Sabtu, 19 Maret 2016

Menanti Kemampuan Maksimal Tank Leopard


Komisi I DPR mengunjungi Markas Batalyon Kavaleri 8 Kostrad di Pasuruan, Jawa Timur, yang menjadi operator tank tempur utama Leopard 2A4 buatan Krauss-Maffei dan Rheinmetall, Jerman, beberapa waktu lalu. Ternyata tank kebanggaan yang dibeli era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini masih kurang kelengkapannya, sehingga belum dapat dioperasikan secara maksimal.
Tidak hanya kelengkapan tank yang belum dipenuhi TNI, sarana latihan pun masih terbatas. “Alat pengatur tembakan tank ini tidak ada, sehingga dilakukan manual, pengindera malam juga tidak ada, perkakas dongkrak tank seharusnya ukuran 20 ton, namun yang tersedia hanya 10 ton, sehingga tidak bisa untuk perbaikan kubah. Persenjataan ringan juga belum ada,” ujar anggota Komisi I DPR TB Hasanudin.
Tank yang memiliki meriam berukuran 120 milimeter ini, merupakan tank terbesar di jajaran tank TNI. Dengan meriam sebesar 120mm itu, lapangan tembak TNI AD yang ada, menjadi terlalu kecil. Selama ini, ukuran meriam tank TNI AD berkisar 75 milimeter dan 90 milimeter.
“Akhirnya, yang bisa digunakan adalah lapangan uji penembakan dan pengeboman Air Weapon Range (AWR) milik TNI AU di Lumajang,” ujar Hasanudin.
Kecanggihan Main Battle Tank Leopard 2A4 juga mencakup kemampuan menyelam dengan perlengkapan snorkel hingga peperangan Nuklir-Biologi-Kimia. Tank Leopard memiliki panjang 9,97 meter dan berat 63 ton. Untuk ke daerah operasi, tank ini diangkut dengan tank transporter, yang untuk Leopard menggunakan truk Astra buatan Iveco dengan panjang keseluruhan 20 meter lebih.
KSAD (kala itu) Jenderal Pramono Edhie Wibowo pada tahun 2012 memaparkan rencana gelar kekuatan MBT Leopard dalam tiga kali rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR. Pada rapat dengar pendapat pertama, MBT Leopard disebutkan akan ditempatkan di perbatasan Kalimantan dengan Sabah-Sarawak untuk efek gentar. Apalagi Malaysia memiliki MBT PT91 yang ditempatkan di sepanjang perbatasan dengan Indonesia di Kalimantan.
Pada rapat dengar pendapat kedua disebutkan, MBT Leopard ditempatkan di ibu kota provinsi Kalbar, Pontianak dan Samarinda, Kalimantan Timur. Namun entah kenapa, pada rapat dengar pendapat ketiga disebutkan, MBT Leopard 2A4 ditempatkan di Jawa Barat dan Jawa Timur, di bawah Divisi I dan II Kostrad.
Pramono Edhie mengklaim mendapat 100 tank Leopard seharga 287 juta dollar AS. Sebelumnya dengan anggaran yang sama hanya didapat 44 unit dari Belanda. Indonesia beralih ke Jerman, setelah Belanda membatalkan penjualan MBT Leopard mereka ke Indonesia.
Selanjutnya pada arsip Kompas 8 Maret 2012 diklaim Pramono Edhie, Jerman menawarkan transfer teknologi dalam pembelian MBT Leopard. Ada kemungkinan mekanisme produksi bersama, kata Pramono Edhie, ketika itu.
Bagaimana mengangkut tank Leopard ke luar Jawa?. Kementerian Pertahanan telah memesan landing ship tank khusus yang bisa mengangkut tank seberat Leopard. Salah satunya adalah KRI Teluk Bintuni yang dibuat di dalam negeri oleh PT Daya Radar Utama.
Menanggapi belum lengkapnya MBT Leopard, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Leonardi mengatakan, dari 163 tank Leopard yang dibeli, sudah 103 unit yang datang, yang terdiri dari 61 unit MBT Revolution dan 42 unit MBT 2A4. Menurut Laksda Leonardi, semua akan dilengkapi agar kekuatan MBT Leopard dan sarana pendukungnya sesuai rencana semula.

