Pandangan Umum
Pemerintah melalui Kemenhan telah memtuskan untuk kembali melanjutkan rencana pembelian Kapal Selam baru dari Rusia. Ada pun yang dipilih adalah tipe Kilo class, Amur class atau Lada class yang semuanya mempunyai kemampuan menembakan rudal dari dalam laut ke udara atau darat.
Sementara jika kita lihat kembali ke sejarah awal, rencana pembelian sudah dianggarkan pada tahun 2003 oleh mantan Presiden Megawati melalui kredit export dan perkembangan selanjutnya ditindaklanjuti oleh mantan Presiden SBY dengan kredit export baru dari Rusia untuk pembelian 4 unit Kilo class submarine dan Sukhoi SU-30MK. tahun 2005-2007.
Namun perkembangan selanjutnya tidak jelas, apakah pembelian tersebut sudah terjadi atau tidak, serta apakah telah dilakukan pengiriman ke pihak TNI AL atau belum. Beberapa bocoran dan clue ada yang menyatakan sudah dikirim dan menjadi rahasia negara yang tidak boleh dipublikasikan. Namun ada juga menyatakan kita hanya menyewa.
Lalu atas dasar itulah maka pemerintah kembali menyatakan akan membeli beberapa unit kapal selam Kilo atau Amur dari Rusia dengan alasan “KITA SUDAH BIASA MENGUNAKAN DAN SUDAH FAMILIAR DENGAN KAPAL SELAM DARI RUSIA” hal ini mirip dengan pernyataan dari TNI AU yang menyatakan akan membeli pesawat tempur Sukhoi dan F-16 dengan alasan sudah terbiasa mengunakannya. Jadi tidak salah jika TNI AL akan membeli kapal selam dari Rusia karena sudah terbiasa mengunakannya.
Dalam sebuah berita dari kantor berita Rusia, ITAR-TASS menyebutkan TNI AL tertarik dan telah memesan beberapa kapal selam kelas kilo class ,lada class dan Amur-class 1650 / amur 950 dengan VLS. Hal ini disampaikan Direktur Rosoboronexport sendiri. Prosesnya kita tunggu pertemuan dengan pemerintah Indonesia dalam waktu dekat dan kita siap memberikan apa yang diminta oleh sahabat kita Indonesia dan akan kita beri yang terbaik untuk sahabat kami.
Ibarat sebuah istilah yaitu “PALUGADA” yang artinya ” apa yang elu mau gue ada” hal ini ditujukan Rusia kepada Indonesia. Mau cash boleh, mau utang boleh, mau barter boleh. “everything you can eat” , sebuah anekdot atas gampangnya metode pembayaran yang ditawarkan oleh Rusia.
Sementara itu dari Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Pertananan membenarkannya. Menhan Ryamizard Ryacudu pernah menyatakan, ketertarikannya pada kapal selam produksi Rusia yang mampu menembak rudal dari dalam laut ke udara/daratan, serta beberapa model lainnya yang mempunyai teknologi tinggi dan menjadi idaman TNI AL. “Kita minta yang tercanggih dan barang baru” bukan bekas. Kira kira begitu ungkapannya. Dananya sudah kita siapkan.
Sumber lain dari media lokal juga membenarkan hal tersebut “Untuk rencana pengadaan kapal selam produk Rusia masih dalam tahap pengkajian. Tapi belum ada pembicaraan terkait model kapalnya (kilo,lada atau amur) yang akan di pilih maupun pendanaannya dan skenario pengadaannya,(pengiriman) menunggu keputusan dari pemerintah R.I.
Hal ini mungkin didasarkan atas momen gagalnya mengakuisisi (memperoleh) Kapal Selam Kilo 2 unit bekas Rusia, beberapa waktu lalu yang saat itu delegasi dipimpin sendiri oleh Pak Ade Supandi yang sekarang menjadi KSAL, dan alasan lain Kemenhan masih mencoba memilih milih versi apa yang akan dibeli. Yang pasti itu barang baru alias bukan bekas. Namun prosesnya itu akan disesuaikan dengan anggaran yang ada karena mahalnya harga kapal selam baru jika di banding barang bekas.
