Minggu, 17 Januari 2016

Virus, Namru 2 dan Ibu Menkes Baru

Ibu Menkes Baru : Endang Rahayu Setyaningsih
Mantan Menkes KIB II : Endang Rahayu Setyaningsih
Menteri Kesehatan terpilih Endang Rahayu Setyaningsih adalah staf Departemen Kesehatan, yang paling ‘dekat’ dengan Namru (The US Naval Medical Reseach Unit Two) atau Unit 2 Pelayanan Medis Angkatan Laut.
Endang adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1979, dan memperoleh gelar master dan dokter dari Harvard School of Public Health, Boston, masing-masing tahun 1992 dan 1997. Ia menjalani karier di bidang kesehatan dengan menjadi dokter puskesmas di NTT dan pernah menjadi dokter di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Ia juga pernah ditugaskan di Kanwil Departemen Kesehatan DKI Jakarta menjadi seorang peneliti, dan pernah menjabat Kepala Litbang Biomedik dan Farmasi Departemen Kesehatan.
“Dia (Endang) adalah mantan pegawai Namru. Dia memang sekarang ini tidak mempunyai jabatan khusus sebagai peneliti biasa,” kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam perbincangan dengan TvOne, Rabu, 21 Oktober 2009.
Dipilihnya Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai menteri kesehatan dalam Kabinet Indonesia Bersatu II membuat kaget Siti Fadilah Supari. Siti yang masih menjabat Menkes hingga pelantikan menteri baru Kamis besok, tidak habis pikir, kenapa Endang yang terpilih.

“Semua juga kaget, ternyata, kok bisa dia. Dia itu eselon II dan tidak punya jabatan,” kata Siti dalam perbincangan dengan tvOne setelah Yudhoyono mengumumkan susunan KIB II, Rabu 21 Oktober 2009.
Menurut Siti Fadilah, Endang memang lulusan dari Amerika Serikat. Siti melanjutkan, Endang dikenal sebagai staf Departemen Kesehatan yang ‘dekat’ dengan Namru.
“Ibu Endang ini adalah orang yang paling dekat dengan Namru diantara dengan semua pegawai Depkes,” ujar Siti Fadilah.
Meski pun bekerja di Depkes, kata dia, pekerjaan sehari-hari Endang hanya di laboratorium. “Tapi disertasinya di masyarakat. Dia tidak punya pengalaman di puskermas. Tapi saya melihat kecerdasannya,” kata Siti.
Maka itu, Siti Fadilah berharap untuk periode mendatang, Endang Setyaningsih dapat mengikuti kebijakan yang sudah diambil sebelumnya.
“Dimana Namru, sudah secara resmi sudah tutup. dan saya mohon, ini jangan dibuka lagi,” ujar dia. (sumber berita)
Munculnya nama Endang Rahayu Sedyaningsih di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II, Rabu (21/10), memunculkan tudingan dia terlalu pro Amerika Serikat. Tetapi hal itu dibantah oleh mantan staf peneliti Namru 2 itu.
Endang mengakui bahwa semasa Menkes Siti Fadhilah Supari, dia sempat diskors karena dianggap berpihak kepada AS dalam soal virus flu burung. “Bagi saya ini persoalan yang tidak penting-penting amat. Dan ini wajar kalau atasan tidak senang kemudian menskors bawahannya,” kata Endang dalam wawancara dengan Media Indonesia, Rabu (21/10) malam. (sumber)

Ada apa dengan NAMRU 2 ?

