Rabu, 30 Oktober 2013
Kendaraan Tempur Kopaska
Kendaraan tempur bawah air ini dipersiapkan Komando Pasukan Katak sebagai salah satu sarana infiltrasi melalui bawah permukaan laut, dengan sasaran khusus dermaga laut atau pun kapal-kapal perang musuh.
SEAL CARRIER mampu menyelam hingga kedalaman 40 meter dengan kecepatan 4 knot. Jika berada di permukaan air, kecepatan SEAL CARRIER menjadi 30 knot dan 5 knot untuk operasi setengah menyelam (awash).
Kendaraan tempur khusus ini dilengkapi dengan NAVIGATIONAL seperti: Fluxgate compass, Speed logg, GPS, Dead reckoning system, Electronical chart, Echosounder, Gyro roll/ pitch, Magnetic compass serta Depth gauge.
SEAL CARRIER merupakan transportasi taktis bagi para penyelam tempur. Kapasitas kendaraan ini normalnya mengangkut enam penyelam tempur beserta perlengkapannya, serta dapat beroperasi dalam tiga mode yang berbeda, di permukaan, setengah tenggelam, dan di bawah permukaan air. Dengan panjang 10,2 m x Lebar 2,1 meter dan berat 3800 kg, SEAL CARRIER memiliki kemampuan menyelam selama 2 jam.
Selain SEAL CARRIER, kendaraan ini juga memiliki varian SEAL AUV untuk mengangkut Autonomous Underwater Vehicle (AUV) atau Remotely Operated Vehicle (ROV) yang berupa bahan peledak atau ranjau. Ada juga varian SEAL RWSV -Remote Weapon Station Vehicle, untuk bantuan tembakan yang dilengkapi dengan turet otomatis.
Spesifikasi Propulsion:
Diesel engine: 350 HP
Water jet: 275 kW (Rolls Royce)
Fuel capacity: 300 litres
Thrusters: 2 x 5 kW
Battery: 25 kWh
Maximum surface speed: 30+ knots
Speed at full payload:
on surface: 30 knots
semi-submerged: 5 knots
submerged: 4 knots
Range:
on surface: 150 nm
on surface (w. extra fuel): 225 NM
submerged: 10 NM
Design depth: 50 meters
Max recommended sea state: 4
JKGR.
Batalyon Infanteri Mekanis TNI AD
Perkembangan teknologi di dunia militer menuntut perubahan taktik dan
strategi demi memenangkan suatu pertempuran. Pada awal abad ke 21,
satuan Light Infanteri atau Infanteri berjalan, masih menjadi kekuatan
utama angkatan darat di semua Negara. Akan tetapi dengan tuntutan
mobilitas yang tinggi serta efektifitas penggunaan manpower maka banyak
negara mulai menggunakan system Mounted Infantry atau Infanteri Mekanis,
termasuk Indonesia.
Saat ini TNI AD memiliki 3 batalyon infanteri Mekanis yang berada di
bawah Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti, Kodam Jaya. Ketiga Batalyon
Infanteri Mekanis itu adalah: Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya
Yudha, Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela serta Batalyon
Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning.
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha diresmikan pada tanggal 16
Februari 2010 dan bermarkas di Jl. Raya Bogor Km 26 Gandaria Jakarta
Timur. Perbedaan yang paling menonjol dari Batalyon Infanteri Mekanis
adalah penggunaan Kendaraan Tempur berupa Panser yang jumlahnya sebanyak
82 kendaraan tempur Panser, untuk Yonif Mek 201/JY.
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha mempunyai tugas
melaksanakan pertempuran jarak dekat di darat dengan menggunakan
kendaraan tempur angkut lapis baja guna mencari, mendekati,
menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan
mempertahankan medan, baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang
lebih besar dengan Brigade Infanteri ataupun Komando Utama (Kotama).
kemampuan bela diri para prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya
Yudh rata-rata telah tingkat Dan satu Karate. Satuan ini berada di
bawah jajaran Satuan Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibu Kota/Jaya Sakti
Kodam Jaya.
Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela
Pada tahun 2010, KSAD Jenderal George Toisutta mencanangkan
pembangunanan 3 Batalyon Mekanis di 3 Kodam yang dimulai dari Kodam
Jaya. Tujuan pembentukan Btalyon Infanteri Mekanis untuk mensetarakan
kekuatan dan kemampuan tempur serta mobilitas satuan TNI Angkatan Darat
dengan satuan-satuan angkatan darat negara maju yang telah
memiliki kemampuan mekanis.
Untuk tujuan itu, dibentuk lagi Batalyon Infanteri Mekanis
202/Tajimalela pada bulan Juni 2011 bermarkas di Rawalumbu Bekasi Jawa
Barat. batalyon ini telah menerima 45 unit ranpur ANOA 6×6 yang
menjadi kekuatan baru di jajaran TNI-AD dalam upaya meningkatkan
kekuatan pertahanan.
Batalyon Infanteri Mekanis dilatih untuk melakukan perang kota. Di
pertengahan September 2013, Yonif 202 Mekanis/Tajimalela melakukan
latihan perang kota dengan Tentara Batalyon 1 Brigade 5 Infantri Darwin
Australia, bertempat di bertempat di IPSC/PMPP TNI, Sentul, Bogor.
Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan, baik
perorangan maupun tingkat satuan dari para prajurit Batalyon Infanteri
Mekanis.Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kamuning.
Batalyon Infanteri Mekanis yang dibentuk di bawah Brigade Infanteri 1
Pengamanan Ibukota/Jaya Sakti adalah Yonif Mekanis 203/ Arya
Kamuning. Batalyon ini memiliki sejarah yang panjang dalam operasi
militer maupun berubahan teritorial.
Singkat cerita, pada tahun 1962 Yonif 325/Arya Kamuning yang semula
di bawah Brigade Infanteri 1 Siliwangi (Brigif 1/Slw) dijadikan pasukan
organik Brigif 12/Guntur. Selanjutnya 1 Januari 1964, Yonif 325/Arya
Kamuning dimasukkan ke dalam Kodam V/Jayakarta dan berubah nama
menjadi Yonif 203/ Arya kamuning. Pada tahun 2012, Batalyon ini berubah
nama dan mendapatkan status menjadi Yonif Mekanis 325/ AK.Pengembangan Batalyon Infanteri Mekanis
Untuk meningkatkan kemampuan mereka, ketiga Batalyon Infanteri Mekanis yang berada di bawah Kodam Jaya, sering terlibat dalam Pasukan PBB yang bertugas di Lebanon maupun Kongo. Batalyon Infanteri Mekanis, juga secara rutin melakukan latihan perang dengan Batalyon Mekanis negara sahabat, seperti dengan Singapura dalam Safkar Indopura 2013.
Sebelumnya 26 Agustus hingga 22 September 2012 sejumlah personel Batalyon Infanteri Mekanis melakukan latihan bersama tentara Australia di Puckapunyal, Victoria dan 1st Brigade di Darwin dalam Kartikaburra 2012. Kegiatan Kartikaburra Exchange Program merupakan kegiatan pertukaran perwira TNI AD ke Australia untuk melihat dan mencari informasi tentang pembinaan satuan mekanis Australian Army yang telah menggunakan model infanteri mekanis sebagai satuan utamanya.
Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti
Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti merupakan pasukan yang bertugas mengamankan Ibukota Negara Indonesia, Jakarta. Komposisi pasukan ini:
- Yonif 201/Jaya Yudha (basis Gandaria, Jakarta Timur)
- Yonif 202/Taji Malela (basis Bekasi)
- Yonif 203/Arya Kemuning (Tangerang)
- Yonkav 9/Cobra di Serpong, Tangerang
- Peleton Intai Keamanan (Tontaikam)
- Kompi Protokol
TNI Angkatan Darat berencana membentuk tiga Batalyon Infanteri Mekanis di tiga komando daerah militer (kodam) untuk menghadapi ancaman sesuai perkembangan lingkungan strategis global yang makin dinamis dan beragam. Pembentukan tiga batalyon infanteri mekanis merupakan bagian dari penataan organisasi Angkatan Darat menghadapi tuntutan dan kebutuhan organisasi, agar lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas. Selain di Kodam Jaya, Batalyon Infanteri Mekanis juga akan dibentuk di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih dan Kodam VI/ Tanjungpura.
JKGR.
Kabar Terakhir Rencana Pembuatan Tank Tempur Indonesia - Turki
Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam
pembuatan tank. Kesepakatan itu diikat dalam nota kesepahaman (MoU) yang
ditandatangani di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan
Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei lalu.
Salah satu poin yang tertuang di dalam MoU itu adalah pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, maka rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam kepada VIVAnews, 29 Oktober 2013, di Hotel Shangri-La dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.
Zekeriya berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Zekeriya.
Pembuatan tank ini rencananya akan melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, yakni PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang sudah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.
Tanam investasi
Zekeriya juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia. Perusahaan itu bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci. “Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Zekeriya. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.
Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.
Namun, ujar Zekeriya, lebih banyak perusahaan Turki yang lebih memilih untuk melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia. Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012. Zekeriya mengatakan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar.
Salah satu poin yang tertuang di dalam MoU itu adalah pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, maka rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam kepada VIVAnews, 29 Oktober 2013, di Hotel Shangri-La dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.
Zekeriya berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Zekeriya.
Pembuatan tank ini rencananya akan melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, yakni PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang sudah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.
Tanam investasi
Zekeriya juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia. Perusahaan itu bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci. “Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Zekeriya. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.
Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.
Namun, ujar Zekeriya, lebih banyak perusahaan Turki yang lebih memilih untuk melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia. Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012. Zekeriya mengatakan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar.
Prototype Tank Buatan Indonesia, Medium SBS Pindad
PT Pindad (Persero) siap meluncurkan tank asli buatan Indonesia yang
pertama ke publik. Tank ini sekarang masuk ke fase pematangan model
prototype atau purwarupa tank tipe medium di pusat pengembangan.
Dari gambar yang diteroleh detikFinance, tampilan body terlihat mirip panser Anoa 6X6. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pindad Tuning Rudiyanti menjelaskan medium tank karya Pindad ini memang masih perlu penyempurnaan.
"Nah, kalau tank itu kita mulai dari kelas medium. Sekarang untuk tank baru masuk di litbang. Secara fisik iya sudah jadi tapi kalau teknis baru setengahnya. Ini bisa dilihat di Pindad. Ini benar-benar karya Pindad," ucap Tuning kepada detikFinance Rabu (30/10/2013).
Dari gambar yang diteroleh detikFinance, tampilan body terlihat mirip panser Anoa 6X6. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pindad Tuning Rudiyanti menjelaskan medium tank karya Pindad ini memang masih perlu penyempurnaan.
"Nah, kalau tank itu kita mulai dari kelas medium. Sekarang untuk tank baru masuk di litbang. Secara fisik iya sudah jadi tapi kalau teknis baru setengahnya. Ini bisa dilihat di Pindad. Ini benar-benar karya Pindad," ucap Tuning kepada detikFinance Rabu (30/10/2013).
Tank ini merupakan loncatan dari pengembangan panser Anoa dan kendaraan taktis Komodo. Ketika prototype tank bernama SBS ini tuntas, produsen senjata dan kendaraan tempur pelat merah ini siap melanjutkan ke proses sertifikasi di Kementerian Pertahanan."Nanti kalau sudah jadi prototype diajukan sertifikasi baru diproduksi," jelasnya.
