Jumat, 01 Mei 2015

Panglima harapkan Wanita TNI jadi penerbang tempur

Panglima harapkan Wanita TNI jadi penerbang tempur
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Peran baru yang kita pikirkan agar positioning Wanita TNI menjadi lebih maksimal,"
Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengharapkan Wanita TNI ke depan, khususnya para Taruni, akan mampu mencari peran-peran baru seperti menjadi penerbang pesawat tempur, penerbang helikopter, komandan peleton atau kepala unit cyber war atau unit intelijen.

"Peran baru yang kita pikirkan agar positioning Wanita TNI menjadi lebih maksimal," kata Panglima TNI saat menghadiri acara Pembinaan Wanita TNI di Aula A.H Nasution Mabes TNI AD, Jakarta, Kamis.

Peran Wanita TNI ke depan hendaknya melakukan perubahan, inovasi, jangan menjadi organisasi yang stagnan, tidak sensitif terhadap lingkungan.

"Wanita TNI harus membangun sebuah soliditas dan solidaritas karena soliditas dan solidaritas adalah kondisi yang semestinya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Bentuk seperti ini yang seharusnya menjadi bagian dari organisasi. Menjadikan organisasi Wanita TNI yang berprestasi yang memiliki dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi serta bisa menjalankan tugas secara profesional," ucap Moeldoko.

Meskipun Wanita TNI merupakan sebuah organisasi nonstruktural yang dipimpin secara "ad hoc"oleh yang dituakan, namun di dalamnya perlu ada upaya yang kuat karena disini tempatnya wadah berkumpul para Korps Wanita TNI.

"Wanita TNI harus menjadi organisasi yang maju, dinamis, dan kuat menghadapi kondisi lingkungan. Memposisikan organisasi yang sensitif adaptif terhadap lingkungan, bila organisasi yang kebal maka akan sulit organisasi berkembang, oleh karenanya sensitifitas sangat diperlukan," katanya.

Di akhir sambutannya, Panglima TNI berpesan agar Wanita TNI pandai menjaga fisik, kesehatan dan penampilan yang baik dan menarik, karena Wanita TNI adalah sosok prajurit yang perlu menjaga penampilan dan menjaga kondisi dengan baik.

Acara yang dihadiri oleh lebih kurang 613 Wanita TNI di jajaran Garnisun-I Jakarta mengambil tema "Dengan Semangat RA Kartini, Wanita TNI Siap Meningkatkan Profesionalisme, Soliditas dan Solariditas Guna Mendukung Pelaksanaan Tugas Pokok".

Rangkaian acara yang sebelumnya telah dilaksanakan antara lain donor darah, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan Bhakti Sosial kepada 256 Pejuang Veteran Seroja di perumahan Komplek Seroja Bekasi Utara dengan pemberian sembako dan tali kasih.

Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh Ibu Raksa Tri Anggana Tantri Koes Moeldoko sebagai Ibu Asuh Wanita TNI dengan didampingi oleh Panglima TNI yang diberikan kepada atlet Wanita TNI berprestasi.

Prestasi itu diukir oleh antara lain Sertu (K) Wulandari (juara II Word Yongmodo championship kelas 52 kg di Korea Selatan), Kapten Laut Retna Ayu Dwi (Atleit Taewondo medali Emas Indonesia Open), sedangkan potongan tumpeng terakhir kepada Serda Wara Anggraena juara - II atletik ASEAN Junior di Colombo Srilanka.
 

TNI AL tingkatkan pengawasan peredaran narkoba

TNI AL tingkatkan pengawasan peredaran narkoba

ilustrasi Menko Maritim Indroyono Soesilo (kiri) didampingi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait pelayaran Kartika Jala Krida World Expo Milano 2015 di KRI Banjarmasin-592 di Dermaga Ujung Armatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/4). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Walau jumlahnya tidak banyak, namun TNI AL tidak ingin semakin banyak anggotanya yang terlibat jaringan narkoba.

"Tidak sampai angka 100-lah, mereka cuma pengguna atau konsumen. Bahaya narkoba ini sudah darurat negara," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, di Jakarta, Kamis. 

Pada kesempatan itu, Kasal memimpin upacara serah terima jabatan komandan Pusat Polisi Militer TNI AL, dari Brigadir Jenderal (Marinir) Gunung Heru kepada Laksamana Pertama TNI Muchammad Richad. Hadir juga banyak sesepuh dan senior TNI AL, di antaranya Laksamana TNI (Purnawirawan) Bernard Sondakh dan Laksamana TNI (Purnawirawan) Slamet Soebiyanto. 

