Minggu, 04 Mei 2014

[Tragedi Minggu Berdarah 1982] Militer Era Orba: Tembaki Warga Hingga Tewas Saat Kampanye Pemilu 1982 di Jakarta


“Tragedi Minggu Berdarah 1982″

Tragedi Tak Tercatat Dikala Militerisasi Berkuasa di Era “Rezim New Order”

line up

!!! WARNING GRAPHIC CONTENT !!!
!!! PERHATIAN GAMBAR MEMILUKAN !!!

line down

Aparat Tembaki Warga Hingga Tewas Saat Kampanye di Era “Orde Baru” Pada Pemilu 1982 di Jakarta

Ketika kelompok yang memiliki kekuatan kekuasaan, kekuatan finansial, kekuatan teknologi dan kekuatan senjata, menindas kelompok yang hanya memiliki kekuatan harapan dan moral dan setumpuk kerentanan.
Karena pembungkaman media dimasa Orde Baru, maka tragedi berdarah ini oleh masyarakat “tak tercium” , tak terdengar, tak tercatat apalagi memiliki sebuah nama. Maka, untuk kali pertamanya dalam sejarah dan demi sejarah, Admin ICC menjulukinya sebagai “Tragedi Minggu Berdarah 1982″
kekerasan PEMILU 82_header
“Tragedi Minggu Berdarah 1982″
 Foto Kekerasan Pemilu 1982, Jakarta
(oleh: A. Haryandoko D)
…Inilah sepenggal prologue yang sering dilantunkan Sang Dalang Wayang Kulit, dalam acara hajatan perkawinan di zaman penjajahan Belanda dulu….
“Roh kejahatan dan kekerasan yang dilambangkan dengan gelembung-gelembung keluar dari telinga Prabu Rahwana, ketika mati dibunuh oleh Prabu Sri Rama, semakin menyebar terus-menerus, keluar dari negeri Alengkadiraja.
Melintasi batas-batas samudera dan batas waktu, akhirnya sampai juga di kepulauan Nusantara. Kekerasan demi kekerasan muncul baik secara tersembunyi maupun secara terbuka di negeri tempat Sumpah Palapa dikumandangkan.
Kelompok yang memiliki kekuatan kekuasaan, kekuatan finansial, kekuatan teknologi dan kekuatan senjata, menindas kelompok yang hanya memiliki kekuatan harapan dan moral dan setumpuk kerentanan.
Menindas kejam secara lemah lembut kelompok yang bodoh dan miskin informasi. Kendati manusia-manusia tirani telah sirna dari muka bumi seperti halnya Rahwana, namun roh dan semangat ketamakan dan angkara murka, masih terus diwarisi secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Roh Rahwana dengan segala daya dan upaya memutasi dirinya ke dalam bentuk yang lebih lembut dan lebih menawan, namun lebih berbisa kejam gigitannya dan lebih ganas dari mahluk yang paling keji penghuni neraka yang pernah muncul di bumi ini.”
….demikianlah kira-kira terjemahan tembang yang dilantunkan sang dalang wayang kulit dalam acara hajatan perkawinan di jaman penjajahan Belanda dulu….

Kampanye Pemilu Legislatif 1982
Saya bekerja sebagai wartawan foto di sebuah majalah peternakan unggas “Poultry Indonesia” waktu itu, juga pada “Majalah Bursa Efek”. Selain itu saya banyak menggali informasi berkaitan dengan industri peternakan di Jawa dan Bali.
Momentum kampanye di era rezim Orde Baru adalah ladang pengambilan foto-foto yang bisa bersifat dokumenter dan bahkan spektakuler. Ini tidak lepas dari sifat pemerintahan waktu itu yang sangat-sangat represif.

Kenangan “Minggu Berdarah” di masa pemerintahan Presiden Haji Muhammad Suharto.
pemilu 1982_02 zoomed
“Tragedi Minggu Berdarah 1982″ – Di depan Bioskop Grand, banyak orang berkelompok menunggu sesuatu di tepi jalan. (IndoCropCircles.wordpress – pict by: A. Haryandoko D.).

Minggu, 25 April 1982 09.00. Saya keluar dari rumah di Cempaka Putih, membawa kamera Yashica SLR dengan lensa telezoom 75-300mm, siap dengan film.
Naik bemo ke daerah Paseban di depan Universitas Indonesia di Salemba, lalu saya berjalan kaki menuju ke Pasar Senen.
Hari ini adalah hari giliran Partai “Golongan Karya” atau Golkar berkampanye.
Di depan Bioskop Grand, banyak orang berkelompok menunggu sesuatu di tepi jalan. Perasaan saya mengatakan, akan terjadi sesuatu disitu. Hal ini terlihat dari gelagat dan gerak orang-orang yang bergerombol disitu.
Kemudian saya berpindah tempat ke jembatan penyeberangan di dekat Bioskop Grand, yang sekarang sudah tak ada lagi bioskop itu.
pemilu 1982_01 zoomed
“Tragedi Minggu Berdarah 1982″ – Iring-iringan pawai saat kampanye Golkar mulai melewati tempat itu. (IndoCropCircles.wordpress – pict by: A. Haryandoko D.)

Dari jembatan penyeberangan tersebut, saya ambil gambar pertama. Iring-iringan pawai saat kampanye Golkar mulai melewati tempat itu.
Mobil-mobil dan truk-truk dari pendukung “Golongan Karya” mulai melintas di depan kerumunan orang di tepi jalan.
Dia atas truk itu adalah masa pendukung Golkar, sedang yang menonton di tepi jalan adalah masa dari PDI dan PPP.
Mereka saling ejek mengejek. Disitu juga sudah bersiaga tentara dan polisi. Truk yang pertama lewat, kemudian disusul truk berikutnya. Masa pendukung Partai PDI dan Partai PPP saling mengejek dengan pendukung Golkar yang ada diatas truk itu.
pemilu 1982_03 zoomed
“Tragedi Minggu Berdarah 1982″ – Masa pendukung Partai PDI dan Partai PPP saling mengejek dengan pendukung Golkar yang ada diatas truk (IndoCropCircles.wordpress – pict by: A. Haryandoko D.).

Sopir truk berikutnya ini terpancing emosi dan menghentikan kendaraannya yang penuh dengan masa pendukung Golkar.
Karena merasa bersama dengan masa pendukung yang cukup banyak, maka sopir truk yang terdepan berhenti ketika diejek oleh massa yang menonoton di tepi jalan (PDI dan PPP).
Kerumunan massa yang berada di depan bioskop ini semakin mengejek ke massa yang ada di truk (dengan bendera Merah Putih), bahkan mulai ada yang melemparkan batu ke arah massa yang berada di atas truk.
Tentara dan polisi mulai bertindak, karena lempar-melempar bertambah seru. Polisi menyuruh truk untuk berjalan terus. Lemparan-lemparan batu masih terus berlangsung.
pemilu 1982_04 zoomed
“Tragedi Minggu Berdarah 1982″ – Kerusuhan terjadi, aparat menembakkan senapan, Seketika massa berlari-lari kocar kacir menjauh menyelamatkan diri. (IndoCropCircles.wordpress – pict by: A. Haryandoko D.)

Kebetulan di sebelah Bioskop Grand, ada pembangunan ruko, jadi cukup tersedia banyak batu-batu untuk dilemparkan. Kerusuhan mulai terjadi ditengah massa yang saling melempar batu.
Tanpa peringatan apapun, kemudian tiba-tiba terdengar bunyi letusan-letusan dari senapan!
Saya terus mengambil foto, sambil bertiarap diatas jembatan penyeberangan.
Terdengar suara peluru banyak berdesingan ke arah jembatan di seberang, dan terdengar juga peluru mengenai besi-besi jembatan penyeberangan. Seketika massa berlari-lari kocar kacir menjauh menyelamatkan diri.
Namun….. setelah bunyi rentetan senjata sudah tak terdengar, pelahan saya bangkit dan turun dari jembatan penyeberangan.
PEMILU 82_double pict victims
“Tragedi Minggu Berdarah 1982″ – Korban penembakan “Tragedi Minggu Berdarah” tahun 1982. Tampak pria berbaju putih masih terlihat berubah posisi dan tangannya bergerak. Klik gambar untuk memperbesar. (IndoCropCircles.wordpress – pict by: A. Haryandoko D.).

