Rabu, 08 Januari 2014

Proyek KFX/IFX Lanjut Lagi


Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro menjamin proyek jet tempur KFX/IFX yang bekerja sama dengan Korea Selatan resmi dilanjutkan. Kabar gembira ini disampaikan di sela-sela Rapat Pimpinan Pertahanan Negara hari ini (7/1/2014) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Pemerintah Korsel mengkonfirmasi hal ini pada tanggal 3 Januari 2014 lalu setelah sebelumnya menghentikan untuk sementara proyek jet tempur ini. "Kemarin kita hanya menunggu kepastian Korsel karena adanya perubahan pemerintah. Setelah parlemen baru me-review, ternyata mereka oke jadi kita lanjut tanpa ada perubahan apapun," ujarnya.

Menhan menargetkan purwarupa KFX/IFX akan selesai di masa Rencana Strategis (Renstra) kedua mendatang atau sekitar tahun 2016-2020. Hal ini diaminkan oleh Wakil Menhan Sjafri Sjamsoedin, menurutnya saat ini kedua negara masih menjalani studi kelayakan untuk jet tempur ini.

"Targetnya tahun 2015 kita bisa masuk Engineering Manufacturing Development. Design Center di PT DI mulai saat ini juga resmi bekerja kembali," jelasnya.
 

Rapim Kemhan, dari KFX hingga Apache dan Panther

"Program pesawat tempur KFX/IFX kita lanjutkan". Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, sesaat setelah membuka Konferensi Pers Rapat Pimpinan Kementrian Pertahanan tahun 2014, di Aula Bhineka Tunggal Ika, Kementrian Pertahanan, Selasa (08/01) siang. Menhan juga menjelaskan kelanjutan program kerja sama pembuatan pesawat tempur ini dipastikan lanjut setelah parlemen serta pemerintah Korea Selatan memastikan kelanjutannya. Lebih lanjut menurut Menhan, penundaan yang terjadi disebabkan adanya pergantian kekuasaan di negeri Ginseng itu.

Lalu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin juga menambahkan lebih detail. Untuk kelanjutan program ini, Korea Selatan menyediakan dana senilai US$ 20 Juta, sementara Indonesia wajib menyediakan dana US$ 5 Juta. Dana ini dianggarkan pada tahun 2015, untuk membiaya riset lanjutan yang kini memasuki tahap Enginering Manufacturing Design (EMD). Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan pun tersenyum saat ARC menyambangi dalam acara tersebut. Namun, sayangnya ia sendiri belum mau berbicara secara detail mengenai perkembangan KFX/IFX.
Di dalam arena konferensi pers itu, redaksi ARC juga mendekati Kabaranahan Kemhan, Laksda Rachmad Lubis. Darinya muncul lah penjelasan mengenai pengadaan alutsista yang tengah berjalan. Salah satunya, ia menjelaskan bahwa pembelian Heli Apache sudah final dan tanda tangan kontrak. Namun lantaran menggunakan skema FMS, Kabaranahan tidak mengetahui persis detailnya. "Tapi kami usahakan agar oktober 2014, barangnya sudah tiba", demikian tegas Laksda Rachmad Lubis.

Selain itu, Perwira tinggi matra laut ini juga mengabarkan, proses pengadaan heli Anti Kapal Selam sedang dalam tahap finalisasi. Heli yang dipilih pun dipastikan baru dan dari jenis Panther buatan Eurocopter. Pasalnya menurutnya, ini berkaitan dengan sumber pendanaan. "Soalnya dulu kita menganggarkan untuk pembelian 11 heli bekas, namun keduluan oleh negara lain", jelas Kabaranahan.  Nah, semoga saja semua proses berjalan lancar tanpa gangguan suhu politik yang akhir-akhir ini makin tinggi.

ARC. 

