Berita mengenai pembelian rudal hanud (pertahanan udara) Starstreak
dari Thales, Inggris sudah mengemuka sejak beberapa lama. Pembelian
rudal super cepat (
high velocity missile) ini pun masuk dalam program MEF (
minimum essential force)
I Kementerian Pertahanan RI dengan nilai mencapai 100 juta
pounsterling. Bahkan satuan tempat bernaungnya rudal ini juga sudah
disiapkan, tapi mesti telah lama didengungkan, sosok rudal Starstreak
beserta peluncurnya belum juga terlihat di jajaran etalase Arhanud TNI
AD.
Sewajarnya bila rudal berkecepatan Mach 3.5 ini sudah tiba, pastinya
sudah diikutkan dalam parade HUT TNI 2014 yang digelar besar-besaran
bulan Oktober silam di Dermaga Ujung, Surabaya. Ternyata dari petikan
informasi yang berasal dari Janes.com (18/9/2015), disebut bahwa
Starstreak pesanan Indonesia dengan VML (Versatile Missile Launcher)
tengah dalam proses produksi dan pengujian oleh Thales.
Mengutip sumber dari
TheJakartaPost.com (17/1/2013),
pengadaan alutsista ini sudah mulai dibicarakan sejak kedatangan PM
Inggris, Tony Blair saat berkunjung ke Jakarta pada tahun 2006 silam.
Alhasil kemudian berlangsunglah kontrak pembelian rudal Starstreak pada
tahun 2012. “Indonesia membeli 1 baterai rudal Starstreak, yang terdiri
dari sembilan peluncur,” ujar Kolonel. Jonni Mahroza, Atase Militer RI
di Inggris. Tidak ada informasi lebih lanjut, dalam platform apakah
Starstreak ini dibeli oleh Indonesia. Tapi besar kemungkinan, mengacu
pada unit peluncur ground based dengan 3 peluncur pada dudukan monopod.
Jumlah satu baterai jelas tak mencukupi untuk upaya pertahanan yang
efektif, idealnya dalam satu batalyon terdapat tiga baterai. Baterai
bisa diibaratkan satuan setingkat kompi dalam kesatuan infanteri atau
kavaleri. Starstreak disiapkan untuk menjadi perisai angkasa untuk
wilayah DKI Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan penunjukkan kesatuan Yon
Arhanudse (Artileri Pertahanan Udara Sedang) 10 Kodam Jaya selaku
operator rudal ini.
Janes.com menyebut pesanan Starstreak Indonesia masuk dalam kontrak
RAPIDRanger air defence missile systems. Dan kabarnya, AD Malaysia juga
memesan jenis rudal ini. Secara keseluruhan, integrasi dari semua solusi
sistem senjata dan sensor ini diberi label ForceSHIELD. Sistem
integrasi pertahanan udara ini pernah ditampilkan demonya dalam ajang
Indo Defence 2012.
Merujuk ke siaran pers dari Thales (15/1/2014), tersebut bahwa Kemhan
RI telah melakukan penandatangan kontrak pembelian paket sistem rudal
Starstreak senilai 100 juta pounsterling. Starstreak masuk dalam SHORAD (
short range air defence),
komponennya terdiri dari radar CONTROLMaster200, RAPIDRanger mobile
weapon systems, dan Lightweight Multiple Launcher (LML). Kontrak
pemebelian Starstreak juga mencakup materi komunikasi, pelatihan dan
logistik suku cadang.
Starstreak dengan platform jip Land Rover Defender jadi salah satu tipe yang akan digunakan TNI AD
Platform ini dioperasikan secara manual, pada bagian bawah deck terdapat ruang penyimpanan rudal cadangan.
Untuk peluncur LML, pernah disinggung sebelumnya di artikel Indomiliter (27/10/2013),
bahwa platform Starstreak yang akan diadopsi Indonesia menggunakan
basis jip Land Rover Defender. Sosok Jeep Starstreak yang akan di
datangkan ke Indonesia ini terlihat dalam ajang Defence Vehicle Dynamics
2014 di Millbrook Proving Ground, Inggris. Tampak dalam foto, satu jip
Land Rover dibekali satu tiang model MANPADS dengan tiga peluncur yang
siap ditembakkan. Di bawah plat lantai, tersedia ruang untuk penyimpanan
6 unit rudal Starstreak. Peluncur dalam pola LML dilakukan secara
manual oleh seorang juru tembak, atau bisa dikatakan mirip dengan cara
penembakkan di rudal Mistral Atlas yang juga dipakai Arhanudse TNI AD.
Platrform peluncur RAPIDRanger Starstreak.
Platrform peluncur RAPIDRanger Starstreak.
Sedangkan untuk RAPIDRanger mobile weapon systems, berupa platform
peluncur Starstrak yang disematkan pada rantis 4×4. Pola peluncuran
rudal disini dapat dilakukan manual atau bisa juga otomatis lewat moda
RCWS (remote control weapon systems). Di RAPIDRanger platform terdiri
dari empat peluncur rudal yang sudah terintegrasi dengan perangkat optic
dan pencitraan. Model peluncuran ini mengingatkan pada Mistral RCWS
yang dipasang pada rantis Renault Sherpa Light yang juga telah
dioperasikan Arhanud TNI AD.
Radar CONTROLMaster200.
Dan tentang CONTROLMaster200, perannya bisa disamakan dengan radar
mobile Giraffe untuk rudal RBS-70 atau Mistral Coordination Post untuk
pengendali rudal Mistral TNI AD. Bagaimana tentang kemampuan radar
canggih CONTROLMaster200 yang akan melengkapi arsenal Arhanud TNI AD?
Simak kupas lengkapnya di artikel Indomiliter selanjutnya.
(Gilang Perdana)