Dalam Lembar Fakta tentang NAMRU-2 yang ada di situs Kedubes Amerika Serikat dinyatakan bahwa Naval Medical Research Unit No. 2 (NAMRU-2) adalah sebuah laboratorium penelitian biomedis yang meneliti penyakit menular demi kepentingan bersama Amerika Serikat, Departemen Kesehatan RI, dan komunitas kesehatan umum internasional. NAMRU-2 didirikan pada tahun 1970 sesuai permintaan Departemen Kesehatan RI.
Kegiatan penelitian bersama ini menitikberatkan pada malaria, penyakit akibat virus seperti demam berdarah, infeksi usus yang mengakibatkan diare dan penyakit menular lainnya termasuk flu burung. Penelitian NAMRU-2 hanya berhubungan dengan penyakit-penyakit tropis yang terjadi secara alamiah.
Laboratorium Namru berada di kompleks Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan di Jalan Percetakan Negara, Jakarta.
Kenapa NAMRU bisa bercokol begitu lama di Indonesia ? Apa yang mereka cari di negara kepulauan ini, dan apa manfaat kehadiran mereka bagi Indonesia ? Dan, kenapa lembaga dari Amerika Serikat ini terkesan begitu misterius ? Banyak sekali pertanyaan yang tak terjawab mengenai lembaga riset ini. Dan aku berani memastikan, tak satu pun wartawan di Indonesia memiliki akses ke lembaga ini; malahan mungkin mereka pun tak pernah tahu keberadaan NAMRU.
Siti Fadilah Supari telah melarang semua rumah sakit di Indonesia untuk mengirimkan sampel virus flu burung ke laboratorium Namru. Sebab, kontrak kerjasama dengan Namru telah berakhir sejak Desember 2005.
Pakar intelijen Laksamana Muda (Purn) Subardo tetap meyakini keberadaan laboratorium medis milik angkatan laut AS, The U.S. Naval Medical Research Unit Two (NAMRU-2) merupakan alat intelijen AS. Hal ini diyakini Subardo berdasarkan penilaiannya selama lebih dari 30 tahun bekerja di bidang intelijen serta pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) tahun 1986-1998.
“Kalau saya pribadi yakin itu ada motif intelijen dari Amerika. Saya kan kerja di bidang intelijen ini sejak Letnan hingga Bintang Dua (laksmana muda). Lebih dari 30 tahun,” kata Subardo di sela-sela Seminar Hari Kesadaran Keamanan Informasi (HKKI) di Fakultas MIPA UGM, Yogyakarta, Jumat (25/4/2008).
Meski meyakini keberadaan NAMRU-2 terkait operasi intelijen milik AS, Subardo, mengaku dirinya tidak lagi mempunyai wewenang menangani persoalan tersebut. Dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah khususnya melalui Badan Intelijen Negara (BIN).
“Saya tidak punya wewenang lagi. Itu urusannya pemerintah dan BIN. Saya hanya mengungkapkan ini agar kita lebih waspada, sebab penyadapan informasi melalui intelijen ada di mana-mana,” tegasnya.
Menurut dia kesadaran akan keamanan informasi di Indonesia sampai saat ini masih cukup lemah. Hal ini terbukti dari laporan Lemsaneg beberapa waktu lalu yang menemukan bukti dari 28 kantor Kedubes Indonesia di Luar Negeri, sebanyak 16 diantaranya telah disadap sehingga harus dilakukan pembersihan dan pembenahan. Kasus ini menurutnya sebagai preseden buruk bagi Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam menjaga keamanan informasi.
“Sekitar 16 kedubes yang disadap di luar negeri. Jelas hal itu sebagai preseden buruk agar kita lebih berhati-hati melakukan pengamanan, khususnya informasi,” imbuhnya. (sumber detiknews)
Kontroversi keberadaan Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2) di Indonesia rampung sudah. Tercatat sejak 16 Oktober 2009, Namru-2 sudah tidak beroperasi lagi.
“Surat resmi penghentian kerjasama dengan Namru resmi dilayangkan dubes AS di Indonesia tanggal 16 Oktober kemarin. Jadi perjanjian yang diawali 16 Januari 1970 sudah resmi berakhir 16 Oktober kemarin,” ujar mantan Menkes Siti Fadilah Supari kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/10/2009)
Siti Fadilah mengatakan dirinya keberadaan Namru-2 mengganggu kedaulatan Indonesia. Sebab, pusat penelitian itu meneliti virus yang dilakukan Angkatan Laut AS.
“Saya tidak akan rela kalau di wilayah yang berdaulat ini ada penelitian tapi ada militernya, tapi kok tidak jelas. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi,” harapnya..
Oleh karena itu Siti Fadilah berharap pada penerusnya, Endang Rahayu Edyaningsih, agar tidak membuka lagi Namru-2. Dia yakin Endang bisa melanjutkan kebijakannya tersebut. “Saya kira Ibu Endang bisa mengikuti langkah-langkah yang telah kita ambil pada periode ini, di mana Namru sudah secara resmi ditutup, dan saya mohon jangan dibuka lagi,” katanya. (sumber)