Sejauh ini, ada 2.450 personel Korps Polisi Militer TNI AL dengan 80 orang di antaranya perempuan. "Jumlah itu sangat kurang, karenanya didukung dengan anggota provost di satuan masing-masing," kata Heru, secara terpisah. Sebagai gambaran, TNI AL saat ini memiliki sekitar 58.000 personel dari berbagai korps. 

Jumlah itu juga menjadi hal relevan dengan tantangan membasmi peredaran narkoba di lingkungan TNI AL, kata Supandi. TNI AL juga mencanangkan pencegahan penyelundupan narkoba lewat laut. 

"Ini susah karena kita harus periksa satu per satu kapal, harus masuk ke setiap ruangan kapal. Kami butuh personel yang pahami selukbeluk konstruksi kapal. Ini operasi yg tergantung cuaca juga, makanya intensitas operasi bukan cuma di laut tapi di pelabuhan resmi dan pelabuhan tikus juga, saat bongkar muat," kata dia. 

Di lingkungan internal, kata Supandi, mereka juga mengetatkan razia yang juga sampai ke dalam kompleks perumahan anggota TNI AL.

"Termasuk perumahan pensiunan agar tak jadi sarang narkoba. Walaupun biasanya perumahan ada ronda dari pangkalan utama TNI AL," kata dia. 

Mengingat modus jaringan pengedar narkoba ini semakin inovatif, dia juga menyatakan, sudah menjalin kerja sama dengan BNN untuk membekali personel Polisi Militer TNI AL tentang berbagai jenis narkoba baru yang terus dikembangkan berikut pemakaian alat-alat penguji agar penegakan hukum bisa semakin maksimal. 

Pada sisi lain, Supandi mengemukakan “efek lain” dari peningkatan penghasilan prajuritnya melalui renumerasi itu. 

"Mereka banyak sekali yang punya motor, ini bagus-bagus saja. Tapi masalahnya beda kalau sudah menyangkut perilaku berkendar. Ini masalahnya, banyak juga yang terpancing emosi, lalu kecelakaan di jalan. Ini yang juga pasti dicegah semaksimal mungkin. Kuncinya disiplin di jalan," kata dia. 

Tentang itu, Heru menyatakan, "Memang paling banyak menyangkut kecelakaan lalu-lintas. Selama saya menjabat, ada 100-an kasus dan semuanya sudah dilimpahkan ke Oditurat Militer, dan kebanyakan tentang lalu-lintas ini. Pelanggaran susila, sebagai misal, menurun jauh," kata dia.
 

