Kamis, 17 September 2015

Mau Coba Coba di Natuna ? Sekedar Berpikir pun, Jangan !

image

Natuna – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan akan memperkuat perairan Natuna dengan menambah kapal perang, kapal patroli serta pesawat tempur, untuk mengamankan wilayah Pulau Natuna dari kejahatan laut dan konflik Laut Tiongkok Selatan.

“Kita akan perkuat di sini (Natuna), baik dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara,” kata Menhan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu saat melakukan kunjungan kerja ke Pulau Natuna, Kepulauan Riau,
Rabu (16/9/2015).

Menurut Menteri Pertahanan, Pulau Natuna wajib diperkuat dengan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI. Sebab, pulau ini berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan yang saat ini dirundung konflik.

“Di sini pulau yang paling jauh di utara, salah satu pintu gerbang Indonesia. Di utara, di Laut Cina Selatan masih ada ketegangan, antara Tiongkok dan beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Tentu Amerika juga akan hadir di tengah-tengah ketegangan ini,” katanya.

Selain memberikan rasa aman bagi masyarakat Natuna, peningkatan keamanan juga akan berdampak pada sektor pembangunan dan ekonomi masyarakat. Rakyat Natuna akan merasa aman dan nyaman dalam mengembangkan kegiatan ekonomi.

“Kedatangan saya akan memberikan rasa aman, terutama di Natuna. Kalau pintu gerbang kemasukan, artinya orang lewat tidak tahu, ini bisa berbahaya jika sampai masuk ke jantungnya,” ujarnya.


Oleh karena itu, Kemhan akan berkoordinasi dengan TNI untuk menambahkan alutsista di Natuna. Pemerintah Indonesia akan meletakkan satu flight atau empat unit pesawat tempur, tiga kapal perang jenis korvet, lima kapal patroli, dan dilengkapi dengan beberapa unit drone atau pesawat tanpa awak.

“Kapal perang dan patroli juga harus siap menangkap pencuri-pencuri ikan yang berkeliaran di perairan Natuna. Pokoknya akan kita bikin aman,” tuturnya.

Empat pesawat tempur yang akan ditempatkan di Pangkalan Udara Ranai, Natuna, kata Ryamizard, bisa pesawat tempur Hawk 100/200 dari Lanud Pontianak dan F-16 dari Lanud Roesmin Noeryadin, Pekanbaru, Riau.

“Pesawat yang akan ditempatkan akan kita lihat lagi. Kita punya banyak F-16, sekitar dua skuadron, di Lanud Iswahjudi (Madiun) dan Lanud Roesmin Noeryadin, Pekanbaru. Di Pontianak kita juga punya Hawk. Penempatan empat pesawat ini akan dilakukan secara permanen,” kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.

Kementerian Pertahanan juga akan melebarkan Landasan Udara (Lanud) Ranai di Natuna, sehingga di lanud bisa dilandasi dua pesawat tempur sekaligus. Lanud juga akan dilengkapi alutsista penangkis serangan udara dan drone yang akan terus memantau.

“Panjang landasan 2.500 meter saya kira sudah cukup. Lebarnya saja akan ditambah menjadi 35-45 meter, supaya dua pesawat tempur bisa terbang sekaligus. Paling tidak, tahun baru akan dimulai. Landasan akan bagus, nanti pesawat komersial juga enak mendarat di sini,” ucapnya.

Metrotvnews.com

Rabu, 16 September 2015

Pasukan Elit TNI Siap Sapu Penyandera di PNG

  kopassus 1

Jakarta – Pasukan TNI siap melakukan operasi pembebasan dua WNI yang disandera kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Jeffry. Namun hal ini harus mendapat izin dari Papua Nugini.

Kapuspen TNI Mayjen Endang Sodik mengatakan, semua pasukannya sudah dalam posisi siaga. Tim dari berbagai kesatuan sudah siap 24 jam.

“Kopassus ada, Paskhas ada, Denjaka, Denbravo, sampai Kopsusgab apapun ada, don’t worry kita siap,” tegas Endang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (15/9/2015).

“Nanti setelah mereka memberikan kewenangan kepada kita, dan atas izin pemerintah PNG kita baru masuk,” sambungnya.