Sumber : KOMPAS

Detasemen Arhanud Rudal Dumai, Dilengkapi Starstreak


Panglima Kodam I/Bukit Barisan memastikan dalam waktu dekat, prajurit Den Arhanud Rudal 004 Dumai, Riau akan mendapatkan alutsista baru, yakni rudal pertahanan udara Starstreak dari Thales, Inggris. Alutsista ini, akan menggantikan alutsista yang ada.
Pangdam memerintahkan agar para prajuritnya tidak canggung, saat nanti mengoperasikan alutsista tersebut. Rencananya sekitar 16 unit Starstreak akan ditempatkan di Den Arhanud Rudal 004 Dumai.
Starstreak dengan platform jip Land Rover Defender
Starstreak dengan platform jip Land Rover Defender
Rudal dengan teknologi mutakhir dari INggris ini akan diawaki oleh prajurit Den Arhanud Rudal 004. Mereka pun sudah dipersiapkan dengan baik untuk mengawaki Starstreak rudal tersebut.
Starstreak platrform peluncur RAPIDRanger
Starstreak platrform peluncur RAPIDRanger
“Mereka sudah mendapat pendidikan dan pelatihan di Pusdik Arhanud, agar profesional mengoperasikan alutsista ini,” ujar Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewijk Pusung di Den Arhanud Rudal 004 Dumai, Jum’at (18/3/2016).

Tribunnews.com

TNI Siapkan Skadron Serbu di Sintang, Back up Pasukan Perbatasan


Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat menghibahkan tanah seluas 10 hektare di Bandara Tebelian untuk membangun skadron serbu TNI. Dua opsi disiapkan untuk lokasi skadron yang akan dibangun.
Hibah tanah kepada TNI ditandai dengan penyerahan dokumen secara simbolis oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno kepada Pangdam XII/TPR, Mayjen TNI Agung Risdhianto, Kamis (17/3) di Korem 121/ABW.
Menurut Bupati Sintang, kini Pemerintah Kabupaten Sintang juga telah mengirim surat ke Kementrian Perhubungan untuk koordinasi hibah tanah di Bandara Tebelian untuk membangun skaadron serbu. Letak pembangunannya masih belum ditentukan. Namun lokasi sudah dipersiapkan, yakni di sisi kiri atau sisi kanan ruang tunggu Bandara Tebelian.
Bupati Sintang menambahkan mereka sangat antusias menyambut rencana pembangunan skadron serbu di Bandara Tebelian. Terlebih dia juga menargetkan Bandara Tebelian pada Oktober 2016 sudah bisa operasional. Sementara mengenai kapan skadron serbu dibangun, sepenuhnya menjadi domain TNI. Pemerintah Kabupaten Sintang hanya menyiapkan tanah.
Pangdam XII/TPR, Mayjen Agung Risdhianto tidak menampik pembangunan skadron serbu di Bandara Tebelian, merupakan bagian rencana strategis TNI dalam pertahanan keamanan. Sementara atas hibah tanah seluas 10 hektare, Pangdam mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sudah diberikan.
Pangdam menambahkan tentang kapan skadron dibangun tentu membutuhkan proses. Perencanaan mesti matang dan diperlukan proses pemilihan jenis pesawat yang akan ditempatkan di Bandara Tebelian.
Menurut Pangdam, skadron serbu nanti bisa menjadi bantuan tempur bagi pasukan pengamanan perbatasan yang kini diisi pasukan infantri.
Pangdam XII/TPR bersama Bupati Sintang usai penyerahan dokumen hibah menyempatkan memantau Bandara Tebelian, berangkat dari Korem 121/ABW dengan menumpang helikopter. Luas tanah bandara keseluruhannya 100 hektare.