“Masih kita pelajari, yang bekas dari segi ekonomi tidak jadi pilihan. Kita bisa beli, tapi belum tentu bisa merawat, makanya kita kaji. Tapi kita sesungguhnya menginginkan itu untuk laut dalam. Tapi uang kita masih di tipe laut dangkal. Kalau ekonomi semakin membaik, diharapkan pemenuhan 12 kapal selam bisa terpenuhi,” karena kita akan beli yang baru dan hebat karena mampu meluncurkan rudal dari dalam laut untuk menembak kapal permukaan dan pesawat terbang. kata seorang pejabat KeMenhan
Aspek Kawasan
Memanasnya LCS juga mengundang kehadiran kekuatan negara negara besar seperti Amerika, Jepang, Australia ikut bermain. Lalu hal ini dilihat pemerintah Indonesia sebagai lampu kuning yang mengharuskan kesiapan negara pada umumnya dan TNI pada khususnya untuk bersiap sedia payung sebelum hujan. Yang artinya bersiap sebelum pecah konflik. Jangan sampai setelah terjadi konflik baru sibuk belanja alutsista.
LCS yang 99% adalah lautan adalah medan yang cocok untuk diterjunkannya kapal selam baik untuk pengawasan ataupun patroli. Menurut pengamat militer dari Amerika Serikat, mantan kepala staff Armada Gabungan mengatakan, perang di LCS adalah perangnya kapal selam, kapal permukaan. Jadi siapa yang berkuasa di laut maka akan berkuasa di LCS.
Jadi tidak salah jika TNI AL mengingikan alusista kapal selam yang canggih untuk memodernisasi alusistanya. Sehingga keinginan untuk memiliki kapal selam canggih adalah suatu keharusan yang tidak bisa di tunda lagi.sebelum bom waktu LCS meledak.
Jadi jika melihat ke depannya maka jika boleh menebak Kapal selam apa yang akan dibeli TNI AL, maka kemungkinan besar adalah tipe Amur class dengan VLS. Hal ini dilihat dari silsilah kapal selam itu sendiri, di mana kapal selam Kilo merupakan nenek moyang kapal selam AIP yang sangat sunyi, yang dijuluki NATO “black hole” dari Rusia, lalu dari pengembangannya lahirlah Lada class dan KS Amur class -1650 / Amur -950
Tentang Amur class -1650 dan 950
Kapal Selam kelas Amur-1650 /950 adalah versi ekspor kelas Lada yang lebih canggih atau Kapal Selam Kilo modern yang telah ditingkatkan kemampuan acoustic stealth-nya, AIP, dan sistem persenjataan dengan teknologi terbaru untuk laut dalam
Amur- class bisa bertugas pada segala cuaca. Di laut dangkal maupun dalam selama 45 hari tanpa kembali ke pangkalan.serta mampu di persenjatai dengan rudal taktis jarak jauh dan mematikan. karena kilo atau amur dibutuhkan oleh TNI AL untuk melakukan pengamanan di laut dalam. Sementara untuk laut dangkal kita akan pakai produk yang dari Korea Selatan.
Melihat wilayah laut Indonesia yang 50 persen mempunyai kedalam rata-rata di bawah 100 meter, Indonesia juga memerlukan kapal selam kecil (midget). Untuk memenuhi kapal selam kecil, tim dari BPPT dan Dislitbang TNI AL telah mengembangkannya, namun untuk mewujudkan kedalam prototipe butuh dukungan dana dari pemerintah.
Kapal selam yang dirancang Rubin Central Design Bureau ini memiliki panjang 66,8 meter, tinggi 6,4 meter dan bisa menyelam dengan kedalaman hingga 300 meter. Kapal selam diesel ini bisa meluncurkan hingga 18 torpedo dan menembakkan rudal jelajah tipe Club-S dengan jarak 300 km.
Sambil menungu kedatangan KS Rusia, sementara TNI AL harus tetap tabah sampai akhir dengan KS Cakra dan Nanggala kebanggaan bangsa Indonesia.
Terimakasih
oleh : Telik Sandi / JKGR.