Menurut Endang, kekuatan kelompok Jeffry hanya empat orang. Hanya saja, mereka menyandera dua WNI. Karena itu, keselamatan mereka perlu diperhatikan. Saat ini, cara-cara negosiasi masih dikedepankan karena tak ingin ada korban dari WNI.

“Itu kita serahkan pada PNG army dan Bupati Vanimo, bagaimana secara smooth bisa membebaskan dan selamat,” imbuhnya.

Tenggat waktu negosiasi adalah siang nanti sekitar pukul 12.00 waktu PNG. Bila sudah melewati itu, TNI akan menunggu kabar dari PNG. Prinsipnya, militer PNG sudah diberi kepercayaan untuk proses pembebasan sandera. TNI tidak akan secara membabi buta masuk ke wilayah mereka.

“Kalau brak bruk saja 5 menit juga selesai kok, cuma kita tidak mau, karena kita menghormati kedaulatannya PNG dan kita tidak ingin ada korban baru lagi dari WNI kita, maka pembebasannya first negotiation dan diserahkan ke PNG army,” paparnya.

Sandera dan kelompok bersenjata sudah diketahui lokasinya, yakni di dekat kawasan Keerom. Sejauh ini, belum ada keputusan soal permintaan barter tahanan. Yang pasti, soal tahanan diserahkan ke kepolisian.

“Kita belum tau siapa karena identitasnya juga belum jelas siapa, Polri yang tau. Karena itu masuk wilayah kriminal, Polri yang tahu. Dan sudah dikoordinasikan dengan Polri,” urainya.

Detik.com

Ranking 12 Dunia, Militer Indonesia Terkuat di Asia Tenggara

TNI
TNI
Global Firepower (GFP) adalah sebuah situs yang menyediakan analisis kekuatan militer sebagian besar negara di dunia. Situs ini memberi informasi 100 negara dengan militer terkuat dengan basis 50 faktor berbeda.
Faktor-faktor yang digunakan untuk menilai kekuatan militer sebuah negara ialah seperti jumlah penduduk, usia warga yang bisa menjadi personel militer, anggaran militer, jumlah peralatan militer, konsumsi BBM, utang luar negeri, dan banyak pengukur lainnya.
Misalnya, jumlah populasi sebuah negara menjadi awal penilaian daftar ini. Secara umum, semakin besar populasi sebuah negara, kekuatan militer negara itu akan semakin besar.
Agar penilaian ini adil, kapabilitas sebuah negara mengembangkan dan memiliki persenjataan nuklir tidak menjadi faktor penilai. Semua penilaian menunjukkan kemampuan militer sebuah negara jika terjadi perang konvensional baik perang darat, udara, maupun laut.
Setelah melakukan analisis menggunakan 50 basis penilaian itu, GFP menentukan, untuk 2015, negara dengan militer terkuat di dunia masih dipegang Amerika Serikat, diikuti Rusia dan China di peringkat kedua dan ketiga.
Sementara itu, India dan Inggris menduduki peringkat keempat dan kelima negara-negara dunia dengan militer paling mumpuni. Negara Asia lain yang menduduki posisi 10 besar adalah Korea Selatan di peringkat ketujuh dan Jepang di peringkat kesembilan.
Lalu, di mana posisi Indonesia? Dengan 50 basis penilaian yang sangat ketat itu, GFP menempatkan Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat ke-12 di dunia.
Posisi Indonesia ini tepat di bawah Israel (11) dan di atas Australia (13). Dengan posisi ini, Indonesia juga lebih kuat dibanding beberapa negara Eropa, seperti Polandia, Ceko, atau Denmark.
Arti lain dari posisi ke-12 ini berarti secara militer Indonesia merupakan negara paling kuat di Asia Tenggara. Negara terkuat kedua di Asia Tenggara ditempati Thailand yang secara global menempati peringkat ke-20, diikuti Vietnam (21), Singapura (26), Malaysia (35), Filipina (40), Myanmar (44), Kamboja (96), dan Laos (117). Sementara itu, lima negara dengan kekuatan militer terbawah dalam daftar ini adalah Libya, Zambia, Mali, Mozambik, dan Somalia.(Kompas)