Tank produksi bangsa Indonesia ini, bisa disejajarkan dengan tank kelas medium seperti Marder. Selain mengembangkan tank sendiri, Pindad juga ikut membantu Kementerian Pertahanan Indonesia bersama Turki mengembangkan medium tank.
TNI Gencar Patroli Perbatasan Darat dan Laut
Guna menjaga utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, berbagai cara
dilakukan TNI. Di antaranya dengan melakukan patroli darat dan laut.
Berbagai kegiatan seperti patroli di pulau-pulau terdepan yang
berbatasan langsung dengan negara Australia dan Timor Leste digelar
penjaga perbatasan negara dari TNI Kodam XVI Patimura.
Patroli yang dipimpin langsung Panglima Kodam XVI, Mayor Jenderal Eko Wiratmoko ini menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Cuaca ekstrim, intaian badai hingga terpaan gelombang tinggi akan terus dilalui guna menjaga perbatasan negara.
Para prajurit TNI itu akan menyusuri 3.000 mil di perbatasan perairan indonesia dengan Timor Leste dan Australia.
Mayjen TNI Eko Wiratmoko terlihat menyambangi sejumlah Pos Satgas, serta Koramil pulau-pulau terluar di wilayah kerja Kodam XVI Patimura seperti pulau Lirang Pulau Romang, Pulau Leti, Pulau Wetar dan pulau disekitar Provinsi Maluku yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Mayjen TNI Eko Wiramoko juga menyempatkan memeriksa peralatan senjata yang dimiliki personel di perbatasan. Hal itu dilakukannya untuk memastikan kekuatan TNI di garis depan negara, jika diganggu negara asing.
Patroli yang dipimpin langsung Panglima Kodam XVI, Mayor Jenderal Eko Wiratmoko ini menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Cuaca ekstrim, intaian badai hingga terpaan gelombang tinggi akan terus dilalui guna menjaga perbatasan negara.
Para prajurit TNI itu akan menyusuri 3.000 mil di perbatasan perairan indonesia dengan Timor Leste dan Australia.
Mayjen TNI Eko Wiratmoko terlihat menyambangi sejumlah Pos Satgas, serta Koramil pulau-pulau terluar di wilayah kerja Kodam XVI Patimura seperti pulau Lirang Pulau Romang, Pulau Leti, Pulau Wetar dan pulau disekitar Provinsi Maluku yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Mayjen TNI Eko Wiramoko juga menyempatkan memeriksa peralatan senjata yang dimiliki personel di perbatasan. Hal itu dilakukannya untuk memastikan kekuatan TNI di garis depan negara, jika diganggu negara asing.
Puluhan Pesawat Tempur TNI AU Beraksi di Natuna
Rombongan peserta latihan berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma,
Jakarta Timur Rabu (30/10/2013) sekitar pukul 06.30 WIB dan tiba di
Lanud Ranai, Riau, pukul 08.05 WIB dengan menggunakan pesawat Boeing
737.
Dalam rombongan, tampak Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro yang saat tiba di Banda Ranai disambut Tarian persembahan.
Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 merupakan latihan akumulasi dari latihan tingkat personel, satuan dan antarsatuan. Latihan ini untuk menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi. Tujuannya, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel Komando Operasi TNI AU I (Koopsau I), Koopsau II, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas) dan dinas terkait.
Operasi udara yang akan dilaksanakan terdiri atas operasi pertahanan udara, pengintaian udara strategis, serangan udara strategis, operasi khusus, penerjunan pengendali tempur, pengintaian udara, operasi lawan udara opensif, serangan udara langsung (SUL).
Selain itu, operasi perebutan dan pengendali pangkalan udara (OP3U), bantuan tembakan udara (BTU), Air Landed, SAR Tempur, Pengungsian Medis Udara (MPU), Operasi Dukungan Udara serta Operasi Informasi yang meliputi Operasi Public Affair, Operasi Psikologi, Kontra Opini, Perang Elektronika dan Cyber Warfare.