Pemerintah melalui Kemenhan telah memtuskan untuk kembali melanjutkan rencana pembelian Kapal Selam baru dari Rusia. Ada pun yang dipilih adalah tipe Kilo class, Amur class atau Lada class yang semuanya mempunyai kemampuan menembakan rudal dari dalam laut ke udara atau darat.
Sementara jika kita lihat kembali ke sejarah awal, rencana pembelian sudah dianggarkan pada tahun 2003 oleh mantan Presiden Megawati melalui kredit export dan perkembangan selanjutnya ditindaklanjuti oleh mantan Presiden SBY dengan kredit export baru dari Rusia untuk pembelian 4 unit Kilo class submarine dan Sukhoi SU-30MK. tahun 2005-2007.
Namun perkembangan selanjutnya tidak jelas, apakah pembelian tersebut sudah terjadi atau tidak, serta apakah telah dilakukan pengiriman ke pihak TNI AL atau belum. Beberapa bocoran dan clue ada yang menyatakan sudah dikirim dan menjadi rahasia negara yang tidak boleh dipublikasikan. Namun ada juga menyatakan kita hanya menyewa.
Lalu atas dasar itulah maka pemerintah kembali menyatakan akan membeli beberapa unit kapal selam Kilo atau Amur dari Rusia dengan alasan “KITA SUDAH BIASA MENGUNAKAN DAN SUDAH FAMILIAR DENGAN KAPAL SELAM DARI RUSIA” hal ini mirip dengan pernyataan dari TNI AU yang menyatakan akan membeli pesawat tempur Sukhoi dan F-16 dengan alasan sudah terbiasa mengunakannya. Jadi tidak salah jika TNI AL akan membeli kapal selam dari Rusia karena sudah terbiasa mengunakannya.
Dalam sebuah berita dari kantor berita Rusia, ITAR-TASS menyebutkan TNI AL tertarik dan telah memesan beberapa kapal selam kelas kilo class ,lada class dan Amur-class 1650 / amur 950 dengan VLS. Hal ini disampaikan Direktur Rosoboronexport sendiri. Prosesnya kita tunggu pertemuan dengan pemerintah Indonesia dalam waktu dekat dan kita siap memberikan apa yang diminta oleh sahabat kita Indonesia dan akan kita beri yang terbaik untuk sahabat kami.
Ibarat sebuah istilah yaitu “PALUGADA” yang artinya ” apa yang elu mau gue ada” hal ini ditujukan Rusia kepada Indonesia. Mau cash boleh, mau utang boleh, mau barter boleh. “everything you can eat” , sebuah anekdot atas gampangnya metode pembayaran yang ditawarkan oleh Rusia.
Sementara itu dari Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Pertananan membenarkannya. Menhan Ryamizard Ryacudu pernah menyatakan, ketertarikannya pada kapal selam produksi Rusia yang mampu menembak rudal dari dalam laut ke udara/daratan, serta beberapa model lainnya yang mempunyai teknologi tinggi dan menjadi idaman TNI AL. “Kita minta yang tercanggih dan barang baru” bukan bekas. Kira kira begitu ungkapannya. Dananya sudah kita siapkan.
Sumber lain dari media lokal juga membenarkan hal tersebut “Untuk rencana pengadaan kapal selam produk Rusia masih dalam tahap pengkajian. Tapi belum ada pembicaraan terkait model kapalnya (kilo,lada atau amur) yang akan di pilih maupun pendanaannya dan skenario pengadaannya,(pengiriman) menunggu keputusan dari pemerintah R.I.
Hal ini mungkin didasarkan atas momen gagalnya mengakuisisi (memperoleh) Kapal Selam Kilo 2 unit bekas Rusia, beberapa waktu lalu yang saat itu delegasi dipimpin sendiri oleh Pak Ade Supandi yang sekarang menjadi KSAL, dan alasan lain Kemenhan masih mencoba memilih milih versi apa yang akan dibeli. Yang pasti itu barang baru alias bukan bekas. Namun prosesnya itu akan disesuaikan dengan anggaran yang ada karena mahalnya harga kapal selam baru jika di banding barang bekas.