Alhasil, di dekat ujung jembatan penyeberangan sebelah Bioskop Grand yang berada didepan gedung yang baru dibangun, telah bergelimpangan korban peluru tajam dari aparat bersenjata.
Saya ambil foto secara cepat, beberapa kali. Pada foto yang lain pria yang berbaju putih masih tampak berubah posisi dan tangannya bergerak. (Lihat pada gambar disamping, tangannya berubah posisi, menunjukkan masih hidup).
Juga seorang pemuda yang berkaos garis-garis, kepalanya berdarah dan masih bergerak, namun tak terekam atau tak terlihat pada foto saat ia bergerak.  Foto berikutnya, saya ambil dari atas jembatan penyeberangan sebelum turun.
Terlihat juga seorang pemuda yang telah terkapar di dalam pagar bangunan. Punggungnya tertembus peluru, yang jelas bukan peluru karet.
Polisi melarang saya mengambil foto-foto. Mengapa? Mungkinkah mereka mau menutupi fakta tentang kekerasan yang telah merenggut jiwa ini?
PEMILU 82_pict victims 02
“Tragedi Minggu Berdarah 1982″ – Selain korban tewas bergelimpangan dipinggir jalan, terlihat pula seorang pemuda terkapar di dalam pagar bangunan. Punggungnya tertembus peluru, yang jelas bukan peluru karet.(IndoCropCircles.wordpress – pict by: A. Haryandoko D.)

Namun saya tetap terus mengambil foto-foto, bahkan foto polisi yang melarang saya memotret.
Saya dikejarnya, tentu saja saya tak mau diam, saya lari sambil jepretkan kamera kesana-sini.
Ketika saya berlari turun dari jembatan penyeberangan. Seseorang berambut gondrong dengan pakaian safari biru, memegang lengan saya dari belakang.
Lalu ia bertanya, “Apakah kamu mengetahui kejadian awalnya?”, tanya pria yang mencurigakan itu.
Seketika, saya mencium gelagat tidak baik dan langsung saya jawab, “Saya tidak tahu!”, sambil menepis tangan orang itu dan berlari meninggalkan tempat tersebut. Sambil berjalan cepat, saya masih sempatkan mengambil foto-foto insiden sekitar Salemba dan Kramat.
Lalu selanjutnya saya ke Monas dan ke Harmoni. Naik turun bis, sambil melihat ada tidak yang mengikuti saya!
Yang jelas, dan dengan sangat yakin, tragedi itu tak akan pernah ada yang berani memberitakannya, di media apapun juga. Memang sungguh menegangkan pada masa itu.
PEMILU 82_pict victims 03
“Tragedi Minggu Berdarah 1982″ – Foto polisi yang melarang memotret. (IndoCropCircles.wordpress – pict by: A. Haryandoko D.)

Hari-Hari Penuh Kekhawatiran
Pasca penembakan pada tragedi itu, dihari berikutnya saya cetak foto-foto di Jakarta Foto. Teman-teman di kantor sangat surprise atas hasil pemotretan saya.
Dikala Rezim Otoriter pada masa Orde Baru, sangat wajar mereka sekaligus mengingatkan saya, “Hendaknya hati-hati dengan foto-foto yang sangat sensitif itu.”
Melalui atasan saya yang punya hubungan dekat dengan perusahaan yang bergerak dibidang industri peternakan unggas milik Probosutedjo, (saudara tiri H.M. Suharto) P.T. Mercu Buana, akhirnya datang 4 orang yang mengaku kurir dari Bapak H.M. Suharto.
A. Haryandoko D
Mereka mengatakan,”Bapak (Presiden) hanya mau melihat foto-foto yang saya ambil……..”.
Namun anak kecil pada masanya pun tahu, hingga kapan pun, kasus ini tak akan pernah terbongkar. Terbukti hingga pada detik saat anda membaca artikel ini pun, tak banyak orang yang tahu, karena peristiwa seperti ini tak akan pernah ada beritanya, baik di televisi, koran, majalah, radio dan media massa apapun dimasanya.
Semoga saja dengan diturunkannya fakta sejarah yang telah terkubur rapi ini, dapat kembali mengingatkan kita semua – yang sangat sering dan mudah lupa.
Dan untuk yang tak mengalaminya, semoga mendapat pelajaran yang berharga. “Piye kabare, sih enak di jamanku toh?”. (Admin / ICC).
(sumber: A. Haryandoko D) / editor & grammer by IndoCropCircles)
(Ijin penggunaan semua foto : A.Haryandoko, email : jayusharyandoko[at]yahoo.com)
GALLERY :
Tragedi Minggu Berdarah 1982 - Pemilu 1982 banner
pemilu 1982_02pemilu 1982_03pemilu 1982_04pemilu 1982_05pemilu 1982_06pemilu 1982_07pemilu 1982_08 

Big Brother Indonesia? Provider Mulai Intai Pelanggan!

ISP big brother indonesia

Operator & Provider Besar Indonesia Diduga Mengintai Para Pelanggannya! Apakah “Big Brother” Sudah Merambah Indonesia?