Kamis, 30 April 2015

HUT Kopassus dan Panglima TNI

 
2(1)
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, namun lebih mencintai kemerdekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam konteks nasional, regional dan internasional. Upaya bangsa Indonesia dalam membangun kekuatan TNI secara signifikan adalah konsep negara, sebagai suatu keniscayaan, seiring dengan kecintaan bangsa Indonesia terhadap kemerdekaan dan perdamaian, dan TNI senantiasa memposisikan dirinya secara profesional sebagai garda terdepan dalam penjagaan kedaulatan negara dan perdamaian. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko pada sambutannya saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Kopassus, di Makopassus Cijantung Jakarta Timur, Rabu, (29/4/2015).
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa, dalam konteks kehidupan pada komunitas internasional atau regional, pembangunan kemampuan dan kekuatan TNI merupakan bentuk apresiasi terhadap negara lain, yang selama ini telah dengan penuh kepercayaan membangun kebersamaan dengan Indonesia. Alutsista TNI harus terus ditingkatkan dan para prajurit TNI dibangun jiwa dan raganya, untuk menjadi prajurit yang bermoral dan profesional, tetapi juga prajurit yang sejahtera hidupnya.
1(1)
3(1)
4(1)
Prajurit-prajurit TNI dilatih untuk menjadi prajurit pejuang bagi rakyatnya, menjadi prajurit rakyat dalam menjaga integritas negaranya, serta menjadi prajurit profesional dalam setiap pelaksanaan tugasnya. “Kesemua itu dilakukan agar setiap prajurit TNI senantiasa siap melaksanakaan tugas politik negara, dengan segenap jiwa militansi dan pengorbanan jiwa raga, dalam rangka mempertahankan kedaulatan, serta melindungi segenap tanah tumpah darah, namun juga tetap humanis dalam membangun kebersamaan untuk menciptakan perdamaian”, tegas Panglima TNI.
Jenderal TNI Moeldoko juga mengutarakan bahwa, Kopassus sebagai Komando Utama Operasional TNI, agar terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas yang menjadi kekhususannya, serta memelihara sikap humanisme yang menjadi karakternya, dihadapkan kepada pergeseran dan perubahan paradigma perang serta paradigma operasi militer di era globalisasi, yang secara tradisional tidak hanya menempatkan negara sebagai ancaman kedaulatan dan perdamaian. Bentuk ancaman perdamaian bukan lagi peperangan militer, perkembangan ideologi ISIS dan terorisme adalah salah satu aktor baru yang mengancam kedaulatan dan keamanan negara, serta perdamaian.
5(1)
6(1)
“Gerombolan ISIS dan teroris pun menjadi entitas baru yang mampu memberikan teror-terornya bukan hanya melalui tindakan langsung namun juga melalui berbagai media. “Guna pengembangan kemampuan dan optimalisasi operasionalisasi Kopassus dan pasukan khusus TNI lainnya, TNI akan membentuk Komando Operasi Pasukan Khusus TNI, sebagai bagian dari optimalisasi Interoperability TNI, sekaligus sebagai kekuatan stand by force TNI dalam penanggulangan terorisme”, jelas Jenderal TNI Moeldoko.
7(1)
8(1)
Selain itu, keberadaan Komando Operasi Pasukan Khusus TNI tidak mereduksi atau bahkan melikuidasi keberadaan Kopassus secara struktural, sebagai bagian dari pembinaan Angkatan Darat. Keberadaan Kopassus pada Komando Operasi Pasukan Khusus TNI, direpresentasikan oleh Satuan Delapan Satu, untuk menjadi kekuatan Trimatra terpadu, bersama Detasemen Jalamangkara TNI AL dan Detasemen Bravo TNI AU, yang diformat dalam satuan tugas atau task force, dengan paket rotasi periodisasi penugasan. Adapun Staf struktural permanen hanya pada tingkat Komando Operasi yang berkedudukan di bawah Markas Besar TNI.
Panglima TNI juga berharap Kopassus dan segenap prajurit Kopassus, untuk terus mengembangkan kepemimpinan lapangan, serta senantiasa menjaga soliditas, disiplin dan loyalitas yang tinggi, karena soliditas, disiplin dan loyalitas yang tinggi adalah karakter prajurit Komando Pasukan Khusus TNI. Kembangkan kreativitas dalam peningkatan kapabilitas dan keterampilan keprajuritan, dengan jiwa dan semangat juang kebangsaan, karena kita tidak ingin memiliki prajurit TNI seperti boneka dalam etalase, yang baik di raga tetapi kosong di jiwanya. (Puspen TNI)

Authentikasi :
Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M. HP.

DHC-5 Buffalo: Pesawat Angkut Multipurpose Yang “Kontroversial”

