Mungkin banyak orang mengira bahwa kapal patroli tercepat ada di armada TNI AL, pasalnya di TNI AL ada Satuan Kapal Cepat (Satkat) yang menaungi jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) dan KCT (Kapal Cepat Torpedo). Ditambah lagi Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) punya X38 Combat Boat. Namun fakta sebenarnya kapal patroli tercepat justru ada di Satuan Bea Cukai Kementerian Keuangan.
Jika ditelaah, armada kapal dari Satkat dan Satuan Kapal Patroli (Satrol) TNI AL, punya kecepatan maksimum di kisaran 30 knot. Sementara X38 Combat Boat milik satuan elite Kopaska, kecepatan maksimumnya 40 knot. Dan kesemuanya ‘tumbang’ saat harus berhadapan dengan Lurssen VSV 15 buatan Lurssen Werft, Jerman. Nama Lurssen sendiri sudah tak asing, pasalnya galangan kapal inilah yang berlaku sebagai principal atas desain kapal patroli seri FPB-57. Sementara banyak publik yang belum tahu bahwa selain FPB-57, nyatanya Lurssen masih sangat eksis di dunia perkapalan Tanah Air.
Lurssen VSV 15 memang bukan kapal patroli biasa, desainnya mengacu pada model VSV (Very Slender Vessels) menjadi desain kapal ini begitu pipih dan terkesan runcing. Desain ini sekilas mengingatkan pada KCR Klewang Class yang dibangun PT Lundin Industry Invest (NorthSeaBoats). Dalam pakem pasukan elite Inggris SAS (Special Air Service), model kapal jenis ini juga disebut ultra high speed boat. Karena VSV pada hakekatnya disasar lebih untuk tugas sebagai interceptor, melakukan perburuan, penyergapan sampai infiltrasi. Bahkan Korea Utara di tahun lalu sempat terendus sedang melakukan uji coba VSV yang disinyalir punya kemampuan stealth.
Nah, tentang Lurssen VSV 15 secara spesifikasi punya kecepatan maksimum 50 knot (setara 92,6 km per jam), sementara kecepatan jelajahnya 30 knot (setara 55,5 km per jam). Sungguh kecepatan yang luar biasa untuk ukuran wahana yang melaju di permukaan laut. Selain harus ditunjang bodi super streamline, material pada kapal juga harus dirancang khusus untuk menahan impact yang begitu keras dari air dan angin, untuk itu Lurssen VSV 15 dilengkapi bahan kevlaar, yang juga membuat lambung kapal jadi anti peluru dan mampu ‘memecah’ gelombang tinggi.
Lurssen VSV 15 dirancang oleh biro desain Paragon Mann, secara keseluruhan kapal ini punya panjang 16 meter dan lebar 2,9 meter. Dirunut dari kehadirannya, Lurssen VSV 15 bukan lagi barang baru bagi Korps Bea Cukai, kapal dengan kapasitas lima penumpang ini datang di Indonesia dengan cara dirakit pada tahun 1999, kemudian mulai bergabung dengan Armada Barat Pangkalan Sarana Operasi Bea Cukai Tanjung Balai Karimun pada tahun 2000. Sampai saat ini Bea Cukai mengoperasikan sembilan unit Lurssen VSV 15.
Berdasarkan keterangan dari pihak Bea Cukai, kapal ini sangat efektif digunakan pada perairan Kepulauan Riau (Kepri). Beberapa kali aksi penyelundupan dapat digagalkan dengan mengerahkan Lurssen VSV 15. (Gilang Perdana)