FinFisher-spyware-found-running-on-computers-all-over-the-worldPasal 40 UU No.36 Tahun 1999 menyatakan, “bahwa setiap orang dilarang melakukan penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui jaringan telekomunikasi dalam bentuk apapun. Bagi yang melanggar ketentuan tersebut diancam pidana penjara maksimal 15 tahun penjara.” (Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto)
Studi yang dilakukan Citizen Lab dari akhir 2012 hingga awal tahun 2013 menunjukkan, bahwa ada dua ISP besar di Indonesia yang diduga sedang memata-matai penggunanya.
spy indonesia logoHal ini ditulis dalam studi terbaru Citizen Lab dari University Toronto (13/3), Kanada, yang mencatat ada setidaknya 25 negara yang menggunakan software mata-mata untuk menguntit para pengguna.
Parahnya, ternyata Indonesia juga termasuk salah satu di antara ke 25 negara tersebut!
Dalam laporan berjudul You Only Click Twice: FinFisher’s Global Proliferation, tercatat 25 negara yang memakai perangkat lunak atau software mata-mata tersebut adalah:
Australia, Bahrain, Bangladesh, Belanda, Brunei, Estonia, Ethiopia, India, Jepang, Jerman, Kanada, Latvia, Malaysia, Meksiko, Mongolia, Republik Ceko, Qatar, Serbia, Singapura, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, Vietnam dan Indonesia.
Semua negara ini menggunakan software yang sama untuk memata-matai penggunanya, yaitu FinFisher.
Software ini sendiri sebenarnya adalah piranti lunak yang dikembangkan oleh Gamma International dari Jerman dan dijual terbatas untuk kalangan aparat penegak hukum.
Dalam praktik sehari-hari, sebenarnya FinFisher sendiri memang lebih banyak digunakan untuk penegakan hukum sehingga aksesnya sangat dibatasi. Namun begitu, tercatat ada dua ISP besar Indonesia yang juga menggunakan FinFisher, yaitu Biznet, Matrixnet Global (Mango-Net) dan Telkom.
Hal ini terlihat dari kumpulan alamat IP yang ditengarai menggunakan software ini. Mereka adalah:
118.97.xxx.xxx : PT Telkom (Indonesia)
118.97.xxx.xxx : PT Telkom (Indonesia)
103.28.xxx.xxx : PT Matrixnet Global /Manggo-net (Indonesia)
112.78.143.34 : Biznet ISP (Indonesia)
112.78.143.26 : Biznet ISP (Indonesia)
Sementara itu, ketika dimintai keterangan seputar hal ini, pihak Biznet yang diwakili Adi Kusma, CEO Biznet, masih enggan untuk memberikan keterangannya melalui sambungan telepon maupun pesan singkat.
Telkom dan Biznet jadi buah bibir di Twitter
Meski belum bisa diketahui kebenarannya, laporan mengenai Telkom dan Biznet yang memata-matai para pengguna layanannya tersebut ternyata menjadi perhatian tersendiri di masyarakat. Hal ini setidaknya nampak dari lalu lintas Twitter Indonesia.
Menurut pantauan, ketika dicari berbagai “kicauan” dengan kata kunci Telkom dan Biznet secara bersamaan, ternyata muncul berbagai berita seputar isu kegiatan mata-mata ini.
Banyak dari tweeps yang melakukan tweet ulang berita terkait dan ada juga yang berkomentar terkait berita tersebut.
Seperti yang ditulis oleh @MasO*** (nama sengaja disamarkan), mengatakan bahwa para pengguna internet sebaiknya berhati-hati dengan hal ini. Senada dengan pernyataan tersebut, @ivanazi*** juga menyatakan kekhawatirannya.
Meski begitu, ada pula yang pro dengan apa yang dilakukan oleh Telkom maupun Biznet. “Kalau untuk kebaikan ya gpp lah,” tulis @JustT***.
Berita seputar kegiatan mata-mata ini sendiri pertama kali diketahui setelah munculnya laporan dari Citizen Lab. Organisasi yang berada di Toronto, Kanada, ini mencatat setidaknya ada dua ISP Indonesia dan 24 negara lainnya di dunia sedang menggunakan software FinFisher.
Software ini sendiri merupakan perangkat lunak khusus untuk memata-matai kegiatan di dunia maya. Karena besarnya dampak yang dihasilkan, FinFisher sendiri saat ini dibatasi penggunaannya hanya untuk penegakan hukum.
Apakah FinFisher itu?
Nama FinFisher mendadak mencuat setelah Citizen Lab mengumumkan kalau perangkat lunak ini ‘disalahgunakan’ di 25 negara berbeda. Sebenarnya apa itu FinFisher?
Tidak banyak informasi yang bisa didapat dari situs resmi FinFisher, finfisher.com. Mungkin karena software ini hanya ditujukan untuk mereka yang berkepentingan saja, maka informasi seputar seluk beluknya pun ditutup rapat.
FinFisher-CD
Untungnya, sebuah media asing pernah mengulas habis-habisan seputar software satu ini. Mulai dari latar belakang penciptaannya sampai seberapa hebat perangkat lunak ini.
Seperti yang dilansir oleh New York Times (30/8/2012), keberadaan FinFisher yang dikenal juga dengan FinSpy pertama kali diketahui dari jebolan insinyur Google, Morgan Marquis-Boire yang bekerja sama dengan Bill Marczak. Bersama-sama, pada pertengahan 2012 kemarin, mereka berhasil menemukan gerak-gerik sebuah program yang mampu melacak situasi dunia maya bahkan hingga ke lima benua berbeda sekaligus.
Temuan ini ternyata merupakan software FinFisher. Sebuah perangkat lunak yang dijual secara terbatas oleh Gamma International dan berharge sekitar 287,000 euros, atau US $353,000.
Kabarnya perangkat lunak FinFisher ini mampu mengambil apapun yang diinginkan pengguna. Mulai dari mengambil screenshot layar komputer sasaran, merekam perbincangan Skype, menghidupkan kamera dan mikrofon, hingga merekam segala input data, termasuk ketikan keyboard, yang dilakukan sasaran.
Dengan begitu, seluruh aktivitas dunia maya siapapun juga bisa diketahui secara detail jika menggunakan program ini. Hal tersebut tentunya berbahaya jika yang dijadikan sasaran adalah komputer milik institusi negara yang menyimpan dokumen-dokumen penting.
Oleh karenanya, penjualan FinFisher sendiri sudah dibatasi sehingga tidak bisa digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Anehnya, sebuah temuan dari Citizen Lab menyatakan bahwa, ternyata program ini juga dipakai oleh Biznet dan Telkom!
Padahal, sudah jelas-jelas Biznet maupun Telkom bukanlah badan negara yang memiliki kepentingan untuk menggunakan software tersebut. Sehingga, jika memang benar-benar menggunakan software ini, apa tujuan dari Telkom maupun Biznet? 
(Sumber: FinFisher.com, GammaGroup.com, NYTimes.com)
Dua Kali “Kepergok”, Biznet Bantah Mereka Gunakan FinFisher
Dugaan bahwa Telkom dan Biznet memata-matai aktivitas pelanggannya dengan menggunakan software yang disebut FinFisher (berdasarkan laporan dari Citizen Lab) dalam laporannya tertanggal 13 Maret kemarin tersebut, pihak Citizen Lab mengatakan bahwa beberapa negara yang memanfaatkan ‘jasa layanan’ FinFisher atau software mata-mata besutan dari Gamma Group adalah untuk mempermudah dalam hal memata-matai aktivitas siapa saja.
Dalam laporan Citizen Lab, ternyata ada tiga perusahaan di Indonesia yang menggunakan FinFisher, yaitu:
PT Telkom,
PT Matrixnet Global dan
Biznet ISP.
Tentu saja dengan merebaknya berita ini, banyak orang khususnya di Twitter mulai membicarakannya. Namun, ketika dikonfirmasi ulang pihak Biznet membantah menggunakan FinSpy atau FinFisher ini untuk memata-matai pelanggan mereka.
“Kita gak pasang system gitu (FinFisher). Koq FinFisher, pasang sistem seperti Nawala saja, kita juga tidak pernah,” ungkap pihak CEO Biznet, Adi Kusma (18/03/13).
Biznet juga menjelaskan bahwa mereka tidak tahu menahu soal data yang dikeluarkan oleh Citizen Lab tersebut. Untuk itu, Biznet akan meneliti lebih lanjut seputar hal ini dan melacak pengguna IP mereka tersebut.
Entah benar atau tidak apa yang mereka konfirmasikan, pada bulan Agustus 2012 lalu, Citizen Lab juga telah merilis satu daftar berisi beberapa perusahaan pengguna layanan FinFisher ini dari pelbagai negara yang salah satunya ternyata adalah Biznet ISP.
Data dari Citizenlab.org (29 Agustus 2012) finfisher-citizen-lab-data-001Tampak pada kedua tabel: Pada tabel diatas, data dari Citizenlab.org menunjukkan penggunaan perangkat lunak FinFisher oleh Biznet ISP sejak 29 Agustus 2012. Dan pada tabel bawah data yang juga bersumber dari Citizenlab.org pada tanggal 13 Maret 2013, penggunaan aplikasi FinFisher juga dipakai oleh Telkom, Matrixnet Global dan Biznet ISP. Ketiganya dari ISP di Indonesia.
Data dari Citizenlab.org (13 maret 2013) finfisher-citizen-lab-data-001
Menjadi suatu hal yang aneh. Di satu sisi Biznet mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan layanan tersebut, di sisi lain, Citizel Lab justru ‘memergoki’ sebanyak dua kali bahwa ISP satu ini dari pertengahan 2012 dan awal 2013 menggunakan FinFisher.

Setelah Biznet, Telkom juga bantah gunakan FinFisher
Setelah pihak Biznet mengatakan bahwa mereka tidak pernah memakai apa itu yang dinamakan FinFisher, kini Telkom juga membantah memakai software mata-mata tersebut.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membantah memasang software pada server yang digunakan untuk mengawasi trafik dan konten yang diakses para penggunanya.
Melalui Direktur Utamanya Arief Yahya, Telkom menjelaskan kepada wartawan sekaligus Menteri BUMN Dahlan Iskan bahwa tudingan penggunaan FInFisher oleh Telkom tersebut tidak benar. Dalam hal ini, Dahlan Iskan ingin mengetahui duduk permasalahannya dan di depan para wartawan, dia menghubungi Arief melalui telepon.
“Tudingan yang menyebutkan bahwa Telkom memasang alat pengintai pada server sama sekali tidak benar. Kami memastikan Telkom tidak mempunyai aplikasi untuk memata-matai pelanggan,” kata Arief Yahya melalui pengeras suara ponsel Dahlan Iskan, seperti dikutip Antara (19/03/13) di Jakarta.
Arief juga mengatakan bahwa dalam artikel yang dimuat oleh Citizen Lab, University Toronto tersebut terkesan menyudutkan Telkom karena di dalamnya mencantumkan alamat internet protokol (IP) milik Telkom.
FinFisher-index_image
Arief Yahya mengakui ada artikel yang menyebutkan alamat IP Telkom, tapi untuk mengidentifikasi lebih lanjut siapa pihak yang berada di jaringan tersebut dibutuhkan izin dari Kementerian Kominfo.
Menurutnya, permintaan untuk memblokir IP yang disinyalir digunakan untuk mematai-matai pengguna tersebut harus berdasarkan izin dari Kementerian Kominfo.
“Memblokir suatu jaringan harus melalui prosedur dan izin dari Indonesia Security Incident Response Team of Internet Infrastructure (ID-SIRTII),” kata Arief.
Ia menambahkan, selagi tidak ada izin dari Menkominfo dan ID-SIRTII maka penelusuran pengguna alamat IP tersebut tidak bisa dibuka.
Pihak Biznet juga membantah bahwa mereka menggunakan software mata-mata itu di dalam servernya (18/03/13). Sampai saat ini, Biznet masih menyelidiki siapa yang menanam software tersebut.