Pesawat tempur yang dilibatkan antara lain 8 pesawat Hawk 109/209 di Lanud Supadio, 6 SU-27/30 Sukhoi dan empat F-16 di Batam, 4 Super Tucano dan 1 Flight Hawk MK-53 di Lanud Supadio.
Sedangkan satuan dukungan tempur meliputi 9 pesawat C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma, termasuk PMU dan Tanker Udara (KC), satu CN-235, satu CN-295, satu Cassa-212 dan 2 Boeing 737 serta 3 Helikopter SA-330 Puma dan 2 Helikopter EC-120 Colibri.
Dalam rombongan, tampak Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro yang saat tiba di Banda Ranai disambut Tarian persembahan.
Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 merupakan latihan akumulasi dari latihan tingkat personel, satuan dan antarsatuan. Latihan ini untuk menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi. Tujuannya, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel Komando Operasi TNI AU I (Koopsau I), Koopsau II, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas) dan dinas terkait.
Operasi udara yang akan dilaksanakan terdiri atas operasi pertahanan udara, pengintaian udara strategis, serangan udara strategis, operasi khusus, penerjunan pengendali tempur, pengintaian udara, operasi lawan udara opensif, serangan udara langsung (SUL).
Selain itu, operasi perebutan dan pengendali pangkalan udara (OP3U), bantuan tembakan udara (BTU), Air Landed, SAR Tempur, Pengungsian Medis Udara (MPU), Operasi Dukungan Udara serta Operasi Informasi yang meliputi Operasi Public Affair, Operasi Psikologi, Kontra Opini, Perang Elektronika dan Cyber Warfare.
Pesawat tempur yang dilibatkan antara lain 8 pesawat Hawk 109/209 di Lanud Supadio, 6 SU-27/30 Sukhoi dan empat F-16 di Batam, 4 Super Tucano dan 1 Flight Hawk MK-53 di Lanud Supadio.
Sedangkan satuan dukungan tempur meliputi 9 pesawat C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma, termasuk PMU dan Tanker Udara (KC), satu CN-235, satu CN-295, satu Cassa-212 dan 2 Boeing 737 serta 3 Helikopter SA-330 Puma dan 2 Helikopter EC-120 Colibri.
TNI AU tambah alutsista Helikopter Couger
TNI AU pada tahun ini akan menambah lagi alat utama sistem persenjataan
(alutsista) pesawat tempur. Baik untuk melengkapi yang sudah ada maupun
yang baru. Khusus untuk alutsista yang baru yaitu Helikopter Couger.
Selain Helikopter Couger, alutsista yang segera akan datang, yaitu
pesawat tempur T50 dan Supertucano.
“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).
Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta.
Untuk kepentingan tersebut, saat TNI AU sedang mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM), yang akan mengawaki alutsista tersebut. “Pengadaan alutsista ini merupakan program kelanjutan pembangunan TNI AU,” terangnya.
Terutama para penerbang yang mengawaki pesawat militer, baik tempur, angkut maupun helikopter. Pemenuhan penerbang pesawat militer sendiri akan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun untuk penerbang militer ditargetkan tiap tahun mampu menghasilkan 40 penerbang. “Untuk pemenuhan ini melalui Sekbang reguler maupun dari PSDP,” jelasnya.
“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).
Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta.
Untuk kepentingan tersebut, saat TNI AU sedang mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM), yang akan mengawaki alutsista tersebut. “Pengadaan alutsista ini merupakan program kelanjutan pembangunan TNI AU,” terangnya.
Terutama para penerbang yang mengawaki pesawat militer, baik tempur, angkut maupun helikopter. Pemenuhan penerbang pesawat militer sendiri akan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun untuk penerbang militer ditargetkan tiap tahun mampu menghasilkan 40 penerbang. “Untuk pemenuhan ini melalui Sekbang reguler maupun dari PSDP,” jelasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)