Melanjutkan artikel sebelumnya, disebut bahwa Indonesia akan mendatangkan paket integrasi sistem senjata dan sensor rudal Starstreak dalam platform ForceSHIELD. Di dalam platform ini sudah tercakup peluncur rudal Starstreak jenis Lightweight Multiple Launcher (LML), VML (Versatile Missile Launcher) RAPIDRanger Air Defence dan radar penjejak target CONTROLMaster200. Dan secara khusus, kali ini kami kupas tentang sosok CONTROLMaster200 yang dipasang pada platform truk Renault 8×8.
Bila nantinya CONTROLMaster200 hadir melengkapi sistem baterai hanud rudal Starstreak, maka ini menjadi varian lain dari jenis-jenis radar mobile SHORAD yang telah dimiliki Satuan Arhanud TNI AD. Jenis radar mobile hanud lumrah hadir sebagai paket dari sistem rudal yang dibeli. Ambil contoh rudal Bofors RBS-70 menggunakan radar mobile Giraffe, rudal Rapier yang menggunakan radar Blindfire, rudal Grom yang menggunakan Mobile Multibeam Search Radar (MBSR), dan rudal Mistral yang menggunakan MCP (Mistral Coordination Post). Masih ada lagi rudal QW-3 yang dioperasikan Paskhas TNI AU yang menggunakan jenis radar TH—5711 Smart Hunter. Selain membawa keunikan pada perbedaan spesifikasi dan kemampuan penjejakan, setiap paket radar juga mengadopsi tipe truk-truk yang berbeda.
Radar CONTROLMaster200.
CONTROLMaster200 sejatinya adalah kombinasi dari peran tactical radar dan air defence coordination. Paket CONTROLMaster200 terdiri dari komponen high performance radar GM200 yang punya kemampuan 3D dan modul CONTROLView C2 yang ditempatkan pada wujud kontainer di truk. Radar GM200 merupakan teknologi terkini multibeam 3D radar, sementara CONTROLView berperan melakukan segala proses identifikasi dan analisa secara real time, memberi informasi akurat tentang posisi target yang dibutuhkan oleh unit peluncur rudal di lapangan.
Pihak Thales selaku manufaktur menyebut radar ini ideal untuk melakukan counter atas ancaman yang datang dari jet tempur, helikopter, rudal jelajah dan drone (UAV). Menghadapi peperangan elektronik pun, sistem radar ini telah dilengkapi dengan ketahanan maksimal pada ancaman jamming. Tak hanya mampu mendeteksi ancaman dari wahanan udara, radar GM200 mampu memprediksi titik hadirnya serangan artileri dan mortir, dan memberi alert pada unit komando yang membutuhkan perlindungan. Seperti halnya sistem radar terintegrasi pada Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional), CONTROLMaster200 dapat terhubung dengan fasilitas radar sipil, bahkan dalam kondisi darurat dapat menggantikan peran radar sipil.
Dalam gelar operasinya, CONTROLMaster200 tak hanya mampu meng-handle aktivitas rudal Strarstreak, sistem radar ini dapat menggabungkan komponen dari beragam jenis rudal dan kanon PSU (penangkis serangan udara). Untuk jalur komando, secara real time paparan informasi dari CONTROLMaster200 dapat langsung dilaporkan ke unit komando diatas.
Bagaimana tentang kemampuan radar ini? Lebih detail radar CONTROLMaster200 dapat berputar 360 derajat dengan sudut elevasi 70 derajat dari ground. Data renewel rate pada mode surveillance 20 RPM dan pada mode engagement 40 RPM. Radar dapat menjangkau area seluas 250 km dengan ketinggian 25.000 meter. Kemampuan tracking-nya 200 target dapat diendus secara simultan. Secara teknis, sistem penjejak radar dapat mengikuti pergerakan target dengan kecepatan 1.200 meter per detik. Fitur IFF (Identification Friend or Foe) disematkan pada secondary antenna yang co mouted dengan primary radar.
Unruk modul CONTROLView C2 dibangun dalam kontainer standar 20 feet yang dilengkapi pendingin udara dan embedded power generator. Bila modul kontainer dilepas dari truk, maka dapat dengan mudah diangkut ke dalam ruang kargo pesawat sekelas C-130 Hercules. Di dalam modul CONTROLView C2 terdapat dua awak yang berperan untuk peran surveillance dan engagement. Dalam gelar operasinya, CONTROLMaster dapat dioperasikan 24 jam terus menerus dalam kondisi cuaca apa pun. (Gilang Perdana)