Pontianakpost.com

Kamov Ka-32A 11BC: Fire Fighting Helicopter dari Rusia dengan Sertifikasi Barat

_MG_0573
Seandainya haluan politik Indonesia tidak berubah pada tahun 60-an, boleh jadi saat ini armada kapal perang, pesawat tempur, hingga kapal selam TNI lebih dominan berasal dari Rusia. Dan salah satu silsilah alutsista yang ditinggalkan Rusia (d/h Uni Soviet) adalah unit helikopter AKS (Anti Kapal Selam) Mi-4 Hound. Helikopter berbasis utility tersebut memperkuat Puspenerbal TNI AL dalam persiapan Operasi Trikora.
Kamov-1pkuff-54
Pasca kiprah Mi-4 berakhir, armada helikopter AKS Uni Soviet kemudian bergeser ke generasi besutan Kamov Ka-25 Hormone. Hadirnya Kamov Ka-25 menjadi basis tumpuan pengembangan desain helikopter AKS Uni Soviet (Rusia) selanjutnya. Dengan desain yang dirancang unik, berdimensi tambun dan memiliki rotor utama ganda, plus Kamov tidak memiliki rotor di bagian ekornya, sampai saat ini turunan heli berdesain sejenis masih terus eksis memperkuat armada heli AKS Rusia. Turunan dari Ka-25 seperti Kamov Ka-27 Helix yang digunakan aktif oleh AL Rusia, AL Vietnam, AL India, AL Cina, dan negara-negara lain pengguna setia sista asal Rusia.
Bila merujuk ke teori kedekatan politik, bisa jadi TNI AL dahulu tak akan mengalami ‘kekosongan’ kekuatan heli AKS, terlebih pasca pensiunnya Mi-4 akibat embargo suku cadang. Seumpama dengan konfigurasi armada frigat/korvet dari Rusia yang dominan, besar kemungkinan Puspenerbal TNI AL juga akan mengoperasikan varian Kamov Ka-25 atau Ka-27.
Kamov Ka-25
Kamov Ka-25.
Kamov Ka-27 AL Rusia.
Kamov Ka-27 AL Rusia.
Kamov Ka-27 masih menjadi kepercayaan AL Rusia sampai saat ini.
Kamov Ka-27 masih menjadi kepercayaan AL Rusia sampai saat ini.

Pada pada faktanya, pilihan baru helikopter AKS TNI AL telah dipastikan ke AS565 MBe Panther buatan Airbus Helicopters, namun sosok keluarga Kamov Ka-27 juga kerap kali mengangkasa di langit Indonesia. Yang dimaksud adalah helikopter Kamov Ka-32A 11BC milik Pegasus Air Services, perusahaan charter pesawat/helikopter nasional yang berkantor di Jakarta. Ka-32A 11BC adalah varian langsung dari Ka-27. Dikutip dari Wikipedia, Ka-32A 11BC adalah varian sipil Ka-27 yang telah mendapat sertifikasi dari Kanada dan Uni Eropa dengan basis mesin Klimov 2 x TV3-117MA.
Kamov Ka-32A 11BC dibangun dengan spesifikasi yang digariskan lembaga transport Kanada. Sertifikasi heli ini diperoleh pada 11 Mei 1998 dan full clearance diperoleh pada 26 Februari 1999. Uniknya, Ka-32A 11BC menjadi helikopter asal Rusia yang pertama kali mendapat sertifikasi dari Eropa Barat. Selain peran sebagai heli transport penumpang, Ka-32A 11BC yang multipurpose cocok digunakan sebagai angkut penumpang, medical evacuation, cargo transport, fire fighting, dan SAR.
Bumbi bucket, perlengkapan untuk water bombing.
Bumbi bucket, perlengkapan untuk water bombing.
Kamov Ka-27 dilengkapi hoist dalam misi SAR.
Kamov Ka-27 dilengkapi hoist dalam misi SAR.