Saatnya Dunia Berubah

Saatnya-dunia-berubah 
Bagi Anda yang masih percaya akan adanya nasionalisme dan keadilan global dalam hubungan internasional maka wajib hukumnya untuk membeli buku ini. Buku ini sebenarnya catatan harian dari Ibu Menteri Siti Fadilah Supari ketika memperjuangkan transparansi dan keadilan dalam organisasi kesehatan dunia, WHO (World Health Organization). Ceritanya berawal ketika banyak negara (termasuk Indonesia) dilanda bencana virus Flu Burung. WHO mewajibkan negara-negara yang menderita virus Flu Burung untuk menyerahkan virusnya ke laboratorium mereka. Namun anehnya, hasil penelitian dari virus tidak diberikan kepada negara penderita (affected countries). Tiba-tiba vaksinnya sudah ada dan dijual secara komersial. Vietnam, contohnya, memiliki banyak penderita penyakit Flu Burung. Vietnam pun memberikan sampel virusnya ke WHO. Tidak ada vaksin yang didapat malah terpaksa untuk membeli vaksin Flu Burung dari salah satu perusahaan farmasi AS dengan harga mahal. Darimana vaksin itu berasal kalau bukan dari sampel virus flu burung Vietnam?
Ibu Menteri mencium aroma kapitalistik dari negara-negara maju, sebut saja, Amerika Serikat. Jelas saja ini akan sangat merugikan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya apabila memberikan virus Flu Burung namun tidak mendapatkan vaksinnya. Ada dugaan kalau WHO justru menjual kembali virus itu kepada perusahaan farmasi AS untuk dibuatkan vaksinnya yang akan dijual secara komersial kepada negara-negara yang menderita pandemi Flu Burung. Hal ini semakin jelas ketika pihak WHO yang diwakili Dr. Heyman mendatangi Ibu Menteri Kesehatan memaksa Ibu Siti Fadilah untuk memberikan sampel virus Flu Burung Indonesia kepada WHO. Dari hasil sebuah penelitian, virus Flu Burung ala Indonesia memiliki tingkat keganasan yang sangat tinggi. Vaksin flu burung yang sudah ada waktu itu tidak mampu mengatasi virus Flu Burung ala Indonesia. Ibu Menteri Kesehatan menyadari bahwa virus Flu Burung ala Indonesia yang sangat dibutuhkan WHO adalah sebuah bargaining power untuk mereformasi WHO yang tidak adil dan menguntungkan AS saja.
Dimulailah pertarungan antara Daud dan Goliat. Daud yang diwakili Menteri Kesehatan RI melawan Goliat yang diwakili WHO dan AS. Sangat seru membaca bagaimana Ibu Menteri Kesehatan berjuang menghadapi perwakilan WHO yang sangat ngotot meminta RI memberikan virus Flu Burung tanpa syarat. Meskipun berlatar belakang dokter, Ibu Menteri berusaha belajar bagaimana berdiplomasi multilateral di tingkat organisasi internasional. Untunglah DEPLU RI bersedia membantu Ibu Siti Fadilah dalam menggalang dukungan dari negara lain untuk proposal Indonesia. Bu Siti Fadilah pun cukup lihai dalam menggunakan media internasional untuk menyudutkan WHO dan AS. Beberapa kali media internasional seperti The Economist, Guardian mendukung dan memuji perjuangan Ibu Siti Fadilah. Anehnya, media nasional dan anggota DPR justru mencaci maki gerakan ini (mungkin karena keterbatasan informasi dan sibuk buat “UUD“).
Sangat seru membaca dialog-dialog antara Ibu Siti Fadilah dengan pejabat-pejabat WHO seperti David Heyman dan Margareth Chan. Terjadi beberapa kali pertemuan menegangkan antara Ibu Siti Fadilah Supari dengan WHO. Bahkan, pejabat-pejabat senior AS sendiri sempat bertemu dua kali dengan Ibu Siti Fadilah membujuk Ibu Siti Fadilah membatalkan niat Indonesia untuk mereformasi WHO. Meskipun berdarah Jawa, bagi saya Ibu Siti Fadilah ini orang Batak tulen. Tidak ada basa-basi, langsung menusuk ke inti persoalan. Bahkan ketika memberikan pidato di depan majelis sidang World Health Assembly, Ibu Siti Fadilah tidak sungkan menuduh pabrik farmasi AS dapat membuat senjata biologi melalui virus Flu Burung ini. Telinga pejabat AS pun panas mendengar hal ini. Ibu Siti Fadilah pun sangat tegar dalam prinsip dengan cerdas mencari solusi permasalahan. Dalam beberapa sidang, deadlock hampir terjadi. Pak Makarim Wibisono, duta besar Indonesia untuk PBB pun sempat menyerah terhadap situasi sidang. Tetapi Ibu Siti Fadilah tetap tegar dengan mencari berbagai senjata ampuh untuk menaklukkan AS. Dan akhirnya ketemu satu senjata ampuh untuk tidak terjadi deadlock!
Menarik juga untuk mengikuti sisi religius dari perjuangan reformasi WHO ini. Ketika ketika terjadi keterlambatan penerbangan dari Iran ke Jenewa, Ibu Siti Fadilah hampir tidak bisa mengikuti proses sidang World Health Assembly yang menentukan apakah agenda Indonesia diluluskan atau tidak. Tapi untungnya, sidang WHA pun terlambat sehingga Ibu Siti Fadilah dapat menyampaikan pidatonya untuk meyakinkan proposal Indonesia. Ada satu kejadian seru lagi dimana ketika memasuki persidangan, agenda Indonesia tidak mendapat satupun dukungan (co-sponsorship) dari negara-negara anggota WHO. Namun menjelang detik-detik akhir, Iran datang dan menandatangi co-sponsorship dan membantu mencarikan dukungan dari negara-negara muslim dan sosialis. Indonesia akhirnya didukung oleh semua negara anggota WHO dan tidak ada yang mendukung AS. Luar biasa! Ibu Siti Fadilah sangat yakin kalau Tuhan yang Maha Kuasa berada di balik perjuangannya.
Bagi yang penasaran dan ingin mengetahui bagaimana AS melalui WHO berupaya membujuk Indonesia membatalkan rencana reformasi WHO, segeralah membeli buku ini. Akan terlihat sangat nyata bahwa AS di berbagai arena internasional memiliki segudang pengaruh untuk merealisasikan kepentingan negaranya. Entah melalui pemberian uang, bantuan atau bahkan sanksi. Saya sungguh menikmati buku ini, bahkan beberapa kali saya merinding ketika membaca buku ini. Rupanya masih ada satu kejadian dimana kapitalisme egoistik global yang biasanya memangsa negara berkembang bisa dipadamkan oleh seorang pejabat senior di Republik Indonesia. Terima kasih Ibu Siti Fadilah Supari atas perjuangannya! (sumber artikel)
Berikut adalah kutipan dari berbagai pihak dan media terhadap buku dan perjuangan yang dilakukan oleh Siti Fadilah :
  1. “Keberhasilan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mereformasi WHO adalah contoh sangat bagus keberhasilan perjuangan berdiplomasi kelas dunia secara modern.” Prof. Dr. Juwono Soedarsono, Menteri Pertahanan Indonesia.
  2. “For the sake of basic human interests, the Indonesian government declares that genomic data on bird flu viruses can be accessed bu anyone”. With those words, spoken on August, 3rd, Siti Fadilah Supari started a revolution that could yet save the world from the ravages of a pandemic disease. That is because Indonesia’s health minister has chosen a weapon that may prove more useful than todays best vaccines in tackling such emerging threats as avian flu: transparency. The Economist, London (UK), August 10th, 2006 (sumber)