Selasa, 15 September 2015

WNI Disandera di PNG, TNI: Kalau Brak-bruk 5 Menit Selesai

WNI Disandera di PNG, TNI: Kalau Brak-bruk 5 Menit Selesai
Dua WNI ditawan orang tak dikenal di perbatasan Papua Nugini (Dok. Kementerian Pertahanan Australia)

Markas Besar TNI masih menunggu upaya negosiasi yang dilakukan militer Papua Nugini terhadap kelompok bersenjata pimpinan Jeffrey yang menyandera dua warga negara Indonesia di wilayah Kampung Skoutjio Papua Nugini.
Pemerintah Indonesia sebelumnya telah berkoordinasi dengan Papua Nugini terkait dua warga negaranya yang disandera kelompok Jeffrey di Papua Nugini. RI menyerahkan proses negosiasi pembebasan dua WNI kepada otoritas berwenang Papua Nugini.
"Kita percayakan pada PNG Army untuk pembebasannya," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Endang Sodik di Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa, 15 September 2015.
Menurut dia, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah memberikan arahan agar penanganan sandera diserahkan kepada otoritas Papua Nugini, untuk melakukan negosiasi dengan kelompok bersenjata. Panglima tak ingin selama proses tersebut berlangsung dua WNI yang disandera menjadi korban.
"Itu kita serahkan pada PNG Army dan Bupati Vanimo, bagaimana secara smooth bisa membebaskan dan selamat," ujarnya.
Endang menegaskan, TNI tidak bisa serta merta masuk wilayah Papua Nugini untuk mencari pelaku, karena membutuhkan koordinasi lintas negara. Apalagi, Pemerintah RI mengharapkan dua sandera dibebaskan dalam keadaan selamat. Sementara militer Papua Nugini sudah bersedia membantu proses negosiasinya.
"Itulah kita hati-hatinya, kalau brak-bruk saja lima menit juga selesai kok. Cuma kita tidak mau, karena kita menghormati kedaulatannya PNG dan kita tidak ingin ada korban baru lagi dari WNI kita, maka pembebasannya first negotiation dan diserahkan ke PNG Army, dan Panimo," papar Endang.
Jenderal bintang dua itu menambahkan batas akhir proses negosiasi dengan penyandera adalah Selasa siang ini. TNI lanjut dia, ingin memastikan proses tersebut berjalan lancar dan dua WNI dapat dibebaskan dengan selamat. "Nanti siang batasnya kita monitor," imbuhnya.
 

Seperti Inilah Kecanggihan Jet Tempur Sukhoi TNI yang akan Datang

  ist Cutaway dan berbagai jenis persenjataan yang bisa diangkut oleh Sukhoi Su-35.
KOMPAS.com – Rencana pemerintah Indonesia untuk mengganti armada pesawat tempur F-5E Tiger milik TNI AU yang dianggap sudah berumur kini kian mengerucut ke satu pilihan.

Setelah sempat didekati oleh konsorsium Eropa yang menawarkan jet tempur Eurofighter Typhoon, serta pabrikan Swedia SAAB yang langsung menghadirkan JAS 39 Gripen-nya di bandara Halim Perdanakusuma, Menteri pertahanan Ryamizard Ryacudu mengindikasikan pilihan pemerintah jatuh ke penempur Rusia, Sukhoi Su-35.

Seperti apa kecanggihan pesawat tempur rancangan Sukhoi dan dibangun oleh IPTN-nya Rusia, Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO) ini? Apa yang menjadikannya unggul dari kontestan lain calon pengganti F-5E Tiger?

Jembatan ke generasi berikutnya

Sukhoi mengembangkan Su-35 berdasar pesawat tempur generasi sebelumnya, Su-27 yang juga telah dimiliki oleh TNI-AU. Pengembangan Su-35 lebih dititikberatkan pada pengembangan airframe (rangka), elektronika sensor dan avionik pesawat.

Di bidang airframe, Sukhoi mendesain Su-35 agar rangkanya lebih kuat sehingga memiliki umur yang lebih panjang dibanding generasi Su- sebelumnya. Selain itu, dengan rangka yang lebih kokoh, Su-35 bisa diajak bermanuver lebih ekstrim lagi.

