Selasa, 02 Februari 2016

Pindad Anoa 2 6×6 Amphibious: Saatnya Anoa “Serius” Jadi Panser Amfibi

anoa2

Berkecamuknya konflik Rusia vs Ukraina di tahun 2013 – 2014 berdampak pada pembatalan pembelian 50 unit pansam (panser amfibi) BTR-4 untuk Korps Marinir TNI AL. Padahal BTR-4 sudah dimasukkan dalam paket pengadaan strategis MEF (Minimum Essential Force) I TNI. Di tempat berbeda, PT Pindad menangkap peluang kebutuhan hadirnya pansam di lingkup TNI dengan merilis Anoa 2 6×6 Amphibious.

Meski masih dalam tahap prototipe dan kabarnya terus disempurnakan, hadirnya Anoa 2 6×6 Amphibious cukup membetot khayalak, pasalnya berangkat dari platform APC (Armoured Personnel Carrier) Anoa 6×6, tercipta ranpur amfibi yang mampu melaju lincah tak hanya di darat tapi juga cakap bermanuver di air, bahkan ranpur ini juga disasar mampu berenang di laut.

hqdefault-(1)maxresdefault

Untuk bisa berlaga amfibi seperti halnya pansam BTR-80A, sudah barang tentu Anoa perlu dilakukan sejumlah modifikasi, dari sisi bodi sudah ada perbedaan dibanding Anoa versi awal, ambil contoh tampilan bagian depan (hidung) yang dibuat lebih mancung, menyerupai desain ujung kapal, plus dilengkapi plat pemecah/penahan gelombang dan ombak. Tidak itu saja, penutup (hatch) pada komandan, sopir, dan dua gunner dibekalang dibuat cembung, mungkin tujuannya untuk memperkuat daya kedap.

Namun penekanan kata ‘amphibious’ terletak pada pemasangan water propeller yang berukuran besar di bagian belakang. Dengan water propeller ini panser dapat melaju lebih cepat dan dapat berputar 360 derajat. Bahkan panser di air dapat mundur dan mengerem. Kemampuan ini sudah dibuktikan dihadapan Menhan Ryamizard Ryacudu, dan telah diuji di kawasan waduk Jatiluhur, Jawa Barat 3 Desember 2015 lalu.

Anoa 2 dengan Water Propeller dipamerkan dalam ajang Indo Defence 2014.
Anoa 2 dengan Water Propeller dipamerkan dalam ajang Indo Defence 2014.

Anoa Amphibious diciptakan agar panser untuk TNI bisa kokoh di darat, juga tangguh di laut. Pembuatan panser ini untuk menjawab kebutuhan tentara yang menginginkan kendaraan khusus seperti itu.Progres pembuatan prototipe Anoa Amphibious masih dalam tahap uji internal yang dimaksimalkan. Uji ngambang, tes maju di air (maju, mundur, ngerem), berputar 360 derajat. Belum lagi uji ketahanan terhadap ombaknya, hingga kedalaman berapa bisa bertahan, medan apa saja yang bisa dilalui, dan lain-lain.

Untuk bisa diluncurkan resmi, masih ada beberapa tahapan lagi yang harus dilalui. Pindad harus mendaftarkan sertifikasinya ke divisi penelitian dan pengembangan angkatan darat. Di situ dibentuk tim yang di dalamnya ada tim uji bidang peralatan, alat komunikasi, kemampuan khusus dan lain-lain. Bahkan jika kelak Anoa 2 6×6 Amphibious akan ditawarkan untuk Marinir TNI AL, maka besar kemungkinan Anoa harus mendapat sertifikasi dari Dislitbangal.

IMG_20141106_130544IMG_20141106_130452

Dengan baling-baling yang agak besar, Anoa Amphibious memiliki kecepatan 10 knot atau 18,52 km per jam. Sebagai pelindung komponen water propeller, dibuat semacam roll bar pada bagian atasnya, roll bar ini juga dapat difungsikan untuk tempat mengikat perbekalan. Desain Anoa yang mengacu ke rancangan panser VAB dari Renault Perancis, sejatinya memang punya kemampuan amfibi terbatas, seperti halnya VAB, Anoa APC Pindad juga pernah dipamerkan dengan dilengkapi dua unit mini propeller.