ka32a1-7
Di Indonesia, Ka-32A 11BC populer digunakan saat berlaga sebagai heli pemadang kebakaran (fire fighting) saat misi pemadaman kebakaran hutan di Kalimantan pada tahun 2015 lalu. Ka-32A 11BC disewa oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dengan ongkos sewa Rp150 juta per jam. Sebagai heli pemadam kebakaran, heli ini membawa Bumbi Bucket yang dapat membawa air 5 ton untuk diguyurkan ke hotspot. Bahkan jika mau lebih serius lagi, bisa disematkan fire fighting cannon. Untuk tugas komersial lain, Ka-32A 11BC juga laris dipakai sebagai wahana pemasangan instalasi tower. Heli ini dapat memberi peran tatkala harus dilakukan pemasangan konstruksi di ketinggian.
a2e6cf62f4b6746a1f65880863f3e0484739105986_a476d36b8b_b
Heli buatan Rusia ini digunakan untuk memadamkan ratusan titik api yang tersebar di sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat. Para awak yang menerbangkan helikopter itu yaitu pilot Kapten Sergei Zamchevskii dibantu kopilot Konstantin Oleiinik dan teknisi Aleksandr Kamornikov adalah para penerbang kawakan. Mereka memiliki lebih dari 2.000 jam terbang khususnya melakukan “water bombing” untuk memadamkan kebakaran hutan.
Dalam sekali terbang, helikopter ini mampu mengudara 2,5 hingga 3,5 jam, dengan menghabiskan 2.000 hingga 2.300 liter bahan bakar, tergantung jarak terbangnya. Komandan Satgas Water Bombing BPBD Kalbar, Bosman, mengatakan prioritas penanganan kebakaran dan kabut asap di wilayah dalam radius 50 mil laut di sekitar bandara Supadio, Pontianak.
Kamov Ka-27 melepaskan torpedo.
Kamov Ka-27 melepaskan torpedo.

Helikopter yang aslinya dirancang Nikolai Ilyitch Kamov ini dirancang unik dengan bentunya yang tambun dan memiliki rotor utama ganda , beda dari helikopter kebanyakan, kamov ini tidak memiliki rotor di bagian ekornya.
Varian awalnya, Kamov Ka-25 dioperasikan AL Soviet pada tahun 1966. Heli tempur ini pada awalnya dibuat dari mesin sepeda motor, 27 hp BMW. Meski begitu ketika sudah dikembangkan dan dioperasikan, Ka-25 ternyata termasuk helikopter bermesin tangguh. NATO yang kemudian mengakui ketangguhan mesin Ka-25, bahkan memberikan call sign yang khas, Harmone. Dua unit mesin Ka-25. Glushenkov GTD-3F memang patut dipuji, pasalnya mampu menghasilkan tenaga raksasa sebesar 11.000 tenaga kuda.
Sistem avionic yang dimiliki Ka-25/Ka-27 cukup mutakhir seperti perangkat untuk terbang siang dan malam serta dalam segala cuaca, auto pilot, antena IFF (identification fried or foe) untuk identifikasi pesawat kawan atau lawan, radar, sonar, sonobuoy, radar pelacak kapal selam yang ditempatkan di bawah hidung helikopter. Sementara persenjataan yang dibawa Ka-25 terdiri dari sepasang torpedo kaliber 450 mm. Alat peluncur torpedo merupakan perangkat yang cukup mutakhir karena sanggup dioperasikan untuk meluncurkan torpedo berhulu nuklir atau torpedo konvensional.
Dalam setiap misi tempur, Ka-25 dioperasikan oleh kru yang terdiri dari pilot, kopilot, dan tiga kru yang bertugas mengoperasikan berbagai perangkat yang berkaitan dengan persenjataan serta alat komunikasi lainnya. Saat difungsikan sebagai heli transport pasukan, Ka-25 yang punya kabin luas sanggup mengangkut pasukan bersenjata lengkap sebanyak 16 personel.
Kamov Ka-29TB.
Kamov Ka-29TB.