Sukhoi mengklaim rangka umur Su-35 bisa bertahan selama 6.000 jam, setara dengan 30 tahun operasi. Sementara waktu antar servis (between-repairs period) juga diklaim meningkat hingga 1.500 jam atau setara dengan 10 tahun operasi.

KnAAPO Radar cross-section (RCS) yang diklaim lebih kecil oleh Sukhoi dalam generasi Su-35.
Materi komposit yang lebih ringan dipilih untuk mengurangi bobot pesawat hingga 20 persen dari generasi sebelumnya. Garis bidang pesawat juga telah dimodifikasi sehingga mengurangi bidang pantulan radar (RCS/Radar Cross Section).

Sementara intake (corong masuk udara) mesin didesain lebih besar agar memberi suplai aliran udara yang lebih baik.

Perbedaan lain, flaperon (sayap penggerak pesawat) dibuat lebih besar dan tidak memiliki canard (sayap kecil di moncong pesawat) seperti Su-30MKI.

Rem udara (airbrake) yang sebelumnya terpasang di punggung Su-27 kini juga dihilangkan. Fungsi airbrake tersebut digantikan dengan active rudder yang terdapat di kedua sirip tegak pesawat.

Su-35 yang oleh NATO diberi julukan Flanker E tersebut oleh Sukhoi dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi 4++. Artinya, merupakan versi penyempurnaan dari generasi 4 sebelumnya (Su-27) namun memiliki fitur layaknya pesawat tempur generasi 5.

Oleh Angkatan Udara Rusia, Su-35 dijadikan sebagai tulang punggung hingga nanti pesawat tempur siluman (stealth) generasi berikutnya, yaitu PAK-FA, resmi dioperasikan.

Kokpit

Su-35 memiliki konsep kokpit dengan kendali (control colum) utama di tengah dan memiliki kursi lontar zero-zero K-36D-3.5E buatan Zvesda. Tipe zero-zero berarti pilot bisa eject dari pesawat meski berada dalam kondisi diam (zero speed zero altitude).

Joystick dan throttle pesawat juga telah menganut konsep HOTAS (Hands on Throttle and Stick), artinya lokasi semua tombol kendali yang dibutuhkan bisa diakses di dua batang kendali tersebut, termasuk mengganti tampilan layar, memilih menu, mengaktifkan persenjataan dan sebagainya.

Dengan menganut konsep HOTAS, maka pilot diharapkan tetap siaga karena kedua tangannya tetap memegang stick kendali pesawat.

Selain kemampuan HOTAS, helm yang dipakai pilot juga dilengkapi dengan teknologi HMS (helmet mounted sight), layar kecil untuk menampilkan informasi penting di depan kaca helm.

KnAAPO Kokpit Sukhoi Su-35
Dari segi antarmuka, Su-35 memiliki konsep all-glass cockpit dengan layar LCD digital modern. Di dalam kokpit terdapat dua layar LCD dengan ukuran masing-masing 22,5 x 30 cm resolusi 1.400 x 1.050 piksel yang menampilkan berbagai informasi.

LCD ini berfungsi untuk menerima, memproses, dan mentransmisikan data dalam berbagai format, entah itu grafis, angka, tampilan TV, dan sebagainya.

LCD juga bisa digunakan untuk mengirim sinyal video dalam format digital ke unit video recording jika dibutuhkan.

Sementara itu bagian HUD (Head Up Display), atau layar kecil di atas dashboard, mjuga memiliki ukuran yang lebar, dengan bidang pandang 30 x 20 derajat.

Sistem-sistem yang lain di dalam kokpit termasuk sistem navigasi satelit dan radio, peta digital, sistem optik dan elektronik untuk misi pengintaian, serta sistem komunikasi digital.

Pesawat juga memiliki 2 buah antena radio UHF dan VHF, sistem coding suara dan radio, serta sistem Link-16 untuk bertukar data antar pesawat.