Selasa, 07 Januari 2014

PT DI Hadirkan Tiga Heli Hasil Kerja Sama Strategis dengan Eurocopter



Kendati baru melayani pasar dalam negeri, PT Dirgantara Indonesia langsung menghadirkan tiga jenis heli hasil kesepakatan strategis dengan Eurocopter, yang di antaranya sudah diserahkan ke pemesannya.
Ketiga jenis heli tersebut adalah AS365 N3+Dauphin yang digunakan Basarnas, kemudin heli serupa untuk versi militer yakni AS565 Panther, dan EC725 Cougar yang lebih dikenal dengan Super Puma. Kehadiran tiga jenis heli itu tak terlepas dari pesanan yang dilayangkan Kemenhan dan Basarnas.
Berdasarkan data PT DI, TNI AU akan membeli empat unit Cougar, TNI AL dengan 11 unit Panther, dan empat Dauphin oleh Basarnas dengan dua unit di antaranya sudah diserahterimakan belum lama ini.
Menurut Jubir PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, pihaknya tak merakit secara penuh heli-heli tersebut. Langkah tersebut tidak terlepas dari kesibukan internal PT DI dalam mempersiapkan pasar yang akan dibidik.  "Heli-heli itu datang dalam bentuk major component kemudian di-asembli di PT DI termasuk avionic, radio, dan radar. Semuanya masih knockdown," katanya.
Dijelaskan Sonny,  PT DI saat ini tengah fokus membangun asembli line untuk CN-295, Cougar, dan N-219, dan tambahan hanggar aircraft service yang baru. PT DI, imbuh, tidak bisa sekaligus menggarap semuanya dikarenakan keterbatasan resource.
"Kendati demikian, kesanggupan kami menghadirkan heli-heli tersebut adalah sekaligus melihat reaksi pasar untuk Dauphin dan Panther, kendati baru sebatas Kemenhan dan TNI," tandasnya.
Lebih dari itu, PT DI ingin memantapkan perannya sebagai kontraktor komponen fuselage (badan) dan tail boom (bagian ekor) heli tersebut ke Eurocopter. Komponen-komponen itu digunakan untuk menjawab kebutuhan heli tersebut di seluruh dunia.

Kowal Terlibat Misi Perdamaian PBB

Foto : Dispenal

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Dr. Marsetio bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada upacara militer Peringatan HUT ke-51 Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal), di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/1).

Menurut KSAL, dalam perjalanan dan pengabdiannya sebagai prajurit hingga mencapai usia 51 tahun, Kowal telah membuktikan kiprahnya dengan baik dalam melaksanakan tugas di staf maupun di medan operasi. Hal tersebut diaplikasikan antara lain dengan keikutsertaan Kowal dalam misi perdamaian dunia yang tergabung dalam Pasukan UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) dan MONUC (Mission the I’organisation des Nations Unies en Congo).

Pada bidang olahraga, Kowal ikut berpartisipasi dalam event kejuaraan Terjun Payung Olimpiade Militer Dunia ke-5 di Rio de Janeiro Brasil, kejuaraan Taekwondo Olimpiade Militer (CISM) di Vietnam, Sea Games Futsal di Myanmar, dan meraih medali emas pada Kejuaraan Dayung di Bali, Pekan Baru dan Tanjung Pinang. Prajurit Kowal juga meraih prestasi sebagai juara tiga Kempo Randori Putri di PON ke-17 Kalimantan Timur serta meraih juara dua kejuaraan Bola Volly di Kejurnas Bali.

“Hal tersebut merupakan salah satu bentuk konstribusi positif Kowal dalam pengabdiannya kepada TNI Angkatan Laut, bangsa dan Negara,” kata KSAL Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Kowal sendiri genap berusia 51 tahun pada 5 Januari 2014. Peringatan HUT Kowal tahun ini mengangkat tema “Dengan Semangat Kebersamaan Kita Tingkatkan Kualitas Pembinaan Personel Kowal, Guna Meningkatkan Profesionalisme Prajurit Berkelas Dunia”.