IMG_20141106_130517

Yang berkaitan dengan propeller untuk Anoa sampai saat ini masih di impor, termasuk juga mesin yang masih dipasok vendor lain. Berat panser ini dengan disertai peralatan lengkap tanpa orang sekitar 12 ton. Harga jualnya belum keluar. Namun, jika melihat harga jual Anoa standar saja sekitar Rp12 miliar per unit. (Gilang Perdana)
 

Jumat, 29 Januari 2016

Uji Dinamiss Roket R-Han 122 B

  Ujicoba roket R-Han
Ujicoba roket R-Han
 
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan kembali mengadakan penyempurnaan hasil produksinya berupa Roket R-Han 122 B. Beberapa penyempurnaan yang dilakukan dengan desain ulang warhead roket berat 16-18 kg, uji statis warhead dan uji fungsi roket.
Uji fungsi tahap pertama bulan Juni 2015 telah dilaksanakan antara Balitbang Kemhan dan PT Pindad. Kegiatan uji fungsi, bertujuan menguji konsistensi performansi roket setelah uji terbang roket.
Uji Roket R-Han 122 B tahap pertama dinyatakan baik dengan melakukan pengamatan dan perekaman data saat roket diterbangkan.  Tujuannya untuk mendapatkan data hasil uji dinamiss berupa prestasi terbang roket, perilaku terbang dan keandalan muatan (system telemetry) yang dibawa roket serta konsistensi performanya.
Uji fungsi/ uji Dinamis Roket R-HAN 122 B tahap kedua, dilaksanakan Konsorsium Roket Nasional bulan Agustus 2015 di Garut. Pada tahap ini dilakukan perbaikan minor menyempurnakan desain untuk memperbaiki trajectory atau lintasan stabilitas dan jarak capai roket. Uji Dinamis pertama dilaksanakan Juni 2015 sebagai implementasi dari pembentukan Konsorsium tahun 2014. Pada Uji Dinamis kedua,  dilakukan penembakan Roket R-Han 122B dengan desain Roket RM 70 Grad Marinir.
Uji Dinamis tahap tiga, dilaksanakan Konsorsium Roket Nasional tanggal 27 – 29 Januari 2016 di Lumajang Jawa Timur, yang dihadiri pejabat Balitbang Kemhan, PT. Dirgantara Indonesia, PT. Pindad, PT.Dahana, LAPAN dan Kemristekdikti.

Pada uji coba ini,  25 buah roket diluncurkan. Metode yang digunakan adalah metode pengamatan, memantau kelancaran kerja dan Telemetry Recording.  Uji terbang roket juga untuk mencatat jarak capai dan evaluasi untuk validasi kemampuan dan kehandalan terhadap spesifikasi desain.
Roket R-Han 122 B 4
Seluruh kegiatan uji Fungsi / Uji Dinamis yang dilaksanakan Konsorsium Roket Nasional (Kemhan, Kemristek dan Dikti, PT. DI, PT. Pindad, PT. Dahana, PT. Krakatau Steel, ITB dan ITS) yang merupakan rangkaian program pengembangan dan penyempurnaan Roket R-Han 122 B dengan jangkauan > 25 km. Diharapkan kegiatan ini mendapatkan hasil maksimal, sehingga ke depan didorong untuk memenuhi kebutuhan TNI AL sebagai pengguna awal.
Bila program ini berhasil, Kementerian Pertahanan akan terus mendorong pemenuhan kebutuhan Roket dari dalam negeri dengan berbagai spesifikasi teknik untuk memenuhi kebutuhan  ketiga matra angkatan. Pemerintah telah menetapkan tujuh Program Strategis Nasional di bidang Alutsista, salah satunya adalah Roket Pertahanan atau disingkat R-Han. Program Roket R-Han 122B ini merupakan Program Nasional Strategis yang dinanti-nantikan banyak pihak, karena keberhasilan program ini akan menorehkan sejarah hasil karya anak bangsa.
 
Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan RI.

Ditpalad TNI AD: Sulap Truk Unimog U1300L Jadi Kendaraan Amfibi

2

Meski tipe truk militer TNI terbilang banyak ragamnya, namun Unimog dari Mercedes Benz tetap punya tempat tersendiri. Mulai dari unit infanteri, artileri hingga Brimob Polri adalah pengguna setianya sejak dekade silam. Debutnya kini kalah nyaring dibanding merek-merek truk baru, ditangan Ditpalad (Direktorat Peralatan Angkatan Darat), truk Unimog U1300L tak hanya sanggup melahap medan off road, tapi juga mampu diajak berenang, alias jadi rantis amfibi.

