Panglima TNI Jenderal Moeldoko inspeksi seluruh kesatuan. ©2014 merdeka.com/imam buhori
Kapal perang milik Malaysia
tiba-tiba memasuki wilayah perairan Ambalat tanpa izin. Kejadian ini
membuat hubungan kedua negara kembali memanas, terlebih hal seperti ini
sudah berulang kali terjadi.
Selain itu, pelanggaran batas wilayah di Blok Ambalat, Kalimantan
Utara, beberapa waktu lalu juga terjadi. Negeri Jiran sempat menerabas
wilayah udara.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menyatakan, hingga
saat ini sudah sembilan kali pesawat perang milik Malaysia tersebut
masuk ke wilayah udara Indonesia tanpa izin.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan akan membentuk tim Divisi
Siber yang bermarkas di Badan Intelijen Strategis atau BAIS. Tim ini
nantinya akan dikomandani oleh jenderal bintang satu.
“Kita sedang membentuk Divisi Siber. organisasi yang kita susun ini
nantinya diketuai oleh anggota TNI berpangkat bintang satu, dia
mengepalai khusus di bidang siber yang bermarkas di BAIS,” kata Moeldoko
di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/6).
Dia berpesan masyarakat harus membedakan mana kepentingan bangsa dan
bukan, serta jangan mudah terprovokasi. “Nah, ini harus dibedakan jangan
semaunya memikirkan itu, nanti bingung semua. Ini sekarang kita susun
nanti ada kompartemenisasi (penyekatan wilayah),” tuturnya.
“Hanya yang saya pesankan jangan selalu mengatakan ini perang siber.
Jangan semaunya bicara saiber, luas banget pengertiannya. Maksud saya
harus dibatasi. Pada level mana ini mengutamakan kepentingan nasional,
pada level mana kepentingan lingkungan strategi, dan pada level mana
taktis,” tambahnya.
Moeldoko sebelumnya mengungkapkan sudah ada kesepakatan antara
Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia untuk tidak lagi mengerahkan
prajurit di wilayah Ambalat, itu akan diselesaikan secara diplomatik.
“Saya sering berkomunikasi dengan Panglima Diraja Malaysia, untuk
bersepakat soal Ambalat, tidak perlu lagi kita turunkan pasukan
bersenjata,” kata dia.
(Merdeka)