Meski tengah dirundung duka dengan musibah overrun F-16 B Fighting Falcon TS-1603 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, namun TNI AU dalam waktu dekat dipastikan akan segera kedatangan armada Elang Penempur tambahan langsung dari Amerika Serikat. Tepatnya gelombang keempat dari proyek “Peace Bima Sena II” akan tiba di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. Sebanyak lima unit F-16 C/D Block52ID kini tengah dalam proses ferry flight dari Lanud Hill di Utah, Amerika Serikat, transit di Hawaii dan Guam, dan kemudian tiba di teritori Indonesia.
Meski belum jelas distribusi pesawat tempur F-16 C/D Block52ID, pendaratan di Lanud Iswahjudi dipilih lantaran sebagai pangkalan utama TNI AU yang mempunyai fasilitas pendukung untuk F-16 paling lengkap, pasalnya Lanud Iswahjudi menjadi home base dari Skadron Udara 3 yang berisikan F-16 A/B Block15. Iswahjud pun dianggap lebih dekat dicapai, mengingat armada F-16 C/D Block52ID tiba dari arah Indonesia Timur.
Dengan akan tibanya lima unit F-16 C/D Block52ID, maka jumlah F-16 C/D yang tiba di Indonesia sudah mencapai 19 unit. Sayangnya satu unit sudah mengalami total lost dalam dalam kecelakaan yang melibatkan F-16 C Block52ID di Lanud Halim Perdanakusuma pada bulan April 2015. Sehingga jumlah F-16 C/D yang serviceable nantinya ada 18 unit. Setelah kedatangan gelombang keempat, masih akan tiba lagi gelombang pengiriman kelima yang dijadwalkan pada bulan Desember 2017.
Lewat kontrak Foreign Military Sales (FMS) LOA ID-D SAL yang disepakati Pemeritah Indonesia dan Amerika Serikat. Indonesia akan mendapatkan 30 unit F-16, dengan rincian 24 unit berupa F-16 C/D Block52ID yang diterbangkan langsung dari AS, empat unit F-16 C/D dalam kondisi terurai untuk dukungan suku cadang, dan sisanya dua unit F-16 A/B Block 15, yang disebut terakhir kabarnya untuk melengkapi kekuatan Skadron Udara 3 yang telah ‘kehilangan’ dua unit F-16 sejak dioperasikan pada 1989/1990.
“Kemampuan pesawat yang di-upgrade dengan pesawat baru aviability-nya sama. Hanya kemampuan avioniknya yang berbeda seperti sistem radar dan sistem senjata,” jelas Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Andyawan MP, dikutip dari Janes.com (23/9/2016). Meski produknya berstatus hibah, namun pemerintah mengucurkan dana tak kurang dari US$700 juta untuk melakukan upgrade dan refurbish pada ke-24 pesawat tersebut. Mainframe F-16 C/D yang didatangkan ke Indonesia berasal dari Block25, namun lewat sejumlah program uprade kemampuannya kini setara F-16 C/D Block52.
Selama
penerbangan ferry, pesawat yang diterbangkan pilot AU AS ini sudah
menggunakan kode TS (Tempur Strategis), namun untuk bendera negara di
sayap tegak dan logo skadron di hidung selama penerbangan melintasi
Samudera Pasifik ditutup dengan stiker kuning. Sementara logo TNI AU di
juga ditutup stiker kuning dengan logo AU AS (US Air Force). (Bayu Pamungkas)