Selain melaksanakan upacara pada puncak peringatan HUT ke-51 Kowal, telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, 19 Desember 2013 yang melibatkan 300 personel Kowal se-wilayah Jakarta. Kegiatan lainnya adalah olahraga bersama dipimpin oleh KSAL di Gedung Serba Guna Mabesal pada 31 Desember 2013 dengan melibatkan 700 personel Kowal.

Perwira Penerangan HUT ke-51 Kowal, Kapten (KH/W) Hestuning dalam siaran persnya, mengatakan upacara militer pada puncak peringatan HUT Kowal bertujuan untuk mengenang kembali sejarah kelahiran Kowal pada tanggal 5 Januari 1963 sekaligus sebagai momentum yang tepat untuk menggelorakan tekad dan semangat serta cita-cita luhur wanita Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan penganugerahan tanda jasa kepada personel Kowal yang telah memberikan dedikasi luar biasa kepada bangsa dan Negara. Mereka yang tanda jasa yaitu Mayor Laut (KH/W) Riana Dewi Mariana, S.Pd menerima Satya Lencana Santi Dharma karena dedikasinya telah bergabung dengan UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), dan penerima Satya Lencana Wira Nusa, Sertu PDK/W Maria De Fatima karena dedikasinya yang telah bertugas di wilayah pulau terluar.

Pada upacara ini, Letkol Laut (S/W) Erna Fauziah, S.E, yang sehari-harinya berdinas di Dinas Keuangan Angkatan Laut (Diskual) bertindak sebagai Komandan Upacara pada Peringatan HUT ke-51 Kowal tahun 2014.

Upacara tersebut melibatkan 600 prajurit Kowal, yang dibagi dalam dua batalyon pasukan, terdiri dari dua kompi Perwira Menengah, satu kompi Perwira Pertama, satu kompi Bintara Tinggi, dan empat kompi Bintara.

Seusai upacara dilanjutkan dengan acara syukuran dan ramah tamah yang dimeriahkan dengan lagu-lagu daerah, Standing Up Comedy Mudy Taylor, dan tarian nusantara.

Dalam kesempatan tersebut, KSAL memberikan penghargaan kepada perwakilan atlet TNI AL yang berprestasi dan juga tali asih kepada beberapa mantan Kowal.

Hadir pada acara tersebut, antara lain Ketua Umum Jalasenastri Ny. Penny Marsetio selaku Ibu Catraratnanggadi Jalakanyasena, para Pangkotama Wilayah Barat, Pejabat Teras Mabesal, dan Pengurus Pusat Jalasenastri.

Kontingen Garuda XX-J kembali dari Kongo

 
Masa tugas Kontingen Garuda XX-J/MONUSCO dalam misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Stabilisasi di Republik Demokratik Kongo berakhir pada Desember 2013. (ANTARA/R. Rekotomo)

Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-J/MONUSCO kembali ke Tanah Air  setelah selesai menjalankan tugas bersama misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Stabilisasi di Republik Demokratik Kongo.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko pada Senin menyambut kedatangan 175 anggota TNI yang dalam satu tahun terakhir bergabung dengan Mission de l'Organisation des Nations Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo (MONUSCO) tersebut di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

"Selalu saya sampaikan prajurit TNI yang bertugas di luar negeri selalu berikan kebanggaan bagi Indonesia. Setiap saat saya dapat apresiasi dari komandan sektor yang ada di sana dan dari sekjen PBB ini sungguh membahagiakan," kata Moeldoko.

"Bagi Indonesia misi tersebut memiliki dimensi politis dan strategis untuk kepentingan bangsa dan negara," katanya.

Ia mengatakan, Indonesia akan meningkatkan peran dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia berdasarkan prinsip-prinsip yang telah disepakati seluruh anggota PBB.

Moeldoko menjelaskan pula bahwa sebagai salah satu negara yang menyetujui inisiatif perdamaian global (Global Peace Operations Initiative/GPOI), Indonesia punya visi untuk mengembangkan peran dalam upaya penciptaan perdamaian.

Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) atau Indonesia Peace And Security Center (IPSC) di  Sentul, Bogor, Jawa Barat, ia melanjutkan, merupakan bagian strategis dalam upaya peningkatan kapasitas TNI dalam upaya untuk menjaga dan memelihara perdamaian.

"Gunakan catatan keberhasilan dan hasil evaluasi misi Satgas Zeni Konga XX-J MONUSCO sebagai referansi penguatan PMPP TNI dan satuan terkait lainnya, khususnya pada civic mission," katanya.

Menurut dia, saat ini PBB menghadapi tantangan untuk menutup gap antara permintaan dan penawaran untuk memenuhi kebutuhan personel dan materiil pada berbagai misi pemeliharaan perdamaian.

Kini, lanjut dia, PBB mengembangkan misi multidimensional yang melibatkan militer dan sipil untuk menjaga dan memelihara perdamaian di pascakonflik.

Satuan Tugas Kontingen Garuda XX-J yang terdiri atas 151 anggota TNI Angkatan Darat, 19 TNI Angkatan Laut dan lima TNI Angkatan Udara juga bergabung dengan misi yang bersifat multidimesi di Kongo.

Pasukan yang dikomandani oleh Letkol Czi Irfan Siddiq itu antara lain membangun jembatan penghubung desa, memperbaiki bangunan penjara dan membangun jalan antara Dungu-Ngilima sepanjang 40 kilometer selama di Kongo.

Pesawat SU-35 Semakin Mendekat


TNI Inginkan Pesawat Sukhoi SU-35
TNI Inginkan Pesawat Sukhoi SU-35

Panglima TNI Jenderal Moeldoko ingin menambah pesawat tempur untuk Angkatan Udara dana salah satu pesawat tempur yang diincar adalah Sukhoi SU-35. “Tapi ini baru tahap diskusi, kalau maunya Panglima sih iya,” Ujar Jenderal Moeldoko, sambil tersenyum kepada wartawan di Lapangan Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta, 6 Januari 2014.
Moeldoko mengaku sudah berdiskusi langsung dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Menteri Purnomo pun setuju upaya menambah kekuatan tempur Angkatan Udara Indonesia.
Pesawat tempur Sukhoi SU-35 adalah pesawat kelas berat penghubung generasi keempat dan kelima. Saat ini Indonesia baru mempunyai satu skuadron atau 16 unit pesawat campuran Sukhoi SU-27 dan dan SU-30 yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan.
Selain Sukhoi SU-35, Moeldoko juga membidik pesawat tempur buatan Amerika Serikat. Namun, mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu belum mau menyebut rinci pesawat tempur apa saja yang masuk incarannya. “Apakah F-16 atau produk terbaru lainnya, Insya Allah kami bisa (membeli pesawat tempur lagi).”
Tahun ini, TNI Angkatan Udara bakal menerima belasan pesawat baru dan bekas berbagai jenis. “Ada pesawat tempur jet, pesawat tempur baling-baling, dan pesawat angkut,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat dihubungi Tempo, Sabtu, 4 Januari 2014.
Dari jajaran pesawat tempur jet adalah F-16 blok 24 hibah dari Amerika Serikat. Menurut Hadi, sebelum bulan Oktober 2014 Angkatan Udara bakal menerima delapan dari 24 unit pesawat hibah yang diperbaiki lagi sistem avioniknya. Sesuai rencana pesawat F-16 bakal “tinggal” di Skuadron 16, Pekanbaru, Riau.
Angkatan Udara juga bakal menerima secara bertahap pesawat tempur bermesin jet T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan. Dari satu skuadron atau 16 unit pesawat yang dipesan baru delapan unit yang diterima Indonesia. Pesawat inilah yang bakal digunakan untuk melatih pilot-pilot tempur TNI AU menggantikan pesawat Hawk 100/200.
 A Sukhoi Su-35 fighter aircraft takes part in a flying display, during the 50th Paris Air Show, at the Le Bourget airport
Kapal Selam Kilo
Panglima TNI Jenderal Moeldoko juga berencana mengirim tim ke Rusia pada akhir bulan ini. Tim ini ditugaskan menemani perwakilan Kementerian Pertahanan untuk membicarakan kemungkinan pembelian kapal selam Kilo Class buatan Negeri Beruang Merah tersebut. “Kami akan lihat dan dalami dua pilihan,” ujar Jenderal Moeldoko.
Dua pilihan tersebut adalah kemungkinan membeli kapal selam Kilo Class produksi baru atau membeli bekas dengan skema hibah. Meski begitu, Moeldoko tetap berharap pemerintah bisa membeli kapal selam Kilo Class produksi baru. “Mudah-mudahan saja, kalau kondisi anggaran pemerintah bagus,” kata dia.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio sebelumnya pernah menyebut ketertarikannya memboyong kapal selam jenis Killo Class dan Amur Class buatan Rusia. Namun, dia belum bisa menentukan kapal selam mana yang bakal diboyong ke Tanah Air.
Laksamana Marsetio telah menyambangi Rusia tahun lalu. Dia tertarik dengan kemampuan kapal selam Kilo Class. Kapal yang diproduksi 1990-2000 itu tergolong canggih karena mampu menembakkan rudal dari dalam laut ke permukaan. Rudal yang diluncurkan pun punya jangkauan jauh, yakni 300 kilometer. “Indonesia belum punya kapal selam seperti ini,” kata Marsetio (Tempo.co/ INDRA WIJAYA)