Apa yang dikhawatirkan Oleh Menkes lama?

sitifadilahCeritanya bermula dari paksaan WHO terhadap Indonesia agar mengirimkan virus flu burung H5N1 strain Indonesia yang melanda negeri ini dua tahun lalu ke WHO Collaborating Center (CC) untuk dilakukan risk assesement, diagnosis, dan kemudian dibuatkan seed virus. Entah bagaimana caranya, virus asal Indonesia itu berpindah tangan ke Medimmune dan diolah menjadi seed virus. Hebatnya, seed virus ini diakui sebagai miliknya karena diolah dengan teknologi yang sudah mereka patenkan. Indonesia, yang memiliki virusnya tidak punya hak apa-apa. Padahal, dengan seed virus inilah perusahaan swasta itu membuat vaksin yang dijual ke seluruh dunia dengan harga mahal.
Bagi Siti Fadilah, hal ini aneh. Yang memiliki teknologi mendapatkan hak amat banyak. Sebaliknya, yang memiliki virus tidak dapat apa-apa. “Sehebat apapun teknologi Medimmune, jika ditempelkan di jidatnya kan tidak akan menghasilkan seed virus H5N1 strain Indonesia,” kata lulusan kedokteran Universitas Gadjah Mada yang juga lulus program doktor di Universitas Indonesia itu dalam bukunya yang berjudul Saatnya Dunia Berubah – Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung
Siti Fadilah melihat ketidakadilan itu — yang ternyata sudah berlangsung selama 60 (enam puluh) tahun dilakukan oleh WHO. Tergeraklah nuraninya. Ia sadar, dirinya hanyalah seorang Menteri Kesehatan dari negara bukan super power. Namun, ia berpikir dan bergerak cepat. Nalurinya mengatakan, kalau bahwa pemaksaan pengiriman virus ke WHO adalah salah satu kunci lingkaran setan. Maka kalau ia enggan mengirimkan virus itu, dunia akan bereaksi. Intuisinya benar. Dunia bereaksi. Negara barat — terutama pemerintah dari negara penghasil vaksin — geger. Mereka takut virus tersebut menyebar ke seluruh dunia dan terjadi pandemi.(sumber)
Indonesia dan WHO telah menjalin kesepakatan tentang pengiriman virus dengan cara baru, yang memberikan akses vaksin terhadap negara pengirim virus. Siti Fadillah Supari berharap Menteri Kesehatan yang baru, Endang Sedyaningsih, tidak mengubah kesepakatan itu.
“Saya khawatir kalau policy tentang virus yang ditandatangani WHO. Jangan sampai diubah!” kata Siti di rumah dinasnya, Jl Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/10/2009).
Dikatakan Siti, persoalan virus sangat penting karena menyangkut ketahanan nasional. Dia berharap penggantinya mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi.
“Saya kira dia yang bisa mengerti. Saya harap dia punya jiwa nasionalis sehingga bisa meneruskan apa-apa yang bisa dicapai di WHO,” kata perempuan asal Solo, Jawa Tengah itu.
Jika ternyata tidak? “Saya akan berteriak. Saya harap semua ikut mengawal,” pungkasnya. (sumber)
Catatan : Sepertinya memang terlalu dini untuk menilai kemana arah esbeye jilid dua hanya saja ada kata kunci yang dikhawatirkan oleh Siti Fadillah Supari tentang WHO, Amerika Serikat dengan NAMRU-2 dan Virus. Kenapa pejabat eselon II yang jadi Menteri Kesehatan? Kenapa Endang Rahayu Setyaningsih baru muncul saat detik-detik menjelang pengumuman KIB jilid 2? TITIPAN SIAPAKAH BELIAU ???