Semua sistem tersebut dilayani oleh dua komputer utama yang memproses dan mentransmisikan data ke pilot dalam kondisi krusial, sehingga membantu mengurangi beban kerja pilot.

Sistem radar

Walau memiliki airframe dan avionik baru, namun Su-35 tetap menggunakan radar seperti yang dipakai dalam Su-27. Radar buatan Irbis ini menganut desain PESA (Passive Electronic Scanning Array).

Berbeda dengan metode AESA (Active Electronic Scanning Array), PESA hanya membutuhkan satu rumah sensor dan antena untuk memancarkan dan menerima sinyal.

Sensor radar bisa dibelokkan 120 derajat secara horisontal, dan 60 derajat secara vertikal, semua relatif terhadap sumbu utama pesawat. Sensor bisa dibelokkan hingga 120 derajat ke atas/bawah dengan kontrol elektronik dan tambahan mekanikal jika dibutuhkan.

KnAAPO Ilustrasi kemampuan radar Sukhoi Su-35.
Mata Irbis ini tergolong tajam, sensornya bisa menjejak permukaan seluas 3 meter persegi dari jarak 400 km, atau 0,01 meter persegi dari jarak 90 km. Sementara target darat bisa diidentifikasi sejauh 200 km.

Yang mengagumkan, radar Irbis bisa memantau dan mengikuti 30 target udara secara simultan dan bisa mengunci dan menembak 8 sasaran sekaligus dengan misil udara-udara aktif, atau 2 target dengan misil udara-udara semi-aktif.

KnAAPO Jumah target yang bisa dilacak dan dikunci oleh radar Irbis dalam Su-35.

Sementara untuk target darat, radar Irbs bisa mengunci 4 target darat dan mengunci dan menembak 2 target sekaligus.

Semua itu bisa dilakukan tanpa meninggalkan monitor ruang udara, artinya radar bisa memonitor dan melacak target di udara dan di darat yang telah diidentifikasi sebelumnya, sembari mencari target lain secara bersamaan.

IRST

“Mata” lain yang dimiliki Su-35, seperti generasi sebelumnya adalah IRST (Infra-Red Sighting and Tracking). Unit ini bisa dikenali dari tonjolan bulat yang biasanya terpasang di depan kaca kokpit.

KnAAPO IRST yang berada di depan kaca kanopi Su-35.
IRST milik Su-35 berguna untuk mendeteksi target secara pasif melalui panas yang dipancarkan target tersebut.

Varian IRST yang dipakai Su-35 adalah OLS-35 yang bisa mendeteksi target udara lewat panas yang dipancarkannya dari jarak 50 km saat berhadap-hadapan (head-on_, dan 90 km di kuadran belakang.

Sistem ini juga bisa mengukur jarak target dengan pesawat hingga 20 km, dan target darat sejauh 30 km. IRST milik Su-35 bisa memonitor dan mengikuti 4 target udara yang berbeda dan mengarahkan misil berpemandu laser ke arah sasaran.

Mesin

Saat ini, Su-35 mengusung dua mesin turbofan Saturn 117S (AL-41A) yang merupakan modifikasi dari mesin sebelumnya, AL-31. Nantinya, Su-35 bakal mendapatkan pasokan mesin baru yaitu AL-41F dengan kemampuan super-cruise dengan daya thrust 15.000 kg.

Untuk saat ini, mesin AL-41A yang dipakai di generasi awal memiliki kipas (fan) dan turbin (high pressure/low pressure) yang baru, serta sistem kontrol digital di dalamnya.

Modernisasi ini diklaim oleh Sukhoi bisa meningkatkan thrust hingga 16 persen, atau sekitar 14.500 kgf.

Dalam mode maximum burner-free, thrust yang dihasilkan mencapai 8.800 kgf.

Jika dibandingkan dengan mesin AL-31F yang diapakai Su-27 saat ini, kemampuannya meningkat 2 hingga 2,7 kali. Sebagai contoh, masa between-repair period akan meningkat dari sebelumnya 500 hingga 1.000 jam (periode operasi sebelum overhaul pertama adalah 1.500 jam).

Periode overhaul mesin yang telah dimodifikasi akan meningkat menjadi antara 1.500 hingga 4.000 jam.