dhc5carriboudu4
Dengan wilayah operasi yang luas, adalah wajar bila ketiga matra TNI membutuhkan pesawat angkut taktis untuk beragam keperluan (multipurpose). Untuk itu pun, TNI terbilang kaya ragam, khususnya di segmen pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter). Dan salah satu yang cukup berkesan namun jarang terdengar adalah varian DHC-5 Buffalo buatan pabrik de Havilland Canada.
Merujuk ke ‘sejarahnya’ di Indonesia, DHC-5 Buffalo hadir untuk melengkapi armada Puspenerbad TNI AD dan Puspenerbal TNI AL. Berbeda dengan alutsista lain yang di datangkan atas kebutuhan TNI, maka untuk Buffalo lain ceritanya. Berawal ketika Uni Emirat Arab membeli tujuh pesawat CN-235 dari IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) pada tahun 1990-an. Sebagai negara kaya, Uni Emirat Arab akan membayar tunai ketujuh pesawat tersebut, namun sebagai syaratnya Indonesia harus membeli pesawat bekas paka AU Emirat Arab, yakni lima unit DHC-5D Buffalo dan pesawat angkut ringan NC-212-200 buatan CASA Spanyol. Akhirnya, BJ Habibie selaku Dirut PT IPTN saat itu memutuskan membeli lima Buffalo dan empat NC-212 dengan harga murah, untuk kemudian dilakukan re-build.
DHC-5 Buffalo milik TNI AL.
DHC-5 Buffalo milik TNI AL.
DHC-5 Buffalo milik TNI AD.
DHC-5 Buffalo milik TNI AD.
Nah, kelima Buffalo yang dibeli PT IPTN, cerita selanjutnya disalurkan kepada pihak TNI, dalam hal ini TNI AD dan TNI AL. Pesawat-pesawat itu diterima oleh Puspenerbad dan Puspenerbal pada saat yang sama, yakni Jumat, 4 Juli 1997. Jatahnya, Puspnerbad menerima tiga pesawat, sementara Puspenerbal menerima dua pesawat.
Di Puspenerbal TNI AL, Buffalo dimasukkan ke dalam Skadron Udara 600 yang merupakan skadron angkut, yang juga menjadi induk skadron untuk pesawat angkut ringan NC-212 Aviocar produksi IPTN, lisensi dari CASA. Di Skadron 600, Buffalo mendapat peran sebagai pesawat angkut taktis. Sementara di lingkungan Puspenerbad TNI AD, Buffalo dioperasikan oleh Skadron 2/Bantuan Umum yang berpangkalan di Lanud Pondok Cabe, Jawa Barat. Skadron ini adalah skadron campuran yang mengoperasikan jenis pesawat transpor dan helikopter.
unnamed-(4)
unnamed-(8)
Buffalo A-9122 yang diterima Puspenerbad digunakan sebagai transpor VIP yang berkapasitas 20 orang. Jenis Buffalo angkut VIP ini adalah tipe DHC-5D Super Buffalo Sementara dua Buffalo lainnya adalah versi angkut personel yang dapat membawa 40 pasukan bersenjata lengkap. Dua Buffalo tersebut diberi registrasi A-9120 dan A-9121.
Ditilik dari kemampuan, Buffalo bukan pesawat angkut sembarangan, pesawat ini aslinya memang dilahirkan untuk kebutuhan misi militer. Sebagai bukti, US Army (AD AS) langsung mendaulat Buffalo sebagai pesawat angkut sedang guna pada tahun 1962. Di AS, Buffalo diberi label CV-7A yang prototipe-nya dipamerkan pada Paris Air Show 1965. Saat itu, AD AS membutuhkan pesawat angkut yang punya kapasitas angkut sepadan CH-47A Chinook, namun sebagai syarat utama, pesawat harus mampu melakukan STOL (short take off and landing). Buffalo pun cukup aktif berlaga dalam Perang Vietnam.
Konfigurasi bangku untuk pasukan.
Konfigurasi bangku untuk pasukan.
Ramp door.
Ramp door.

Sejak digunakan AS, popularitas Buffalo terus meroket, ada puluhan negara yang mengoperasikan Buffalo baik untuk kepentingan sipil dan militer. DHC-5 Buffalo terbang perdana pada 9 April 1964. Dan diproduksi secara komersial pada tahunn 1965. Produksinya berjalan di rentang periode 1965 – 1972 dan 1974. Dalam berbagai varian, total DHC-5 Buffalo yang diproduksi mencapai 122 unit.
Di Indonesia, spesifikasi Buffalo bisa disejajarkan dengan C-295 dan CN-235. Ketiganya sama-sama pesawat angkut sedang yang dibekali fasilitas ramp door di bagian belakang. Sementara dari sisi desain, Buffalo mirip dengan Fokker F-27 Troopship TNI AU, pasalnya posisi area rumah mesin jadi ‘tumpuan’ bagi roda pendarat. Posisi serupa juga dianut pesawat anti COIN OV-10F Bronco TNI AU.
Prototipe CV-7A, Buffalo varian AD AS, ditampilkan saat Paris Air Show 1965.
Prototipe CV-7A, Buffalo varian AD AS, ditampilkan saat Paris Air Show 1965.
unnamed-(14)
Sayangnya, karir Buffalo di Indonesia tidak moncer, meski diakui aslinya pesawat bagus, tetapi mengandung kontoversi, karena jalur produksinya sudah ditutup oleh pabriknya de Havilland Canada, maka saat digunakan timbul ke khawatiran akan pasokan suku cadang. Ada keluhan lain, ketika berada di Uni Emirat Arab, pesawat-pesawat Buffalo terlalu lama dijemur di lapangan terbuka. Akibatnya ketika pesawat diterbangkan ke Indonesia, mulai ditemui persoalan, antara lain kebocoran pada seals saluran bahan bakar. Selama digunakan oleh TNI, untuk jaminan perbaikan dan perawatan dilakukan oleh teknisi dari PT IPTN.
Dari catatan, selama digunakan di Indonesia, tidak ada insiden kecelakaan yang terkait Buffalo. Namun, karena usia yang sudah tua plus suku cadang yang langka. DHC-5 Buffalo, bersama F-27 Troopship dan OV-10F Bronco telah resmi di grounded pada tahun 2009. Besar harapan, sekiranya pihak TNI AU dapat memasukkan Sang Buffalo sebagai etalase di museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta atau boleh juga dijadikan monumen seperti halnya Ilyushin Il-14 Avia di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur. (Gilang Perdana)