“Masih kita pelajari, yang bekas dari segi ekonomi tidak jadi pilihan. Kita bisa beli, tapi belum tentu bisa merawat, makanya kita kaji. Tapi kita sesungguhnya menginginkan itu untuk laut dalam. Tapi uang kita masih di tipe laut dangkal. Kalau ekonomi semakin membaik, diharapkan pemenuhan 12 kapal selam bisa terpenuhi,” karena kita akan beli yang baru dan hebat karena mampu meluncurkan rudal dari dalam laut untuk menembak kapal permukaan dan pesawat terbang. kata seorang pejabat KeMenhan
Aspek Kawasan
Memanasnya LCS juga mengundang kehadiran kekuatan negara negara besar seperti Amerika, Jepang, Australia ikut bermain. Lalu hal ini dilihat pemerintah Indonesia sebagai lampu kuning yang mengharuskan kesiapan negara pada umumnya dan TNI pada khususnya untuk bersiap sedia payung sebelum hujan. Yang artinya bersiap sebelum pecah konflik. Jangan sampai setelah terjadi konflik baru sibuk belanja alutsista.
LCS yang 99% adalah lautan adalah medan yang cocok untuk diterjunkannya kapal selam baik untuk pengawasan ataupun patroli. Menurut pengamat militer dari Amerika Serikat, mantan kepala staff Armada Gabungan mengatakan, perang di LCS adalah perangnya kapal selam, kapal permukaan. Jadi siapa yang berkuasa di laut maka akan berkuasa di LCS.
Jadi tidak salah jika TNI AL mengingikan alusista kapal selam yang canggih untuk memodernisasi alusistanya. Sehingga keinginan untuk memiliki kapal selam canggih adalah suatu keharusan yang tidak bisa di tunda lagi.sebelum bom waktu LCS meledak.
Jadi jika melihat ke depannya maka jika boleh menebak Kapal selam apa yang akan dibeli TNI AL, maka kemungkinan besar adalah tipe Amur class dengan VLS. Hal ini dilihat dari silsilah kapal selam itu sendiri, di mana kapal selam Kilo merupakan nenek moyang kapal selam AIP yang sangat sunyi, yang dijuluki NATO “black hole” dari Rusia, lalu dari pengembangannya lahirlah Lada class dan KS Amur class -1650 / Amur -950
Tentang Amur class -1650 dan 950
Kapal Selam kelas Amur-1650 /950 adalah versi ekspor kelas Lada yang lebih canggih atau Kapal Selam Kilo modern yang telah ditingkatkan kemampuan acoustic stealth-nya, AIP, dan sistem persenjataan dengan teknologi terbaru untuk laut dalam
Amur- class bisa bertugas pada segala cuaca. Di laut dangkal maupun dalam selama 45 hari tanpa kembali ke pangkalan.serta mampu di persenjatai dengan rudal taktis jarak jauh dan mematikan. karena kilo atau amur dibutuhkan oleh TNI AL untuk melakukan pengamanan di laut dalam. Sementara untuk laut dangkal kita akan pakai produk yang dari Korea Selatan.
Melihat wilayah laut Indonesia yang 50 persen mempunyai kedalam rata-rata di bawah 100 meter, Indonesia juga memerlukan kapal selam kecil (midget). Untuk memenuhi kapal selam kecil, tim dari BPPT dan Dislitbang TNI AL telah mengembangkannya, namun untuk mewujudkan kedalam prototipe butuh dukungan dana dari pemerintah.
Kapal selam yang dirancang Rubin Central Design Bureau ini memiliki panjang 66,8 meter, tinggi 6,4 meter dan bisa menyelam dengan kedalaman hingga 300 meter. Kapal selam diesel ini bisa meluncurkan hingga 18 torpedo dan menembakkan rudal jelajah tipe Club-S dengan jarak 300 km.
Sambil menungu kedatangan KS Rusia, sementara TNI AL harus tetap tabah sampai akhir dengan KS Cakra dan Nanggala kebanggaan bangsa Indonesia.
Terimakasih
oleh : Telik Sandi / JKGR.