserah terima kan ke Batalyon Kavaleri 8 Kostrad di Pasuruan Jawa Timur.
Truk Iveco sendiri merupakan kendaraan buatan Italia yang tergabung dalam Grup FIAT. Beberapa waktu lalu, ARC sebenarnya pernah memergoki truk ini di kawasan PT.Pindad Bandung. Truk ini memang didesain untuk pekerjaan berat seperti menghela tank seberat 60an ton.

Sementara lowbed Doll juga merupakan pasangan yang tepat untuk menggendong MBT sekelas Leopard 2. Istimewanya, Lowbed 7 sumbu ini seluruh rodanya mampu bergerak sehingga menjamin kelincahan dengan radius putar yang kecil. Selama ini Lowbed Doll juga telah digunakan berbagai negara untuk mengangkut MBT.




















ARC.

Ribuan Prajurit Korps Marinir Ikuti Gelar Kesiapan Latgab TNI



Ribuan prajurit Korps Marinir mengikuti gelar kesiapan Latihan Gabungan TNI tahun 2014 di dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, Rabu (28/05/2014).
Kegiatan yang dipimpin Direktur Latihan Gabungan TNI tahun 2014 Letnan Jenderal TNI Lodewijk F. Paulus tersebut juga dihadiri Panglima Komando Gabungan Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Wakil Direktur Latihan Gabungan Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti, Komandan Kobangdikal Laksda TNI Widodo, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso dan beberapa pejabat teras TNI.

 
Dalam gelar kesiapan tersebut, selain melibatkan ribuan prajurit Korps Marinir TNI AL juga digelar material tempur Korps Marinir yang akan mengikuti latihan terbesar TNI itu, material tempur yang digelar diantaranya 7 unit LVT-7A, 8 unit BMP-3F, 9 unit Tank PT-76, 13 unit BTR-50 P, 11 unit BTR-50 PK, 66 unit Kapa-61, 6 pucuk Roket Multilaras RM-70 Grad dan 6 pucuk Howitzer 105 mm.

 

Selain itu juga digelar unsur-unsur KRI, diantaranya KRI Ahmad Yani-351, KRI Yos Sudarso-353, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Oswald Siahaan-356, Kapal Selam KRI Nanggala-402, KRI Pulau Rengat-711, KRI Makassar-590, KRI Surabaya-591, Kapal Patroli Cepat KRI Singa-65, Kapal Buru Ranjau KRI Pulau Rupat-712 dan kapal bantu KRI Soputan-923, kemudian juga digelar material tempur Pasukan Khusus TNI AL Kopaska dan Taifib berupa kendaraan sea rider, perahu karet dan pesawat Helikopter jenis Bolcow dan Heli Bell.


Dalam sambutannya Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus menyampaikan bahwa Latgab tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas profesionalitas prajurit TNI baik AD, AL, maupun TNI AU agar mencapai kesiap-siagaan operasi yang maksimal.
"Dengan Latihan Gabungan ini diharapkan prajurit TNI semakin siap menjadi Garda Terdepan dalam melindungi bangsa dan Negara serta demi tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.

 
Tujuan latihan gabungan TNI, lanjutnya, yaitu meningkatkan profesionalitas prajurit TNI dan satuan dalam operasi gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan operasional satuan jajaran TNI yang tinggi dalam rangka menghadapi setiap bentuk ancaman dan gangguan yang mungkin timbul di wilayah Indonesia.
Sasarannya adalah sebagai upaya membangun dan mensinergikan kemampuan dan kekuatan antar matra, guna menjamin efektivitas dan efisiensi operasional komando tugas gabungan yang sewaktu-waktu dibentuk dalam menghadapi kontijensi.


Disamping itu juga, untuk mewujudkan tingkat kesiapsiagaan operasional satuan TNI yang tinggi, diperlukan pembinaan dan penyiapan kekuatan satuan TNI berdasarkan analisa perkembangan lingkungan strategis yang sangat dinamis, melalui latihan secara terencana, terpadu, bertingkat dan berlanjut yang puncaknya adalah Latihan Gabungan TNI.
Latihan Gabungan TNI tahun 2014 melibatkan 15.108 personel terdiri dari 1.172 personel Latihan Posko dan 13.936 personel Latihan Lapangan.
MI. 