Uji coba truk modifikasi ini belum berlangsung lama, yakni pada 14 Desember 2015 lalu di Danau Sunter, Jakarta Utara. Sebagai rantis amfibi, jelas kali ini Unimog mendapat modifikasi penuh pada bagian bawah bodi dengan modul kedap air, menjadikan Unimog laksanan perahu. Sayangnya dalam situs ditpal-tniad.mil.id/, belum ada penjelasan terkait uji coba Unimog amfibi ini. Selain bekal bilah propeller, gerakan putaran roda juga mampu mendorong laju Unimog saat melaju di air.

54

Dari sisi platform, Unimog U1300L yang panjang 5,54 meter dan tinggi 2,8 meter penjualannya di Tanah Air tergolong eksklusif dan harus melalui pemesanan khusus terlebih dulu. Di samping memiliki tubuh bongsor, pasokan tenaga sebesar 130 hp siap digelontorkan oleh mesin OM352 6-silinder buatan Mercy dan transmisi 8-percepatan menyempurnakan sosok Unimog 1300L sebagai truk militer yang tak gentar walau harus menghajar medan offroad.

13

Pada 21 Agustus 2014, Unimog U1300L namanya sempat jadi treding topic di Tanah Air, pasalnya truk 4×4 ini digunakan oleh massa Capres Prabowo – Hatta untuk menembus barikade kawat berduri Polisi jelang keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) di Jakarta.

Ibarat menjadi lomba kreativitas, masih di lingkup TNI AD, selain Ditpalad, Dislitbangad (Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat) juga telah meluncurkan prototipe truk amfibi. Basisnya menggunakan Mitsubishi Colt Diesel Turbo Intercooler dengan enam ban. Lewat kecerdikan Tim Dislitbangad, truk dengan bobot kosong 2,3 ton ini mampu berenang di sungai. Caranya dengan mengadopsi modul pelampung boat di sekeliling body truk, termasuk modul di bagian bawah body serta celah-celah ban dibuat rapat, alhasil tidak memungkinkan air masuk. Hal ini dimungkinkan berkat penggunaan pelampung inflate tube dengan sistem pompa otomatis valve. (Bayu Pamungkas)

Ketika Jenderal Jadi Prajurit Garis Depan

image
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Pemandangan tak biasa terlihat di Bumi Sarang Petarung Marinir, Karang Pilang, Surabaya, Jawa Timur,m27/1/2016. Panglima TNI didampingi tiga kepala staf TNI ikut lomba ketangkasan militer di alam terbuka. Mereka tergabung dalam beberapa kelompok komandan satuan dari tiga angkatan, untuk mengikuti lomba ketangkasan militer.
Sedikitnya sembilan ketangkasan dilombakan dalam rangkaian Apel Komandan Satuan (AKS) TNI 2016, yakni : membalikkan sekoci karet, dilanjutkan dengan dayung, renang, naik turun jaring, titian tali satu dan tali dua, serta merayap di tali.
image
Perlombaan dilanjutkan dengan lomba menembak, melempar kapak, lempar pisau, serta mendirikan tenda terjun parasut.
AKS yang dibuka mulai Selasa (26/1/2016) di Koarmatim, diikuti 615 personel perwira tiga matra. Peserta bermalam di enam KRI dan barak. Selain Panglima TNI dan tiga kepala staf TNI, puluhan perwira tinggi komando utama sampai ratusan perwira menengah TNI se-Indonesia wajib ikut.
Mulai komandan batalyon hingga pangdam, komandan KRI sampai panglima armada, dan komandan skuadron bersama panglima komando operasi.
image
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
 
Setiap kelompok terdiri 15-16 personel yang anggotanya dari beberapa perwira tinggi dan menengah. Penggabungan tiga matra TNI menjadi pembinaan satuan yang solid, militansi, dan menumbuhkan naluri tempur.
Seperti tidak merasa berumur 55 tahun, sebagian perwira tinggi pantang mengalah dengan juniornya. Aksi berbahaya Jenderal Gatot ketika naik-turun jaring maupun merayap serta berjalan pada titian tali satu dan tali dua di atas kolam, dilakoni dengan berapi-api.
“Tangan KSAU dan KSAL sampai terluka. Bagi kami, rasanya sudah biasa,” lanjut mantan KSAD alumnus Akmil 1982 ini.
image