Spesifikasi DHC-5 Buffalo
– Crew: Three (pilot, co-pilot and crew chief)
– Capacity: 41 troops or 24 stretchers
– Payload: 8.164 kg
– Length: 24,08 meter
– Wingspan: 29,26 meter
– Height: 8,73 meter
– Empty weight: 11.412 kg
– Max. takeoff weight: 22.316 kg
– Powerplant: 2 × General Electric CT64-820-4 turboprop, 3,133 hp (2,336 kW) each
– Maximum speed: 467 km/h
– Stall speed: 124 km/h
– Range: 1.112 km at 3,050 meter (max payload)
– Service ceiling: 9.450 meter
– Rate of climb: 11,8 meter/second

Rabu, 29 April 2015

CIWS Baru KRI Sultan Thaha Syaifuddin

 
image
Asisten Logistik Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Aslog Pangarmabar) Kolonel Laut (T) Puguh Santoso mengunjungi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin-376 di PT. PAL, Ujung Surabaya, baru-baru ini.
Menurut Aslog Pangarmabar Kolonel Laut (T) Puguh Santoso, salah satu KRI Koarmabar yang tergabung dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkor Koarmabar) itu merupakan KRI pertama sebagai project percontohan bekerjasama dengan perusahaan Tiongkok memasang meriam berkaliber 30 mm dengan 7 laras buatan Tiongkok yang mampu melontarkan peluru hingga 4000 butir per menit. Senjata ini dipasang untuk menggantikan meriam 30 mm lama AK 230 buatan Rusia.
Pada kesempatan itu, Kolonel Laut (T) Puguh Santoso mengatakan, selama pemasangan senjata ini pihak kapal melakukan pengawasan penuh agar mendapatkan hasil yang maksimal serta tetap melaksanakan pemeliharaan kapal sesuai dengan Sistem Pemeliharaan Terencana (SPT).
CIWS tipe 730 Tiongkok (foto: Ario Sasongko)
CIWS tipe 730 Tiongkok (foto: Ario Sasongko)

Pada kunjungan itu, Aslog Pangarmabar disambut Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 Letkol Laut (P) Ario Sasongko, S.E., M.P.M., M.M. (GSC) didampingi Kadepsin Mayor Laut (T) M. Irwan Ridwan, S.E., Kadepekaban Lettu Laut (E) Andri Irawan, dan Perwirastaf KRI yang lain. Aslog Pangarmabar melanjutkan peninjauan di antaranya ruangan di mana peralatan pendukung meriam 30 mm 7 Barrel tersebut dipasang,.
Kunjungan diakhiri dengan foto bersama seluruh Perwira KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 beserta tim teknis dari Tiongkok dan PT. PAL Indonesia.
(Dispenarmabar)

