Dua kapal perang Indonesia berlabuh di Darwin, Australia untuk latihan militer bersama. | (Twitter @Portal_Kemlu_RI)
Dua kapal perang Indonesia
muncul di dermaga Darwin, Australia. Dua kapal perang bernama KRI Tombak
dan KRI Hiu itu akan latihan militer dengan Angkatan Laut Australia.
Latihan militer tahun kali ini dinilai mengejutkan, karena
berlangsung di saat hubungan Indonesia dan Australia sedang tegang.
Pemicunya adalah laporan bahwa para pejabat Australia menyuap para
penyelundup manusia untuk “membuang” para pencari suaka ke wilayah
Indonesia. Indonesia sudah menuntut Australia menjelaskan masalah itu,
namun pemerintah Australia menolaknya.
Menurut laporan abc.net.au, Jumat (26/6/2015), kapal perang Angkatan
Laut Indonesia, KRI Tombak dan KRI Hiu telah merapat di markas militer
HMAS Coonawarra.
Australia dan Indonesia sejatinya telah melakukan kerjasama patroli
maritim bernama “AUSINDO Corpat”. Kerjasama itu dimulai dengan patroli
pertama pada tahun 2010. Namun, latihan militer bersama in baru pertama
kalinya sejak 2013.
Sebelum polemik suap penyelundup manusia, hubungan Indonesia dan
Australia dipanaskan oleh eksekusi dua gembong narkoba Bali Nine asal
Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang dilakukan di
Nusakambangan. Sebelum itu, hubungan kedua negara juga pernah memanas
setelah muncul laporan mata-mata Australia menyadap ponsel Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009.
Direktur Pusat Hukum Indonesia Universitas Melbourne, Profesor Tim
Lindsey, berharap latihan militer bersama ini akan menjadi cara untuk
memperbaiki hubungan Indonesia dan Australia yang sempat retak.
”Hubungan Australia-Indonesia telah dingin,” katanya. ”Fakta bahwa latihan ini akan menjadi kemajuan , ini berita yang sangat baik,” katanya lagi.
”Hubungan Australia-Indonesia telah dingin,” katanya. ”Fakta bahwa latihan ini akan menjadi kemajuan , ini berita yang sangat baik,” katanya lagi.
”Ini menunjukkan bahwa apa pun yang mungkin terjadi di pemerintah
puncak, ada hubungan antara instansi pemerintah dan pasukan pertahanan
yang masih tangguh,” ujarnya.
“Australia hanya memiliki satu tetangga raksasa, tetangga utama dan
itulah Indonesia raksasa, tetangga utama dan itulah Indonesia. Jika
hubungan ini tidak dalam kondisi yang baik, maka akan memiliki implikasi
besar bagi kami.” (Sindonews)