Di antara varian yang diproduksi, tipe Kamov Ka-29TB merupakan generasi terbaru yang paling canggih. Kaca atau glass cockpit-nya tahan peluru dan sistem avionic maupun persenjataan hampir menyamai heli tempur Mi-35P Hind yang digunakan Puspenerbad TNI AD. Sementara bekal senjata yang dapat dibawa seperti senapan mesin gatling empat laras kaliber 7,62 mm, rudal 9M 114 Shturm, dan dua dispenser roket UV 32/57 atau B-8V20 kaliber 80 mm. Senjata internal standarnya berupa torpedo dan bom.
Dengan empat buah roda, varian Kamov memang ideal dioperasikan di atas deck kapal perang. Sebab lain heli ini awet digunakan di atas perairan, lantaran Kamov Ka-25/Ka-27 dan Ka-32A 11BC dilengkapi emergency float yang cukup besar, menjadikan helikopter cukup aman saat melakukan pendaratan darurat di air. Hal lain lagi, adopsi rotor utama ganda menjadikan helikopter ini mampu hovering lebih tinggi, lebih lama, dan stabil, suatu hal yang amat diperlukan bagi helikopter pemburu kapal selam dan helikopter SAR.

Spesifikasi Kamov Ka-32A 11BC:
– Crew: one-three, plus two-three specialists (Ka-27)
– Capacity: 4,000 kg payload (Ka-32), or up to 16 troops
– Length: 11,3 m
– Height: 5,5 m
– Empty weight: 6,500 kg
– Gross weight: 11.000 kg
– Max takeoff weight: 12,000 kg
– Powerplant: 2 × TV3-117V turboshaft engines, 1,660 kW (2,230 hp) each
– Main rotor diameter: 2× 15,8 m
– Maximum speed: 270 km/h
– Cruising speed: 205 km/h
– Range: 980 km
– Service ceiling: 5.000 m

Ancaman Nyata ASEAN Mendatang


Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan, perang masa kini adalah perang energi dan kedepan perang ekonomi, perang berlatar belakang energi, pangan dan air yang letaknya di sekitar equator dan ini semuanya akan menjadi tantangan karena semuanya akan mencari makan dan energi di negara-negara ASEAN.
Demikian cuplikan presentasi Panglima TNI saat mengikuti Sidang ke-13 ACDFIM (Asean Chief of Defence Force Informal Meeting) tahun 2016 di Don Chan Palace Hotel, Vientiane, Laos, beberapa waktu lalu.
Jenderal Gatot mengemukakan alasannya, bertolak dari Teori Thomas Maltus atau Teori Population, perkembangan jumlah penduduk seperti deret ukur dan ketersediaan pangan seperti deret hitung. Terbukti saat ini saja tatkala populasi penduduk dunia mencapai 11 Milyar, hampir 15 juta anak meninggal karena kemiskinan, kelaparan dan kesehatan yang buruk setiap tahunnya.
Padahal prediksi ke depan jumlah penduduk dunia saat alami krisis energi pada tahun 2043, manusia mencapai 12.3 Milyar yang berarti hampir 4 kali lipat populasi ideal penduduk bumi. Konsekuensinya pemenuhan kebutuhan energi, pangan dan air meningkat pula.
Pada sisi lain Jenderal Gatot menjelaskan bahwa konflik atau perang di belahan bumi saat ini seperti di Libya, Mesir, Irak, Kuwait, Iran, Sudan, Kongo, Nigeria, semuanya terjadi di Negara penghasil minyak dan terakhir adalah Ukraina negara penghasil minyak 10.000.000 barrel perhari. Inilah bukti konflik dunia berlatar belakang energi.
Panglima TNI dalam Sidang ke-13 ACDFIM, di Vietnam
Panglima TNI dalam Sidang ke-13 ACDFIM, di Vietnam
“Negara ASEAN kaya sumber daya alam dan geografinya memiliki vegetasi sepanjang tahun untuk menghasilkan bahan makanan, nantinya menjadi incaran negara negara non-equator yang berpenduduk sekitar 9.8 milyar, semua negara akan bergantung kepada negara sepanjang equator. Perebutan penguasaan sumber energi, pangan dan air menjadi latar belakang perang ekonomi dan lokasinya di ASEAN.Ancaman nyata kedepan bagi ASEAN,” ujar Panglima TNI.
Pada kesempatan itu Panglima TNI mengajak para Panglima ASEAN, untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan langkah-langkah antisipasi berupa regionalisme ASEAN yang berperan sebagai mekanisme manajemen konflik, menciptakan tatanan keamanan dan politik yang lebih komprehensif, interaksi kolaboratif seluruh Angkatan Bersenjata ASEAN dengan berprinsip mutual trust and confidence building measure melalui : entitas kawasan yang solid, menjamin kehidupan nasional setiap Negara kawasan terbebas dari tekanan dan ancaman, berkomitmen untuk tidak campur tangan atau intervensi terhadap urusan dalam negeri Negara masing masing, penyelesaian perselisihaan dengan cara-cara damai tanpa menggunakan kekuatan militer dan menolak tegas ancaman yang disertai dengan kekerasan baik dari dalam maupun luar kawasan serta isu keamanan yang bersifat multi dimensional di kawasan senantiasa diselesaikan oleh negara-negara di kawasan melalui cara komprehensif dengan cara diplomatis.
Pandangan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tentang ancaman nyata bagi ASEAN kedepan mendapat tanggapan dan apresiasi sangat tinggi dari peserta Sidang ke-13 ACDFIM, salah satunya dari Panglima AB Singapura Major General Perry Lim (Chief Of Defense Force Singapore Armed Forces) menyatakan sebagai “suatu pandangan strategis dari seorang militer profesional”.