KnAAPO Su-35 memiliki 12 weapon station yang berada di sayap, wingtip, dan badan pesawat.

Persenjataan

Su-35 mampu menggotong cukup banyak arsenal dalam sekali angkut, ini adalah tuntutan sebagai pesawat multi peran (multi-role).

Di kedua sayapnya terdapat enam cantelan misil dan dua wingtip rail yang ada di ujung sayap. Selain itu masih ada pula dua cantelan di bawah masing-masing mesin dan dua lagi di perut pesawat, sehingga total Su-35 memiliki 12 hard point yang bisa dipasangi dengan berbagai jenis misil udara-udara, udara-darat, atau sistem reconnaisance untuk misi mata-mata atau penyusupan.

Su-35 saat ini kompatibel dengan berbagai macam persenjataan. Daftarnya mencakup 4 jenis roket, 7 jenis misil, 4 jenis bom berbeda. DItambah dengan sebuah kanon 30 mm GSh-301 di “pundak” kanan pesawat yang bisa memuntahkan 150 butir peluru dalam satu menit.

Daftar performa dan spesifikasi Su-35:

Panjang: 21.9m
Bentang sayap: 15.3m
Tinggi: 5.9m

Bobot takeoff maksimal: 34.500Kg

Jumlah Mesin: 2 Saturn 117S dengan TVC (Thrust Vector Control)
Daya Dorong: 14.500 Kg

Payload:
Tanki bahan bakar internal: 11.500 Kg
Persenjataan: 8.000 Kg

Daya jelajah:
Sea level (normal): 1.580 km
In-altitude (lebih tinggi): 3.600 km
Dengan dua tanki ksternal PTB-2000: 4.500 km

Ketinggian maksimum: 59.000 kaki (sekitar 18.000 m)

Rasio Thrust to weight:
Maximum Load: 0,84:1
Normal Load: 1,14:1

Akselerasi:
600 Km/jam – 1100 Km/jam: 13,8 detik
1000 Km/jam – 1300 Km/jam: 8 detik

Kecepatan menanjak: 55.100 feet per menit, atau setara 280 m/detik

Kecepatan:
Maksimum: Mach 2,25
Super-cruise dengan mesin AL-41F: Mach 1.6
Sea level: 1.400 Km/jam

G load: 9G

Jarak yang dibutuhkan utnuk takeoff/landing: 400-450 m/650 m
Manuver SU 35


Editor: Wicak Hidayat
Kompas.com

Mengenal Rudal R-77 Jet Tempur Sukhoi

  image

Pesawat tempur SU-27 meluncurkan rudal R-77. Rudal yang disebut NATO dengan nama AA-12 Adder ini merupakan rudal udara ke udara (air to air missile/AAM) jarak menengah dan jauh dengan sistem pemandu active radar homing. Vymvel Design Bureau membuat 10 varian rudal R-77. [lockonfiles.com]

image

Rudal R-77 di pesawat tempur Su-30 MKI milik angkatan udara India. R-77 termasuk rudal beyond visual range (BVR) karena target berada di luar jangkauan pandangan mata pilot. Peranan radar penjejak sasaran pada pesawat sangat penting dalam penembakan. [su-27flanker.com]

image

Pesawat tempur SU-33 meluncurkan rudal R-77. Penembakan rudal ini memakai pola fire and forget (tembak dan lupakan) karena di moncong R-77 dilengkapi dengan radar pemancar dan sensor elektronik untuk melacak target yang akan dihancurkan. [lockonfiles.com]


image

Rudal R-77 dapat meluncur dengan kecepatan 4,5 Mach dan menjangkau sasaran sejauh 90 km (R77) dan 175 km (R-77 M1). R-77 dapat ditembakan saat pesawat terbang pada ketinggian antara 5 meter sampai hingga 25 km. Untuk tenaga, rudal ini menggunakan roket berbahan bakar padat (R-77) atau sistem penghisap udara ramjet (R-77-PD). [Vitaliy V. Kuzmin]