Jika Terbukti Intai Pengguna, Telkom & Biznet Terancam 15 Tahun Penjara
Ternyata kasus soal Telkom dan Biznet yang diduga kuat oleh Citizen Lab dari Universitas Toronto, Kanada, dengan cara menggunakan software mata-mata di servernya untuk mengawasi trafik dan konten penggunanya di Indonesia ini, turut menyita perhatian Kementerian Kominfo.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto menilai informasi yang telah beredar luas ini sebaiknya diverifikasi terlebih dahulu untuk membuktikan kebenarannya.
“Namun jika verifikasi tersebut benar, apa yang dilakukan oleh Telkom dan Biznet itu salah, karena melanggar Pasal 40 UU Telekomunikasi,” paparnya di Jakarta, Senin (18/3/013).
Pasal 40 UU No.36 Tahun 1999 menyatakan:
“Bahwa setiap orang dilarang melakukan penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui jaringan telekomunikasi dalam bentuk apapun. Bagi yang melanggar ketentuan tersebut diancam pidana penjara maksimal 15 tahun penjara.”
“Jika benar terbukti, tentu pemerintah akan mengambil tindakan tegas, karena selain melanggar UU Telekomunikasi, juga melanggar privasi seseorang tanpa alasan jelas,” ujar Gatot lebih lanjut.
Meski demikian, Kementerian Kominfo tetap mengusung asas praduga tak bersalah hingga ada pembuktian yang sahih atas kabar yang beredar ini. “Kami yakin Telkom dan Biznet tidak berani melanggar UU tersebut,” tegas Gatot coba meyakinkan.
Kabar tak sedap yang menerpa dua penyedia jasa internet besar di Indonesia itu bermula dari laporan terbaru yang dirilis oleh Citizen Lab, University Toronto dalam materi berjudul “You Only Click Twice: FinFisher’s Global Proliferation” seperti dikutip dalam situs Citizenlab.org.
Dalam laporannya ditemukan server komando dan kontrol untuk backdoors FinSpy di server kedua PJI. FinSpy merupakan bagian dari solusi pemantauan jarak jauh Gamma International FinFisher yang diduga sejauh ini telah digunakan oleh 25 negara.
Perlu diketahui, FinFisher adalah perangkat lunak yang bisa diremote untuk mengawasi aktivitas pengguna dikembangkan oleh Gamma International GmbH. Produk FinFisher dijual secara eksklusif untuk menegakkan aturan terutama terkait dengan penyadapan.
Data dari Citizenlab.org (20 Maret 2013) finfisher-citizen-lab-data-001
Walaupun dilindungi oleh hukum, tetapi dalam praktiknya, software banyak digunakan untuk memata-matai para aktivis yang beroposisi dengan pemerintah.
Baik Telkom maupun Biznet saat dikonfirmasi oleh wartawan detikINET melalui Direktur Network Telkom, Rizkan Chandra dan President Director Biznet Network, Adi Kusma telah menyampaikan bantahannya.
Menurut Rizkan, tidak ada kebijakan dari Telkom untuk memata-matai penggunanya seperti itu. Sementara Adi Kusma mengaku akan menelusuri kasus ini lebih dalam lagi. “Nanti kita cek IP siapa itu,” tandasnya.
Sekadar gambaran, FinFisher merupakan software mata-mata yang mampu meremote aktivitas pengguna internet yang ISP-nya telah disusupi.
Aplikasi FinFisher ini menangkap semua informasi dari komputer yang terinfeksi, tak hanya jejaring sosial, tapi juga seperti password, panggilan Skype bahkan mengirimkan informasi ke server perintah & kontrol FinFisher.
Big-BrotherHal ini mirip proyek Big Brother ala elite-elite Illuminati di negara-negara maju yang sering menyalahgunakan kewenangan akses untuk menangkap pihak yang membongkar bukti, rencana dan tujuan-tujuan busuk mereka dan yang juga bertentangan dengan informasi dari mereka.
Lalu bagaimana dengan para penyedia jasa provider ISP dan para jasa operator selular di Indonesia? Jika mereka membantah tak memata-matai, lalu tabel dan bukti yang dikeluarkan oleh Citizen Lab itu apa? Sebuah lelucon April Mob?
Dengan alasan ini-itu, lalu apakah mereka juga ikut menjadi budak para elite dunia? Apakah mereka kaki tangan Big Brother? Yang jelas apapun yang anda lakukan bahkan saat membacca artikel ini melalui PC, laptop, komputer tablet dan gadget hingga ponsel di genggaman tangan anda yang biasa anda bawa kemanapun anda pergi.
Seperti dikutip dari Bloomberg 2012, Smartphone Android adalah perangkat termudah untuk dijangkiti spyware bawaan atau varian lain dari FinSpy atau FinFisher. Memang ada kemungkinan perangkat seperti iPhone atau BlackBerry juga mampu terjangkiti, namun kemungkinannya lebih kecil dibandingkan dengan Android.
Robert Maxwell, seorang teknisi IT dari tim Office of Information Technology Security, menjelaskan, “Android sangat mudah untuk dijebol oleh spyware dan malware bawaan FinFisher, karena sistem yang diberlakukan Google untuk Android adalah bebas. Jadi siapa saja dapat mengunduh dan menginstal software dari manapun sumbernya.”
big brother selular
Sebuah riset kecil yang dilakukan oleh tim CrackBerry pada bulan Agustus 2012 lalu juga sependapat dengan apa yang dikatakan Maxwell. Namun, dalam penelitian tersebut, BlackBerry mempunyai sisi sekuritas yang lebih aman dibandingkan dengan perangkat lain sejenisnya.
“Walaupun ada kemungkinan bisa, namun berdasarkan sifat dari spyware yang akan bergerak secara underground dan beroperasi tanpa sepengetahuan pemilik perangkat, hal tersebut nampaknya sulit untuk dapat dengan mudah menginjeksi BlackBerry.
Sistem sekuritas di BlackBerry telah dirancang untuk mengintegrasikan persetujuan sang pemilik dengan perangkat sebelum mengeksekusi sebuah penginstalan apapun itu, jelas pihak CrackBerry. Namun apapun jenis perangkat yang anda pakai untuk mengakses internet, mereka para “kaki tangan elite dunia” tetap dapat berkata kepadamu, “I knew who you are, and where you are, because I’m watching you, always.”
“FinFisher spyware found running on computers all over the world”. (Citizenlab)
(sources: Alvin Nouval/NVL/Dwi Andi Susanto/DAS/Merdeka.com/Achmad Rouzni Noor/detikinet/detik/techinasia.com/nytimes/citizenlab/finfisher goes mobile)

FinFisher-map-small

Pangdam nilai perdamaian Aceh kian menggembirakan

Pangdam nilai perdamaian Aceh kian menggembirakan
Pangdam Iskandar Muda Mayjen Pandu Wibowo mengemukakan proses perdamaian Aceh yang hampir satu dekade menunjukkan perkembangan yang kian menggembirakan dengan ditandai meningkatnya pembangunan di berbagai bidang, baik fisik, nonfisik maupun infrastruktur.

"Proses perdamaian Aceh yang kini memasuki sembilan tahun telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi Aceh terus mengalami peningkatan," katanya dalam Sosialisasi Kebijakan Politik Pemerintah Aceh di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Sabtu.

Sosialisasi tersebut atas kerja sama Program Studi Magister Manajemen Unsyiah dengan Badan Kesbangpol Linmas Aceh yang diikuti 150 peserta.

Selanjutnya, Pangdam Pandu merinci pertumbuhan ekonomi Aceh pascatsunami dan MoU Helsinki yakni pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2005 dan 2006 merosot dari 1,76 menjadi 1,22 persen.

Namun, pertumbuhan mengalami kemajuan pada tahun 2007 menjadi 7,23 persen dan pertumbuhan ekonomi Aceh terus meningkat sejak 2010 hingga 2013 dengan kenaikan di atas 5 persen.

"Target pertumbuhan ekonomi Aceh diharapkan pada 2017 mencapai 7,5 persen," sebutnya.

Berdasarkan data BPS Aceh, angka pengangguran meningkat pada 2013 dari 9,1 menjadi 10,3 persen. Diharapkannya angka itu bisa menurun sejak 2014 sampai 2017 di bawah angka 7,1 persen.

Ia menyatakan permasalahan kesejahteraan dan perdamaian dengan kebutuhan rasa aman atau keamanan bagaikan dua sisi mata uang karena tidak dapat diutamakan yang satu dan melupakan lainnya.

"Kodam Iskandar Muda berperan mengamankan, memelihara dan membangun perdamaian Aceh yang merupakan keputusan politik negara dan TNI, sebagaimana saat mengamankan proses Pemilu Legislatif, 9 April 2014," katanya.