Serba Sejarah.

Inilah Klarifikasi Isu "Email Kedubes AS" Tahu Rencana Bom Jakarta

Foto (ist)
Foto (ist)


Pemerintah dan kepolisian menolak jika disebut kecolongan dalam teror bom Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). Isu intelijen Indonesia kecolongan menyeruak di media sosial setelah beredar gambar screenshoot peringatan sejak Kamis pagi agar warga Amerika Serikat (AS) menjauhi kawasan Sarinah dan Sari Pan Pacific, Thamrin, hari ini (Kamis, 14/1/2016).

Di gambar yang telah beredar luas di media sosial tersebut, pihak Kedubes AS di Jakarta mengirim pesan berjudul Emergency Message for U.S. Citizens: Avoid Area Around Sari Pan Pacific Hotel and Sarinah Plaza on Jalan Sudirman Thamrin, Jakarta (Pesan Darurat untuk Warga AS: Jauhi Daerah Sekitar Sari Pan Pacific Hotel dan Sarinah Plaza di Jl. Sudirman-Thamrin).

Pesan tertanggal 14 January 14 2016 itu berbunyi sebagai berikut:
“This emergency message is being issued to advise all U.S. citizens to avoid the area around Sari Pan Pacific Hotel and Sarinah Plaza on Jalan Sudirman Thamrin, in downtown Jakarta. Preliminary reports indicate an explosion and gunfire has occurred in the general vicinity and situation continues to unfold (Pesan darurat ini diterbitkan untuk mengimbau seluruh warga AS untuk menghindari kawasan sekitar Sari Pan Pacific Hotel dan Sarinah Plaza di Jl. Sudirman Thamrin, jantung Jakarta. Laporan awal mengindikasikan ledakan dan baku tembak terjadi di kawasan sekitarnya dan situasi masih berkembang).”
..
Dalam screenshoot itu, terdapat keterangan waktu pukul 06.55 WIB, atau Kamis pagi sebelum terjadinya teror bom. Hal inilah yang menjadi viral dan memicu spekulasi liar. Kedutaan Besar (Kedubes AS) untuk Indonesia di Jakarta pun memberikan klarifikasi. Berikut isi klarifikasi yang disampaikan di laman jakarta.usembassy.gov tersebut

Menhan: perlu diwaspadai pembelokan hati terhadap ideologi

Menhan: perlu diwaspadai pembelokan hati terhadap ideologi
Menhan, Ryamizard Ryacudu (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
 
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan bahwa masyarakat perlu waspada terhadap suatu gerakan yang bertujuan untuk membelokkan hati terhadap keutuhan ideologi Pancasila.

"Kita menyatakan perang terhadap gerakan yang ingin membelokkan hati seseorang untuk melemahkan ideologi Pancasila. Keutuhan Pancasila harus dipertahankan dengan meningkatkan wawasan kebangsaan," katanya di Pekalongan, Sabtu.

Pada acara "Silaturahmi Nasional Ulama Mursyidi, Tarikah, TNI, Polri Dalam Urgensi Bela Negara Demi Menjaga Keutuhan NKRI", Menhan Ryamizard mengatakan saat ini banyak tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama sehingga hal itu menimbulkan kerawanan disintegrasi.

"Peristiwa Kamis (Peledakan bom di kawasan Sarinah Jalan Thamrin, Jakarta, red) merupakan suatu bukti sehingga hal itu perlu kita waspadai agar tidak terulang lagi," katanya.

Ia mengatakan untuk menghadapi tantangan Bangsa Indonesia yang semakin kompleks maka perlu adanya peran para ulama dalam upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menhan juga berpesan pada rakyat Indonesia dalam pelaksanaan demokrasi agar lebih mengedepankan musyawarah dan mufakat karena hal ini bisa menciptakan situasi yang kondusif.

Islam, kata dia, mengajarkan pada pemeluknya untuk saling bersilaturahmi dengan sesama manusia.

"Oleh karena, jangan coba-coba kita memutus tali silaturahmi karena hal ini bisa menimbulkan petaka," katanya.

Polisi perketat pengamanan Freeport

Polisi perketat pengamanan Freeport
Kapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
 
Polisi memperketat pengamanan di kawasan perusahaan tambang asal Amerika, PT Freeeport Indonesia, di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, setelah serangan teroris di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin Jakarta pada Kamis (14/1).

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw di Jayapura Sabtu mengatakan, pascaledakan serangan teroris di Jakarta, pengamanan di wilayah operasional Freeport Indonesia di Timika dan Tembagapura, Kabupaten Mimika diperketat.

Komandan satuan tugas pengamanan objek vital yang dipimpin Kombes Pol Patrige Renwarin, tengah melakukan koordinasi dengan Danrem 174 yang membawahi wilayah kerja PT Freeport Indonesia.

