Sejarah perjalanan berdirinya TNI AU
cukup unik dan juga penuh perjuangan karena bermodal pesawat-pesawat
terbang peninggalan Jepang dan Belanda yang ditinggalkan begitu saja.
Kepala Staf TNI AU (KASAU) yang pertama, Marsekal Suryadi Suryadarma pun awalnya merupakan tentara Belanda (KNIL) yang kemudian bergabung dengan Angkatan Perang RI, setelah Indonesia merdeka.
Sebagai tentara Belanda yang pernah mengawaki pesawat tempur
jenis pembom Glenn Martin dalam PD II, Letnan Suryadarma pernah
menjabat sebagai Wakil Komandan kesatuan pembom Grup 7 AU Belanda.
Dalam
misi tempurnya, Suryadarma yang bertugas sebagai komandan operator bom
ternyata pernah menenggelamkan kapal Jepang (cruisser) di perairan
Kalimantan.
Kisah heroik itu berlangsung pada 13 Januari 1942,
ketika pesawat pembom Glenn Martin B-10 yang diawaki Suryadarma dan
dipiloti Kapten Lukkien serta seorang kopilot lainnya terbang dari
Pangkalan Udara Manggar Samarinda, Kalimantan.
Tujuan misi terbang tempur itu adalah untuk menyerang kapal-kapal perang Jepang yang sedang berlayar menuju Tarakan.
Pesawat
yang diawaki Suryadarma, Glenn Martin M-588, terbang bersama dua
pesawat lainnya dalam formasi segitiga dan saling melindungi dari
ancaman sergapan pesawat tempur Zero Jepang.
Dalam misi itu Suryadarma bertindak sebagai observer sekaligus komandan operator bom bagi dua pesawat Glenn Martin lainnya.
Penerbangan
ketiga pesawat pembom Belanda itu dengan mudah menemukan konvoi
kapal-kapal perang Jepang yang berjumlah sekitar 50 unit yang sedang
berlayar menuju Tarakan.
Kedatangan pesawat pembom Belanda langsung disambut tembakan
antiserangan udara dari kapal-kapal perang Jepang yang kemudian berlayar
zig-zag demi menghindari serangan bom.
Tapi
pada saat yang sama sejumlah pesawat tempur Zero Jepang juga mulai
berdatangan untuk merontokkan pesawat-pesawat pembom Belanda.
Tanpa
membuang waktu sebagai komandan operator bom, Suryadarma pun membidik
salah satu kapal perang Jepang jenis penjelajah berat (cruisser) dan
kemudian memberikan aba-aba kepada kedua Glenn Martin lainnya melalui
radio untuk segera menjatuhkan bom.
Sejumlah bom pun jatuh secara
bersamaan dari ketiga Glenn Martin dan bom-bom itu berhasil
menenggelamkan satu kapal penjelajah Jepang yang ukurannya seperti KRI
Irian yang pernah dimiliki TNI AL.
Tapi serangan udara terhadap konvoi kapal perang Jepang harus dibayar mahal.
Dua
pesawat Glenn Martin lainnya tertembak jatuh setelah disergap Zero, dan
pesawat Glenn Martin yang diawaki Suryadarma sendiri juga mengalami
rusak parah.
Namun
meski pilotnya dalam keadaan terluka parah, Glenn Martin M-588 bisa
mendarat kembali ke Pangkalan Udara Manggar dengan selamat.
Meski
pasukan Belanda berusaha melawan pasukan Jepang yang kemudian mendarat
di Indonesia (Hindia Belanda), militer Belanda akhirnya menyerah.
Suryadarma
sendiri kemudian bergabung dengan pasukan RI untuk bertempur melawan
Jepang dan juga melawan Belanda dalam Perang Kemerdekaan.
Dalam perjalanan karier militernya, Suryadarma ternyata juga berhasil menjadi orang dekatnya Presiden Soekarno.
Suryadarma, seperti termaktub dalam buku Bapak Angkatan Udara Suryadi Suryadarma, kemudian diangkat sebagi KSAU pertama AURI/TNI AU dan diberi kepercayaan penuh untuk mengembangkan AURI sehingga mendapat julukan Bapak Angkatan Udara.
Intisari.
Intisari.