Namun diakuinya, gangguan keamanan masih menghantui sewaktu-waktu di daerah-daerah tertentu di Aceh.

Sementara itu, Ketua Program Magister Manajemen Unsyiah, Mukhlis Yunus, menyatakan masih banyak persoalan melanda Aceh terkait kependudukan, di antaranya keamanan dalam negeri, politik dan demokrasi, penegakan hukum, pertanian dan industri, penyelamatan lingkungan, dan kerukunan kehidupan antarumat beragama.

Dia mengharapkan pemerintah mengoptimalisasikan program Keluarga Berencana, meningkatkan pelayanan kesehatan, melakukan program transmigrasi, memberikan pelatihan bagi penduduk usia kerja, menciptakan lapangan kerja baru, mengatur pengiriman TKI dan pemerataan pembangunan.
(H011/E011)  

Chappy Hakim, “Pilot” Para Patriot

Marsekal (Purn) Chappy Hakim (ist)

Proses Penyelidikan terkait tewasnya tiga teknisi jet tempur Sukhoi di Makssar akhirnya dihentikan. Penyidik Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menyimpulkan bahwa saksi sekaligus korban sudah tewas sehingga tidak ada yang dapat diminta keterangan.
Isu sabotase sempat menyeruak, bahkan menjadi headline media massa di Rusia. Ketiga teknisi dari perusahaan penerbangan KnAAPO itu diduga tewas setelah mereguk minuman keras yang dibubuhi racun.
Tak hanya memunculkan tanda Tanya, insiden di komlek Lanud Sultan Hasanuddin Makassar itu pun disesalkan sejumlah pihak. Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Chappy Hakim menilai, Lanud Sultan Hasanuddin dari aspek sekuriti tidak memenuhi syarat untuk merakit pesawat tempur.
Menurut Chappy, Lanud Hasanuddin tidak layak sebagai air force base, tetapi lebih sebagai air base. “Lanud Hasanuddin tidak steril. Apalagi mess militer yang ada, berdekatan dengan jalan raya yang banyak terdapat warung minuman keras. Hanya Lanud Iswahyudi dan Atang Sanjaya yang layak sebagai air foce base. Untuk itu dahulu perakitan pesawat militer dilakukan di Lanud Iswahyudi,” tegas Chappy.
Kendati mengkritis kelaikan lokasi perakitan Sukhoi di Lanud Hasanuddin, penerbang yang memiliki jam terbang lebih dari delapan ribu jam ini mengapresiasi upaya penambahan Sukhoi hingga satu skadron lengkap dengan persenjataannya. Pada Agustus 2007, Indonesia resmi membeli enam pesawat Sukhoi, yakni tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM, senilai sekitar US$ 300juta.
Sejak memegang gtampuk tinggi TNI AU, Cahppy Hakim memang telah menetapkan rencan jangka panjang agar TNI AU memiliki satu atau bahkan dua skadron pesawat tempur Sukhoi. Ketika itu, kebutuhan pesawat tempur baru dirasakan mendesak, sakaligus untuk menggantikan Skadron 11 Lanud Hasanuddin, Makassar, markas A-4 Sky Hawk.
Berbagai allternatifpun diterapkan untuk memenuhi kebutuhan alutsista udara dengan anggaran terbatas, tanpa embel-embel persyaratan tertentu dari Negara produsen yang justru selalu mendikte Indonesia. Saat itu, alutsista pertahanan udara Indonesia sedang diembergo AS.
Dengan pertimbangan ketersediaan anggaran, scenario imbal  dagang pun menjadi pilihan. Indonesia membeli empat pesawat Sukhoi SU 30-MK dan dua helicopter MI-35 dengan sekema imbal dagang. Yakni dengan beberapa komoditas, diantaranya karet dan minyak sawit mentah (CPO). Dalam kerjasama imbal dagang itu, Depperindag, yang ketika itu dipimpin Rini M Soewandi, bertindak sebagai “perantara”.
Ironisnya, skema imbal beli pesawat tempur itu meletupkan pro dan kontra. Kalangan DPR bahkan membentuk panitia Kerja (Panja) di Komisi 1 DPR RI untuk menyelidiki prosedur pembelian Sukhoi itu.
Pada saat itulah, Chappy Hakim sebagai KSAU harus meladeni perdebatan panjang seputar imbal dagang Sukhoi. Panja Sukhoi meminta agar mekanisme pembelian Pesawat Sukhoi dan Helikopter Mi-35 yang sudah berlangsung tidak terulang kembali. Pembelian itu tidak sejalan dengan ketentuan dalam UU 29 Tahun 2002 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan UU No 3/2002 tentang Pertahanan Negara.
Bagi Chappy, pembelian Sukhoi merupakan keputusan lanjutan yang sebelumnya sempat tertunda. Pada 1997, dengan pertimbangan krisis moneter,Indonesia sempat menunda pembelian Sukhoi.
Dalam pandangan mantan Gubernur AAU ini, membangun angkatan perang yang kuat tidak mungkin mengandalkan APBN. Tidak ada satupun didunia ini, suatu Negara mempunyai angkatan perang yang kuat, yang dibangun dari APBN. APBN hanya terkait program tahunan. Sementara pembangunan angkatan perang terkait hitech, sehingga ahrus dibuat master plan dengan jangka waktu kurang lebih 30 tahun.
Marsekal yang piawai bermain saksofon ini memandang bahwa pilihan membeli Sukhoi adalah ketegasan dan keputusan pimpinan Negara. Ketika itu Indonesia di embargo AS sehingga pesawat-pesawat TNI AU tidak bisa terbang. Peasawat produk AS merupakan pesawat standar NATO, sehingga anggota NATO juga akan ikut mengembargo.
Terkait embargo AS, mantan ketua Timnas Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi (EKKT) ini sempat menggunakan “diplomasi saksofon” untuk melobi petinggi AS, agar embargo suku cadang pesawat tempur TNI AU oleh AS diakhiri.
Embargo alutsista menjadi pelajaran yang berharga. Penyandang APTL (Airlines Transport Pilot Licence) yang sempat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Dirgantara Indonesia ini dalam berbagai kesempatan selalu menegaskan, bahwa dalam membangun angkatan perang harus meminimaze ketergantungan kepada Negara lain. Untuk itu industry strategis nasional harus dibangun.
Di masa pension Marsekal Chappy Hakim tetap konsisten untuk menggelorakan semangat nasionalisme da patriotism. Chappy menjadi penulis produktif sekaligus pengamat yang kritis.
Di kalangan bloger, Chappy dikenal sebagai bloger dengan tulisan-tulisan yang membumi. Buku bertajuk “Cat Rambut Orang Yahudi”, tidak lain adalah kumpulan hasil coretan Chappy di blog.
Tak salah jika Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan bernomor 3840 kepada Chappy Hakim sebagai Jendral pertama yang tulisan di blog diterbitkan menjadi buku. Sejumlah Buku yang di tulis Chappy Hakim telah diterbitkan. Diantaranya, “Untuk Indonesiaku”,”Saksofon, Kapal Induk dan Human Error”, “Air Diplomacy”,”Dari Segara Angkasa”,”Chappy Hakim in Music and Song”,”Awas Ketabrak Pesawat Terbang”.
Setidaknya, tiga rekor MURI diberikan kepada Chappy Hakim. Satu diantarany, penghrgaan bagin TNI AU yang telah memperoduksi buku lebih dari seratus judul dalam satu tahun.
Bagi Chappy, tulisan-tulisannya tidak hanya ditunjukan untuk menyampaikan ide dan pemikiran tetapi juga sebagai wahana diskusi yang berharga bagi perkembangan bangsa.
Chappy memberikan catatan, Negara yang kuat harus dipimpin pemimpin yang “extraordinary” dan berani. Chappy Hakim sendiri dikenal berani dan kritis terhadap setiap persoalan. Dalam “insiden Bawean”, Juli 2002, Chappy sebagai KASAU memerintahkan pesawat tempur F 16 TNI AU untuk mengintersep lima pesawat F/A 18 Honet milik AS yang Bermanuver di atas Pulau Bawean yang merupakan jalur penerbangan komersial.
Sejumlah pihak minilai langkah ini cukup berani mengingatkan pesawat tempur AS tersebut mengiringi kapal induk tenaga nuklir UUS Carl Vinson yang mengangkut seratus pesawat tempur. USS Carl Vinson berlayar dibarat laur Pulau Bawean dikawal dua fregat dan sebuah kapal perusak.
Tak hanya itu, dalam sejumlah kesempatan, KSAU Chappy Hakim menerbangkan sendiri pesawat Hercules. Misalnya saat kunjungan kerja KSAU ke Pangkalan TNI AU Hasanuddin, Lanud Adisutjipto dan Lanud Iswahyudi, Chappy menjadi pilot pesawat Hercules A-1341.
Profil
Nama                    : Marsekal (Purn) Chappy Hakim
Tempat/Tgl Lahir   : Yogyakarta, 17 Desember 1947
Agama                  : Islam
Pendidikan         :
-    Akademi TNI AU (AAU) (1971)
-    Sekolah Penerbang (1973)
-    Sekolah Instruktur Penerbang (1982)
-    Instruktur Hercules C-130 H/HS (1985)
-    Sesko TNI AU (1987)
-    Sesko ABRI (1997)
-    Lemhanas(1998)
-    Sarjana Universitas Terbuka (UT)
Karir            :
-    Skadron 2 Halim Perdanakusuma (1973)
-    Komandan Skadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma (1989)
-    Komandan Wing Taruna AAU (1992)
-    Komandan Lanud Sulaiman Bandung (1995)
-    Direktur Oprasi dan Latihan (Diropslat) TNI AU (1996)
-    Gubernur AAU (1997)
-    Assisten Personel (Aspers) KSAU (1999)
-    Danjen Akademi TNI (2000)
-    KSAU (2000-2005)
-    Ketua Timnas Evaluasi Keamanan dan Keselamatan Transportasi (EKKT) (2007)
Organisasi/Perusahaan    :
-    Senior Counselor Kiroyan Partner
-    Senior Advisor Ephindo
-    Honorary Member of Asosiasi Pilot Garuda
-    Chief Operations Officer PC Aero Incorp
-    Chairman, Advisory Group Civil Transformation Team
-    Chairman, Profesional Aviation Board of Certification
Penghargaan         :
-    Bintang Swa Bhuana Paksa Nararya
-    Satyalencana Kestiaan VIII, XVI, XXIV
-    Satyalencana GOM VIII Kalbar, GOM IX Raksaka Dharma (Papua)
-    Satyalencana Dwiwidya Sista
-    Satyalencana Seroja