"Koordinasi itu dilakukan untuk mengantisipasi ancaman kerawanan dari kelompok teroris," kata Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw.

Diakui, peristiwa yang terjadi di Jakarta bisa saja terjadi di daerah lain di seluruh Indonesia termasuk Papua karena itu aparat keamanan diminta untuk senantiasa waspada dan tidak lengah.

Namun, sejauh ini, kata Kapolda Papua, situasi kamtibmas di Papua aman dan terkendali.

Ketika ditanya tentang upaya penangkapan 13 narapidana yang melarikan diri dari Lapas Abepura, Kapolda mengatakan bahwa Sabtu (16/1) merupakan batas akhir bagi para narapidana untuk menyerahkan diri.

Bila sampai Minggu (17/1) tidak juga menyerahkan diri maka pihaknya akan mengerahkan seluruh daya dan upaya untuk menangkap mereka.

"Apalagi narapidana yang melarikan diri merupakan pelaku tindak kekerasan yang selama ini meresahkan masyarakat serta pelaku penyerangan pos polisi dan TNI," ujar Irjen Pol Waterpauw.

Tiga belas narapidana penghuni Lapas Abepura melarikan diri sejak Jumat (8/1) saat waktu kunjungan melalui pintu utama.
 

Norinco WMZ-551: Ranpur APC Tontaipur Kostrad dari Negeri Tirai Bambu

WMZ-551
Mungkin dengan alasan meningkatkan kadar ke-pedean, unit elit dari suatu kesatuan mempunyai koleksi rampur dan rantis yang berbeda dari kesatuan TNI lainnya. Sebagai controh yang unik adalah keberadaan ranpur APC (armored personnel carrier) WMZ-551 buatan Norinco (North Industries Corp) dari Cina yang digunakan unit Taipur (Intai Tempur)/Tontaipur (Peleton Intai Tempur) Kostrad TNI AD.

WMZ-551-1

Berangkat dari platform panser 6×6, WMZ-551 mempunyai banyak turunan varian, jauh lebih beragam dari varian Anoa 6×6 buatan PT Pindad. WZ-551. Selain terbilang mirip dengan Anoa APC, WMZ-551 juga punya rancangan yang mirip dengan panser VAB buatan Renault Truck Defense, Perancis. Namun dari segi tongkrongan WMZ-551 tampak lebih besar ketimbang Anoa, seperti lampu utama terbenam dalam lambung, serta rentang kendaraan yang terasa lebih lebar.

WMZ-551-2

Mengutip dari salah satu liputan di edisi Majalah Commando, debut panser asal Cina ini terendus saat kunjunga media ke Markas Satuan Tontaipur di kawasan Cilodong. Dari penelusuran, pada salah satu WMZ-551 terpatri kode 256WMZ551NB 2004 008, dari situ dapat diketahui bila ranpur buatan Norinco ini dibuat pada tahun 2004. Unit WMZ-551 yang digunakan Tontaipur Kostrad adalah jenis APC yang dilengkapi kubah semi terbuka, mirip kubah pada BTR-40 hasil retrofit TNI AD, plus ada bekal fasilitas winch penarik pada bagian belakang.

WMZ-551 juga digunakan Cina sebagai bagian dari kekuatan pasukan PBB di Sudan.
WMZ-551 juga digunakan Cina sebagai bagian dari kekuatan pasukan PBB di Sudan.

Partipasi ranpur ini dalam misi PBB tak pelak ikut mendongkrak reputasi dan promo WMZ-551.
Partipasi ranpur ini dalam misi PBB tak pelak ikut mendongkrak reputasi dan promosi WMZ-551.

Secara keseluruhan, varian WMZ-551 yang ditawarkan Norinco mencakup Armored Personnel Carrier (APC), Infantry Fighting Vehicle (IFV), Self Propelled Howitzer (SPH), Self Propelled Mortar, 105 mm Assault Gun, Air Defense System variant, Recovery Vehicle, Ambulance Variant, dan Commando Post Variant. WMZ-551 APC umumnya menggunakan senjata utama berupa SMB (Senapan Mesin Berat) kaliber 12,7 mm dengan kubah coaxial, namun dalam beberapa kali tampilan, WMZ-551 Kostrad hanya dibekali senapan mesin kaliber sedang, 5,56 mm atau 7,62 mm.

WMZ-551 juga ideal sebagai kekuatan pendukung untuk batalyon infanteri mekanis.
WMZ-551 juga ideal sebagai kekuatan pendukung untuk batalyon infanteri mekanis.