Semua materi latihan ketangkasan militer yang dilombakan untuk mengingatkan dan menyegarkan kembali dasar-dasar keprajuritan ketiga Angkatan.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa, TNI yang kuat, hebat dan professional memerlukan pemimpin-pemimpin yang handal. Pemimpin yang handal adalah pemimpin yang mampu memberikan contoh tauladan, yang mau bersama-sama dengan prajurit.
image
“Saya kumpulkan di sini. kita mengadakan Apel Komandan Satuan dan mendengarkan pembekalan dari mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal TNI (Purn) Joko Santoso, dan Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono. Mereka pendahulu-pendahulu kami, sehingga mereka melihat dari luar apa yang mereka harapkan terhadap TNI ke depan,” ujar Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
image
“Permainan ini adalah permainan militer dasar. Ada naik perahu karet, kemudian membalikan perahu, karena ada serangan udara sembunyi di balik perahu, setelah aman perahu kembali dibalikkan lagi. Melaksanakan ekspedisi, permainan tali, tali satu, tali dua, tali tiga, naik turun jaring, menembak senapan dan pistol, lempar pisau, lempar kampak,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
image
Apel Komandan Satuan TNI tahun 2016, digelar selama dua hari (26 – 27 Januari 2016), di dua tempat, Komplek Koarmatim Dermaga Ujung Surabaya dan Kesatrian Sarang Petarung Marinir, Karang Pilang.
image
Sebelum lomba ketangkasan ala outbound, komandan satuan mendapat wejangan dari sesepuh TNI. Di antaranya, mantan Wapres Jenderal (pur) Try Sutrisno dan sejumlah mantan panglima TNI. Misalnya, Marsekal (pur) Djoko Suyanto, Jenderal (pur) Djoko Santoso, dan Laksamana (pur) Agus Suhartono.
 
Puspen TNI / JPNN

Rabu, 27 Januari 2016

Steyr Puch Haflinger 700AP: Rantis Pendukung Operasi Lintas Udara TNI Era 60-an

Puch-1

Bentuknya mungil dan jauh dari kesan sangar, tapi inilah Puch Haflinger, rantis (kendaraan taktis) era 60-an yang pernah digunakan satuan elit TNI. Tercatat mulai dari pasukan pengawal Presiden Soekarno Cakrabirawa dan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) – sekarang Kopassus, pernah memakai rantis ringan 4×4 ini untuk tugas operasional. Pada masanya, Puch terkenal bandel, meski bobotnya hanya setengah ton tapi mampu melahap medan off road yang lumayan berat.

Masih perkasa hingga kini.
Masih perkasa hingga kini.

Konfigurasi mesin dan rangka Puch Haflinger.
Konfigurasi mesin dan rangka Puch Haflinger.

Punya bobot yang ringan dan punya desain yang semi modular, menjadikan Puch Haflingfer awalnya dilirik TNI untuk mendukung operasi militer lintas udara (Linud). Ya, Puch didatangkan pada tahun 1962 guna mendukung mobilitas pasukan linud yang rencana misi awalnya akan diterjunkan lewat udara dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora. Namun selanjutnya Operasi Trikora mencapai kesepakatan damai, perang terbuka dengan Belanda batal dilakukan, maka misi Puch pun dialihkan untuk tugas-tugas operasional. Menjelajah medan curam, mendaki, dan bergelombang dapat dilalui tanpa masalah oleh Puch.

Steyr-Puch-HaflingerSteyr-L6maxresdefaultSteyr-Puch_Haflinger_(inside)

Steyr Puch Haflinger adalah kendaraan ringan buatan Austria. Rantis ini masuk ke Indognesia dalam jumlah besar, yakni 1.500 dalam bentuk utuh (built up), 500 unit dalam bentuk suku cadang. Bahkan setelah pergantian Orde di Tanah Air, Indonesia masih mengimpor 200 unit Puch untuk kebutuhan perkebunan. Jumlah ini sangat banyak mencapai 6% dari seluruh produksi Haflinger kala itu. Masuknya Haflinger ke Indonesia berkat upaya Gerhard Ortner’s yang menawarkan mobil ini masuk ke Tanah Air sejak akhir 50-an.