Danjen Kopassus Anugerahi Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei

Danjen Kopassus Anugerahi Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei Danjen Kopassus Anugerahi Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah

Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, S.E menganugerahkan Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei Darussalam Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah dalam suatu upacara militer bertempat di Mako Kopassus Cijantung, Sabtu (3/5/2014).

Dalam sambutannya, Danjen Kopassus manyampaikan bahwa kerjasama antara Brunei Darussalam dengan Indonesia telah tumbuh dengan kuat dan kokoh dari waktu ke waktu, sebagai sesama anggota Asean dan tetangga dekat yang serumpun.
“Hubungan baik ini bukan terjalin dalam masa-masa yang indah tetapi telah teruji dalam masa-masa sulit sekali pun”, kata Mayjen TNI Agus Sutomo.

Lebih lanjut, Mayjen TNI Agus mengatakan, melihat perkembangan kawasan regional saat ini, kita dapat melihat adanya kesamaan bentuk ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman tersebut datang dalam bentuk terorisme, perompakan, penyelundupan, illegal fishing dan lain-lain. Hal ini perlu penanganan serius dalam rangka terciptanya stabilitas keamanan di kedua Negara.

Hubungan dan kerjasama di bidang militer telah diwujudkan dalam latihan bersama antara Kopassus dengan Resimen Pasukan Khas Brunei Darussalam dengan sandi “Kilat Sakti”.
Latihan bersama tersebut telah memberi kesempatan kepada anggota Angkatan Darat kedua Negara di berbagai tingkat kepangkatan untuk saling berinteraksi, membangun saling pengertian dan ikatan persahabatan diantara mereka.

Penganugrahan Brevet Komando Kehormatan ini merupakan perlambang bahwa Putera Mahkota Brunei Darussalam telah menjadi bagian warga Korp Baret Merah yang tidak ada bedanya dengan anggota Kopassus lainnya.
Danjen Kopassus mengucapkan selamat atas penganugrahan ini, dengan harapan mulai saat ini telah terjadi jalinan emosional antara Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah dengan anggota Kopassus.

Sementara itu, Putera Mahkota Brunei Darussalam dalam sambutannya mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya atas penganugerahan menjadi bagian warga Kopassus yang diberikan oleh Danjen Kopassus.
“Kopassus dan Resimen Pasukan Khas Angkatan Bersenjata Diraja Brunei telah menjalin persahabatan yang sangat erat dan akan terus memupuk hubungan kerjasama pada tahun-tahun yang akan datang”, ujarnya.

R-77: Lawan Tanding Terberat Rudal AIM-120 AMRAAM – “Pembunuh” dari Balik Cakrawala

Dalam polling yang dilakukan pada Oktober 2013, terungkap informasi bahwa lawan tanding terberat jet Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker TNI AU ialah F-15SG Strike Eagle RSAF (Republic of Singapore Air Force). Ada dua hal yang menjadi dasar kuat bahwa F-15SG menjadi lawan tanding terberat Sukhoi TNI AU. Pertama, memang diatas kertas Sukhoi Su-27/Su-30 dirancang untuk menandingi air superiority F-15. Lalu alasan kedua, kerapnya gesekan dalam hal isu politik dan pertahanan, khususnya pada urusan batas wilayah laut dan pengendalian ruang udara di Kepulauan Riau (Kepri), ikut menyulut sentimen, termasuk dari para pembaca cintabelanegara.blogspot.com.
Tapi mari kita kesampingkan dahulu alasan kedua, untuk alasan pertama yang disebutkan diatas. Pada hakekatnya bukan semata-mata soal komparasi fitur dan kemampuan kedua pesawat yang relatif setanding. Lain dari itu juga terkait dengan urusan sista yang melekat pada F-15SG Singapura. Sebagai sekutu nomer satu AS di Asia Tenggara, Singapura menjelma bak militer Israel. Negeri dengan penduduk hanya 5 juta jiwa dengan luas wilayah sebesar DKI Jakarta ini secara fakta menjelma sebagai kekuatan militer dengan alustsista termodern di Asia Tenggara.
Fokus lagi ke F-15SG, jet ini dipercaya banyak pengamat militer sebagai jagoan duel udara nomer satu di seantero Asia Tenggara, karena memang tak ada negara di Asia Tenggara, bahkan di Asia Selatan yang punya F-15SG. Sebab AS pun hanya menjual jet ini kepada sekutu dekatnya yang bisa dipercaya. Daya deteren F-15SG pun semakin gahar dengan adopsi rudal terdepan dikelasnya, seperti AIM-9X/M Sidewinder sebagai rudal udara ke udara jarak dekat, AIM-7 Sparrow sebagai rudal udara ke udara jarak menengah, dan yang paling sakti yaitu AIM-120 AMRAAM.
Penerbang Sukhoi TNI AU dengan R-77.
Penerbang Sukhoi TNI AU dengan R-77.
Menunjang manuver yang tinggi, R-77 dilengkapi 4 fin pada bagian ekor.
Menunjang manuver yang tinggi, R-77 dilengkapi 4 fin pada bagian ekor.
AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air to Air Missile) adalah rudal andalan utama AS dan NATO dalam serangkaian operasi militer. Jelas tak sembarang negara bisa dikabulkan senat AS untuk bisa membeli AMRAAM. Di sekitaran Indonesia, populasi AMRAAM sudah bisa ditebak, yakni ada di AU Singapura dan AU Australia (RAAF/Royal Australian Air Force). AMRAAM digadang sebagai pengganti AIM-7 Sparrow pada tahun ahun 1990. Di kalangan para penerbang, rudal yang mampu melesat hingga 4 Mach dengan jangkauan 70 – 125 km ini akrab disebut sebagai Slammer. AMRAAM sendiri dibuat dalam beberapa varian, mulai dari A hingga C yang mulai digunakan sejak 1996. Kini AMRAAM juga menjadi rudal pamungkas bagi jet stealth Lockhed Martin F-22 Raptor.
Battle proven menjadi nilai jual tersendiri bagi rudal buatan Raytheon ini, kiprah AMRAM mulai terdengar sejak F-14 Tomcat berhasil merontokan MiG-23 Libya pada Januari 1993. Sebelumnya di Desember 1992, MiG-25 Irak juga dihancurkan oleh AMRAAM yang dilepaskan F-16. Di setiap kehadiran AS, terutama yang berkaitan dengan kampanye kekuatan udara, hampir tak lepas dari hadirnya AMRAAM.
Nampak AIM-120 AMRAMM dengan latar F-22 Raptor.
Nampak AIM-120 AMRAMM dengan latar F-22 Raptor.
F-15SG Singapura, nampak dalam demo statis dengan racikan beragam rudal dan bom pintar. Diantaranya adalah AIM-120 AMRAAM.
F-15SG Singapura, nampak dalam demo statis dengan racikan beragam rudal dan bom pintar. Diantaranya adalah AIM-120 AMRAAM.