WMZ-551 APC punya kemampuan amfibi dengan dukungan dua bilah propeller di bagian belakang. Propeller dapat diayunkan sekitar 180 derajat untuk meningkatkan propulsi saat mengarung di air. Saat mengarungi air, WMZ-551 dapat melaju hingga kecepatan 8 km per jam. Pasoka tenaga panser ini berasal dari mesin diesel buatan Jerman Deutz BF8L413F delapan silinder dengan turbocharger yang disokong transmisi 5S-111 GPA yang mempunyai konfigurasi 9 gigi maju dan 1 gigi mundur. Mesin ini dapat menyemburkan daya sebesar 320HP @2.500 RPM, sehingga dapat diterjemakan laju maksimum WMZ-551 di jalan raya bisa mencapai kecepatan maksimum 85 km per jam.

Fasilitas standar WMZ-551 yang kebetulan belum ada di Anoa Pindad adalah adanya proteksi Nubika pada seluruh ruang kabin. Kemudian ada fasilitas sistem pemadam kebakaran otomatis, night vision equipment untuk pengemudi, dan run flat tyres, yang artinya jika ban terkena protektil peluru atau pecahan ledakan, maka ranpur masih dapat melaju sejauh 100 km pada kecepatan 40 km per jam. Dari sisi konfigurasi, pengemudi dan komandan ada di depan, yakni komanda di sisi kiri. Seperti halnya Anoa, kompartemen mesin ada di tengah dan penumpang di belakang.

WMZ-551 berperan sebagai fire support vehicle dengan meriam kaliber 100 mm.
WMZ-551 berperan sebagai fire support vehicle dengan meriam kaliber 100 mm.

WMZ-551 APC dengan kanon coaxial.
WMZ-551 APC dengan kanon coaxial.


WMZ-551 dengan meriam 120 mm

Bila Anoa merujuk pada desain panser VAB, maka WMZ-551 berangkat dari sasi truk Southwest Automobile Works Tienma XC2030 yang merupakan tiruan truk Mercedes Benz 2060. Dari sisi perlindungan, material lapis bajanya sanggup menahan serangan proyetil kecil dan sedang. Kaca depan komandan dan pengemudi dapat ditutup plat baja, sehingga untuk navigas dapat menggunakan periskop.

Sosok WMZ-551 pertama kali terlihat pada awal tahun 1986, saat itu WMZ-551 menjadi bagian dari 16 prototipe ranpur asal Cina. WMZ-551 dirancang oleh Jiang Hong dari Vehicle Reseach Institute Norinco. Sementara perkenalan panser ini ke publik dilakukan pada suatu pameran persenjataan di bulan November 1986 di Beijing.

WMZ-551 melintasi jembatan ponton.
WMZ-551 melintasi jembatan medium girder.

Norinco sendiri merupakan mitra supplier alutsista bagi TNI, contohnya pada kanon multi laras Type 730 dan kanon hanud Type 80 Giant Bow 23 mm, dan roket anti tank PF-98 Queen Bee yang kesemuanya buatan Norinco. Terkait WMZ-551, Norinco pada medio 2008 – 2009 sudah aktif memasarkan vairian PTL05 bagi TNI AD. Inregrasi dengan Anoa pun telah dijajaki, pasalnya Norinco membuat platform panser ini dengan modular.

Selain Cina dan Indonesia, WMZ-551 dalam beragam varian juga digunakan oleh Argntina, Bosnia, Burma, Burundi, Kamerun, Chad, Kongo, Gabon, Kenya, Pakistan, Nepal, Oman, Sri Lanka, Sudan, Tanzania, Venezuela, dan Zambia. (Gilang Perdana)

Spesfikasi Norinco WMZ-551 APC
– Manufaktur: Norinco Corp,Cina
– Awak: 2+9
– Berat: 15,8 ton
– Panjang: 6,63 meter
– Lebar: 2,8 meter
– Tinggi: 2,1 meter
– Ground clearance: 41 cm
– Mesin: Diesel Deutz BF8L413F
– Kapasitas BBM: 400 liter
– Jarak tempuh: 800 km
– Kecepatan maks di jalan raya: 85 km per jam
– Kecepatan maks di air: 8 km per jam
 

Kisah Pria Baju Putih di Bom Sarinah

 
Untung Sangaji

Untung Sangaji 16

Untung Sangaji13

Untung Sangaji 6

Untung Sangaji 12

Untung Sangaji 3

Untung Sangaji 4

Untung Sangaji 2

Aksi heroik AKBP Untung Sangaji yang melumpuhkan dua pelaku bom Sarinah yang memegang bom untuk diledakkan di depan Starbucks Coffee, Sarinah, Jakarta, 14 Januari 2016, menjadi sorotan masyarakat. Hanya dalam hitungan menit, personel Polri yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi itu mampu menghentikan aksi serangan para pelaku.

Lelaki yang mengenakan kemeja putih dan sebelumnya sempat diduga sebagai pelaku, ternyata dengan berani masuk ke zona pertempuran dan melumpuhkan dua pelaku yang juga memegang bom.

AKBP Untung mengatakan, sebelum teror berlangsung, dia sedang berada di Walnut Cafe yang berada di bagian kiri Sarinah. Keberadaannya di sana untuk menjalankan tugas mengamankan jalur perlintasan Presiden. Saat itu dia dengan AKBP Urip Widodo dan Prof Kiki Herman Sulistyo, sedang asik berbicang, tiba-tiba terdengar ledakan hebat. “Tiba-tiba bunyi dentuman dan tidak jauh kedengarannya,” katanya.