Senin, 06 Januari 2014

Aparat tak berdaya hadapi sipil bersenjata di Papua



Aksi penembakan yang dilakukan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Papua terus terjadi tanpa bisa dihentikan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun aparat keamanan.

Sepanjang 2013 ada 19 orang tewas, sembilan di antaranya TNI dan satu polisi. Bahkan di awal 2014, tepatnya 4 Januari sore, KSB kembali menyerang pos polisi di Kulirik, Puncak Jaya, Papua.

"Dua Brimob yang ada di pos itu melarikan diri saat diserang, sehingga delapan pucuk senjata api milik Brimob dirampas KSB," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, lewat rilisnya kepada Sindonews, Senin (6/1/2014).

IPW mencatat, dari 2009 hingga awal 2014, terus terjadi aksi kekerasan bersenjata di Papua. Tahun 2009 hingga 2010 ada 41 orang tewas, baik sipil maupun aparat keamanan. Tahun 2011 hingga 2012, korban sipil 26 orang dan aparat 14 orang.

"Jika dilihat datanya memang ada penurunan. Tapi yang memilukan adalah, negara tidak dapat membasmi kelompok sipil bersenjata di Papua yang menyebabkan korban tewas terus berjatuhan," ungkapnya.

Menurut Neta, terus berulangnya peristiwa penembakan di Papua ini mengindikasikan, adanya pembiaran terhadap aksi kekerasan di wilayah itu. Fakta ini tak sejalan dengan kebijakan
membangun Papua yang damai.

"Kecewa dengan sistem keamanan yang dibangun di Papua. Pemerintahan SBY tidak hanya gagal menjamin rasa aman warga Papua, tapi juga tidak pernah memberikan kepastian hukum, seperti menangkap pelaku penembakan misterius dalam empat tahun terakhir," ucap Neta.

Lebih lanjut dia mengatakan, bahkan aksi penembakan yang menewaskan delapan anggota TNI di Pos TNI di Puncak Jaya pada 21 Februari 2013 tak kunjung terungkap dan tertangkap pelakunya hingga saat ini.

"Semua seakan terbiarkan. Padahal, peristiwa demi peristiwa penembakan itu sangat merendahkan martabat bangsa, seakan kehadiran aparat keamanan di Papua semakin tak berdaya," pungkasnya.