Presiden Soekarno saat menjajal Puch saat kunjungan ke Austria.
Presiden Soekarno saat menjajal Puch saat kunjungan ke Austria.

Dikarenakan Indonesia memesan banyak,meski tak ada iming-iming membangun pabrik di Indonesia, namun Haflinger Indonesia memiliki spek khusus, seperti semua indikator yang berbahasa Indonesia. Dari dapur pacu, Haflinger yang punya bobot 645 kg disokong mesin berbahan bakar bensin 643 cc twin horizontally opposed, terletak di belakang dengan pendingin udara (seperti VW). Bobotnya yang terbilang enteng untuk ukuran mobil, memungkinkan sebuah Haflinger bisa dibopong empat pria dewasa. Dari segi payload, kendaraan ini mampu memanggul beban 500 kg alias lima karung beras ukuran satu kwintal. Sementara konfigurasi penumpang dapat mendukung setting 4 – 5 kursi. Berikut beberapa foto kehandalan Puch Haflinger saat uji coba di Indonesia, foto dari situs tdc.haflinger-4wd.com.

indonesia07indonesia06indonesia05indonesia09indonesia12indonesia13

Sejak tahun 1974, pabrik Puch telah tutup, namun populasi kendaraan ini telah tersebar luas hingga puluhan negara. Di Indonesia, seiring langkanya suku cadang dan hadirnya jip bermesin diesel yang yang lebih ekonomis, maka pamor Puch pun redup, ditaksir saat ini masih ada seratusan Haflinger yang beredar ditangan penghobi kendaraan off road nasional. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Styer Haflinger 700AP
– Manufaktur: Steyr Daimler Puch
– Panjang: 3,5 meter
– Lebar: 1,5 meter
– Silinder: 2
– Mesin : Puch 643 cc 0.4 PS / 30 bhp / 22.4 kW@4800 rpm
– Kecepatan maks: 77 km per jam
– Kapasitas bahan bakar: 31 liter
– Wheelbase: 1.500 mm
– Ground clearance: 240 mm
– Transmisi: manual – 5 speed

NAS 332 Super Puma TNI AL: “Melacak” Jejak Helikopter Pengusung Rudal Anti Kapal

NAS 332

Super Puma Puspenerbal TNI AL memang spesial, disamping kodratnya sebagai helikopter angkut, produksi PT Dirgantara Indonesia (d/h PT IPTN) ini juga punya kemampuan sebagai platform peluncur rudal anti kapal AM-39 Exocet. Meski proyek meluncurkan Exocet akhirnya batal, Super Puma TNI AL tampil beda dengan bekal search radar dan radar intai maritim di bawah hidung.

Kelengkapan dua radar pada Super Puma TNI AL menjadi yang terdepan dalam adopsi alutsista PT IPTN kala itu. Radar omega disematkan pada bagian hidung, disematkan pada nose warna hitam. Sedangkan radar intai menggunakan tipe Bendix 1500B, jenis radar ini mampu ‘menyapu’ permukaan laut, diantaranya dapat mendeteksi pergerakan kapal berukuran kecil di lautan. Jika ada budget lebih, diantara nose dan radar Bendix bisa disematkan perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red).

nas-332_sp02
NAS 332 TNI AL mendarat di deck helipad KRI Teluk Banten.

NAS 332 TNI AL dengan pelampung mengembang.
NAS 332 TNI AL dengan pelampung mengembang.

Untuk urusan angkut pasukan dan logistik, Super Puma juga jadi helikopter superior dibandingkan misalnya NBell-412 yang juga digunakan TNI AL. Sebagai perbandingan NBell-412 bisa membawa 10-12 pasukan, sedangkan Super Puma bisa mengangkut 24 pasukan. Sebagai helikopter yang disaipan untuk beroperasi di area lautan, Super Puma juga dilapisi lapisan proteksi anti korosi, dan rotor ekor yang dapat dilipat untuk bisa dimasukkan ke dalam hangar. Dari sejarahnya NAS 332 Super Puma diserahkan ke TNI AL pada tahun 1983/1984.