Karena berasal dari Satgas Bom, AKBP Untung segera ke luar dari kedai kopi dan melihat warga berlarian menjauh dari sumber ledakan. “Kepanikan melanda, warga secara tidak tentu arah berlarian,” katanya.


Belum mengetahui ada aksi serangan teroris, AKBP Untung dikejutkan lagi dengan tiga jasad yang tergeletak di depan Pos Lantas depan Gedung Sarinah. Setelah melihat kondisi itu, dia baru sadar korban yang bergelimpangan itu akibat aksi bom bunuh diri.

“Sudah ada 3 jenazah bom bunuh diri, saya yakin karena melihat ada rompi dengan kabel pemicu, paku-paku bertebaran dan skrup kiri kanan,” katanya.

AKBP Untung bergegas mendekati seorang petugas dari satuan lalu lintas yang pahanya terluka robek yang penuh paku dan skrup menancap di tubuhnya.

“Lalu saya panggil siapapun dekat situ untuk membantu mengungsikannya ke mobil patroli lalu lintas,”

Tapi saat mengevakuasi korban dari anggota polisi, dengan kondisi yang saat itu sangat kacau, tiba-tiba ada tembakan dari arah depan Starbucks.

“Banyak warga menonton, tiba-tiba ada tembakan dari arah depan Sturbucks yang juga rusak kena bom,”

Setelah memastikan ada yang mengamankan polisi yang terluka, Untung kemudian mengokang senjatanya dan mendekat ke arah bunyi tembakan berasal. Saat itu ia melihat dua pelaku, satu diantaranya memegang bom dan senjata.

“Kokang senjata (Infinity cal 45) dan mendekat ke arah itu, ternyata saya lihat pelaku pegang bom di tangan dan seorang temannya lagi pegang senjata,”

Satu pelaku kemudian melempar bom ke arah mobil Karo Ops Polda Metro Jaya yang dilihatnya berada tidak jauh dari pelaku.

“Dia memengang bom dan melempar bom ke bawah mobil Karo Ops Polda Metro Jaya,”

Saat perhatian teroris mengarah ke petugas yang ada di depannya, AKBP Untung melingkari pelaku dari sisi kiri Starbucks sambil melontarkan peluru dari senjatanya.

“Tersangka juga memegang beberapa bom di tangannya, saya tembak dada dan kakinya,”

Diceritakan Untung, tiba-tiba bom di tangan pelaku jatuh dan meledak. Setelah ledakan berhenti, dia bersama koleganya, Ipda Tamat, kemudian mendekati pelaku. “Mendekat dan menembak bagian badannya sampai dia mati,”.

Sumber : VIva.co.id

Baku Tembak Teroris dan TNI – Polri di Poso, 1 Tewas

  poso

Tim Gabungan TNI Polri dalam operasi Tinombala 2016, (15/1/2016) menyergap lokasi camp baru kelompok teroris Santoso di hutan desa Taunca Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Poso Sulawesi Tengah. Dalam baku tembak ini seorang terduga teroris tewas, dan belasan lainnya melarikan diri dan terus dikejar aparat TNI Polri.

Kepolisian di Poso Provinsi Sulawesi Tengah menyebutkan seorang terduga teroris tewas dalam baku tembak, (15/1/2016) ketika 60 personel pasukan gabungan TNI Polri mendekati satu rumah kebun di hutan gunung Tineba desa Taunca Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

Baku tembak itu diawali dengan suara ledakan yang berasal dari satu bom rakitan yang dilemparkan sekelompok orang yang berada di rumah kebun itu. Mereka juga menembak yang dibalas oleh pasukan TNI Polri.


Kapolres Poso AKBP Ronny Suseno mengatakan baku tembak itu terjadi sejak pukul 7.30 waktu Indonesia tengah dan berakhir sekitar pukul 10 pagi. Lokasi camp baru kelompok teroris Santoso itu telah dikuasai petugas, sementara para pelaku yang berjumlah belasan melarikan diri ke arah hutan, namun seorang diantaranya ditemukan tewas.

AKBP Ronny Suseno mengakui belum mengetahui identitas terduga teroris yang tewas dalam baku tembak itu. Setelah dievakuasi dari lokasi yang berjarak empat jam jalan kaki dari desa Taunca itu, Korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah di Palu.

Upaya pengejaran terus dilakukan oleh pasukan gabungan TNI Polri terhadap belasan anggota dari kelompok teroris yang telah melarikan diri. Peningkatan kekuatan aparat di desa Taunca terpantau dengan tibanya 30 personel Brimob BKO Mabes Polri. Mereka bertugas melakukan penyekatan antara pemukiman masyarakat dengan hutan gunung Tineba.

Voaindonesia.com