R-77 – Sang Penantang AMRAAM
Debut AIM-120 AMRAAM populer sejak era Perang Dingin berlangsung. Melihat rivalnya punya rudal udara yang super canggih, menjadikan kubu Uni Soviet (Rusia) tidak tinggal diam, harus dilakukan upaya untuk menandingi AMRAAM. Dan lewat kerja keras, dalam waktu singkat Uni Soviet akhinya berhasil menciptakan rudal yang punya spesifikasi sepadan dengan AMRAAM, yaitu R-77 (AA-12 Adder – dalam kode NATO).
Dirunut dari sejarahnya, prototipe R-77 mulai dikembangkan sejak 1982 oleh Vympel Design Bureau. Dalam hal segmentasi, R-77 adalah rudal udara ke udara (AAM/air to air missile) jarak menengah dan jauh. Karena merupakan proyek rahasia, Soviet baru memperlihatkan sosok rudal ini pada Moskow AeroShow di tahun 1992. Karena punya desain dan spesifikasi mirip AMRAAM, para jurnalis Eropa memberi nickname R-77 sebagai AMRAAMski. Untuk produksi guna kebutuhan AU Rusia baru dimulai pada 1994.
Perangkat radar penjejak pada R-77.
Perangkat radar penjejak pada R-77.
Nampak Sukhoi Su-30MK TNI AU dengan dua rudal terpasang. Rudal pada ujung sayap adalah R-73 dan rudal dibawah air intake adalah R-77.
Nampak Sukhoi Su-30MK TNI AU dengan dua rudal terpasang. Rudal pada ujung sayap adalah R-73 dan rudal dibawah air intake adalah R-77.

Baik R-77 dan AMRAAM sama-sama mengusung sistem pemandu active radar homing. Dimana pada moncong rudal terdapat perangkat radar pemancar dan sensor elektronik lainnya yang berfungsi untuk menemukan dan melacak target secara mandiri. Atau dengan kata lain, berlaku pola fire and forget. Dalam hal jangkauan, AMRAAM dan R-77 masuk kategori beyond visual range air to air missile dengan radius tembak diatas 70 km. Keberadaan target jelas diluar jangkauan pandangan mata pilot. Disinilah pentingnya kehandalan radar penjejak sasaran pada pesawat.
Seperti apa kehebatan R-77? Kecepatan luncur R-77 adalah 4,5 Mach. Untuk jarak jangkau ada dua macam, untuk tipe R-77 (90 km) dan R-77M1 (175 km). Dengan hulu ledak HE (high explosive) fragmenting seberat 22 kg, target dapat dihancurkan dengan mekanisme laser proximity fuze, ini artinya proses peledakan dapat dilakukan tanpa bodi rudal harus mengenai sasaran secara langsung. Anda penasaran dengan cara kerja R-77? Mari simak video dibawah ini.




Rudal AAM Andalan Rusia
Meski belum ada rekor “kill,” tapi hingga kini R-77 masih jadi andalan bagi jet-jet tempur buatan Rusia, dalam hal ini termasuk Sukhoi Su-27SK dan Su-30Mk yang juga menjadi arsenal Skadron Udara 11 TNI AU. Dalam skenario, Sukhoi Su-27SK yang dilengkapi radar tipe Fazotron N011 Zhuck-27 (kode NATO: Beetle). Radar pada hidung Sukhoi ini punya kemampuan track while scan alias identifikasi selagi mendeteksi. Kemampuan ini juga diikuti dengan kehebatan lain, seperti look down/ shoot down. Artinya radar bisa mengenali beragam target yang bertebaran di udara maupun permukaan.
Sukhoi Su-27SK TNI AU dengan rudal R-77 dibawah air intake. Foto: ARC.web.id (Sioux)
Sukhoi Su-27SK TNI AU dengan rudal R-77 dibawah air intake. Foto: ARC.web.id (Sioux)
Su-30MK TNI AU dengan rudal R-77 dibawah air intake. Foto: ARC.web.id (Sioux)
Su-30MK TNI AU dengan rudal R-77 dibawah air intake. Foto: ARC.web.id (Sioux)
Su-30MK sesaat setelah mendarat, nampak hanya ada satu peluncur yang dilengkapi rudal, peluncur disisi lainnya terlihat kosong. Mungkinkah telah dilakukan uji penembakan?
Su-30MK sesaat setelah mendarat, nampak hanya ada satu peluncur yang dilengkapi rudal, peluncur disisi lainnya terlihat kosong. Mungkinkah telah dilakukan uji penembakan?
Untuk jarak jangkau radar ini, Beetle dapat mengenali sasaran sebesar tiga meter pada jarak lebih dari 100 kilometer. Pada jarak tersebut radar sudah bisa menganalisa sekaligus 10 sasaran yang dianggap mengancam. Nah, dengan kehandalan radar inilah, pliot Sukhoi dapat mengambil keputusan untuk menghajar sasaran yang ada di balik cakrawala dengan R-77.
R-77 sendiri telah diperlihatkan oleh TNI AU kepada publik, dari laporan SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute), lembaga independen internasional yang didedikasikan untuk penelitian konflik, persenjataan, pengawasan senjata dan pelucutan senjata yang bermarkas di Swedia. Disebutkan bila Indonesia membeli 50 unit R-77 untuk melengkapi sista di 16 unit Sukhoi.
R-77 dan R-73 menjadi duet senjata yang mematikan pada Sukhoi. Nampak Sukhou Su-30MKI AU India.
R-77 dan R-73 menjadi duet senjata yang mematikan pada Sukhoi. Nampak Sukhoi Su-30MKI AU India.
Display R-77 dan R-73 milik TUDM (Malaysia)
Display R-77 yang diapit dua rudal R-73 milik TUDM (Malaysia)
Patut disyukuri, bahwa kini TNI AU dapat mengimbangi AMRAAM Singapura dan Australia dengan R-77-nya, tapi harus diingat, bahwa Rusia juga menjual rudal ini pada pengguna Sukhoi Su-27/Su-30 lainnya di Asia Tenggara, yaitu Malaysia dan Vietnam. Bahkan, kedua negara tersebut sudah lebih dulu dalam memperoleh R-77. Lepas dari itu semua, Sukhoi Indonesia kini ibarat Sky Demon, siap memberi efek maut di udara dengan kombinasi rudal R-77 dan R-73. (Bayu Pamungkas)
Spesifikasi R-77
Manufaktur : Vympel (Tactical Missile Corp)
Panjang : 3,6 meter
Diameter : 20 centimeter
Wingspan : 35 centimeter
Bobot : 175 kg (R-77) 226 (R-77M1)
Berat hulu ledak : 22 kg
Mekanisme penghancuran : laser proximity fuze
Mesin : Solid fuel rocket motor (R-77)/ Air breathing ramjet (R-77M1)
Kecepatan : 4,5 Mach
Ketinggian luncur : 5 – 25.000 meter
Pemandu : Active radar homing
Jangkauan : R-77 (90 km), R-77M1 (175 km)


Spesifikasi AIM-120 AMRAAM
Manufaktur : Raytheon
Panjang : 3,65 meter
Diameter : 17,8 centimeter
Wingspan : 44,5 centimeter
Bobot : 161,5 kg
Berat hulu ledak : 20,5 kg
Mekanisme penghancuran : proximity and contact
Mesin : Solid fuel rocket motor (R-77)/ Air breathing ramjet (R-77M1)
Kecepatan : 4 Mach
Ketinggian luncur : -
Pemandu : Active radar homing
Jangkauan : 75 – 110 km

Indomil. 