Panglima TNI Peringatkan Malaysia soal Tanjung Datuk

Panglima TNI Jenderal Moeldoko (photo:Kompas.com)
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (photo:Kompas.com)

Panglima TNI Jenderal Moeldoko, menyatakan Pemerintah telah melakukan pertemuan dengan Malaysia membahas pembangunan menara suar di wilayah perairan Indonesia, di kawasan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, perbatasan Kalimantan Barat, 28/05/2014.
Malaysia yang bertemu dengan perwakilan TNI, Menteri Luar Negeri, Mekopolhukam dan Menteri Pertahanan, sepakat menghentikan pembangunan menara suar di Tanjung Datuk. “Hasil pertemuan tim Indonesia dengan Malaysia, semua sepakat pembangunan menara suar dihentikan,” kata Jenderal Moeldoko di Mabes TNI, Jakarta.
Kedua negara juga sepakat tidak ada lagi kegiatan atau tindakan yang bisa memperkeruh situasi setelah proses pembangunan menara suar dihentikan. Selain itu akan melakukan verifikasi ulang untuk memastikan batas wilayah dari lokasi pembangunan menara tersebut, sebab masing-masing negara memiliki versi sendiri.
Menara Suar yang dibangun Malaysia di Tanjung Datuk, Kalbar (photo: tribunnews)
Menara Suar yang dibangun Malaysia di Tanjung Datuk, Kalbar (photo: tribunnews)

“Versi Indonesia dan Malaysia ada perbedaan. Kalau ini (Pembangunan Menara Suar Malaysia) berjalan, Indonesia kehilangan 143 km. Verifikasi akan dilakukan bulan depan,” katanya.
Jenderal Moeldoko menambahkan, belakangan masyarakat yang tinggal di perbatasan khususnya kawasan Tanjung Datuk resah, karena dilarang petugas keamanan negeri jiran untuk mencari ikan, bahkan kerap diusir. Padahal, para nelayan setempat berada di wilayah Perairan Indonesia. “Ada beberapa keluhan dari bupati Sambas (Kalimantan Barat), bahwa masyarakat nelayan sering diusir petugas Malaysia. Atas kondisi seperti itu, maka Panglima TNI akan memberikan pengamanan dan perlindungan terhadap mayarakat kita di sana,” katanya.
Panglima TNI mengingatkan kepada aparat Malaysia agar jangan sampai ada lagi larangan terhadap nelayan setempat untuk mencari ikan di kawasan Tanjung Datuk. “Bahwa mereka tidak boleh diganggu oleh siapa pun untuk mencari nafkah. Malaysia tidak boleh lagi seenaknya mengusir masyarakat kita”‘ ujarnya.
image
TNI akan membangun pangkalan militer di kawasan Tanjung Datuk, dekat lokasi pembangunan menara suar oleh Malaysia, guna memperkuat pertahanan negara di wilayah perbatasan. “Pangkalan udara di sana 750 m, sudah kita diskusikan. Persoalan-persoalan Tanjung Datuk sering muncul karena tidak ada military base di sana. Perlu menyetujui pemda membangun pangkalan militer. Kalau itu yang terjadi harus menyiapkan lahan,” tutup Jenderal Moeldoko.
Tapal batas Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Barat (photo: tribunnews)
Tapal batas Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Barat (photo: tribunnews)

Tapas Batas
Di tempat terpisah, Pasukan Pengaman Perbatasan bersama Pasukan Pos TNI Angkatan Laut Temajuk, dan pasukan bantuan dari Kompi C Raider Yonif 641 Beruang Hitam, telah mengamankan patok 01 perbatasan Indonesia-Malaysia di Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
image
Anggota Yonif 641 Raider memeriksa patok A54 yang merupakan penanda batas Indonesia-Malaysia di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar, Minggu (25/5/2014). Pasukan ini merupakan pasukan tambahan yang diperbantukan untuk Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia karena adanya gejolak keamanan di kawasan Tanjung Datuk, Temajuk, Sambas.
 

