Model Satelit LAPAN-A2. (VIVAnews/Amal Nur Ngazis)
Presiden Joko Widodo dijadwalkan melepas satelit ekuatorial pertama Indonesia, LAPAN-A2, pada Kamis 3 September 2015. Jokowi akan menjadi salah satu saksi pengiriman satelit buatan anak negeri tersebut.
Kabar tersebut disampaikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) kepada
VIVA.co.id, Rabu
2 September 2015. Pelepasan akan dilakukan di Pusat Teknologi Satelit
Lapan Jalan Cagak Satelit Km 04, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.
"Ya, Insya Allah. Sampai sore ini dari protokoler Istana tidak ada perubahan. Pak Jokowi akan memencet tombol pembukaan satelit di Rancabungur," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Jasyanto kepada
VIVA.co.id, Rabu 2 September 2015.
Jasyanto
mengatakan, setelah dilepas oleh Jokowi, satelit akan langsung dikirim
ke Cengkareng dengan menggunakan kontainer khusus. Satelit untuk
pemantauan kemaritiman Indonesia tersebut, nantinya segera
diberangkatkan ke India dengan pesawat kargo dan diluncurkan ke orbitnya
dengan roket India.
"LAPAN-A2 adalah langkah kecil, namun
berharap dukungan Presiden Joko Widodo akan menjadi langkah awal untuk
melompat menuju kemandirian bangsa, khususnya dalam bidang teknologi
antariksa. Apalagi, saat ini teknologi antariksa sudah menjadi kebutuhan
mutlak dalam kehidupan bangsa yang modern," ujar Jasyanto.
LAPAN-A2 merupakan satelit ekuatorial pertama Indonesia yang
sepenuhnya hasil pengembangan para peneliti dan perekayasa Lapan.
Seluruh kegiatan perancangan, pembuatan, dan pengujiannya selesai pada
Agustus 2012 di dalam negeri. Keberhasilan pembangunan satelit tersebut
membangkitkan kepercayaan diri dan kemandirian bangsa.
Pencapaian kemandirian penguasaan teknologi satelit mikro ini juga
merupakan langkah maju setelah sebelumnya berhasil melaksanakan program
pembangunan satelit LAPAN-A1/ LAPAN-TUBSAT, hasil kerja sama dengan TU
Berlin, Jerman. LAPAN-A1 telah diluncurkan pada 2007 yang saat ini masih
berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer, namun masa
operasionalnya telah berakhir pada 2013.
LAPAN-A2 akan diorbitkan
dekat ekuator dengan inklinasi enam derajat pada ketinggian 650
kilometer dari permukaan Bumi. Satelit berbobot 78 kilogram tersebut
membawa misi pemantauan permukaan Bumi, identifikasi kapal laut, dan
komunikasi radio amatir.
Untuk pemantauan wilayah RI, satelit LAPAN-A2 membawa kamera analog
dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi empat
meter. Dengan orbit ekuatorial, LAPAN-A2 akan melintasi wilayah
Indonesia 14 kali setiap hari.
Guna melakukan pemantauan lalu
lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber
daya kelautan Indonesia, akan menggunakan Spaceborne Receiver Automatic
Identification System.
Dengan demikian, cakupan area pengamatan dapat mencapai ribuan
kilometer. Sementara itu, misi komunikasi mengamati, LAPAN-A2 bertujuan
untuk komunikasi pada kondisi darurat bencana dan kegiatan radio amatir
dalam mendukung kepentingan nasional.
Dengan sistem satelit
pemantauan maritim Indonesia berbasis pengambilan citra dan
indentifikasi otomatis yang disiapkan Lapan, maka satelit LAPAN-A2 akan
mendukung program dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia sebagai
negara maritim yang mandiri, maju, kuat, serta berbasiskan kepentingan
nasional.
Satelit ini juga akan mendukung keamanan nasional demi menjaga
kedaulatan wilayah Indonesia dan meningkatkan kemandirian nasional
sesuai dengan Nawa Cita pertama yaitu untuk memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
viva.