Puspen TNI

Kamis, 17 Maret 2016

Dibekali Combat Management System dari Cina, PT PAL Mulai Garap Empat KCR 60 Terbaru

KRI Tombak 629
KRI Tombak 629
Jumlah KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 Sampari Class TNI AL kedepannya akan bertambah empat unit lagi setelah kini ada tiga unit kapal yang telah diluncurkan. Keempat Sampari Class dikabarkan akan dibekali CMS (Combat Management System) besutan Cina, mengingat bekal sistem senjata utama di KCR 60 memang empat rudal anti kapal C-705 buatan China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC).
“Memang saat ini belum ada kontrak untuk pengadaan empat KCR 60 tersebut, namun kami sudah memperoleh instruksi untuk memulai pembangunan. Kontrak formal diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa bulan kedepan,” ujar Tjahjono Yudo, General Manager of Corporate Strategic Planning PT PAL, dikutip dari Janes.com (8/3/2016). Sampai saat ini, PT PAL telah menuntaskan tiga pesanan KCR Sampari Class, yakni KRI Sampari 628, KRI Tombak 629 dan KRI Halasan 630. Sampai tahun 2018 direncakan jumlah KCR-60 akan ditambah terus kuantitasnya hingga 16 kapal guna memenuhi MEF (Minimum Essential Force).
KRI Sampari 628
KRI Sampari 628