TNI AL Terima KCR 60

KRI Sampari, KCR 60 TNI AL (photo: republika.co.id)
KRI Sampari, KCR 60 TNI AL (photo: republika.co.id)

PT PAL meluncurkan Kapal Cepat Rudal / KCR 60 Meter kedua (KRI Tombak), bersamaan dengan serah terima KCR 60 pertama (KRI Sampari) kepada TNI-AL. Serah terima KCR berkapasitas 55 penumpang ini, merupakan bagian dari 3 pesanan tahap pertama  TNI AL.
Serah terima KCR 60 dipimpin langsung  Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, disaksikan KASAL Laksamana TNI Marsetio, serta sejumlah pejabat tinggi Kementerian Pertahanan. “Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mengamankan wilayah kedaulatan laut Indonesia,” ujar Menteri Pertahanan di Dermaga Ujung PT PAL, Surabaya.
Selain memesan tiga KCR, Kementerian Pertahanan juga telah memesan 16 KCR 60 serta 16 buah KCR 40. Rencananya, seluruh pesanan KCR ini rampung dibangun pada tahun 2024.
KCR 60 (photo: ANTARA FOTO/Eric Ireng)
KCR 60 (photo: ANTARA FOTO/Eric Ireng)

Menteri Pertahanan mengatakan dengan kemampuan yang dimiliki KCR, alutsista TNI Angkatan Laut tak bisa disepelekan lagi. Apalagi masing-masing KCR dilengkapi dengan empat rudal seri C 705 dan 802 yang memiliki daya jelajah hingga 140 kilometer.
Jika kelak TNI AL memiliki 32 KCR, maka pertahanan laut sudah tidak lagi diragukan. “Kalau kita sudah lengkap 32 KCR dan masing-masing KCR berisi 4 rudal dengan daya jelajah 140 KM, kita pasti sangat digdaya di laut,” ujar Purnomo Yusgiantoro.
KCR 60 Meter KRI Sampari telah melalui serangkaian proses pengujian dan lolos dari tahap akhir Commodore Inspection, Selasa (27/5/2014). “Setelah peluncuran ini, KCR-60 kedua akan diserahterimakan pada Juli 2014, sedangkan KCR-60 ketiga (KRI Hayat) pada September 2014,” ujar Direktur Utama PAL Indonesia M Firmansyah Arifin 26/5/2014.
“Kami berencana mengikutkan KCR ini dalam pameran Asian Defence & Security (ADAS) 2014 di Filipina 16-18 Juli 2014. Kami berharap ke depan ada order KCR lagi,” ujar Dirut PT PAL.
Kapal patroli KCR-60 memiliki kemampuan melumpuhkan sasaran di atas permukaan laut maupun udara. Kapal ini dirancang untuk bisa dipasang senjata meriam hingga kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dan pelucur rudal di belakang kapal.
KCR 60
KCR 60

Pengerjaan 3 KCR 60 senilai Rp 375 miliar ini, menggunakan bahan baku dalam negeri sebanyak 35 persen, sesuai regulasi pemerintah. Sedangkan 65 lainnya impor dari Eropa dan Korea Selatan. Menurut Firmansyah, komponen seperti persenjataan, navigasi dan sensor belum dapat diperoleh dari dalam negeri.
“Perlahan kami terus mengarah dalam penggunaan komponen dalam negeri. Namun beberapa komponen lain sudah ada di sini bahkan pengerjaannya asli karya anak bangsa,” tuturnya.
Hingga saat ini PAL Indonesia telah memproduksi 43 kapal patroli mulai berukuran 28 meter hingga 60 meter. Saat ini, PAL Indonesia tengah menyiapkan fasilitas pembangunan frigate dan kapal selam.

Spesifikasi KCR 60 :
  • Panjang keseluruhan (LOA) : 60 M
  • Panjang garis air (LWL) : 54.82 M
  • Lebar (B) : 8.10 M
  • Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M
  • Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton
  • Kecepatan : berlayar 15 Knot, Jelajah 20 Knot dan max 28 Knot.
  • Dilengkapi persenjataan canggih Meriam dan Peluncur Rudal C705 dan 802
  • Jumlah penumpang 55 Orang-
  • Ketahanan berlayar 9 Hari
  • Mesin pendorong 2 x 2880 KW
JKGR.