Perjuangan “Indonesian Airways” di Burma

Indonesian Airways didirikan pada tahun 1949 oleh perwira-perwira AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) yang waktu itu berada di India, dibantu oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di India serta perwakilan RI di Rangoon, Burma. Sejarah penerbangan Indonesian Airways di Burma merupakan sejarah perjuangan perwira-perwira AURI yang bermodalkan sebuah pesawat DC- 3 Dakota sumbangan rakyat Aceh yaitu RI-001 Seulawah.
Dakota RI-001 Seulawah (Foto cyberamd)

Berkat kerja keras dan usaha gigih saat itu, armada IndonesianAirways berkembang menjadi tiga buah pesawat dengan dibelinya dua pesawat DC-3 yaitu RI-007 dan RI-009. Pengiriman pesawat RI-001 Seulawah ke India adalah dalam rangka penyiapan pesawat terbang untuk mengevakuasi pejabat pemerintah RI (presiden dan wakil presiden) ke India, kalau diperlukan. Pesawat tersebut diawaki oleh J.H.Maupin, J. Tate, Opsir Udara III Soetardjo Sigit, Wollinsky dan Letnan Muda Udara Soemarno serta Caesselberry sebagai ahli teknik.
Monumen Dakota RI-001 Seulawah

Opsir Udara III Sutardjo Sigit waktu itu menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Bukittinggi, Gadut, merangkap Komandan Pangkalan Udara Payakumbuh dan Waterbase Danau Singkarak, secara mendadak diperintah Kasau untuk ikut dalam pesawat Dakota RI-001 bertindak sebagai co-pilot. Pesawat berangkat dari Maguwo menuju India lewat Jambi, Payakumbuh, Lhoknga, Rangoon baru ke India.
Tanggal 1 Desember 1948 dengan rute Maguwo ke Jambi dilanjutkan ke Gadut, dikarenakan landasan di Gadut rusak maka pesawat dialihkan dan mendarat di Payakumbuh. Penerbangan dilanjutkan tanggal 4 Desember dengan tujuan Lhoknga (Aceh), kemudian tanggal 6 Desember dari Lhoknga menuju ke Rangoon, Burma dan diakhiri tanggal 7 Desember dengan rute Rangoon ke Calcuta (India). Sesampai di Calcuta pesawat mengalami overhaul mesin serta pengecatan kamuflase serta pema-sangan long range tanks (tangki jarak jauh) yang memakan waktu kurang lebih tiga minggu.
Setelah semua pekerjaan overhaul terhadap RI-001 Seulawah diselesaikan, pesawat siap untuk memulai tugas penerbangan dan tanggal 26 Januari 1949 pesawat diterbangkanke Rangoon, Burma. Sesampai di Rangoon dan atas bantuan dari Marjunani, Kepala Perwakilan RI di Burma, pesawat siap untuk dioperasikan dan tanggal 1 Februari 1949 sudah melayani penerbangan carter atau sewa dari pemerintah Burma. Pada dasarnya operasi penerbangan Indonesian Airways di Burma dikelompokkan dalam dua jenis yaitu :

1. Government charter flight. Pada umumnya berupa penerbangan-penerbangan untuk keperluan angkatan bersenjata dan pemerintah Burma. Untuk kebutuhan militer tersebut RI-001 dicarter untuk mengangkut kebutuhan logistik, pengedropan barang/logistic dari udara maupun untuk mengevakuasi korban yang terluka dalam pertempuran. Kadang-kadang dicarter untuk penerbangan VIP seperti saat menerbangkan salah seorang menteri dari Negara bagian Shan untuk meninjau daerahnya. Pesawat tidak dapat mendarat karena mendapat tembakan dari tentara pemberontak sehingga memutuskan untuk kembali ke Rangoon.

2. Charter flight commercial. Berhubung waktu itu pemerintah Burma hanya menguasai kota-kota di pantai Selatan, beberapa kota di daerah tengah serta beberapa kota di bagian Utara dekat perbatasan dengan India dan China, maka satu-satunya alat transportasi yang dapat diandalkan adalah pesawat terbang, karena jalan darat maupun jalan sungai dikuasai pihak pemberontak. Tidak mengherankan, semua kebutuhan hidup dari penduduk kota-kota pantai maupun penduduk kota di daerah tengah dan pedalaman hampir seratus persen tergantung dari transportasi udara sehingga pesawat RI-001 selalu mengangkut dua jenis barang.
Dari kotakota di daerah pantai ke pe-dalaman berupa barang-barang kebutuhan hidup seperti kain dan pakaian, alat-alat rumah tangga serta obat-obatan. Sedangkan dari daerah pedalaman ke kota-kota di pantai, pesawat membawa barang berupa produk pertanian dan peternakan. Yang paling merepotkan adalah ketika harus mengangkut cabai kering karena debu dari karung-karung cabai kering menyebabkan kru pesawat batuk dan bersin serta mata berair karena pedih.

Pesawat RI-007 dan RI-009
Dengan keberhasilan dalam pelaksanaan berbagai operasi penerbangan di Burma tersebut, Indonesian Airways semakin maju ditambah dengan meningkatnya permintaan carter pesawat, maka diputuskan untuk membeli tambahan pesawat jenis DC-3 yang disewa dari Hongkong yang kemudian diberi registrasi RI-007. Dengan adanya dua pesawat maka awak pesawat bertambah jam kerjanya, yang sebelumnya terbang setiap dua hari sekali menjadi tiap hari melakukan penerbangan.
Untuk mengatasi kelelahan awak pesawat maka dilakukan penambahan jumlah awak, yaitu dua orang captain pilot yaitu Wiss dan Chet Brown, dua orang first officers (Bob Budiarto dan Syamsudin Noor, keduanya diambil dari rombongan kadet yang dikirim ke India) dan dua orang radio operator (Soemadyo dan Soesatyo, keduanya dikirim AURI dari Indonesia). Dengan dua pesawat tersebut ternyata Indonesian Airways masih kewalahan menerima penerbangan carter, maka untuk mengatasinya di lakukan penambahan satu pesawat lagi yang diberi registrasi RI-009.
Untuk pengoperasiannya dilakukan penambahan awak lagi. Mereka adalah dua orang captain pilot (Kuhlmeier dan Bussart), dua orang officers (Dick Suharsono Hadinoto dan Lippy Soesatijo, diambil siswa India) dan dua radio operator (Haryanto dan Soewastomo, keduanya dari AURI). Berhubung anggota AURI yang bergabung dalam Indonesian Airways sudah mencapai 12 orang maka diputuskan untuk menyewa rumah sendiri sebagai asrama.
Pendidikan Penerbang di Burma
Dengan kedatangan tambahan 4 orang captain pilot lagi (Pottschmidt, Hicks, Cutburt dan Seiler), maka Indonesian Airways dapat melaksanakan rencana pendidikan enam orang first officers menjadi captain pilots dengan tipe rating C-47, DC-3, serta memperoleh pilots licence dari Civil Aviation, Burma. Untuk keperluan pendidikan tersebut dilaksanakan:
  • Latihan terbang berupa conversion flight training pada multi engined aircraft untuk mendapat type rating ataspesawat C-47 dan DC-3.
  • Ground school yang meliputi pengetahuan tentang meteorologi, navigasi, rules of the air. Teknik pesawat terbang yang diselenggarakan oleh instruktur yang ditunjuk dari Director of Civil Aviation, Burma.
Setelah perjuangan yang cukup berat 6 orang yang ikut pendidikan dinyatakan lulus dan memperoleh pilots licence, Burma dengan rating C-47 dan DC-3.
Sumbangannya untuk Perjuangan Kemerdekaan RI:
  1. Dua kali menyelundupkan senjata, amunisi serta alat-alat telekomunikasi ke Aceh.
  2. Membiayai latihan pendidikan terbang bagi 20 orang kadet AURI di India.
  3. Membiayai perwakilan-perwakilan RI di luar negeri : di Timur Tengah, India, Thailand dan Singapura.
  4. Membiayai anggota AURI yang dikirim untuk mengikuti pendidikan di Feati Institute of Technology, Manila, Philipina.
Setelah perjuangan yang cukup berat 6 orang yang ikut pendidikan dinyatakan lulus dan memperoleh pilots licence, Burma dengan rating C-47 dan DC-3. Pada bulan Juni 1950, Indonesian Airways di Burma dilikuidasi dan diperintahkan kembali pada induknya yaitu AURI. Sebagai konsekuensinya pesawat RI-001 diserahkan kepada AURI, Pesawat RI-007 disumbangkan ke pemerintah Burma, dan Pesawat RI- 009 yang disewa dikembalikan pada pemiliknya di Hongkong. Sebagian dari captain pilot asing diajak ke Indonesia untuk membantu menyiapkan Dinas Angkutan Udara Militer (DAUM) yang beroperasi di Lanud Andir, Bandung.*