KRI Tombak 629
KRI Tombak 629

KRI Halasan 630
KRI Halasan 630
Dengan diadopsinya CMS dari Cina, maka tak menutup kemungkinan kanon yang sementara bertengger di KCR 60 akan diganti ke kanon besutan Cina. Pilihannya bisa jadi menggunakan kanon CIWS (Close In Weapon System) AK-630M, jenis kanon enam laras kaliber 30 mm yang juga digunakan di KCR Clurit Class. Maklum selama ini ketiga unit Sampari Class masih terlihat dipasangi meriam Bofors 40 mm L/70. Adopsi meriam ‘lawas’ dengan kubah ini jelas terasa timpang dengan desain kapal yang futuristik. Dari sisi daya getar, penggunaan Bofors 40 mm jelas kurang member efek getar, apalagi meriam ini pengoperasiannya masih manual.
Untuk urusan kanon, spesifikasi teknis yang dipaparkan PT PAL bahwa KCR 60 adalah meriam kaliber 57 mm. Bila melihat pada tampilan mockup desain, yang bakal dipasang nantinya minimal adalah meriam reaksi cepat jenis Bofors 57 mm MK.2, atau bisa jadi tipe MK.3. Namun spesifikasi bisa saja dapat diganti disesuaikan dengan kebutuhan dan tentunya anggaran yang tersedia.
tombak-2tombak-1
“Dalam kontrak pengadaan nanti, diharapkan turut menyertai kontrak instalasi CMS untuk tiga kapal pertama,” papar Tjahjono Yudo. Pada tahap instalasi, PT PAL akan mengundang kontraktor pertahanan asing dan kontraktor dari dalam negeri. Meski begitu, pihak PT PAL tetap yang akan memimpin dalam tahap integrasi CMS ke dalam platform kapal perang.
KCR 60 punya panjang keseluruhan 60 meter dan berbot total 460 ton. Sebagai kapal cepat, KRI Sampari disokong 2 mesin diesel yang masing-masing punya kekuatan 2880 KW. Dari mesin tersebut, dapat dicapai kecepatan maksimum 28 knot, kecepatan jelajah 20 knot, dan kecepatan ekonomis 15 knot. Dengan jumlah awak 55 personel, KRI Sampari dirancang untuk mampu berlayar terus menerus selama 9 hari. Jarak jelajahnya bisa mencapai 2.400 nautical mile pada kecepatan 20 knot.
Bicara tentang persenjataan, platform KCR 60 dirancang untuk bisa membawa empat peluncur rudal C-705, dimana masing-masing dua peluncur menghadap arah yang berlawanan. (Gilang Perdana)

Oto Melara 30mm: Rahasia Kecanggihan Kanon Andalan KRI Cakalang 852

squared_medium_MARLIN_IMG_6964_s
Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmabar TNI AL mendapat tambahan kekuatan baru, yakni dengan diresmikannya KRI Cakalang 852 buatan PT Caputra Mitra Sejati (CMS). Berita peluncuran kapal perang besutan lokal sudah jamak didengar, tapi terselip kabar lain dari sosok KRI Cakalang 852, pasalnya kapal patroli ini disebut bakal dilengkapi kanon single barrel Oto Melara 30 mm Finmeccanica dari Italia.

Kabar bakal diadopsinya OTO Melara 30 mm untuk kapal perang TNI AL tentu sedikit mengejutkan, pasalnya untuk kanon di kaliber 30 mm untuk pengadaan ‘baru,’ TNI AL lebih dikenal dekat dengan produk besutan Cina. Ambil contoh kanon CIWS (Close In Weapon System) AK-630M yang memperkuat KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642. CIWS TNI AL yang juga buatan Cina adalah Type 730 yang didapuk melengkapi sistem senjata di korvet Parchim TNI AL. Oto Melara sendiri namanya sudah sangat kuat dan melekat di TNI AL, yaitu sebagai kanon reaksi cepat 76 mm rapid/super rapid gun yang terpasang di frigat Van Speijk, korvet SIGMA Diponegoro Class, korvet Bung Tomo Class, dan PKR (Perusak Kawal Rudal) SIGMA 10514 Martadinata Class.

Oto_Melara_light_naval_weapon_systems_1

“Spekteknya nantinya dilengkapi dengan senjata 30 mm Oto Melara, Italia, yang lain (senjata) masih wacana,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama M Zainudin, Jumat, dikutip dari detik.com (11/3/2016). Bila pada saatnya nanti Oto Melara 30 mm terpasang di KRI Cakalang 852, maka dari sisi kesenjataan, KRI Cakalang 852 akan setara dengan kapal milik Satrol eks AL Brunei, KRI Badau 841 dan KRI Salawaku 842. Kedua kapal hibah dari Brunei ini dilengkapi kanon Oerlikon 30 mm Twin Gun.