Desain Sementara Tank Medium Pindad-FNSS

 
MEDTANK 1 copy
(All photos: ARC.web.id)
Sebuah mock up tampak bertengger gagah di stand PT.Pindad dalam ajang seminar Armour Vehicle Asia, di Hotel Crown Plaza, Selasa 28/04/2015. Tak salah lagi. Inilah model pertama dari medium tank yang nantinya akan dikerjakan PT. Pindad dan FNSS Turki. Keberadaan model medium tank ini paling tidak membangkitkan semangat, bahwa proyek prestisius ini masih terus berjalan.
Namun demikian, desain ini belumlah sempurna 100%. Menurut perwakilan Pindad, masih banyak diperlukan penyempurnaan. Apalagi, insinyur dari Pindad dan FNSS belum secara resmi bekerja bareng menyempurnakan desain yang telah ada. Namun satu hal yang pasti, Medium Tank nantinya akan menggunakan kubah meriam 105mm CV-CT besutan CMI. Hal ini diamini oleh perwakilan CMI yang berada di pameran, saat berbincang dengan ARCinc.
MEDTANK 2 copy
(All photos: ARC.web.id)
MEDTANK 3 copy
MEDTANK 4 copy
Sementara perwakilan dari FNSS menyebutkan memang belum ada desain yang 100% sempurna. Tim dari kedua negara masih terus bekerja menyesuaikan requirement dari masing-masing negara. Namun, bisa dipastikan desain medium tank benar-benar baru dan tidak mengacu pada ranpur ACV-300 produk FNSS. Selain itu bobot medium tank dipastikan tidak akan melebihi 40 ton, meski untuk hal ini bergantung pada konfigurasi yang nantinya ditetapkan.
Dalam waktu dekat, Pindad dan FNSS akan melakukan penandatanganan dimulainya secara resmi pengerjaan Medium Tank. Semoga semuanya berjalan lancar. (ARC.web.id).

Eurofighter Typhoon klarifikasi soal kandungan domestik

Eurofighter Typhoon klarifikasi soal kandungan domestik
Dokumentasi kepala pilot uji Eurofighter Typhoon, Paul Smith, memberi penjelasan teknis dan doktrin operasi dasar pesawat tempur Eurofighter Typhoon, di hanggar PT DIrgantara Indonesia, Bandung, Rabu (15/4). Pesawat tempur ini ditawarkan konsorsium Eurofighter sebagai calon pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14 TNI AU. (www.antaranews/Ade P Marboen)
 
Sejalan wacana penggantian pesawat tempur F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14 TNI AU, sejumlah pabrikan pesawat tempur dunia berniat turut dalam proyek pengadaan itu. 
Disebut-sebut mereka adalah JAS39 Gripen (SAAB/Swedia), Eurofighter Typhoon (konsorsium Eurofighter/Inggris, Jerman, Spanyol, dan Italia), Sukhoi Su-35 Berkut (KNAAPO/Rusia), Dassault Rafale (Dassault Aviation/Prancis), dan F-16 Fighting Falcon Block 60 (Lockheed-Martin/Amerika Serikat). 

Salah satu syarat pokok pengadaan, sejalan UU Nomor 16/2012 Tentang Industri Pertahanan, adalah kandungan komponen dan teknologi dalam negeri yang dibungkus dalam transfer teknologi. 

Terkait itu, dalam keterangan pers konsorsium Eurofighter, diterima di Jakarta, Rabu, menyatakan, sampai saat ini konsorsium Eurofighter itu belum dan tidak dapat memberikan konfirmasi mengenai produksi lokal bagian-bagian lain pesawat tempur itu, sebagaimana dispekulasikan di sejumlah media.

Konsorsium Eurofighter, kata pernyataan itu, telah memberikan tanggapan terhadap permintaan atas informasi (request for information) yang diajukan pemerintah Indonesia. 

Ini adalah tahap paling awal dari proses pengadaan alias pembelian arsenal pertahanan suatu negara, yang diakhiri dengan kontrak pasti pembelian dan hal-hal lain terkait.

Pula, konsorsium produser pesawat tempur itu telah  berdiskusi dengan PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, dan pihak-pihak terkait lain mengenai kemungkinan perwujudan fasilitas perakitan akhir pesawat Eurofighter Typhoon di Indonesia.

Eurofighter telah memaparkan, keuntungan yang akan diperoleh dari produksi dalam negeri itu dapat mencakup pula kemungkinan memproduksi tangki bahan bakar tambahan (conformal-fuel tank), yang dapat meningkatkan daya jelajah pesawat tempur secara domestik.

Beberapa pekan lalu, model skala penuh (mock up) Eurofighter Typhoon didatangkan ke hanggar produksi PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, untuk diperkenalkan kepada media massa nasional dan pemangku kepentingan yang turut berperan dalam menentukan pengadaan persenjataan nasional. 

Di media sosial, sejak cukup lama telah berkembang diskursus sangat dinamis di kalangan sipil soal calon pengganti F-5E/F Tiger II yang paling pas bagi Indonesia, dengan berbagai tinjauan dan argumennya.