NAS 332

Lantas yang jadi pertanyaan, dimanakah Super Puma TNI AL saat ini? Dalam setiap defile nyaris helikopter ini tak pernah tampil, begitupun tak pernah terlihat dalam ajang latihan-latihan tempur. Padahal dari sisi fungsi, Super Puma jelas masih relevan beroperasi sampai saat ini. Dari beberapa literatur disebut Puspenerbal TNI AL menerima empat unit NAS 332 Super Puma. Untuk tipe, pihak Aerospatiale menyebut bila yang digunakan untuk varian anti kapal selam dan anti kapal permukaan adalah AS 332F. Untuk tugas anti kapal selam, Super Puma dapat dilengkapi perangkat sonar.

NAS332-HU442-02NAS332-HU442-01

Tentang tipe ada perbedaan informasi, merujuk ke situs aviation-safety.net disebut bahwa Super Puma HU-442 TNI AL yang jatuh pada Oktober 1987 adalah tipe NAS332L, yang dari identitasnya adalah varian sipil dengan kabin lebih luas dan kapasitas tanki bahan bakar lebih besar. Sebaliknya situs helios.com menyebut Super Puma HU-442 TNI AL adalah tipe NAS 332F. Selain Super Puma HU-442 yang jatuh pada bulan Oktober 1987, TNI AL juga kehilangan Super Puma HU-443 yang jatuh pada bulan November 1987.

NAS 332 Super Puma TNI AL bermanuver dengan dummy AM-39 Exocet.

Dari informasi diatas, maka seharusnya masih ada dua unit NAS 332 yang dioperasikan Skadron 400 Puspenerbal, namun sepanjang pengamatan Super Puma TNI AL seolah raib dari peredaran, ada yang menyebut sisa Super Puma TNI AL dikembalikan ke pihak PT IPTN, namun belum informasi yang pasti tentang hal ini. (Mas Sampurno)
 

Bangkitnya Industri Pesawat Indonesia

  N-219
N-219
 
Industri komponen pesawat dalam negeri terus dikembangkan untuk mengikuti tumbuhnya industri kedirgantaraan nasional. Para pelaku berkomitmen meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 60 persen.
Ketua Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) Andi Alisyahbana mengatakan, kini terdapat 31 anggota asosiasi yang fokus mengembangkan komponen dalam pesawat, untuk memenuhi kebutuhan industri. Adapun anggota Inacom seperti PT Dirgantara Indonesia, telah bisa membangun struktur pesawat.
Ada juga perusahaan yang telah bisa membuat interior pesawat, meski belum semua. Indonesia mempunyai banyak tenaga kerja terampil yang bisa memberikan nilai jasa di industri komponen pesawat terbang.
Pada industri komponen pesawat terbang, nilai jasanya sangat tinggi. Andi Alisyahbana, 25/1/2016 mencontohkan, satu baut saja memiliki nilai jasa keahlian pelaku, bukan hanya dari sisi material.
n-245 ptdi
”Jadi, kami yakin komponen kedirgantaraan buatan dalam negeri, pasti harganya akan kompetitif,” ujarnya. Ada beberapa anggota Inacom yang khusus membangun komponen pesawat N-219. Mereka, masih terus melalui tahapan-tahapan kualifikasi sampai pesawat tersebut mendapatkan sertifikasi pada 2017 mendatang.

”Kami targetkan kandungan dalam lokal N-219 mencapai 60%,” ujarnya. Sementara, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronik Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, pemerintah mendukung semua upaya itu, termasuk pembentukan Aerospace Design Center di Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai sarana pusat desain pesawat udara beserta komponennya.
“Pusat studi itu juga membuat kajian terhadap peluang terbentuknya Kawasan Industri Kedirgantaraan yang bisa diwujudkan di Kawasan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati,” ujarnya.
”Untuk pesawat tertentu yang industri dalam negeri belum mampu membuatnya, maka pembelian terhadap pesawat luar negeri, harus diikuti peningkatan kualitas industri kedirgantaraan nasional”, saran Andi.
Saat ini pemerintah sedang membangun purwarupa pesawat N219 yang pelaksanaan roll out-nya telah dilaksanakan 10 Desember 2015. Rencananya, Mei 2016, pesawat tersebut melakukan first flight .
Selanjutnya pemerintah akan mengembangkan pesawat N245 berkapasitas 50 orang, N270 dengan kapasitas 70 orang, serta pesawat tempur IFX. Pemerintah juga mendukung pengembangan pesawat R-80 yang saat ini dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri.
 
Koran-sindo.com