image

Pesawat Sukhoi meluncurkan rudal R-77. Rudal ini mulai dikembangkan pada 1982 dan pertama kali diperlihatkan pada Moscow Airshow (MAKS) 1992. Rusia membuat R-77 sebagai tandingan rudal AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air to Air Missile) yang merupakan andalan utama Amerika Serikat dan NATO. [ausairpower.net]

image

Indonesia, Vietnam, dan Malaysia, merupakan negara-negara di Asia Tenggara pengguna rudal yang mampu bermanuver hingga 12 G, sementara Singapura, Australia, dan Malaysia, memiliki tandingannya, yaitu rudal AIM-120 AMRAAM. Meskipun Indonesia memiliki pesawat tempur F16 A/B Block 15 dan F-16 Block 25+, Amerika Serikat belum mau menjual AIM 120 ke Indonesia. [defence.pk]

Tempo.co

Latihan Para Raider Tiga Hari Tidak Makan

  raider

650 personel Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 503 Mayangkara ditempa latihan keras di tengah hutan belantara di pesisir selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Selama 84 hari pasukan tempur TNI AD ini harus bertahan hidup tanpa dibekali makanan selama 3 hari di tengah hutan menjadi ujian berat bagi kesatuan ini.

Komandan Brigif Linud 18 Trisula, Kolonel Infanteri Febriel Buyung Sikumbang mengatakan, materi latihan dibagi dalam 3 tahap. Pertama, tahap basis yang berlangsung selama 8 minggu di Sidodadi, Malang, serta dua kali tahap latihan tempur yang berlangsung di Kompleks Taji dan Pantai Tamban, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

“Tahap basis meliputi materi taktik dan teknik pertempuran. Tahap kedua di medan gunung dan hutan untuk mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari dalam tahap basis. Tahap terakhir yang juga pengaplikasian tahap basis dilakukan di daerah rawa dan pantai,” kata Febriel kepada wartawan di lokasi usai upacara penutupan latihan pembentukan Pasukan Udara (Para) Raider di Pantai Tamban, Minggu (13/9/2015).

Latihan yang berlangsung selama 84 hari itu untuk meningkatkan kemampuan operasional personel Yonif Linud 503 Mayangkara. Jika sebelumnya memiliki spesifikasi operasional tempur segala medan dan cuaca, kini batalyon yang bermarkas di Mojokerto itu memiliki kemampuan khusus, yakni penyergapan musuh dan penyelamatan sandera dari tangan teroris (Raider).


Sedikitnya 285 personel Brigade Infanteri (Brigif) 18 Trisula dilibatkan dalam latihan kali ini sebagai pelatih dan pendukung. Dengan berakhirnya latihan tersebut, maka nama Yonif Linud 503 Mayangkara kini menjadi Yonif Para Raider 503 Mayangkara.

Sementara itu Komandan Yonif Para Raider 503 Mayangkara, Letkol Infanteri Andre Julian yang ikut sebagai peserta latihan mengatakan, kendala berat yang dialami selama latihan adalah pertahanan fisik terhadap kondisi medan yang tergolong ekstrem.

Terlebih lagi, setiap peserta juga harus mampu bertahan hidup selama 3 hari di rawa bakau dan hutan belantara tanpa bekal makanan dan minuman sedikit pun.

“Latihan survival (bertahan hidup) itu kemampuan kami untuk bertahan saat tidak bisa keluar untuk mendapatkan makanan. Ada dua lokasi, pertama di hutan dan gunung, yang ke dua di rawa pantai. Jadi kami makan apa adanya di tempat itu,” ungkapnya.

Meski terasa berat, Andre bersyukur kini kemampuan tempur anggotanya di Yonif Para Raider 503 Mayangkara meningkat. “Dari segi fisik, taktik, kemampuan kami bertambah. Kami bisa ditugaskan dimana saja di Indonesia dan dalam bentuk tugas apa saja, termasuk melawan terorisme,” ujarnya.

Penutupan latihan pembentukan Yonif Para Raider 503 Mayangkara diakhiri dengan simulasi penyelamatan sandera dari tangan teroris. Batalyon ini merupakan satuan pasukan tempur di bawah Brigif 18 Trisula. Sementara Brigif 18 sendiri di bawah kendali Divisi Infanteri 2 Kostrad.

Detik.com