30mmMarlin_01maxresdefault
Kembali ke Oto Melara 30 mm, kami mencoba menelusuri catatan seputar kanon ini, varian terbaru yang ditawarkan Finmeccanica menganut teknologi MARLIN WS (Modular Advanced Remotely controlled Lightweight Naval Weapon Station). Dari segi instalasi, Oto Melara 30 mm dirancang mudah untuk dipasang di semua jenis tipe kapal perang, tidak diperlukan rekayasa pada desain internal lambung kapal, alias tinggal plug in pada dudukan. Untuk kapal patroli cepat, Oto Melara 30 mm dirancang sebagai senjata utama, namun bila dipasang di frigat/korvet, maka akan menjadi senjata lapis kedua.

19340786788_53973a955e_b
Dengan desain modular, kubah Oto Melara ini dapat diganti pasang jenis larasnya, bila menggunakan kaliber 30 mm, larasnya Mauser MK30-A2 atau ATK-MK44. Sementara bila menggunakan kaliber 25 mm, larasnya menggunakan ATK-M242 atau Oerlikon KBA. Dengan dukungan CMS (Combat Management System), Oto Melara 30 mm sanggup meladeni multi target. Dukungan perangkat pada kubahnya mencakup optical sensor suite untuk mendukung pencitraan siang dan malam. Bisa lagi ditambahkan laser range finder yang dipasang coaxial pada kubah.

Oto Melara 30 mm dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun Oto Melara 30 mm dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (local area netwotk).
Meski berupa senjata dengan laras tunggal, pasokan amunisi ke laras berasal dari dua kantong magasin, di kiri dan kanan. Model dual feed amunisi ini mengingatkan pada rancangan SMB (Senapan Mesin Berat) CIS 50MG yang dipakai Kopassus dan kostrad. Dari sisi performa, Oto Melara 30 mm dapat menjangkau sasaran sejauh 3.000 meter. Kecepatan tembak per menitnya adalah 160 peluru per menit (kaliber 30 mm) dan 220 peluru per menit (kaliber 25 mm).

Dengan beragamnya jenis kanon yang melengkapi fire power kapal perang TNI AL, diharapkan juga disiapkan secara memadai untuk urusan logistik, suku cadang dana amunisi. Di kelas kanon, TNI AL masih punya 2M3 25 mm buatan Uni Soviet, Vektor G12 20 mm, Oerlikon 20mm/70 MK4, DS 30B REMSIG 30 mm dan Rheinmetall Rh202 20 mm. Bila Oto Melara 30 mm yang berbobot 1,4 ton berikut sistem sensornya dipasang lengkap di KRI Cakalang 852, bisa jadi harga sistem senjatanya akan lebih mahal dari harga produksi kapalnya sendiri. Tapi itulah realita, harga menentukan kualitas, kita berharap adopsi senjata anyar ini juga tak melupakan elemen ToT (transfer of technology).

KRI Cakalang 852 yang diluncurkan perairan Banten ini memiliki panjang (Loa) 44,40 meter, lebar 7,40 meter dan tinggi tengah kapal 3,40 meter. Meski telah diresmikan pada bulan Maret 2016, rencananya kapal ini baru akan diserahkan ke TNI AL pada bulan Juli 2016 setelah melewati commodore inspection.
14576096354205125331e77529e-4b51-40d3-9490-7754be0028d3_169
KRI Cakalang 852 memiliki mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, dan kecepatan maksimum mencapai 24 knot. Kapal ini juga memiliki kecepatan jelajah sampai 17 knot dengan daya jangkau 1632 nautical mile (setara 3.022 km). Kapal berbobot 230 ton ini mampu memuat tanki bahan bakar hingga 56.000 liter. (Bayu Pamungkas)